Bella akan berangkat ke Tokyo hari ini, kini dirinya dan Manggala tengah berada di ruang tunggu keberangkatan.Sedari tadi Bella merasa ada yang yang aneh dengan suaminya itu. Sejak kepulangannya semalam, raut wajah pria itu terlihat gusar dan sedikit kacau. Jika biasanya Manggala selalu bermanjaan padanya sebelum ia kembali bekerja, namun kali ini suaminya itu sama sekali tak mencoba mencegahnya. Bahkan terkesan mengabaikannya dan sibuk pada ponselnya. "Mas," panggil Bella mencoba mengajak berbicara sang suami yang sibuk dengan pikirannya itu. Namun tetap saja Manggala Bimantara hanya diam tak menanggapi. Pria itu masih sibuk mengetik pesan di ponselnya. "Mas!" ujar Bella yang mulai jenggah karena sang suami tak kunjung menjawabnya. Manggala tersentak dengan pekikan sang istri. Membuatnya menoleh dan melihat istrinya yang kesal. "Oh, ya ada apa, Bel?" ujar Manggala sedikit kikuk, ia sungguh tidak sadar jika Bella memanggilnya berkali-kali. "Kau ada masalah?" tanya Bella terdenga
cw//eksplisit content ***** Tubuh Gala menegang. Tunggu apa yang ia baru saja dengar? Wanitanya ini meminta untuk mengakhiri semuanya? Bersamanya? Sial, kenal rasanya mendadak jadi begitu sesak seperti ini. Ia terdiam, hingga sepersekian detik berikutnya sebuah senyum remeh tercipta dari bibir pria itu. Sialan! Umpatnya dalam hati. Ia marah, emosinya mendadak naik pitam. Kepalanya mendadak terasa pening. "Kata siapa kamu bisa mengakhirinya begitu saja?" tanya pria itu dengan sorot mata yang dingin dan datarnya. Rahangnya nampak tegas. Guratan rasa amarah dan takut akan kehilangan mendadak menyatu. Aleeya yang semula tampak tegar, kini merasa takut atas tatapan mengintimidasi pria itu. Seperti ia baru saja membangunkan singa jantan dari tidur nyenyaknya. "A-aku-" ucapan Aleeya terbata akibat suaranya yang setengah bergetar. "K-kita harus mengakhirinya, Pak. Aku tidak mau melukai hati istrimu terus menerus." Mendengar itu lantas Manggala Bimantara justru terkekeh sinis. "Dia tidak
cw//eksplisit content ***** Tubuh Gala menegang. Tunggu apa yang ia baru saja dengar? Wanitanya ini meminta untuk mengakhiri semuanya? Bersamanya? Sial, kenal rasanya mendadak jadi begitu sesak seperti ini. Ia terdiam, hingga sepersekian detik berikutnya sebuah senyum remeh tercipta dari bibir pria itu. Sialan! Umpatnya dalam hati. Ia marah, emosinya mendadak naik pitam. Kepalanya mendadak terasa pening. "Kata siapa kamu bisa mengakhirinya begitu saja?" tanya pria itu dengan sorot mata yang dingin dan datarnya. Rahangnya nampak tegas. Guratan rasa amarah dan takut akan kehilangan mendadak menyatu. Aleeya yang semula tampak tegar, kini merasa takut atas tatapan mengintimidasi pria itu. Seperti ia baru saja membangunkan singa jantan dari tidur nyenyaknya. "A-aku-" ucapan Aleeya terbata akibat suaranya yang setengah bergetar. "K-kita harus mengakhirinya, Pak. Aku tidak mau melukai hati istrimu terus menerus." Mendengar itu lantas Manggala Bimantara justru terkekeh sinis. "Dia tidak
cw//eksplisit content*****Tubuh Gala menegang. Tunggu apa yang ia baru saja dengar? Wanitanya ini meminta untuk mengakhiri semuanya? Bersamanya? Sial, kenal rasanya mendadak jadi begitu sesak seperti ini. Ia terdiam, hingga sepersekian detik berikutnya sebuah senyum remeh tercipta dari bibir pria itu.Sialan! Umpatnya dalam hati. Ia marah, emosinya mendadak naik pitam. Kepalanya mendadak terasa pening."Kata siapa kamu bisa mengakhirinya begitu saja?" tanya pria itu dengan sorot mata yang dingin dan datarnya. Rahangnya nampak tegas. Guratan rasa amarah dan takut akan kehilangan mendadak menyatu.Aleeya yang semula tampak tegar, kini merasa takut atas tatapan mengintimidasi pria itu. Seperti ia baru saja membangunkan singa jantan dari tidur nyenyaknya. "A-aku-" ucapan Aleeya terbata akibat suaranya yang setengah bergetar. "K-kita harus mengakhirinya, Pak. Aku tidak mau melukai hati istrimu terus menerus."Mendengar itu lantas Manggala Bimantara justru terkekeh sinis. "Dia tidak akan
Attention : rate cerita ini adalah 1821+ (harsh words, dirty talks, bullying, kekerasan) yang tidak suka bacaan vulgar mohon tidak ngeyel untuk terus membacanya! ••••• happy reading •••••Manggala Bimantara membanting ponselnya pada kursi mobil yang kosong di sebelahnya. Pria itu tampak marah setelah mengakhiri sesi panggilan bersama seseorang beberapa menit yang lalu. Rahangnya tampak mengeras, menandakan jika pria itu sedang dalam kondisi kesal yang luar biasa.Gala keluar dari dalam mobilnya, bersandar pada pintu mobil lantas tangan kirinya merogoh saku pada mantel miliknya. Mengambil sebatang rokok dan sebuah korek api.Pria berahang tegas itu tampak tenang menghisap benda yang mengandung zat adiktif yang berupa nikotin sembari memasukkan tangan kirinya ke dalam saku mantel. Mencari ketenangan sebelum ia kembali pada pelariannya bersama wanita-wanita penghibur di dalam kelab malam yang ia datangi saat ini.Namun belum sempat Gala menghabiskan satu barang rokoknya, iris matanya me
"Pak Gala! Tunggu—"Tak mengindahkan ucapan mahasiswinya itu, tanpa aba-aba Gala merobek kemeja milik Aleeya. Pancaran gairah yang Gala rasakan sebelumnya seakan lenyap ketika melihat sebuah luka memar yang cukup besar di atas perut sebelah kiri milik mahasiswinya itu."Ada apa dengan tubuhmu, Aleeya?" ujar Gala terlihat panik ketika melihat luka lebam kebiruan yang cukup besar berada di perut atas sebelah kiri milik Aleeya.Gala segera menurunkan dirinya, terlihat khawatir dengan luka milik Aleeya.Akan tetapi, Aleeya memilih diam, hingga membuat Gala merasa jenggah sendiri."Siapa yang memukulmu hingga seperti ini?" teriak pria itu frustasi melihat luka yang ada pada tubuh mahasiswinya itu. Terdapat lebam kebiruan yang sangat besar di bawah dada kirinya. Akhirnya air mata dan rasa sesak yang Aleeya tahan sedari tadi tumpah juga, gadis itu menangis keras. Menumpahkan segera rasa sesak yang menghujam jantungnya.Melihat rapuhnya gadis di hadapannya kini tak kuasa bagi Gala untuk tida
Tak ada wanita yang mau dicap sebagai murahan, meskipun ia adalah seorang jalang sekalipun. Termasuk seorang gadis muda yang kini tengah berada dalam dekapan hangat lengan kekar seorang pria tampan yang berstatus sebagai dosennya sendiri. Bahkan nafas pria itu terdengar terengah di cerukan lehernya saat ini. Jika semesta tak memberikan beban hidup seberat ini padanya, Aleeya tidak akan pernah mau mengambil jalan tengah yang terlihat hina seperti ini. Menyerahkan mahkotanya pada dosennya sendiri. Ck, takdir gila macam apa yang ia jalani saat ini? Berawal dari pernikahan sang ibu dengan seorang pria. Kehidupan Aleeya Saraswati rasanya mulai jungkir balik. Dulu, yang awalnya ia sama sekali tak merasa kesulitan dalam meminta apapun, kini semuanya berubah sejak 5 tahun terakhir. Sang ayah tiri nyatanya telah membohongi ibunya. Menjual butik milik sang ibu demi membangun sebuah kelab malam. Aleeya tidak menyalahkan sang ibu karena salah memilih pria. Namun, Aleeya lebih menyalahkan takdi
Kegiatan pijit memijit telah berakhir 10 menit yang lalu. Kini, sepasang suami istri itu tengah menikmati waktu mereka sembari berendam bersama di dalam bath up yang berisi gumpalan busa di permukaannya. Sesekali sang pria mendaratkan kecupannya di bahu cantik milik wanitanya itu. Sedangkan sang wanita tampak tenang bersandar pada dada bidang milik suaminya itu sembari tangannya asik bermain busa. "Bagaimana pekerjaanmu di LA, Sayang?" ujar Manggala Bimantara sembari memeluk istrinya begitu posesif dari belakang. Pria itu menarik tengkuk Bella agar menghadap pada dirinya, mengecup bibir wanitanya itu cukup lama. "Hm, seperti biasa. Cukup melelahkan," ujar Bella tersenyum manis setelah Gala melepaskan kecupannya. Mendengar jawaban itu, membuat Manggala Bimantara memasang wajah sedikit kesalnya. "Jangan memaksa dirimu, Bel. Kau juga harus beristirahat," ujar Gala yang tidak suka mendengar jika istrinya itu kelelahan. Bella mendongakkan kepalanya, melihat raut wajah kesal sa