Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!

Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!

By:  bunnylovely  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
Not enough ratings
14Chapters
1.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Aleeya Saraswati gadis yang berusia awal dua puluhan itu harus menghadapi pilihan yang sulit. Demi membayar pengobatan sang ibu yang semakin mahal itu, ia bekerja bersama sang ayah tiri di dalam sebuah kelab malam. Hingga suatu malam, pekerjaannya diketahui oleh Manggala Bimantara, dosennya sendiri. "Aku yang akan membiayai seluruh kebutuhan hidupmu, asal kau selalu bersamaku," adalah sebuah mantra sialan yang Manggala ucapkan. Sebuah kalimat yang akhirnya membuat Aleeya harus terjebak dalam hubungan gelap pria beristri itu.

View More

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
14 Chapters

01. Ketahuan Pak Dosen

Attention : rate cerita ini adalah 1821+ (harsh words, dirty talks, bullying, kekerasan) yang tidak suka bacaan vulgar mohon tidak ngeyel untuk terus membacanya! ••••• happy reading •••••Manggala Bimantara membanting ponselnya pada kursi mobil yang kosong di sebelahnya. Pria itu tampak marah setelah mengakhiri sesi panggilan bersama seseorang beberapa menit yang lalu. Rahangnya tampak mengeras, menandakan jika pria itu sedang dalam kondisi kesal yang luar biasa.Gala keluar dari dalam mobilnya, bersandar pada pintu mobil lantas tangan kirinya merogoh saku pada mantel miliknya. Mengambil sebatang rokok dan sebuah korek api.Pria berahang tegas itu tampak tenang menghisap benda yang mengandung zat adiktif yang berupa nikotin sembari memasukkan tangan kirinya ke dalam saku mantel. Mencari ketenangan sebelum ia kembali pada pelariannya bersama wanita-wanita penghibur di dalam kelab malam yang ia datangi saat ini.Namun belum sempat Gala menghabiskan satu barang rokoknya, iris matanya me
Read more

02. Sebuah Bantuan?

"Pak Gala! Tunggu—"Tak mengindahkan ucapan mahasiswinya itu, tanpa aba-aba Gala merobek kemeja milik Aleeya. Pancaran gairah yang Gala rasakan sebelumnya seakan lenyap ketika melihat sebuah luka memar yang cukup besar di atas perut sebelah kiri milik mahasiswinya itu."Ada apa dengan tubuhmu, Aleeya?" ujar Gala terlihat panik ketika melihat luka lebam kebiruan yang cukup besar berada di perut atas sebelah kiri milik Aleeya.Gala segera menurunkan dirinya, terlihat khawatir dengan luka milik Aleeya.Akan tetapi, Aleeya memilih diam, hingga membuat Gala merasa jenggah sendiri."Siapa yang memukulmu hingga seperti ini?" teriak pria itu frustasi melihat luka yang ada pada tubuh mahasiswinya itu. Terdapat lebam kebiruan yang sangat besar di bawah dada kirinya. Akhirnya air mata dan rasa sesak yang Aleeya tahan sedari tadi tumpah juga, gadis itu menangis keras. Menumpahkan segera rasa sesak yang menghujam jantungnya.Melihat rapuhnya gadis di hadapannya kini tak kuasa bagi Gala untuk tida
Read more

03. Sugar Baby

Tak ada wanita yang mau dicap sebagai murahan, meskipun ia adalah seorang jalang sekalipun. Termasuk seorang gadis muda yang kini tengah berada dalam dekapan hangat lengan kekar seorang pria tampan yang berstatus sebagai dosennya sendiri. Bahkan nafas pria itu terdengar terengah di cerukan lehernya saat ini. Jika semesta tak memberikan beban hidup seberat ini padanya, Aleeya tidak akan pernah mau mengambil jalan tengah yang terlihat hina seperti ini. Menyerahkan mahkotanya pada dosennya sendiri. Ck, takdir gila macam apa yang ia jalani saat ini? Berawal dari pernikahan sang ibu dengan seorang pria. Kehidupan Aleeya Saraswati rasanya mulai jungkir balik. Dulu, yang awalnya ia sama sekali tak merasa kesulitan dalam meminta apapun, kini semuanya berubah sejak 5 tahun terakhir. Sang ayah tiri nyatanya telah membohongi ibunya. Menjual butik milik sang ibu demi membangun sebuah kelab malam. Aleeya tidak menyalahkan sang ibu karena salah memilih pria. Namun, Aleeya lebih menyalahkan takdi
Read more

04. Belum Siap

Kegiatan pijit memijit telah berakhir 10 menit yang lalu. Kini, sepasang suami istri itu tengah menikmati waktu mereka sembari berendam bersama di dalam bath up yang berisi gumpalan busa di permukaannya. Sesekali sang pria mendaratkan kecupannya di bahu cantik milik wanitanya itu. Sedangkan sang wanita tampak tenang bersandar pada dada bidang milik suaminya itu sembari tangannya asik bermain busa. "Bagaimana pekerjaanmu di LA, Sayang?" ujar Manggala Bimantara sembari memeluk istrinya begitu posesif dari belakang. Pria itu menarik tengkuk Bella agar menghadap pada dirinya, mengecup bibir wanitanya itu cukup lama. "Hm, seperti biasa. Cukup melelahkan," ujar Bella tersenyum manis setelah Gala melepaskan kecupannya. Mendengar jawaban itu, membuat Manggala Bimantara memasang wajah sedikit kesalnya. "Jangan memaksa dirimu, Bel. Kau juga harus beristirahat," ujar Gala yang tidak suka mendengar jika istrinya itu kelelahan. Bella mendongakkan kepalanya, melihat raut wajah kesal sa
Read more

05. Mie Yang Kering

Sedangkan di tempat lain, seorang gadis memakai jaket berwarna abu-abu begitu lahap memakan es krim yang ada di tangannya. "Beruntung sekali supermarket cukup dekat sebelum cacing-cacing ini memakan usus dan lambungku," ujar gadis itu yang tak lain adalah Aleeya. Ia baru saja pulang dari supermarket untuk membeli beberapa bungkus mie instan dan juga es krim yang kini ia makan. Aleeya tidak bisa tidur karena perutnya kelaparan. Memang setelah kepergian dosennya sore tadi, gadis itu tak memakan apapun. Padahal tenaganya dikuras habis setelah 2 ronde percintaan panas dengan pak dosen. Hingga akhirnya, Aleeya harus merasa kelaparan di malam hari seperti ini. Wanita itu memasukkan kode apartemen yang sudah 6 bulan ia tinggali saat ini. Manggala Bimantara memintanya untuk tinggal di apartemen pria itu dengan alasan agar mudah jika pria itu membutuhkannya. Sialan sekali bukan? Pria itu pikir dirinya adalah ban serep yang digunakan jika ban utamanya kempes. Namun jika dipikir-pikir it
Read more

06. Aku Takut, Mas

Gala berjalan cepat menuju rumahnya. Raut panik tercetak jelas di wajah tampannya."Nabella! Kamu di mana, sayang?" ujar Gala sembari menengok ke sana kemari untuk menemukan sang istri. "Astaga! Bella!" pekik pria itu ketika mendapati sang istri masih di dalam kamar mandi dengan posisi memeluk erat lututnya di bawah shower. Meringkuk dengan wajah pucatnya.Dengan cepat Manggala Bimantara mematikan shower dan mengambil handuk. Melilitkan pada tubuh sang istri yang kini mengigil kedinginan. "Bel, kamu tidak apa-apa?" ujar Gala yang merasa bersalah karena telah meninggalkan Bella sendirian begitu saja. Bibir tipis dan pucat itu mulai sedikit terbuka."D–dingin," ujar Bella. Tanpa pikir lama lagi Gala segera mengangkat tubuh istrinya. Membawanya keluar, lalu meletakkan tubuh Bella di atas ranjang. Berjalan cepat ke arah walk in closed untuk mengambil baju hangat untuk istrinya itu. Manggala Bimantara, pria itu terlihat sangat telaten dan lembut merawat sangat istri. Membuatkan teh ha
Read more

07. Menunggu Mas Gala

Udara cukup dingin malam ini, hujan deras mengguyur kota Jakarta tadi sore selama beberapa jam lamanya. Bahkan hingga malam ini aspal jalan pun masih terlihat basah dan tetesan air hujan masih turun dari dedaunan. Tapi tampaknya udara dingin malam ini tak menyurutkan rasa senang seorang gadis muda yang tengah duduk di sebuah halte bus. Bukan untuk menunggu bus datang, karena sudah beberapa bus berhenti di hadapannya gadis itu masih saja tak beranjak dari duduknya. Ia menunggu seseorang yang sudah berjanji akan malam bersamanya.Aleeya tampak sesekali menoleh ke arah jalan sembari mengeratkan jaketnya agar rasa dingin yang mulai mengelitik permukaan kulit tubuhnya sedikit berkurang. Ia berharap seseorang yang ditunggu menampakkan dirinya.Gadis muda itu kembali memandang kembali ke arah ponsel untuk kesekian kalinya, berharap ada pesan di sana. Namun sepertinya nihil. Sudah beberapa pesan yang Aleeya kirim dan beberapa kali ia mencoba menghubungi nomor seseorang itu, namun hanya suara
Read more

08. Pasangan Romantis

Saat ini keduanya tengah berada di depan sebuah supermarket. Aleeya membeli obat seadanya di sana. Aleeya pikir pria itu hanya menderita luka ringan. Namun sedari tadi saat Aleeya mencoba mengobatinya, pria itu justru selalu berteriak kesakitan. Bahkan belum sempat Aleeya mengoleskan salep, pria itu sudah menjerit. Rasa simpati Aleeya rasanya hilang, berubah menjadi kesal karena pria itu belum apa-apa sudah merengek. "Aduh! Kamu bisa pelan tidak, sih?" rumahnya untuk kesekian kalinya, membuat Aleeya memutar bola matanya jenggah. "Bisa tahan sedikit? Badan doang gede!" balas Aleeya sedikit kesal. Huh, beberapa saat yang lalu pria ini berlagak sok jago di depannya. Tapi saat ini justru seperti bayi. Pria itu mendengus."Ck, apa kamu sadar udah merusak wajah tampanku," ucapnya ketus setelah Aleeya selesai memoleskan salep di sudut kiri bibir pria itu. "A–apa?" pekik Aleeya yang terkejut mendengar ucapan pria itu. "Lihat ini!" tunjuknya pada sudut bibirnya. "Semua karenamu."Aleeya
Read more

09. Ingat Namaku Baik–Baik

Suasana hati Aleeya sedang tidak baik-baik saja, ia merasa marah dan kesal setelah melihat pemandangan menyakitkan mata di restoran tadi. Dan rasa kesal itu semakin berlanjut ketika pria muda yang menolongnya mengoceh sejak tadi. "Jadi, ini yang kamu katakan dengan makanan yang lebih enak dari steak?" ujar pria itu sembari menatap kesal ke arah Aleeya. Aleeya menghela nafasnya berat. Ia sudah mencoba untuk tidak meledak saat ini. "Bisakah kamu berhenti mengeluh? Uangku hanya cukup membelikanmu ini," ucap Aleeya.Namun tampaknya pria muda itu tak peduli. Ia justru tersenyum remeh menatap ke arah gadis yang sudah ia tolong itu. "Yak, aku bahkan sudah susah payah menolongmu. Ponselku rusak dan kamu lihat ini?" tunjuknya pada sudut bibir kirinya yang membiru. "Wajah tampanku jadi begini hanya untuk menolongmu!" sungut pria itu kesal. Ingin rasanya Aleeya mencakarnya saja. Apa ia benar-benar seorang pria? Bagaimana sedari tadi terus merengek seperti itu. "Itu akan sembuh dengan cepat,
Read more

10. Siapa yang jahat?

note : di sini panggilan kamu aku ubah jadi kau, ya^^●○●○●○●○"BERTEMU SIAPA KAU HINGGA PULANG SELARUT INI, ALEEYA!"Suara berat dan dingin itu terdengar menggelegar hingga penjuru apartemen. Membuat seseorang yang ada di hadapannya pun terlonjak kaget bahkan kini wajah gadis itu terlihat ketakutan. Ini adalah pertama kalinya, Manggala Bimantara berbicara sekeras itu pada Aleeya. Jantung Aleeya berdegup kencang, bahkan ia tak mampu untuk sekedar menatap mata dosennya itu. Gadis itu meremas ujung bajunya. Gala terlihat marah saat ini padanya. Suasana sekitarnya pun mulai terasa mencekam.Bagaiamana tidak? Manggala Bimantara terlihat ingin melahapnya hidup-hidup saat ini. Aleeya menenguk ludahnya susah payah, bibirnya sedikit bergetar dan suaranya nyaris menghilang karena terlalu takut. "M–mas, maaf tadi aku-.." Ucapan Aleeya kembali terpotong ketika Gala menyela ucapannya. Pria itu terlihat menyeramkan saat ini. Tatapannya dingin, tajam dan marah. "Apa kau seperti ini saat aku
Read more
DMCA.com Protection Status