Share

BAB 3

Author: Pena_Receh01
last update Last Updated: 2024-10-08 12:07:32

Mata Lisha membulat sempurna, seperti seekor elang yang menatap mangsanya. Tatapan perempuan ini sangat tajam dan menusuk, tepat terarah ke istri Xavier. Seolah dari pandangan tersebut bisa menembus kulit, daging, tulang Gaia. Semua terkesima mendengar kemarahan wanita yang mencintai suami orang lain ini.

"Kamu gila!"

Lisha berteriak sampai suaranya bergetar dengan amarah yang tidak terbendung.

Citra anggun yang selama ini dijaga Bai Lisha, hancur berkeping-keping layaknya sesuatu jatuh dari ketinggian lalu mendarat ke tanah. Sangat hancur dan tidak terbentuk, ruat wajah perempuan tersebut sangat merah padam, mata melotot tajam dengan jari menunjuk ke arah Gaia.

Gaia hanya menyeringai sinis kala mendengar ucapan gadis yang mencintai suaminya ini, ia sangat puas melihat kemarahan yang terpancar dari wajah Lisha. Sudut bibir terangkat membentuk senyuman mengejek. Dia segera membuang muka sambal melipat tangannya di depan dada, menunjuk sikap acuh tak acuh.

"Kamu gak mampu, kan? malah mengataiku gila. Kalau gak mampu, ya gak usah mau mengatur-ngatur hidupku, kamu tidak layak untuk hal itu," ucap Gaia dengan nada sinis.

Suara perempuan itu sangat dingin dan menusuk, membuat Harga diri Lisha sangat terluka.

Tangan Bai Lisha mengepal erat, kukunya seakan menancap ke telapak tangan dan menembus. Raut wajah perempuan itu menegang, tatapan wanita ini terarah ke Gaia, seolah hanya dari pandangan mata ini bisa membakar gadis yang membuat ia sangat emosi. Napas Lisha Bahkan tersengal dengan dada naik turun berusaha menahan amarah yang memuncak.

"Ternyata kamu menikah dengan putraku mengincar harta kami! Benar dugaanku, aku harus segera memberitahu Xavier, dia salah memilih wanita," desis Silvana.

Gaia memutarkan bola mata dengan malas, terlihat sangat bosan mendengar ocehan yang keluar dari mulut sang mertua. Ia Bahkan menghela napas sangat Panjang, menggelengkan kepala dengan ekspresi datar. Sikap tak peduli perempuan ini memancing amarah Silvana, membuat wanita ini sangat geram.

"Kamu, kamu harus bercerai dengan anakku sekarang juga!" teriak Silvana.

Suaranya bergetar sangat kuat, menunjukkan gejolak amarah yang tidak terbendung. Wajah perempuan ini sampai memerah, tangan mengepal kuat. Seolah siap menerkam dan menghancurkan Gaia kapan saja.

"Maaf, Mama. Aku sekali lagi harus mengecewakanmu, aku gak akan pernah menceraikan Xavier," jawab Gaia.

Dari nada bicara Gaia sangat terdengar tenang namun ada ketegasan di sana, seolah menantang amarah Silvana yang sudah sangat membara.

Silvana sudah sangat terlampau emosi, ia mengerutkan kening, matanya menyipit tajam. "Kamu pikir kamu bisa melawan kami? Kamu harus tau! Di sini kami yang memiliki kuasa, kamu hanya menantu yang gak jelas asal-usulnya."

Setelah berkata demikian, Silvana melirik dua pria yang tadi memegangi Gaia, dengan gerakkan mata dan perintah yang terlontar di mulut. mereka segera melaksanakan tugas.

"Cepat pegang dia!"

Alarm diotak langsung berbunyi kala mendengar perintah yang keluar dari mulut mertuanya, merasa dalam bahaya. Perempuan tersebut segera berlari dan dikejar dua pria yang diperintahkan Silvana.

"Lepas!" teriak Gaia.

Mereka tertawa melihat Gaia terus memberontak tetapi kala tenaga dengan pria yang memeganginya, perempuan yang tak menyukai istri Xavier ini bersidekap bersamaan dan memandang mengejek ke arah wanita yang terus meminta dilepaskan.

"Kami gak akan melepaskanmu sebelum kamu menandatangani surat perceraian ini," balas Silvana.

Suara perempuan ini sangat menusuk seperti pisau tajam yang langsung ditajamkan tanpa aba-aba, sedangkan Gaia terus memberontak. Memcoba melepaskan diri walau sadar pasti kalah tenaga. Silvana yang melihat sang menantu masih belum menyerah, wanita itu melayangkan tamparan ke pipi istri Xavier.

"Sudahlah, Gaia. Kamu terima nasib aja, jangan keras kepala. Bisa gak sih! Gak usah melawan kami terus, apa tidak capek," ujar Lisha.

Ucapan Lisha terdengar sangat tajam dan dari nada sangat mengartikan jika tidak ingin ada penolakan Kembali. Perempuan ini melangkah agar lebih dekat dengan Gaia.

"Aku masih berbaik hati padamu, aku bakal memberikan uang jika di negaramu senilai tiga ratus juta rupiah. Aku akan memberikan sebanyak itu jika kamu menandatangani surat perceraian ini," lontar Lisha.

"Ini sudah termasuk banyak buat kamu rakyat miskin, jadi ayo cepat! Jangan banyak tingkah, cepat tanda tangani surat ini," lanjutnya.

Perempuan itu tidak bisa menyembunyikan, ada nada kebencian yang keluar dari mulutnya. Sedangkan Gaia tersenyum sinis walau keadaan sangat tidak mendukung dia, melihat seringai yang muncul di bibir istri Xavier. Tangan Bai Lisha mengepal, urat leher sampai menonjol akibat emosi yang menggunung.

"Cih! Uang segitu mana cukup, Nona Bai yang terhomat," ketus Gaia.

Silvana yang sudah tak tahan dengan tingkah menantunya, ia segera mengeluarkan perintah untuk menyiksa perempuan tersebut. Jeritan istri Xavier menggema di ruangan, sedangkan ketiga wanita ini tersenyum penuh kebahagiaan. Rambut Gaia dijambak, alat penyiksaan mulai digunakan untuk menganiaya perempuan ini.

"Hahaha … ini akibatnya kalau kamu terlalu memandang tinggi diri sendiri, bahak menolak tawaran uang yang ditawarkan Nona Bai. Beraninya kamu!" geram Xinxin dengan nada sinis.

Di luar kediaman ini, Xavier baru saja sampai, dia segera berlari memasuki kediaman,air mata menetes membanjiri wajah, Bahkan darah di jari-jari perempuan tersebut. Seringai segera muncul kala melihat sang suami berada di sini, begitupun beberapa orang langsung bungkam dan menundukkan kepala melihat anak Silvana.

"Kamu mau memisahakan aku dengan suamiku? gak akan bisa! Uang segitu gak ada artinya bagiku, aku gak akan meninggalkan Xavier. Kecuali dia melanggar perjanjian kami," sungut Gaia.

Perkataannya sangat tegas dan berani, Bahkan manik mata tidak berkedip sekalipun. Tatapan tajam terarah pada perempuan bermarga Bai. Lisha merasa terhina, ia langsung menendang dengan penuh kekuatan ke Gaia, membuat wanita ini sampai terjungkal. Tubuh menghantap lantai, Xavier melihat adegan tersebut segera berteriak kencang.

"Istriku!"

Mendengar teriakan dan kedatangan Xavier yang menurun mereka sangat tiba-tiba membuat ketiga perempuan ini terkejut. Mereka hanya mematung melihat lelaki ini membopong Gaia dan mendudukkan ke sofa.

"Sayang … ini sangat menyakitkan," adu wanita itu.

Suara Gaia bergetar seperti menahan sakit, air mata menetes dengan bebas. Ia menunjukkan jemari yang berdarah, beberapa luka tusukkan sangat terlihat jelas. Wajah perempuan ini pucat, bibir mengerucut menahan rasa nyeri yang menyerang.

Xavier begitu terkejut melihat luka dijari lentik sang istri, mata membulat sangat sempurna. Gigi terdengar beradu, tatapan langsung terarah pada ketiga perempuan yang menjadi tersangka, Bahkan mereka kini menunduk takut akibat aura menguar dari tubuh lelaki ini sangat mengerikan.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN! kenapa menyakiti istriku, ha!" murka Xavier.

Mereka sangat terkejut dengan amarah yang keluar dari Xavier, Lisha mendengar bentakan lelaki ini berusaha memberanikan diri. Ia mendekat memcoba menyentuh lengan suami Gaia dengan lembut tetapi di tepis kasar oleh sang empu.

"Vier, sadarkan dirimu! Dia, dia pantas mendapatkan siksaan ini. Dia menikahimu cuma demi uang, Bahkan dia meminta uang yang sangat besar untuk menyetujui tanda tangan disurat perceraian ini," seru Lisha menunjuk surat cerai.

"Dia hanya perempuan gila uang, Vier. Dia gak pantes bersanding denganmu," lanjutnya.

Lisha berkata demikian seperti ingin setiap kata yang keluar dari bibirnya, bisa menancap di hati lelaki tersebut lalu membuat pria ini menceraikan Gaia. Xavier diam mematung tidak merespon, ia memandang wajah sayu istrinya. Sedangkan perempuan ini kembali membalas pandangan pria yang menikahinya ini.

Related chapters

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 4

    "Aku ingin tau bagaimana responmu jika aku ditindas oleh mereka," ucap Gaia pelan dalam hati. Matanya menyipit memandang lurus ke arah suaminya. Sedangkan Xavier menghela napas berat. Pandang saling bergantian melirik Gaia dan sang Ibu. "Mama. Aku tau kamu gak suka Gaia, tapi ... aku benar-benar gak nyangka kalau kalian bakal menyakiti istriku." Suara Xavier bergetar, ada nada kecewa dan amarah yang bersatu menjadi sebuah getaran. Ia berusaha menahan amarah yang menggelegak di dada untuk membalas perlakuan mereka pada kekasih hati.Mendengar nada kecewa dari sang putra, Silvana segera bereaksi, ia membalas dengan suara tinggi karena tidak terima. "Mama gak akan begini kalau dia menurut! Lagi pula dia gak pantas bersanding denganmu. Dia cuma mengincar harta kita, Vier ... dia hanya ingin mengangkat derajat keluarganya aja. Pasti semenjak kalian menikah, orang tuanya memamerkan jika putrinya itu menikah dengan keluarga kaya," sungut Silvana. Xavier mengusap wajah mendengar ocehan s

    Last Updated : 2024-10-08
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 5

    BAB 5Xinxin menganggukkan kepala membenarkan ucapan sang ibu, ia segera mengajak Silvana duduk di sofa dan segera membantu mengobati luka cakaran Lisha. Sedangkan di dalam kendaraan milik Xavier, lelaki ini baru saja memarkirkan kendaraan roda empat di parkiran."Ayo turun, Sayang!" ajak lelaki itu kala membuka pintu dan mengulurkan tangan ke sang istri.Gaia menunduk melihat pakaiannya lalu Kembali menatap suaminya, Xavier yang melihat tingkah sang istri mengerutkan kening. Apalagi mendapatkan perempuan ini menggeleng, membuat dia bingung sampai mengerutkan kening dan membikin alis menyatu."Ada apa? apa kamu gak enak badan?" tanya Xavier lembut.Perempuan tersebut menggeleng sebagai jawaban, lalu terlihat menghela napas Panjang."Aku nunggu di sini aja, aku takut buat kamu malu. Lihat! pakaianku gak rapi, sedangkan kamu sangatr tampan," tutur Gaia.Xavier menganggukkan kepala mendengar penjelasan Gaia, melihat anggukkan sang suami wanita itu merasa kecewa. Ia menundukkan kepala, se

    Last Updated : 2024-10-08
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 6

    BAB 6 Bai Lisha hanya menampilkan seringai kala memasuki butik, melangkah dengan anggun menuju ruangan pribadi. Suara langkah kaki perempuan itu berdentum mantap di lantai marmer, sesampai di tempat tujuan wanita tersebut lekas mendaratkan bokong di kursi lalu mengembuskan napas dengan kasar. Ia sangat tak percaya jika Xavier memperlakukannya demikian, perempuan tersebut sangat merasa dipermalukan. Padahal apa kekuranganya , dia Kembali ke tanah kelahiran langsung terjun ke dunia bisnis sendiri.Lisha mengepalkan tangan, amarah bergejolak di dada perempuan tersebut. "Yang pantas berdiri di sisi Xavier itu cuma kau!" desisnya.Matanya menyipit tajam. "Mana mungkin aku kalah dengan gadis kampung itu, mana mungkin!" dia menjerit sampai suara bergetar."Pasti Xavier hanya bermain-main aja, pasti itu. Tapi aku sangat malas menunggu dia bosan dengan gadis kampungan itu," geram Lisha.Tangan perempuan ini semakin terkepal kuat mengingat bagaimana Xavier memperlakukan Gaia, ia sangat mengin

    Last Updated : 2024-10-15
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 7

    Matahari kini berganti giliran dengan bulan, Xavier mengemudi mobil dengan tenang. Lelaki itu sudah merencanakan hendak tidur di hotel sambil membuat malam romantis dengan sang istri, tetapi ada barang penting yang harus dibawa besok ke perusahaan dari kediaman milik keluarganya. "Sayang, aku mengantuk. Aku tidur sebentar ya," ucap Gaia pelan.Xavier tersenyum, mendengar perkataan sang istri lalu menganggukkan kepala. "Tentu sayang. Tidurlah, nanti aku bangunkan kalau sudah sampai.""Janji ya? Bangunkan aku, jangan sampai kamu malah menunggu terbangun sendiri." Gaia mengucek matanya, matanya mulai mengantuk.Lelaki itu terkekeh mendengar ucapan sang istri lalu kembali menganggukkan kepala. "Janji, sayang. Tidur yang nyenyak." Sebelum tertidur wanita itu memamerkan senyuman pada sang suami lalu perlahan mulai berkalana di alam mimpi. Melihat Gaia sudah terlelap begitu tenang, membuat Xavier tidak tahan untuk mengulas lengkungan di bibir. "Sepertinya namamu harus diganti jadi puter

    Last Updated : 2024-10-15
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 8

    Mata Xavier menyala tajam, menatap Gaia dengan amarah yang membara. Tinju kembali melayang ke arah Leonard dan dengan cekatan menangkis serangan itu. Keduanya bergulat, tubuh mereka saling bertabrakan sangat keras. Usia mereka berbeda beberapa tahun, namun kekuatan seperti setara. Gaia mengigit bibir, matanya terbelalak melihat adegan di depan mata. Xavier, yang melihat istrinya terkejut tidak menghentikan aksinya, bahkan tidak menghiraukan jeritan para wanita di sini. "Sayang, berhenti." Gaia, suaranya bergetar. Merasa sang suami tidak mengindahkan teriakannyan, Gaia memberanikan diri mendekat lalu memeluk Xavier. Leonard yang hendak melayangkan tinjuan segera menghentikan aksi tersebut, begitu pula pasangan perempuan ini. "Dengarkan aku. Jangan percaya omongan orang lain tentangku. Cuma penilaianmu dan pertanyaan langsungmu yang benar-benar penting!" "Apa kamu akan menelan mentah-mentah ucapan itu," teriak Gaia dengan suara bergetar. Leonard mengusap sudut bibir yang berdarah

    Last Updated : 2024-10-15
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 9

    Keadaan di ruangan itu sangat hening dan tegang. Semua orang terdiam, terpaku pada situasi yang tak menentu. Li, yang tak tahan dengan kediaman mereka, menghela napas kasar. Ia segera melangkah dan mendaratkan bokong di sofa."Atur emosimu, Vier" suaranya sedikit meninggi, penuh kekesalan. "Jangan seperti ini lagi. Emang gak malu diperhatikan orang lain?""Rumah tanggamu menjadi konsumsi publih, iya kalau hal bagus. Ini malah ...." Lelaki ini tidak melanjutkan perkataannya lagi, dia berdecak dan menatap puteranya dengan pandangan dingin, membuat Xavier hanya berwajah datar. Ia memalingkan muka mendengar ucapan sang Ayah, sedangkan Gaia mengigit bibir dengan tangan memilin-milin pakaian. "Apa kamu gak mau menjelaskan keadaan, Gaia?" tanya Li. Gaia tersentak mendengar pertanyaan Ayah mertuanya, mendapat sang istri yang terkejut. Xavier mendekat dan menyentuh lengan wanita itu, membuat perempuan ini menoleh dan mengulas senyum ke arah kekasihnya. "Ayo jelaskan, aku menunggu lho,"

    Last Updated : 2024-10-15
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 10

    Lelaki itu tidak melajukan perkataannya karena Gaia langsung membekam mulut Leonard, Xavier yang mengintip mengerutkan kening. Suami perempuan tersebut mengepalkan tangan melihat reaksi sang istri, ia memilih pergi dari sana dari pada semakin panas melihat adegan lain.“Sebenarnya apa sih yang mereka bicarakan!” geram Xavier.Xavier mukul dinding kasar dengan sekuat tenaga dan melakukan beberapa kali membuat tangan memerah. Senyuman langsung terukir di bibir melihat hal ini, pria tersebut dengan bahagia melangkahkan kaki menuju bilik mandi. ”Aku bakal mandi air dingin, biar istriku lebih memperhatikanku. Beraninya dia mencuri perhatian istriku, awas aja nanti bakal aku balas,” ucapnya pelan.Pria tersebut sedikit memekik karena merasakan hawa dingin yang menusuk kulit, ia berusaha bertahan beberapa lama berendam air dingin. Sedangkan di ruang tengah Leonard menghela napas mendengar perkataan Gaia.”Udah selesai, ayo aku antar kamu ke kamar tamu,” ajak Gaia.Leonard menganggukkan kepa

    Last Updated : 2024-10-15
  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 11

    Istri lelaki itu segera menggerakkan kepalanya menggeleng, mata perempuan tersebut berkaca-kaca. Tatapan sang suami bagai laser sampai menembus hati. Suara Xavier terdengah lemah, tetapi tidak bisa menyembunyikan amarah yang tersulut."Sayang, ini..."Dia menghela napas lalu menundukkan kepala, tak sanggup membalas tatapan mata sang suami. Air mulai berjatuhan dan meluncur bebas dari pipi Gaia. Bibir bergetar tetapi ia berusaha menyembunyikkan isakan, ingin membantah tetapi kata seakan terjebak di tenggorokan.Melihat reaksi demikian Xavier memijat pangkal hidung yang kepala terasa semakin pening. Ia bahkan menghela napas berkali-kali, berusaha menahan gejolak amarah, dia tau sang istri bukan tipe perempuan seperti itu.”Aku tau, aku tau. Kamu gak akan sengaja melakukan itu, cuma ... aku cuma gak mau berbagi, apalagi lelaki lain melihat penampilanmu yang begini,” lontar lelaki itu.“Aku tau kamu panik, sudah jangan menangis. Maaf tadi aku memarahimu,” lanjutnya.Suara lelaki itu perla

    Last Updated : 2024-10-15

Latest chapter

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 49 [PART B]

    Xavier segera mengantarkan Gaia dan mertuanya ke kediaman, sesampai di sana lelaki tersebut membantu Arka masuk ke dalam rumah. Kini semua telah berada di ruang tengah, pria ini memandang sang istri, paham akan tatapan kekasihnya ia lekas pamit dan mengajak putra arka ke kamar."Aku menunggu penjelasanmu, aku gak akan menuduh kamu langsung," lontar Xavier kala memasuki kamar.Gaia mendengar hal ini hanya tersenyum, ia mengunci pintu dan meraih lengan sang suami agar ikut duduk di ranjang. "Dia membantu Papaku, dia yang membawa Papaku ke rumah sakit," terang Gaia."Gak perlu memikirkan hal gak perlu, dia punya tunangan dan sebentar lagi menikah. Gak mungkin aku menjadi perusak hubungan orang laian, apalagi aku pernah merasakan hal tersebut, aku sangat paham sak ...."Ucapannya terhenti kala sang suami langsung menariknya dalam dekapan, membuat ia sangat terkejut sampai melotot. "Udah jangan dijelaskan, aku paham. Aku minta maaf karena belum bisa melindungimu sepenuhnya, tapi aku bers

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 49 [PART A]

    Xavier yang ada dibelakang Bai Lisha langsung mengerutkan dahi, ia menatap ke depan dan menangkap sang istri tengah memandangnya. "Menduakan?" Lelaki ini mengulangi perkataan Lisha dengan nada santai, wanita itu langsung mengangguk sebagai jawaban. "Kamu ini, masih saja berusaha mencari keributan," gerutu Gaia. Dia mendengkus pelan lalu menatap malas Bai Lisha dan kembali memandang sang suami. Tangannya melipat dada dan memiringkan kepala, tanpa pandangan lepas dari Xavier. "Jangan mengelak kamu! Bukti sudah jelas di depan mata," sungut Lisha dengan nada tinggi. Mendengar suara Lisha, beberapa orang di rumah sakit menoleh. Perawat yang ada di sini mendekat dan menegur wanita bermarga Bai tersebut. Sedangkan Xavier melangkah mendekat dan meraih pinggang istrinya membuat jarak di antara mereka terkikis. “Bagaimana bisa istriku mendua, sementara dia selalu jatuh ke pelukanku setiap malam?” bisiknya dengan nada menggoda.Pipi Gaia langsung memerah. Ia mencoba melepaskan diri, tapi

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 48 [PART B]

    Mata Mona melebar mendengar perkataan Jiang Lie, wanita itu langsung memotong perkataan bawahan sang suami. "Rumah sakit mana? Cepat katakan!" pekik wanita itu. Gaia yang mendengar ucapan sang Ibu langsung memandang wanita tersebut, Jiang Lie yang terkejut dengan teriakan istri atasannya sampai lupa hendak mengatakan apa tadi. Dia lekas menjawab pertanyaan Mona dan setelah itu secara sepihak perempuan ini mematikan sambungan telepon. "Ayo ke rumah sakit! Papamu masuk rumah sakit," ajak Mona. "Apa yang dilakukan lelaki itu, kenapa bisa sampai ke rumah sakit!" ucapnya dengan nada frustasi dan khawatir. Dengan gerakkan cepat wanita itu langsung meraih lengan sang putri dan menariknya. Kedua perempuan tersebut terlihat begitu terkejut tambah panik. "Ayo cepat ke rumah sakit ...." perintah Mona saat memasuki kendaraan. Sepanjang perjalanan, Mona terus-menerus menggigit bibir, ekspresinya menunjukkan kegelisahan yang dalam. Tangan mengepal kuat dipangkuan. sementara mata dia seseka

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 48 [PART A]

    Waktu berputar begitu cepat, Xavier masih sibuk di perusahaan. Membaca dan menandatangani lalu bertemu beberapa orang membuat kesepakatan. "Apa sudah dapat?" tanya lelaki itu tidak sabaran. Ia memandang asistennya penuh harapan, membuat sang empu menunduk lalu menghembuskan napas. "Mereka menginginkan saham sebagai gantinya, Tuan," balas lelaki tersebut. Mata Xavier membelalak, ia mengepalkan tangan dan membuang wajah. "Lupakan saja, Tuan. Jangan cuma karena keegoisan Nyonya, Tuan memberikan beberapa persen saham pada mereka," tutur sang bawahan.Xavier memejamkan mata, ia bersandar di kursi dan mengibaskan tangan memerintah sang asisten untuk pergi. Suara notifikasi chat masuk, dia segera meraih benda pipihnya. [Sayang, aku lagi perawatan. Biar terlihat cantik dan segar,] [Sand photo] [Lihat, istrimu sangat mempesona bukan. 😁] Senyuman terlukis di bibir Xavier kala melihat pesan dari kekasihnya. Ia memandangi photo Gaia yang sedang menikmati pijatan sambil memejamkan mata.

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 47 [PART B]

    Senyuman masih melekat di bibir Gaia, ia langsung melingkarkan tangan di leher sang suami. Mata mereka saling memandang dan menyelami, lalu berjinjit agar bisa berbisik di telinga Xavier. "Aku tidak akan pernah meninggalkanmu, bodoh. Kamu gak perlu takut, kecuali kamu memang mempunyai kesalahan," lontarnya pelan di dekat telinga Xavier. Xavier menghela napas, menatap wajah istrinya yang begitu tenang seakan tak terjadi apa-apa. Ia memeluk erat pinggang sang istri, membuat keduanya tak ada jarak sedikitpun. Mengecup puncak kepala Gaia dengan penuh rasa sayang.“Aku tidak suka, kalau kamu mengambil risiko seperti itu,” gumamnya pelan.Gaia mengangguk dalam pelukannya. “Aku mengerti. Aku janji, aku tidak akan mengatakannya lagi.”Xavier sedikit tenang mendengar janji istrinya, tapi ada hal lain yang mengganggunya. “Sekarang soal acara Tuan Arka… maaf aku gak bisa mengajakmu pergi,” tutur lelaki itu dengan nada lemah. Gaia melepaskan pelukan dan menatap Xavier dengan mata penuh tekad.

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 47 [PART A]

    Mendengar perkataan Jian-Long, Gaia langsung mengalihkan tatapannya pada lelaki itu. Sedangkan Xavier menggenggam jemari sang istri, seolah dari genggaman tersebut menyalurkan kekuatan. Senyuman masih terulas di bibir, suami perempuan ini bahkan terkejut dengan aksi pasangan hidup dia. "Batasan?" Gaia mengulang kata itu sambil menatap sang ayah mertua. "Sejak awal, siapa yang lebih dulu melewati batas? Aku hanya membela diri dan menuntut keadilan. Aku sudah lama terus diam, tapi mereka selalu menginjak-injak aku, gak menghargai aku. Ayah kamu tau itu,"Xinxin mendengus marah, ia masih berusaha merampas handphone Gaia. "Hapus rekaman itu sekarang juga, Gaia!"Gaia menggeleng pelan, masih dengan senyum tenang. "Tidak semudah itu. Aku hanya ingin memastikan kamu dan Mama menepati janji, itu saja apa susahnya."Silvana mengepalkan tangannya erat, napasnya memburu karena amarah yang ditahan. "Jangan macam-macam, Gaia. Aku tidak akan membiarkanmu mempermalukan keluarga ini!""Justru aku ya

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 46 [PART B]

    Istri Xavier tersenyum tipis kala mendengar perkataan sang mertua, sedangkan Jian-Long memandang heran menantu dan kekasihnya. "Kalau terbukti palsu aku bakal berpisah dengan Xavier," ucap wanita tersebut. Mata Xavier membulat sempurna mendengar perkataan sang istri, dia langsung menarik Gaia membuat wanita itu menabrak tubuhnya. "Sayang! Apa-apaan kamu, jangan main-main! Tarik ucapanmu kembali," seru lelaki itu dengan nada tajam. Sedangkan Xinxin dan Silvana menyeringai mendengar perkataan wanita tersebut, dan Gaia ia sedikit terkejut dengan tarikan sang suami. "Kenapa kamu diam aja, tarik ucapanmu! Pernikahan kita jangan dipakai taruhan," kata Xavier sekali lagi. Tatapannya begitu menghunus memandang sang istri, sedangkan Gaia ia tersenyum kecil. Perempuan ini mengelus lembut punggung tangan lelakinya dengan penuh kasih sayang. "Kamu tenang aja, percaya sama aku," tutur Gaia tenang. Setelah berkata demikian, wanita itu kembali memandang dua perempuan yang terus mengincarnya.

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 46 [PART A]

    Wanita itu masih terdiam tidak menlanjutkan perkataannya, ia bahkan mengigit bibir bawah, seolah ragu untuk melajukannya."Karena apa? hah!" desak sang ayah mertua dengan nada mencemooh. "Jangan bilang kamu pernah memilikinya, ah bukan, melihatnya, melihatnya dari mana coba. Dari mimpi!" sindir lelaki tersebut dengan tajam. Xinxin menyeringai mengetahui jika sang ayah terlihat agak membenci Gaia, sedangkan istri Xavier menghela napas berusaha tenang."Terserah apa yang kalian pikirkan, aku hanya menekankan kalung ini asli . Kalau tidak percaya kalian bisa ke ahlinya," seru Gaia. "Kalau gitu aku bakal menelepon untuk meminta dia datang menilai," balas Silvana. Gaia hanya mengedikkan bahu, sedangkan Xavier memandang istrinya lalu menghela napas. "Apa perlu? Kalung itu bahkan aku sempat berebutan dengan Tuan Atha, dia juga bilang kalau ini asli," tutur Xavier. Mendengar nama Atha dengan kedua kalinya, Jian-Long mengerutkan dahi ia memandang putranya dengan heran. "Tuan Atha, siapa?

  • Gadis Kampung Itu, Istriku!   BAB 45 [PART B]

    Suara Jian-Long begitu nyaring membuat Gaia langsung menghentikan langkahnya, ia menoleh memandang mereka mereka. Sedangkan Xinxin berdecak kesal dan memalingkan wajah."Kenapa kamu membeli barang sampah ini! kenapa gak mendapatkan barang yang kita inginkan, kamu sangat bodoh!" maki lelaki itu."Ini pasti permintaan istrimu kan, kamu gak mungkin melanggar janjimu untuk mendapatkan barang untuk hadiah putri Tuan Arka," seru Silvana."Ya, pasti ini suruhan dia, kamu sangat bodoh Kak!" omel Xinxin.Mendengar ia dimaki sang adik, lelaki itu langsung menatap tajam perempuan yang umur dibawahnya. "Kalian gak perlu khawatir, kalung ini asli," jelas Gaia.Semua langsung memandang Gaia, mereka mendelik mendengar perkataan istri Xavier."Kenapa kamu membuat ulah, sudah Ayah bilang jangan membuat masalah! sekarang gimana kita memberikan hadiah buat putri Tuan Arka," geram Li Jian-Long."Kamu begitu mengecewakanku, Gaia!" tekan pria tersebut, ia masih menatap tajam Gaia membuat wanita ini menghe

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status