All Chapters of Gadis Kampung Itu, Istriku!: Chapter 1 - Chapter 10

17 Chapters

BAB 1

“Ini semua salahmu! Harusnya anakku tidak menikahimu, agar dia bisa bersama Nona Bai, dari pada sama kamu yang asal usulnya gak jelas,” sungut sang Ibu mertua.Hawa di dapur terasa panas, semakin pengap oleh amarah Silvana yang menggelegak. Gaia, berusaha menyibukkan diri dengan menggosok piring, tak menghiraukan omelan mertuanya. Karena kesal Silvana menarik bahu sang menantu membuat tubuh gadis tersebut terhuyung. Gelas di tangan istri Xavier terlepas, meluncur dan menabrak lantai. “Kamu apa-apaan sih! Disuruh cuci piring aja tidak beres banget,” maki Silvana.Gaia hanya terdiam, ia berusaha bertahan demi sang suami. Sedangkan sang mertua geram karena perempuan yang dia maki sama sekali tak bereaksi, dengan gerakkan cepat mengambil pecahan gelas lalu menggores ke lengan.“Arghh … sakit! Gaia, kamu menyakitiku,” pekik wanita tersebut.Mata Gaia membulat sempurna, syok dengan apa dilakukan Ibu mertua. Silvana sungguh diluar dugaan perempuan itu, dia berani menyakiti diri sendiri hany
Read more

BAB 2

BAB 2Robot yang berada di dalam kamar merekam kejadian itu dan segera mengirim rekaman pada Xavier. Gaia diseret paksa ke ruang tengah, ia terus berontak, namun kalah tenaga dengan dua pria yang memegangnya.“Apa yang mau kamu lakukan, Mah!” seru Gaia.Silvana hanya menyeringai mendengar ucapan menantunya, ia miringkan kepala lalu mengetuk-ngetuk jari ke lengannya. “Menurutmu? Aku hanya mengabulkan apa yang kamu katakan,” balas sang mertua.Mata Gaia melotot mendengar perkataan mertuanya, sedangkan perempuan yang lebih tua dari sang Ibu hanya semakin tersenyum senang.“Kamu ketakutan? Di mana sikapmu tadi,” kata Ibu Xavier.Sedangkan Xinxin tersenyum bahagia melihat adegan di hadapannya, bahkan ia merekam dengan handphone untuk diabadikan.“Walaupun kamu memohon agar tidak perlu dihukum aku gak akan mendengarnya, aku harus mendidikmu agar tidak seperti tadi lagi. Kamu harus tau diri, kamu gadis gak jelas yang beruntung menikahi putraku,” lontar istri Li Jian-long.“Eum … kira-kira a
Read more

BAB 3

Mata Lisha membulat sempurna, seperti seekor elang yang menatap mangsanya. Tatapan perempuan ini sangat tajam dan menusuk, tepat terarah ke istri Xavier. Seolah dari pandangan tersebut bisa menembus kulit, daging, tulang Gaia. Semua terkesima mendengar kemarahan wanita yang mencintai suami orang lain ini."Kamu gila!"Lisha berteriak sampai suaranya bergetar dengan amarah yang tidak terbendung.Citra anggun yang selama ini dijaga Bai Lisha, hancur berkeping-keping layaknya sesuatu jatuh dari ketinggian lalu mendarat ke tanah. Sangat hancur dan tidak terbentuk, ruat wajah perempuan tersebut sangat merah padam, mata melotot tajam dengan jari menunjuk ke arah Gaia.Gaia hanya menyeringai sinis kala mendengar ucapan gadis yang mencintai suaminya ini, ia sangat puas melihat kemarahan yang terpancar dari wajah Lisha. Sudut bibir terangkat membentuk senyuman mengejek. Dia segera membuang muka sambal melipat tangannya di depan dada, menunjuk sikap acuh tak acuh."Kamu gak mampu, kan? malah me
Read more

BAB 4

"Aku ingin tau bagaimana responmu jika aku ditindas oleh mereka," ucap Gaia pelan dalam hati. Matanya menyipit memandang lurus ke arah suaminya. Sedangkan Xavier menghela napas berat. Pandang saling bergantian melirik Gaia dan sang Ibu. "Mama. Aku tau kamu gak suka Gaia, tapi ... aku benar-benar gak nyangka kalau kalian bakal menyakiti istriku." Suara Xavier bergetar, ada nada kecewa dan amarah yang bersatu menjadi sebuah getaran. Ia berusaha menahan amarah yang menggelegak di dada untuk membalas perlakuan mereka pada kekasih hati.Mendengar nada kecewa dari sang putra, Silvana segera bereaksi, ia membalas dengan suara tinggi karena tidak terima. "Mama gak akan begini kalau dia menurut! Lagi pula dia gak pantas bersanding denganmu. Dia cuma mengincar harta kita, Vier ... dia hanya ingin mengangkat derajat keluarganya aja. Pasti semenjak kalian menikah, orang tuanya memamerkan jika putrinya itu menikah dengan keluarga kaya," sungut Silvana. Xavier mengusap wajah mendengar ocehan s
Read more

BAB 5

BAB 5Xinxin menganggukkan kepala membenarkan ucapan sang ibu, ia segera mengajak Silvana duduk di sofa dan segera membantu mengobati luka cakaran Lisha. Sedangkan di dalam kendaraan milik Xavier, lelaki ini baru saja memarkirkan kendaraan roda empat di parkiran."Ayo turun, Sayang!" ajak lelaki itu kala membuka pintu dan mengulurkan tangan ke sang istri.Gaia menunduk melihat pakaiannya lalu Kembali menatap suaminya, Xavier yang melihat tingkah sang istri mengerutkan kening. Apalagi mendapatkan perempuan ini menggeleng, membuat dia bingung sampai mengerutkan kening dan membikin alis menyatu."Ada apa? apa kamu gak enak badan?" tanya Xavier lembut.Perempuan tersebut menggeleng sebagai jawaban, lalu terlihat menghela napas Panjang."Aku nunggu di sini aja, aku takut buat kamu malu. Lihat! pakaianku gak rapi, sedangkan kamu sangatr tampan," tutur Gaia.Xavier menganggukkan kepala mendengar penjelasan Gaia, melihat anggukkan sang suami wanita itu merasa kecewa. Ia menundukkan kepala, se
Read more

BAB 6

BAB 6 Bai Lisha hanya menampilkan seringai kala memasuki butik, melangkah dengan anggun menuju ruangan pribadi. Suara langkah kaki perempuan itu berdentum mantap di lantai marmer, sesampai di tempat tujuan wanita tersebut lekas mendaratkan bokong di kursi lalu mengembuskan napas dengan kasar. Ia sangat tak percaya jika Xavier memperlakukannya demikian, perempuan tersebut sangat merasa dipermalukan. Padahal apa kekuranganya , dia Kembali ke tanah kelahiran langsung terjun ke dunia bisnis sendiri.Lisha mengepalkan tangan, amarah bergejolak di dada perempuan tersebut. "Yang pantas berdiri di sisi Xavier itu cuma kau!" desisnya.Matanya menyipit tajam. "Mana mungkin aku kalah dengan gadis kampung itu, mana mungkin!" dia menjerit sampai suara bergetar."Pasti Xavier hanya bermain-main aja, pasti itu. Tapi aku sangat malas menunggu dia bosan dengan gadis kampungan itu," geram Lisha.Tangan perempuan ini semakin terkepal kuat mengingat bagaimana Xavier memperlakukan Gaia, ia sangat mengin
Read more

BAB 7

Matahari kini berganti giliran dengan bulan, Xavier mengemudi mobil dengan tenang. Lelaki itu sudah merencanakan hendak tidur di hotel sambil membuat malam romantis dengan sang istri, tetapi ada barang penting yang harus dibawa besok ke perusahaan dari kediaman milik keluarganya. "Sayang, aku mengantuk. Aku tidur sebentar ya," ucap Gaia pelan.Xavier tersenyum, mendengar perkataan sang istri lalu menganggukkan kepala. "Tentu sayang. Tidurlah, nanti aku bangunkan kalau sudah sampai.""Janji ya? Bangunkan aku, jangan sampai kamu malah menunggu terbangun sendiri." Gaia mengucek matanya, matanya mulai mengantuk.Lelaki itu terkekeh mendengar ucapan sang istri lalu kembali menganggukkan kepala. "Janji, sayang. Tidur yang nyenyak." Sebelum tertidur wanita itu memamerkan senyuman pada sang suami lalu perlahan mulai berkalana di alam mimpi. Melihat Gaia sudah terlelap begitu tenang, membuat Xavier tidak tahan untuk mengulas lengkungan di bibir. "Sepertinya namamu harus diganti jadi puter
Read more

BAB 8

Mata Xavier menyala tajam, menatap Gaia dengan amarah yang membara. Tinju kembali melayang ke arah Leonard dan dengan cekatan menangkis serangan itu. Keduanya bergulat, tubuh mereka saling bertabrakan sangat keras. Usia mereka berbeda beberapa tahun, namun kekuatan seperti setara. Gaia mengigit bibir, matanya terbelalak melihat adegan di depan mata. Xavier, yang melihat istrinya terkejut tidak menghentikan aksinya, bahkan tidak menghiraukan jeritan para wanita di sini. "Sayang, berhenti." Gaia, suaranya bergetar. Merasa sang suami tidak mengindahkan teriakannyan, Gaia memberanikan diri mendekat lalu memeluk Xavier. Leonard yang hendak melayangkan tinjuan segera menghentikan aksi tersebut, begitu pula pasangan perempuan ini. "Dengarkan aku. Jangan percaya omongan orang lain tentangku. Cuma penilaianmu dan pertanyaan langsungmu yang benar-benar penting!" "Apa kamu akan menelan mentah-mentah ucapan itu," teriak Gaia dengan suara bergetar. Leonard mengusap sudut bibir yang berdarah
Read more

BAB 9

Keadaan di ruangan itu sangat hening dan tegang. Semua orang terdiam, terpaku pada situasi yang tak menentu. Li, yang tak tahan dengan kediaman mereka, menghela napas kasar. Ia segera melangkah dan mendaratkan bokong di sofa."Atur emosimu, Vier" suaranya sedikit meninggi, penuh kekesalan. "Jangan seperti ini lagi. Emang gak malu diperhatikan orang lain?""Rumah tanggamu menjadi konsumsi publih, iya kalau hal bagus. Ini malah ...." Lelaki ini tidak melanjutkan perkataannya lagi, dia berdecak dan menatap puteranya dengan pandangan dingin, membuat Xavier hanya berwajah datar. Ia memalingkan muka mendengar ucapan sang Ayah, sedangkan Gaia mengigit bibir dengan tangan memilin-milin pakaian. "Apa kamu gak mau menjelaskan keadaan, Gaia?" tanya Li. Gaia tersentak mendengar pertanyaan Ayah mertuanya, mendapat sang istri yang terkejut. Xavier mendekat dan menyentuh lengan wanita itu, membuat perempuan ini menoleh dan mengulas senyum ke arah kekasihnya. "Ayo jelaskan, aku menunggu lho,"
Read more

BAB 10

Lelaki itu tidak melajukan perkataannya karena Gaia langsung membekam mulut Leonard, Xavier yang mengintip mengerutkan kening. Suami perempuan tersebut mengepalkan tangan melihat reaksi sang istri, ia memilih pergi dari sana dari pada semakin panas melihat adegan lain.“Sebenarnya apa sih yang mereka bicarakan!” geram Xavier.Xavier mukul dinding kasar dengan sekuat tenaga dan melakukan beberapa kali membuat tangan memerah. Senyuman langsung terukir di bibir melihat hal ini, pria tersebut dengan bahagia melangkahkan kaki menuju bilik mandi. ”Aku bakal mandi air dingin, biar istriku lebih memperhatikanku. Beraninya dia mencuri perhatian istriku, awas aja nanti bakal aku balas,” ucapnya pelan.Pria tersebut sedikit memekik karena merasakan hawa dingin yang menusuk kulit, ia berusaha bertahan beberapa lama berendam air dingin. Sedangkan di ruang tengah Leonard menghela napas mendengar perkataan Gaia.”Udah selesai, ayo aku antar kamu ke kamar tamu,” ajak Gaia.Leonard menganggukkan kepa
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status