Share

06. Aku Takut, Mas

Author: bunnylovely
last update Last Updated: 2023-03-16 21:07:35

Gala berjalan cepat menuju rumahnya. Raut panik tercetak jelas di wajah tampannya.

"Nabella! Kamu di mana, sayang?" ujar Gala sembari menengok ke sana kemari untuk menemukan sang istri.

"Astaga! Bella!" pekik pria itu ketika mendapati sang istri masih di dalam kamar mandi dengan posisi memeluk erat lututnya di bawah shower. Meringkuk dengan wajah pucatnya.

Dengan cepat Manggala Bimantara mematikan shower dan mengambil handuk. Melilitkan pada tubuh sang istri yang kini mengigil kedinginan.

"Bel, kamu tidak apa-apa?" ujar Gala yang merasa bersalah karena telah meninggalkan Bella sendirian begitu saja.

Bibir tipis dan pucat itu mulai sedikit terbuka.

"D–dingin," ujar Bella.

Tanpa pikir lama lagi Gala segera mengangkat tubuh istrinya. Membawanya keluar, lalu meletakkan tubuh Bella di atas ranjang. Berjalan cepat ke arah walk in closed untuk mengambil baju hangat untuk istrinya itu.

Manggala Bimantara, pria itu terlihat sangat telaten dan lembut merawat sangat istri. Membuatkan teh hangat untuk sang istri, dan kini ia memeluk erat istrinya itu. Sesekali mengecup kening Bella.

"Kenapa kamu menyakiti dirimu sendiri, Bel?" ujar Gala setelah merasa jika istrinya jauh lebih baik saat ini. Sungguh, pria itu takut jika istrinya sakit.

"Aku takut," ujar Bella masih terdengar sedikit lemas. "Maafin aku, Mas. Aku benar-benar minta maaf, jangan tinggalkan aku, aku takut." Ucapan Bella terdengar lirih dan serak. Gala yakin jika istrinya itu akan menangis.

Gala kembali mengeratkan pelukannya. Mengusap hangat lengan sang istri. "Maafkan aku, Bel. Nggak seharusnya aku tak meninggalkanmu sendiri," ucap Gala merasa bersalah.

"Jangan pergi, Mas." Pinta Bella.

Gala menggelengkan kepalanya. Lantas mengecup kembali puncak kepala sang istri.

"Tidak sayang. Aku selalu bersamamu."

Gala menundukkan wajahnya, meraih tengkuk sang istri agar mendongak menatap ke arahnya.

"Maafkan aku, Bel. Aku terlalu egois," ungkap pria itu sembari mengucap lembut pipi sang istri.

Salah satu tangan Bella mulai naik, wanita itu pun melakukan hal yang seperti suaminya.

"Beri aku waktu lagi, Mas. Biarkan aku menikmati impianku sedikit lagi," ucap Bella meminta pengertian Gala.

Gala tersenyum tipis.

"Lakukan apa yang ingin kamu lakukan, Bel. Mulai sekarang aku tak akan memintamu untuk meninggalkan impianmu lagi," ucap pria itu dengan tersenyum lembut. Sungguh melihat Bella dalam keadaan pucat seperti itu sudah membuatnya takut. Ia tak ingin istrinya merasa bersalah dan menghukum dirinya sendiri seperti itu lagi. Gala sangat menyayangi istrinya.

"Terima kasih, Mas. Aku mencintaimu," ucap Bella dengan senyuman manisnya.

"Aku lebih mencintaimu, istriku." Balas Manggala Bimantara yang kemudian mendaratkan bibirnya pada permukaan bibir sang istri sebagai bentuk memulainya kegiatan malam panas keduanya.

Gala tidak bisa marah terlalu lama pada Bella. Wanita itu selalu bisa membuatnya kembali meredam amarah.

*****

"Apa kamu baik-baik saja, Nak? Wajahmu pucat hari ini," ujar seorang wanita paruh baya yang kini tengah terduduk di ranjang rumah sakit itu.

Gadis cantik yang kini tengah memakai seragam sekolah dan menggunakan sweater itu tampak tersenyum.

"Aku baik-baik saja, Ma." Ujarnya yang tak lain adalah Aleeya Saraswati.

Aleeya memutuskan untuk mengunjungi ibunya hari ini sebelum berangkat kuliah. Ia tak bisa tidur semalam, lalu ia memilih mengunjungi sang ibu pagi-pagi sekali. Berharap mendapatkan ketenangan ketika melihat sang ibu.

Sebenarnya Aleeya ingin menjaga ibunya setiap waktu, namun ibunya pasti curiga darimana ia mendapatkan uang untuk membayar biaya perawatan sang ibu. Aleeya terpaksa berbohong jika dirinya bekerja sebagai ART di rumah dosennya, Manggala Bimantara.

Ya, meskipun pembantu dalam arti yang lain. Namun, Aleeya tidak bisa sekedar menumpang di apartemen mewah itu bukan? Ia juga harus membersihkannya, meskipun kerap kali Gala melarangnya.

"Kamu tidak ingin pesan sarapan terlebih dahulu?" ujar sang ibunya sembari memperhatikan putrinya itu yang tengah bersiap–siap dengan tas kuliahnya.

Aleeya menggeleng. "Aku bisa sarapan di kantin fakultas," ucap gadis dengan gigi kelinci itu.

Mendengar hal itu, tiba-tiba saja raut wajah ibu Aleeya berubah sendu.

"Maafkan Mama yang tak bisa merawatmu seperti sebelumnya, Aleeya." Ucapnya dengan sorot mata sangat bersalah pada putrinya.

"Ma!" Sahut Aleeya dengan cepat. Gadis itu berjalan menghampiri sang ibu. Lalu mendudukkan dirinya di kursi samping ranjang ibunya. Meraih telapak tangan kanan sang ibu dan menggenggamnya erat.

"Jangan meminta maaf, lagipula aku sudah besar, hm."

"Bahkan aku sudah bisa memasak nasi goreng sendiri," ujar Aleeya sembari memberikan cengiran lebarnya.

Wanita paruh baya itu terkekeh gemas. Mengusap kepala putrinya dengan lembut.

"Cantik dan pintarnya putriku," ujar nya sembari tersenyum menatap sang putri yang kini sudah tumbuh dewasa.

Keduanya tampak hanyut dalam senyuman masing-masing. Aleeya bahagia melihat ibunya tertawa seperti itu. Mengingat betapa tersiksanya sang ibu dengan segala perawatan rumah sakit hingga membuat rambutnya kini telah habis.

Di sisi lain Aleeya merasa bersyukur, meskipun dengan cara kotor seperti itu ia mendapatkan uang. Namun ia masih bisa melihat ibunya tersenyum seperti ini ia merasa bahagia.

Kadang Aleeya berpikir, mengapa harus ibunya yang menjalankan kesakitan seperti ini. Jika bisa, Aleeya ingin bertukar tempat dengan sang ibu.

"Bagaimana dengan Pak Gala? Kamu tidak menyusahkannya, bukan?" tanya sang ibu tiba-tiba. Membuat Aleeya sedikit tersentak di tengah lamunannya.

"Eh, justru Pak Gala sangat bangga dan berterimakasih padaku, Ma!" ucap Aleeya sedikit terbata-bata namun terlihat percaya diri. Tentu saja Maggala Bimantara harus bangga padanya. Bahkan ia harus rela mengangkang berjam-jam demi kepuasan pria itu.

"Ngomong-ngomong, Pak Gala sudah lama tidak datang kesini. Apa ia sibuk?"

Mata Aleeya sedikit terbelak mendengar pertanyaan ibunya yang satu ini. Memang benar, jika Pak Gala pernah menjenguk ibunya beberapa kali. Namun, sepertinya ini adalah kali pertama sang ibu bertanya tentang keberadaan Pak Gala padanya.

"Istrinya pulang, Ma. Mungkin Pak Gala sedang menghabiskan waktu bersama istrinya," ucap Aleeya sembari tersenyum meskipun dalam hatinya merasa nyeri ketika mengatakan hal itu.

"Ah, sayang sekali Pak Gala sudah memiliki istri."

Mata Aleeya membola lebar. "Ish. Apa yang Mama harapkan, huh?"

Sang ibu justru terkekeh pelan. "Em, Mama hanya berpikir jika Pak Gala terlihat menyukaimu."

Aleeya menggelengkan kepalanya. "Tidak mungkin, Ma. Lagipula Pak Gala sudah memiliki istri seorang model yang sangat cantik, tidak mungkin tertarik pada gadis biasa sepertiku," ucapnya menahan sesak yang tiba-tiba saja datang mengusik hatinya.

"Tapi Mama—"

"Ma," potong Aleeya dengan cepat.

"Berhentilah berpikir tentang hal-hal yang tak mungkin. Fokus saja kesembuhan Mama, lagipula aku sudah rindu tidur bersama Mama di rumah kita," ucap Aleeya sembari memeluk ibunya itu.

Ibu Aleeya tampak menghela nafasnya pasrah. "Maafkan Mama, Sayang. Mama hanya berpikir harus ada orang lain yang bisa menjagamu selain Mama," ujarnya sembari mengusap pelan puncak kepala putrinya.

Aleeya mendongak dengan cepat.

"Ma!" pekik Aleeya dengan mata yang menatap sang ibu tak suka. "Apa yang Mama katakan, huh? Mama tidak akan pergi ke mana-mana. Mama yang akan selalu menjagaku," ujarnya kembali memeluk sang ibu, kali ini pelukannya jauh lebih erat.

"Jangan katakan apapun lagi, Ma. Itu membuatku takut," ucap Aleeya tak berbohong. Ia hanya memiliki sang ibu di dunia ini. Ia tidak ingin ibunya berpikir macam-macam, termasuk berpikir jika suatu hari sang ibu meninggalkannya. Ia tak mau!

"Maaf, Mama tidak akan berkata seperti itu lagi." Ujar ibu Aleeya sembari membalas pelukan putrinya.

"Semester depan aku mulai skripsi, dan akan lulus dengan cepat. Mama harus sembuh agar bisa datang ke acara wisudaku." Ucap Aleeya dengan suara pelan dan manjanya. "Aku sangat menyayangimu, Ma."

"Mama juga sangat menyayangimu, sayang."

Demi kesembuhan sang ibu, Aleeya rela melakukan apapun. Menjual dirinya demi kesembuhan sang ibu, ia rela melakukannya. Perbuatan kotor seperti yang ia lakukan saat ini memanglah terlihat hina. Hanya saja, semesta memang sekejam itu padanya.

Rasanya Aleeya ingin sekali menangis dengan keras setelah dirinya melayani pelanggan lamanya ataupun Manggala Bimantara. Mengapa takdir yang harus ia jalani tak ada bagusnya sama sekali? Membuatnya berada di titik paling rendah seperti dan memberinya pilihan sulit.

Related chapters

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    07. Menunggu Mas Gala

    Udara cukup dingin malam ini, hujan deras mengguyur kota Jakarta tadi sore selama beberapa jam lamanya. Bahkan hingga malam ini aspal jalan pun masih terlihat basah dan tetesan air hujan masih turun dari dedaunan. Tapi tampaknya udara dingin malam ini tak menyurutkan rasa senang seorang gadis muda yang tengah duduk di sebuah halte bus. Bukan untuk menunggu bus datang, karena sudah beberapa bus berhenti di hadapannya gadis itu masih saja tak beranjak dari duduknya. Ia menunggu seseorang yang sudah berjanji akan malam bersamanya.Aleeya tampak sesekali menoleh ke arah jalan sembari mengeratkan jaketnya agar rasa dingin yang mulai mengelitik permukaan kulit tubuhnya sedikit berkurang. Ia berharap seseorang yang ditunggu menampakkan dirinya.Gadis muda itu kembali memandang kembali ke arah ponsel untuk kesekian kalinya, berharap ada pesan di sana. Namun sepertinya nihil. Sudah beberapa pesan yang Aleeya kirim dan beberapa kali ia mencoba menghubungi nomor seseorang itu, namun hanya suara

    Last Updated : 2023-03-16
  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    08. Pasangan Romantis

    Saat ini keduanya tengah berada di depan sebuah supermarket. Aleeya membeli obat seadanya di sana. Aleeya pikir pria itu hanya menderita luka ringan. Namun sedari tadi saat Aleeya mencoba mengobatinya, pria itu justru selalu berteriak kesakitan. Bahkan belum sempat Aleeya mengoleskan salep, pria itu sudah menjerit. Rasa simpati Aleeya rasanya hilang, berubah menjadi kesal karena pria itu belum apa-apa sudah merengek. "Aduh! Kamu bisa pelan tidak, sih?" rumahnya untuk kesekian kalinya, membuat Aleeya memutar bola matanya jenggah. "Bisa tahan sedikit? Badan doang gede!" balas Aleeya sedikit kesal. Huh, beberapa saat yang lalu pria ini berlagak sok jago di depannya. Tapi saat ini justru seperti bayi. Pria itu mendengus."Ck, apa kamu sadar udah merusak wajah tampanku," ucapnya ketus setelah Aleeya selesai memoleskan salep di sudut kiri bibir pria itu. "A–apa?" pekik Aleeya yang terkejut mendengar ucapan pria itu. "Lihat ini!" tunjuknya pada sudut bibirnya. "Semua karenamu."Aleeya

    Last Updated : 2023-03-20
  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    09. Ingat Namaku Baik–Baik

    Suasana hati Aleeya sedang tidak baik-baik saja, ia merasa marah dan kesal setelah melihat pemandangan menyakitkan mata di restoran tadi. Dan rasa kesal itu semakin berlanjut ketika pria muda yang menolongnya mengoceh sejak tadi. "Jadi, ini yang kamu katakan dengan makanan yang lebih enak dari steak?" ujar pria itu sembari menatap kesal ke arah Aleeya. Aleeya menghela nafasnya berat. Ia sudah mencoba untuk tidak meledak saat ini. "Bisakah kamu berhenti mengeluh? Uangku hanya cukup membelikanmu ini," ucap Aleeya.Namun tampaknya pria muda itu tak peduli. Ia justru tersenyum remeh menatap ke arah gadis yang sudah ia tolong itu. "Yak, aku bahkan sudah susah payah menolongmu. Ponselku rusak dan kamu lihat ini?" tunjuknya pada sudut bibir kirinya yang membiru. "Wajah tampanku jadi begini hanya untuk menolongmu!" sungut pria itu kesal. Ingin rasanya Aleeya mencakarnya saja. Apa ia benar-benar seorang pria? Bagaimana sedari tadi terus merengek seperti itu. "Itu akan sembuh dengan cepat,

    Last Updated : 2023-03-20
  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    10. Siapa yang jahat?

    note : di sini panggilan kamu aku ubah jadi kau, ya^^●○●○●○●○"BERTEMU SIAPA KAU HINGGA PULANG SELARUT INI, ALEEYA!"Suara berat dan dingin itu terdengar menggelegar hingga penjuru apartemen. Membuat seseorang yang ada di hadapannya pun terlonjak kaget bahkan kini wajah gadis itu terlihat ketakutan. Ini adalah pertama kalinya, Manggala Bimantara berbicara sekeras itu pada Aleeya. Jantung Aleeya berdegup kencang, bahkan ia tak mampu untuk sekedar menatap mata dosennya itu. Gadis itu meremas ujung bajunya. Gala terlihat marah saat ini padanya. Suasana sekitarnya pun mulai terasa mencekam.Bagaiamana tidak? Manggala Bimantara terlihat ingin melahapnya hidup-hidup saat ini. Aleeya menenguk ludahnya susah payah, bibirnya sedikit bergetar dan suaranya nyaris menghilang karena terlalu takut. "M–mas, maaf tadi aku-.." Ucapan Aleeya kembali terpotong ketika Gala menyela ucapannya. Pria itu terlihat menyeramkan saat ini. Tatapannya dingin, tajam dan marah. "Apa kau seperti ini saat aku

    Last Updated : 2023-03-22
  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    11. Aku Wanita Kotor, Pak Gala!

    Bella akan berangkat ke Tokyo hari ini, kini dirinya dan Manggala tengah berada di ruang tunggu keberangkatan.Sedari tadi Bella merasa ada yang yang aneh dengan suaminya itu. Sejak kepulangannya semalam, raut wajah pria itu terlihat gusar dan sedikit kacau. Jika biasanya Manggala selalu bermanjaan padanya sebelum ia kembali bekerja, namun kali ini suaminya itu sama sekali tak mencoba mencegahnya. Bahkan terkesan mengabaikannya dan sibuk pada ponselnya. "Mas," panggil Bella mencoba mengajak berbicara sang suami yang sibuk dengan pikirannya itu. Namun tetap saja Manggala Bimantara hanya diam tak menanggapi. Pria itu masih sibuk mengetik pesan di ponselnya. "Mas!" ujar Bella yang mulai jenggah karena sang suami tak kunjung menjawabnya. Manggala tersentak dengan pekikan sang istri. Membuatnya menoleh dan melihat istrinya yang kesal. "Oh, ya ada apa, Bel?" ujar Manggala sedikit kikuk, ia sungguh tidak sadar jika Bella memanggilnya berkali-kali. "Kau ada masalah?" tanya Bella terdenga

    Last Updated : 2023-03-28
  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    12. Tak Bisa Pergi

    cw//eksplisit content ***** Tubuh Gala menegang. Tunggu apa yang ia baru saja dengar? Wanitanya ini meminta untuk mengakhiri semuanya? Bersamanya? Sial, kenal rasanya mendadak jadi begitu sesak seperti ini. Ia terdiam, hingga sepersekian detik berikutnya sebuah senyum remeh tercipta dari bibir pria itu. Sialan! Umpatnya dalam hati. Ia marah, emosinya mendadak naik pitam. Kepalanya mendadak terasa pening. "Kata siapa kamu bisa mengakhirinya begitu saja?" tanya pria itu dengan sorot mata yang dingin dan datarnya. Rahangnya nampak tegas. Guratan rasa amarah dan takut akan kehilangan mendadak menyatu. Aleeya yang semula tampak tegar, kini merasa takut atas tatapan mengintimidasi pria itu. Seperti ia baru saja membangunkan singa jantan dari tidur nyenyaknya. "A-aku-" ucapan Aleeya terbata akibat suaranya yang setengah bergetar. "K-kita harus mengakhirinya, Pak. Aku tidak mau melukai hati istrimu terus menerus." Mendengar itu lantas Manggala Bimantara justru terkekeh sinis. "Dia tidak

    Last Updated : 2023-07-09
  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    13

    cw//eksplisit content ***** Tubuh Gala menegang. Tunggu apa yang ia baru saja dengar? Wanitanya ini meminta untuk mengakhiri semuanya? Bersamanya? Sial, kenal rasanya mendadak jadi begitu sesak seperti ini. Ia terdiam, hingga sepersekian detik berikutnya sebuah senyum remeh tercipta dari bibir pria itu. Sialan! Umpatnya dalam hati. Ia marah, emosinya mendadak naik pitam. Kepalanya mendadak terasa pening. "Kata siapa kamu bisa mengakhirinya begitu saja?" tanya pria itu dengan sorot mata yang dingin dan datarnya. Rahangnya nampak tegas. Guratan rasa amarah dan takut akan kehilangan mendadak menyatu. Aleeya yang semula tampak tegar, kini merasa takut atas tatapan mengintimidasi pria itu. Seperti ia baru saja membangunkan singa jantan dari tidur nyenyaknya. "A-aku-" ucapan Aleeya terbata akibat suaranya yang setengah bergetar. "K-kita harus mengakhirinya, Pak. Aku tidak mau melukai hati istrimu terus menerus." Mendengar itu lantas Manggala Bimantara justru terkekeh sinis. "Dia tidak

    Last Updated : 2023-09-29
  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    14

    cw//eksplisit content*****Tubuh Gala menegang. Tunggu apa yang ia baru saja dengar? Wanitanya ini meminta untuk mengakhiri semuanya? Bersamanya? Sial, kenal rasanya mendadak jadi begitu sesak seperti ini. Ia terdiam, hingga sepersekian detik berikutnya sebuah senyum remeh tercipta dari bibir pria itu.Sialan! Umpatnya dalam hati. Ia marah, emosinya mendadak naik pitam. Kepalanya mendadak terasa pening."Kata siapa kamu bisa mengakhirinya begitu saja?" tanya pria itu dengan sorot mata yang dingin dan datarnya. Rahangnya nampak tegas. Guratan rasa amarah dan takut akan kehilangan mendadak menyatu.Aleeya yang semula tampak tegar, kini merasa takut atas tatapan mengintimidasi pria itu. Seperti ia baru saja membangunkan singa jantan dari tidur nyenyaknya. "A-aku-" ucapan Aleeya terbata akibat suaranya yang setengah bergetar. "K-kita harus mengakhirinya, Pak. Aku tidak mau melukai hati istrimu terus menerus."Mendengar itu lantas Manggala Bimantara justru terkekeh sinis. "Dia tidak akan

    Last Updated : 2023-10-23

Latest chapter

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    14

    cw//eksplisit content*****Tubuh Gala menegang. Tunggu apa yang ia baru saja dengar? Wanitanya ini meminta untuk mengakhiri semuanya? Bersamanya? Sial, kenal rasanya mendadak jadi begitu sesak seperti ini. Ia terdiam, hingga sepersekian detik berikutnya sebuah senyum remeh tercipta dari bibir pria itu.Sialan! Umpatnya dalam hati. Ia marah, emosinya mendadak naik pitam. Kepalanya mendadak terasa pening."Kata siapa kamu bisa mengakhirinya begitu saja?" tanya pria itu dengan sorot mata yang dingin dan datarnya. Rahangnya nampak tegas. Guratan rasa amarah dan takut akan kehilangan mendadak menyatu.Aleeya yang semula tampak tegar, kini merasa takut atas tatapan mengintimidasi pria itu. Seperti ia baru saja membangunkan singa jantan dari tidur nyenyaknya. "A-aku-" ucapan Aleeya terbata akibat suaranya yang setengah bergetar. "K-kita harus mengakhirinya, Pak. Aku tidak mau melukai hati istrimu terus menerus."Mendengar itu lantas Manggala Bimantara justru terkekeh sinis. "Dia tidak akan

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    13

    cw//eksplisit content ***** Tubuh Gala menegang. Tunggu apa yang ia baru saja dengar? Wanitanya ini meminta untuk mengakhiri semuanya? Bersamanya? Sial, kenal rasanya mendadak jadi begitu sesak seperti ini. Ia terdiam, hingga sepersekian detik berikutnya sebuah senyum remeh tercipta dari bibir pria itu. Sialan! Umpatnya dalam hati. Ia marah, emosinya mendadak naik pitam. Kepalanya mendadak terasa pening. "Kata siapa kamu bisa mengakhirinya begitu saja?" tanya pria itu dengan sorot mata yang dingin dan datarnya. Rahangnya nampak tegas. Guratan rasa amarah dan takut akan kehilangan mendadak menyatu. Aleeya yang semula tampak tegar, kini merasa takut atas tatapan mengintimidasi pria itu. Seperti ia baru saja membangunkan singa jantan dari tidur nyenyaknya. "A-aku-" ucapan Aleeya terbata akibat suaranya yang setengah bergetar. "K-kita harus mengakhirinya, Pak. Aku tidak mau melukai hati istrimu terus menerus." Mendengar itu lantas Manggala Bimantara justru terkekeh sinis. "Dia tidak

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    12. Tak Bisa Pergi

    cw//eksplisit content ***** Tubuh Gala menegang. Tunggu apa yang ia baru saja dengar? Wanitanya ini meminta untuk mengakhiri semuanya? Bersamanya? Sial, kenal rasanya mendadak jadi begitu sesak seperti ini. Ia terdiam, hingga sepersekian detik berikutnya sebuah senyum remeh tercipta dari bibir pria itu. Sialan! Umpatnya dalam hati. Ia marah, emosinya mendadak naik pitam. Kepalanya mendadak terasa pening. "Kata siapa kamu bisa mengakhirinya begitu saja?" tanya pria itu dengan sorot mata yang dingin dan datarnya. Rahangnya nampak tegas. Guratan rasa amarah dan takut akan kehilangan mendadak menyatu. Aleeya yang semula tampak tegar, kini merasa takut atas tatapan mengintimidasi pria itu. Seperti ia baru saja membangunkan singa jantan dari tidur nyenyaknya. "A-aku-" ucapan Aleeya terbata akibat suaranya yang setengah bergetar. "K-kita harus mengakhirinya, Pak. Aku tidak mau melukai hati istrimu terus menerus." Mendengar itu lantas Manggala Bimantara justru terkekeh sinis. "Dia tidak

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    11. Aku Wanita Kotor, Pak Gala!

    Bella akan berangkat ke Tokyo hari ini, kini dirinya dan Manggala tengah berada di ruang tunggu keberangkatan.Sedari tadi Bella merasa ada yang yang aneh dengan suaminya itu. Sejak kepulangannya semalam, raut wajah pria itu terlihat gusar dan sedikit kacau. Jika biasanya Manggala selalu bermanjaan padanya sebelum ia kembali bekerja, namun kali ini suaminya itu sama sekali tak mencoba mencegahnya. Bahkan terkesan mengabaikannya dan sibuk pada ponselnya. "Mas," panggil Bella mencoba mengajak berbicara sang suami yang sibuk dengan pikirannya itu. Namun tetap saja Manggala Bimantara hanya diam tak menanggapi. Pria itu masih sibuk mengetik pesan di ponselnya. "Mas!" ujar Bella yang mulai jenggah karena sang suami tak kunjung menjawabnya. Manggala tersentak dengan pekikan sang istri. Membuatnya menoleh dan melihat istrinya yang kesal. "Oh, ya ada apa, Bel?" ujar Manggala sedikit kikuk, ia sungguh tidak sadar jika Bella memanggilnya berkali-kali. "Kau ada masalah?" tanya Bella terdenga

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    10. Siapa yang jahat?

    note : di sini panggilan kamu aku ubah jadi kau, ya^^●○●○●○●○"BERTEMU SIAPA KAU HINGGA PULANG SELARUT INI, ALEEYA!"Suara berat dan dingin itu terdengar menggelegar hingga penjuru apartemen. Membuat seseorang yang ada di hadapannya pun terlonjak kaget bahkan kini wajah gadis itu terlihat ketakutan. Ini adalah pertama kalinya, Manggala Bimantara berbicara sekeras itu pada Aleeya. Jantung Aleeya berdegup kencang, bahkan ia tak mampu untuk sekedar menatap mata dosennya itu. Gadis itu meremas ujung bajunya. Gala terlihat marah saat ini padanya. Suasana sekitarnya pun mulai terasa mencekam.Bagaiamana tidak? Manggala Bimantara terlihat ingin melahapnya hidup-hidup saat ini. Aleeya menenguk ludahnya susah payah, bibirnya sedikit bergetar dan suaranya nyaris menghilang karena terlalu takut. "M–mas, maaf tadi aku-.." Ucapan Aleeya kembali terpotong ketika Gala menyela ucapannya. Pria itu terlihat menyeramkan saat ini. Tatapannya dingin, tajam dan marah. "Apa kau seperti ini saat aku

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    09. Ingat Namaku Baik–Baik

    Suasana hati Aleeya sedang tidak baik-baik saja, ia merasa marah dan kesal setelah melihat pemandangan menyakitkan mata di restoran tadi. Dan rasa kesal itu semakin berlanjut ketika pria muda yang menolongnya mengoceh sejak tadi. "Jadi, ini yang kamu katakan dengan makanan yang lebih enak dari steak?" ujar pria itu sembari menatap kesal ke arah Aleeya. Aleeya menghela nafasnya berat. Ia sudah mencoba untuk tidak meledak saat ini. "Bisakah kamu berhenti mengeluh? Uangku hanya cukup membelikanmu ini," ucap Aleeya.Namun tampaknya pria muda itu tak peduli. Ia justru tersenyum remeh menatap ke arah gadis yang sudah ia tolong itu. "Yak, aku bahkan sudah susah payah menolongmu. Ponselku rusak dan kamu lihat ini?" tunjuknya pada sudut bibir kirinya yang membiru. "Wajah tampanku jadi begini hanya untuk menolongmu!" sungut pria itu kesal. Ingin rasanya Aleeya mencakarnya saja. Apa ia benar-benar seorang pria? Bagaimana sedari tadi terus merengek seperti itu. "Itu akan sembuh dengan cepat,

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    08. Pasangan Romantis

    Saat ini keduanya tengah berada di depan sebuah supermarket. Aleeya membeli obat seadanya di sana. Aleeya pikir pria itu hanya menderita luka ringan. Namun sedari tadi saat Aleeya mencoba mengobatinya, pria itu justru selalu berteriak kesakitan. Bahkan belum sempat Aleeya mengoleskan salep, pria itu sudah menjerit. Rasa simpati Aleeya rasanya hilang, berubah menjadi kesal karena pria itu belum apa-apa sudah merengek. "Aduh! Kamu bisa pelan tidak, sih?" rumahnya untuk kesekian kalinya, membuat Aleeya memutar bola matanya jenggah. "Bisa tahan sedikit? Badan doang gede!" balas Aleeya sedikit kesal. Huh, beberapa saat yang lalu pria ini berlagak sok jago di depannya. Tapi saat ini justru seperti bayi. Pria itu mendengus."Ck, apa kamu sadar udah merusak wajah tampanku," ucapnya ketus setelah Aleeya selesai memoleskan salep di sudut kiri bibir pria itu. "A–apa?" pekik Aleeya yang terkejut mendengar ucapan pria itu. "Lihat ini!" tunjuknya pada sudut bibirnya. "Semua karenamu."Aleeya

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    07. Menunggu Mas Gala

    Udara cukup dingin malam ini, hujan deras mengguyur kota Jakarta tadi sore selama beberapa jam lamanya. Bahkan hingga malam ini aspal jalan pun masih terlihat basah dan tetesan air hujan masih turun dari dedaunan. Tapi tampaknya udara dingin malam ini tak menyurutkan rasa senang seorang gadis muda yang tengah duduk di sebuah halte bus. Bukan untuk menunggu bus datang, karena sudah beberapa bus berhenti di hadapannya gadis itu masih saja tak beranjak dari duduknya. Ia menunggu seseorang yang sudah berjanji akan malam bersamanya.Aleeya tampak sesekali menoleh ke arah jalan sembari mengeratkan jaketnya agar rasa dingin yang mulai mengelitik permukaan kulit tubuhnya sedikit berkurang. Ia berharap seseorang yang ditunggu menampakkan dirinya.Gadis muda itu kembali memandang kembali ke arah ponsel untuk kesekian kalinya, berharap ada pesan di sana. Namun sepertinya nihil. Sudah beberapa pesan yang Aleeya kirim dan beberapa kali ia mencoba menghubungi nomor seseorang itu, namun hanya suara

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    06. Aku Takut, Mas

    Gala berjalan cepat menuju rumahnya. Raut panik tercetak jelas di wajah tampannya."Nabella! Kamu di mana, sayang?" ujar Gala sembari menengok ke sana kemari untuk menemukan sang istri. "Astaga! Bella!" pekik pria itu ketika mendapati sang istri masih di dalam kamar mandi dengan posisi memeluk erat lututnya di bawah shower. Meringkuk dengan wajah pucatnya.Dengan cepat Manggala Bimantara mematikan shower dan mengambil handuk. Melilitkan pada tubuh sang istri yang kini mengigil kedinginan. "Bel, kamu tidak apa-apa?" ujar Gala yang merasa bersalah karena telah meninggalkan Bella sendirian begitu saja. Bibir tipis dan pucat itu mulai sedikit terbuka."D–dingin," ujar Bella. Tanpa pikir lama lagi Gala segera mengangkat tubuh istrinya. Membawanya keluar, lalu meletakkan tubuh Bella di atas ranjang. Berjalan cepat ke arah walk in closed untuk mengambil baju hangat untuk istrinya itu. Manggala Bimantara, pria itu terlihat sangat telaten dan lembut merawat sangat istri. Membuatkan teh ha

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status