Share

02. Sebuah Bantuan?

Penulis: bunnylovely
last update Terakhir Diperbarui: 2023-02-25 22:16:28

"Pak Gala! Tunggu—"

Tak mengindahkan ucapan mahasiswinya itu, tanpa aba-aba Gala merobek kemeja milik Aleeya. Pancaran gairah yang Gala rasakan sebelumnya seakan lenyap ketika melihat sebuah luka memar yang cukup besar di atas perut sebelah kiri milik mahasiswinya itu.

"Ada apa dengan tubuhmu, Aleeya?" ujar Gala terlihat panik ketika melihat luka lebam kebiruan yang cukup besar berada di perut atas sebelah kiri milik Aleeya.

Gala segera menurunkan dirinya, terlihat khawatir dengan luka milik Aleeya.

Akan tetapi, Aleeya memilih diam, hingga membuat Gala merasa jenggah sendiri.

"Siapa yang memukulmu hingga seperti ini?" teriak pria itu frustasi melihat luka yang ada pada tubuh mahasiswinya itu. Terdapat lebam kebiruan yang sangat besar di bawah dada kirinya.

Akhirnya air mata dan rasa sesak yang Aleeya tahan sedari tadi tumpah juga, gadis itu menangis keras. Menumpahkan segera rasa sesak yang menghujam jantungnya.

Melihat rapuhnya gadis di hadapannya kini tak kuasa bagi Gala untuk tidak memeluknya. Pria itu mengucapkan maaf berkali-kali, merasa menyesal dan bodoh atas tindakannya yang tak bisa dikontrol itu.

Malam ini, untuk pertama kalinya Aleeya mencurahkan segala kepedihan hati dan hidupnya. Bagaimana perjalanan hidupnya hingga harus keluar masuk kelab malam. Bagaimana dirinya menahan rasa sesak ketika tak memiliki teman ataupun menahan hinaan yang selalu ia terima dari teman-temannya.

"Maafkan aku. Aku benar-benar menyesal memperlakukanmu seperti tadi," ujar Gala yang terlihat malu sekaligus menyesal atas tindakannya beberapa saat lalu. Sangat tidak berperikemanusiaan sama sekali, hanya karena dia kesal saat mengetahui salah satu mahasiswi favoritnya itu menjadi seorang pelacur.

Ia tak menyangka jika beban hidup mahasiswinya itu sekeras ini. Gala benar-benar merutuki kebodohannya yang hanya mengedepankan emosinya tanpa ingin mendengar penjelasan dari Aleeya.

Aleeya menggeleng pelan, kini penampilan wanita itu sudah jauh lebih baik. Ia memakai kemeja milik Gala karena kemejanya yang sobek.

"Tidak apa-apa, Pak. Lagipula yang anda katakan juga tak sepenuhnya salah. Saya memang seorang pelacur," ucap Aleeya sembari mencoba tersenyum. Menerima nasibnya jika ia harus bekerja di kelab malam milik ayah tirinya sendiri. Menjadi pelacur di sana untuk mendapatkan uang dan biaya rumah sakit ibunya yang sedang sakit keras.

Gala menggeleng cepat. Tidak setuju dengan ucapan gadis itu.

"Tidak! Kamu hanya tak punya pilihan," ucap Gala tak setuju. "Kenapa kamu tidak melaporkan ayah tirimu itu ke kantor polisi?" ujar Gala sekali lagi ketika mengingat bagaimana jahatnya ayah Aleeya. Menjadikan anak sendiri sebagai pelacur, ingin sekali Gala marah saat ini.

Aleeya tertawa kecil.

"Lalu, bagaimana dengan pengobatan ibu saya, Pak? Saya sudah bekerja paruh waktu, namun tetap saja biaya rumah sakit ibuku semakin mahal. Hanya dengan bekerja bersama ayah, saya bisa membayar biaya pengobatan mama."

Bibir Gala mengatup rapat, matanya hanya bisa menatap Aleeya dan segala beban yang harus gadis itu terima di usianya yang baru 20 tahun itu.

"Jangan memasang wajah iba seperti itu, Pak. Rasanya tak nyaman sekali karena biasanya orang–orang selalu memandang saya rendah dan jijik," ujar Aleeya sembari terkekeh pelan.

Gadis muda itu pun mulai mengambil kemejanya dan memasukkan ke dalam tas miliknya.

"Saya harus ke rumah sakit menemani ibuku, Pak. Besok mama harus menjalani kemoterapi, aku harus segera membayar pengobatannya," ujar Aleeya.

"Mau ku antar?"

Aleeya menggeleng.

"Tidak perlu, saya bisa—" Ucapan Aleeya terhenti ketika ia tak menemukan sesuatu yang paling penting di dalam tasnya.

"Ada apa Aleeya?" ujar Gala yang melihat keresahan di wajah bulat milik Aleeya.

"Uang saya hilang, Pak!" pekik Aleeya yang mencari di mana uang bayarannya hari ini. Namun ternyata nihil. Gadis itu begitu panik, membongkar semua isi tasnya namun tak ada hasil. Uang itu hilang entah ke mana. Mungkin terjatuh saat Gala menariknya di depan kelab tadi.

"Benar–benar tidak ada?" tanya Gala memastikan.

Aleeya menggeleng lagi.

"Saya harus pergi Pak, saya harus kembali ke kelab untuk mencari pelanggan baru!" ujar gadis itu tampak frustasi. Dengan cepat ia kembali turun dari ranjang lalu melangkahkan kakinya menuju pintu kamar apartemen milik Gala.

Mata Gala sontak terbelak mendengar kalimat itu. 'Mencari pelanggan baru?' gumamnya.

"Tunggu!" pekik Gala di saat Aleeya ingin membuka pintu kamarnya.

Aleeya menoleh, "Ada apa, Pak?"

"Aku bisa memberikanmu uang itu," ujar Gala.

Mata Aleeya memicing. "Bapak menyuruh saya berhutang?" tanyanya.

Gala menggeleng cepat.

"Tidak, bukan seperti itu!" Pria itu tampak mengigit bibirnya, sedikit ragu untuk mengucapkan keinginannya.

"Kamu tidak perlu bekerja memuaskan pria, Aleeya Saraswati. Aku bisa memberimu uang untuk pengobatan ibumu," ujar Gala pada akhirnya.

Berbalas sebuah gelengan kembali, lantas Aleeya berujar, "Terimakasih atas tawarannya Pak, tapi saya tidak bisa menerima pemberian seseorang secara cuma-cuma."

"Kalau begitu biarkan aku yang menjadi pelangganmu malam ini," ujar Manggala cepat.

"Pak!" pekik Aleeya yang begitu terkejut dengan ucapan gila dosennya ini malam ini.

Gala mendekatkan tubuhnya, meraih salah satu tangan indah milik Aleeya. Membawanya menuju ke bagian selatannya yang terasa sesak saat ini.

"Please." Ujar Manggala terdengar putus asa.

****

Saat ini Gala tengah menikmati apa yang mahasiswinya itu berikan. Sebuah service yang mampu membuatnya melayang. Ini adalah pertamakali bagi Gala merasakan nikmat yang tiada tara, merasakan bagaimana hormon androgennya mencapai puncak dengan cepat. Bahkan permainan Aleeya jauh dari kata lihai dan justru terkesan kaku daripada wanita jalang selalu berusaha memuaskannya.

Kenikmatan yang Gala dapat malam ini melupakan fakta jika ponselnya bergetar sejak tadi. Hingga sebuah pesan muncul di notifikasi layar ponselnya.

From : Wife

'Maafkan keegoisanku tadi, sayang. Aku akan pulang besok. Kita berbaikan, ya? Ngomong-ngomong, aku sangat merindukan menghabiskan malam panas bersamamu, suamiku.'

Bab terkait

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    03. Sugar Baby

    Tak ada wanita yang mau dicap sebagai murahan, meskipun ia adalah seorang jalang sekalipun. Termasuk seorang gadis muda yang kini tengah berada dalam dekapan hangat lengan kekar seorang pria tampan yang berstatus sebagai dosennya sendiri. Bahkan nafas pria itu terdengar terengah di cerukan lehernya saat ini. Jika semesta tak memberikan beban hidup seberat ini padanya, Aleeya tidak akan pernah mau mengambil jalan tengah yang terlihat hina seperti ini. Menyerahkan mahkotanya pada dosennya sendiri. Ck, takdir gila macam apa yang ia jalani saat ini? Berawal dari pernikahan sang ibu dengan seorang pria. Kehidupan Aleeya Saraswati rasanya mulai jungkir balik. Dulu, yang awalnya ia sama sekali tak merasa kesulitan dalam meminta apapun, kini semuanya berubah sejak 5 tahun terakhir. Sang ayah tiri nyatanya telah membohongi ibunya. Menjual butik milik sang ibu demi membangun sebuah kelab malam. Aleeya tidak menyalahkan sang ibu karena salah memilih pria. Namun, Aleeya lebih menyalahkan takdi

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    04. Belum Siap

    Kegiatan pijit memijit telah berakhir 10 menit yang lalu. Kini, sepasang suami istri itu tengah menikmati waktu mereka sembari berendam bersama di dalam bath up yang berisi gumpalan busa di permukaannya. Sesekali sang pria mendaratkan kecupannya di bahu cantik milik wanitanya itu. Sedangkan sang wanita tampak tenang bersandar pada dada bidang milik suaminya itu sembari tangannya asik bermain busa. "Bagaimana pekerjaanmu di LA, Sayang?" ujar Manggala Bimantara sembari memeluk istrinya begitu posesif dari belakang. Pria itu menarik tengkuk Bella agar menghadap pada dirinya, mengecup bibir wanitanya itu cukup lama. "Hm, seperti biasa. Cukup melelahkan," ujar Bella tersenyum manis setelah Gala melepaskan kecupannya. Mendengar jawaban itu, membuat Manggala Bimantara memasang wajah sedikit kesalnya. "Jangan memaksa dirimu, Bel. Kau juga harus beristirahat," ujar Gala yang tidak suka mendengar jika istrinya itu kelelahan. Bella mendongakkan kepalanya, melihat raut wajah kesal sa

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    05. Mie Yang Kering

    Sedangkan di tempat lain, seorang gadis memakai jaket berwarna abu-abu begitu lahap memakan es krim yang ada di tangannya. "Beruntung sekali supermarket cukup dekat sebelum cacing-cacing ini memakan usus dan lambungku," ujar gadis itu yang tak lain adalah Aleeya. Ia baru saja pulang dari supermarket untuk membeli beberapa bungkus mie instan dan juga es krim yang kini ia makan. Aleeya tidak bisa tidur karena perutnya kelaparan. Memang setelah kepergian dosennya sore tadi, gadis itu tak memakan apapun. Padahal tenaganya dikuras habis setelah 2 ronde percintaan panas dengan pak dosen. Hingga akhirnya, Aleeya harus merasa kelaparan di malam hari seperti ini. Wanita itu memasukkan kode apartemen yang sudah 6 bulan ia tinggali saat ini. Manggala Bimantara memintanya untuk tinggal di apartemen pria itu dengan alasan agar mudah jika pria itu membutuhkannya. Sialan sekali bukan? Pria itu pikir dirinya adalah ban serep yang digunakan jika ban utamanya kempes. Namun jika dipikir-pikir it

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-25
  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    06. Aku Takut, Mas

    Gala berjalan cepat menuju rumahnya. Raut panik tercetak jelas di wajah tampannya."Nabella! Kamu di mana, sayang?" ujar Gala sembari menengok ke sana kemari untuk menemukan sang istri. "Astaga! Bella!" pekik pria itu ketika mendapati sang istri masih di dalam kamar mandi dengan posisi memeluk erat lututnya di bawah shower. Meringkuk dengan wajah pucatnya.Dengan cepat Manggala Bimantara mematikan shower dan mengambil handuk. Melilitkan pada tubuh sang istri yang kini mengigil kedinginan. "Bel, kamu tidak apa-apa?" ujar Gala yang merasa bersalah karena telah meninggalkan Bella sendirian begitu saja. Bibir tipis dan pucat itu mulai sedikit terbuka."D–dingin," ujar Bella. Tanpa pikir lama lagi Gala segera mengangkat tubuh istrinya. Membawanya keluar, lalu meletakkan tubuh Bella di atas ranjang. Berjalan cepat ke arah walk in closed untuk mengambil baju hangat untuk istrinya itu. Manggala Bimantara, pria itu terlihat sangat telaten dan lembut merawat sangat istri. Membuatkan teh ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-16
  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    07. Menunggu Mas Gala

    Udara cukup dingin malam ini, hujan deras mengguyur kota Jakarta tadi sore selama beberapa jam lamanya. Bahkan hingga malam ini aspal jalan pun masih terlihat basah dan tetesan air hujan masih turun dari dedaunan. Tapi tampaknya udara dingin malam ini tak menyurutkan rasa senang seorang gadis muda yang tengah duduk di sebuah halte bus. Bukan untuk menunggu bus datang, karena sudah beberapa bus berhenti di hadapannya gadis itu masih saja tak beranjak dari duduknya. Ia menunggu seseorang yang sudah berjanji akan malam bersamanya.Aleeya tampak sesekali menoleh ke arah jalan sembari mengeratkan jaketnya agar rasa dingin yang mulai mengelitik permukaan kulit tubuhnya sedikit berkurang. Ia berharap seseorang yang ditunggu menampakkan dirinya.Gadis muda itu kembali memandang kembali ke arah ponsel untuk kesekian kalinya, berharap ada pesan di sana. Namun sepertinya nihil. Sudah beberapa pesan yang Aleeya kirim dan beberapa kali ia mencoba menghubungi nomor seseorang itu, namun hanya suara

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-16
  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    08. Pasangan Romantis

    Saat ini keduanya tengah berada di depan sebuah supermarket. Aleeya membeli obat seadanya di sana. Aleeya pikir pria itu hanya menderita luka ringan. Namun sedari tadi saat Aleeya mencoba mengobatinya, pria itu justru selalu berteriak kesakitan. Bahkan belum sempat Aleeya mengoleskan salep, pria itu sudah menjerit. Rasa simpati Aleeya rasanya hilang, berubah menjadi kesal karena pria itu belum apa-apa sudah merengek. "Aduh! Kamu bisa pelan tidak, sih?" rumahnya untuk kesekian kalinya, membuat Aleeya memutar bola matanya jenggah. "Bisa tahan sedikit? Badan doang gede!" balas Aleeya sedikit kesal. Huh, beberapa saat yang lalu pria ini berlagak sok jago di depannya. Tapi saat ini justru seperti bayi. Pria itu mendengus."Ck, apa kamu sadar udah merusak wajah tampanku," ucapnya ketus setelah Aleeya selesai memoleskan salep di sudut kiri bibir pria itu. "A–apa?" pekik Aleeya yang terkejut mendengar ucapan pria itu. "Lihat ini!" tunjuknya pada sudut bibirnya. "Semua karenamu."Aleeya

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    09. Ingat Namaku Baik–Baik

    Suasana hati Aleeya sedang tidak baik-baik saja, ia merasa marah dan kesal setelah melihat pemandangan menyakitkan mata di restoran tadi. Dan rasa kesal itu semakin berlanjut ketika pria muda yang menolongnya mengoceh sejak tadi. "Jadi, ini yang kamu katakan dengan makanan yang lebih enak dari steak?" ujar pria itu sembari menatap kesal ke arah Aleeya. Aleeya menghela nafasnya berat. Ia sudah mencoba untuk tidak meledak saat ini. "Bisakah kamu berhenti mengeluh? Uangku hanya cukup membelikanmu ini," ucap Aleeya.Namun tampaknya pria muda itu tak peduli. Ia justru tersenyum remeh menatap ke arah gadis yang sudah ia tolong itu. "Yak, aku bahkan sudah susah payah menolongmu. Ponselku rusak dan kamu lihat ini?" tunjuknya pada sudut bibir kirinya yang membiru. "Wajah tampanku jadi begini hanya untuk menolongmu!" sungut pria itu kesal. Ingin rasanya Aleeya mencakarnya saja. Apa ia benar-benar seorang pria? Bagaimana sedari tadi terus merengek seperti itu. "Itu akan sembuh dengan cepat,

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-20
  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    10. Siapa yang jahat?

    note : di sini panggilan kamu aku ubah jadi kau, ya^^●○●○●○●○"BERTEMU SIAPA KAU HINGGA PULANG SELARUT INI, ALEEYA!"Suara berat dan dingin itu terdengar menggelegar hingga penjuru apartemen. Membuat seseorang yang ada di hadapannya pun terlonjak kaget bahkan kini wajah gadis itu terlihat ketakutan. Ini adalah pertama kalinya, Manggala Bimantara berbicara sekeras itu pada Aleeya. Jantung Aleeya berdegup kencang, bahkan ia tak mampu untuk sekedar menatap mata dosennya itu. Gadis itu meremas ujung bajunya. Gala terlihat marah saat ini padanya. Suasana sekitarnya pun mulai terasa mencekam.Bagaiamana tidak? Manggala Bimantara terlihat ingin melahapnya hidup-hidup saat ini. Aleeya menenguk ludahnya susah payah, bibirnya sedikit bergetar dan suaranya nyaris menghilang karena terlalu takut. "M–mas, maaf tadi aku-.." Ucapan Aleeya kembali terpotong ketika Gala menyela ucapannya. Pria itu terlihat menyeramkan saat ini. Tatapannya dingin, tajam dan marah. "Apa kau seperti ini saat aku

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-22

Bab terbaru

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    14

    cw//eksplisit content*****Tubuh Gala menegang. Tunggu apa yang ia baru saja dengar? Wanitanya ini meminta untuk mengakhiri semuanya? Bersamanya? Sial, kenal rasanya mendadak jadi begitu sesak seperti ini. Ia terdiam, hingga sepersekian detik berikutnya sebuah senyum remeh tercipta dari bibir pria itu.Sialan! Umpatnya dalam hati. Ia marah, emosinya mendadak naik pitam. Kepalanya mendadak terasa pening."Kata siapa kamu bisa mengakhirinya begitu saja?" tanya pria itu dengan sorot mata yang dingin dan datarnya. Rahangnya nampak tegas. Guratan rasa amarah dan takut akan kehilangan mendadak menyatu.Aleeya yang semula tampak tegar, kini merasa takut atas tatapan mengintimidasi pria itu. Seperti ia baru saja membangunkan singa jantan dari tidur nyenyaknya. "A-aku-" ucapan Aleeya terbata akibat suaranya yang setengah bergetar. "K-kita harus mengakhirinya, Pak. Aku tidak mau melukai hati istrimu terus menerus."Mendengar itu lantas Manggala Bimantara justru terkekeh sinis. "Dia tidak akan

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    13

    cw//eksplisit content ***** Tubuh Gala menegang. Tunggu apa yang ia baru saja dengar? Wanitanya ini meminta untuk mengakhiri semuanya? Bersamanya? Sial, kenal rasanya mendadak jadi begitu sesak seperti ini. Ia terdiam, hingga sepersekian detik berikutnya sebuah senyum remeh tercipta dari bibir pria itu. Sialan! Umpatnya dalam hati. Ia marah, emosinya mendadak naik pitam. Kepalanya mendadak terasa pening. "Kata siapa kamu bisa mengakhirinya begitu saja?" tanya pria itu dengan sorot mata yang dingin dan datarnya. Rahangnya nampak tegas. Guratan rasa amarah dan takut akan kehilangan mendadak menyatu. Aleeya yang semula tampak tegar, kini merasa takut atas tatapan mengintimidasi pria itu. Seperti ia baru saja membangunkan singa jantan dari tidur nyenyaknya. "A-aku-" ucapan Aleeya terbata akibat suaranya yang setengah bergetar. "K-kita harus mengakhirinya, Pak. Aku tidak mau melukai hati istrimu terus menerus." Mendengar itu lantas Manggala Bimantara justru terkekeh sinis. "Dia tidak

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    12. Tak Bisa Pergi

    cw//eksplisit content ***** Tubuh Gala menegang. Tunggu apa yang ia baru saja dengar? Wanitanya ini meminta untuk mengakhiri semuanya? Bersamanya? Sial, kenal rasanya mendadak jadi begitu sesak seperti ini. Ia terdiam, hingga sepersekian detik berikutnya sebuah senyum remeh tercipta dari bibir pria itu. Sialan! Umpatnya dalam hati. Ia marah, emosinya mendadak naik pitam. Kepalanya mendadak terasa pening. "Kata siapa kamu bisa mengakhirinya begitu saja?" tanya pria itu dengan sorot mata yang dingin dan datarnya. Rahangnya nampak tegas. Guratan rasa amarah dan takut akan kehilangan mendadak menyatu. Aleeya yang semula tampak tegar, kini merasa takut atas tatapan mengintimidasi pria itu. Seperti ia baru saja membangunkan singa jantan dari tidur nyenyaknya. "A-aku-" ucapan Aleeya terbata akibat suaranya yang setengah bergetar. "K-kita harus mengakhirinya, Pak. Aku tidak mau melukai hati istrimu terus menerus." Mendengar itu lantas Manggala Bimantara justru terkekeh sinis. "Dia tidak

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    11. Aku Wanita Kotor, Pak Gala!

    Bella akan berangkat ke Tokyo hari ini, kini dirinya dan Manggala tengah berada di ruang tunggu keberangkatan.Sedari tadi Bella merasa ada yang yang aneh dengan suaminya itu. Sejak kepulangannya semalam, raut wajah pria itu terlihat gusar dan sedikit kacau. Jika biasanya Manggala selalu bermanjaan padanya sebelum ia kembali bekerja, namun kali ini suaminya itu sama sekali tak mencoba mencegahnya. Bahkan terkesan mengabaikannya dan sibuk pada ponselnya. "Mas," panggil Bella mencoba mengajak berbicara sang suami yang sibuk dengan pikirannya itu. Namun tetap saja Manggala Bimantara hanya diam tak menanggapi. Pria itu masih sibuk mengetik pesan di ponselnya. "Mas!" ujar Bella yang mulai jenggah karena sang suami tak kunjung menjawabnya. Manggala tersentak dengan pekikan sang istri. Membuatnya menoleh dan melihat istrinya yang kesal. "Oh, ya ada apa, Bel?" ujar Manggala sedikit kikuk, ia sungguh tidak sadar jika Bella memanggilnya berkali-kali. "Kau ada masalah?" tanya Bella terdenga

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    10. Siapa yang jahat?

    note : di sini panggilan kamu aku ubah jadi kau, ya^^●○●○●○●○"BERTEMU SIAPA KAU HINGGA PULANG SELARUT INI, ALEEYA!"Suara berat dan dingin itu terdengar menggelegar hingga penjuru apartemen. Membuat seseorang yang ada di hadapannya pun terlonjak kaget bahkan kini wajah gadis itu terlihat ketakutan. Ini adalah pertama kalinya, Manggala Bimantara berbicara sekeras itu pada Aleeya. Jantung Aleeya berdegup kencang, bahkan ia tak mampu untuk sekedar menatap mata dosennya itu. Gadis itu meremas ujung bajunya. Gala terlihat marah saat ini padanya. Suasana sekitarnya pun mulai terasa mencekam.Bagaiamana tidak? Manggala Bimantara terlihat ingin melahapnya hidup-hidup saat ini. Aleeya menenguk ludahnya susah payah, bibirnya sedikit bergetar dan suaranya nyaris menghilang karena terlalu takut. "M–mas, maaf tadi aku-.." Ucapan Aleeya kembali terpotong ketika Gala menyela ucapannya. Pria itu terlihat menyeramkan saat ini. Tatapannya dingin, tajam dan marah. "Apa kau seperti ini saat aku

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    09. Ingat Namaku Baik–Baik

    Suasana hati Aleeya sedang tidak baik-baik saja, ia merasa marah dan kesal setelah melihat pemandangan menyakitkan mata di restoran tadi. Dan rasa kesal itu semakin berlanjut ketika pria muda yang menolongnya mengoceh sejak tadi. "Jadi, ini yang kamu katakan dengan makanan yang lebih enak dari steak?" ujar pria itu sembari menatap kesal ke arah Aleeya. Aleeya menghela nafasnya berat. Ia sudah mencoba untuk tidak meledak saat ini. "Bisakah kamu berhenti mengeluh? Uangku hanya cukup membelikanmu ini," ucap Aleeya.Namun tampaknya pria muda itu tak peduli. Ia justru tersenyum remeh menatap ke arah gadis yang sudah ia tolong itu. "Yak, aku bahkan sudah susah payah menolongmu. Ponselku rusak dan kamu lihat ini?" tunjuknya pada sudut bibir kirinya yang membiru. "Wajah tampanku jadi begini hanya untuk menolongmu!" sungut pria itu kesal. Ingin rasanya Aleeya mencakarnya saja. Apa ia benar-benar seorang pria? Bagaimana sedari tadi terus merengek seperti itu. "Itu akan sembuh dengan cepat,

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    08. Pasangan Romantis

    Saat ini keduanya tengah berada di depan sebuah supermarket. Aleeya membeli obat seadanya di sana. Aleeya pikir pria itu hanya menderita luka ringan. Namun sedari tadi saat Aleeya mencoba mengobatinya, pria itu justru selalu berteriak kesakitan. Bahkan belum sempat Aleeya mengoleskan salep, pria itu sudah menjerit. Rasa simpati Aleeya rasanya hilang, berubah menjadi kesal karena pria itu belum apa-apa sudah merengek. "Aduh! Kamu bisa pelan tidak, sih?" rumahnya untuk kesekian kalinya, membuat Aleeya memutar bola matanya jenggah. "Bisa tahan sedikit? Badan doang gede!" balas Aleeya sedikit kesal. Huh, beberapa saat yang lalu pria ini berlagak sok jago di depannya. Tapi saat ini justru seperti bayi. Pria itu mendengus."Ck, apa kamu sadar udah merusak wajah tampanku," ucapnya ketus setelah Aleeya selesai memoleskan salep di sudut kiri bibir pria itu. "A–apa?" pekik Aleeya yang terkejut mendengar ucapan pria itu. "Lihat ini!" tunjuknya pada sudut bibirnya. "Semua karenamu."Aleeya

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    07. Menunggu Mas Gala

    Udara cukup dingin malam ini, hujan deras mengguyur kota Jakarta tadi sore selama beberapa jam lamanya. Bahkan hingga malam ini aspal jalan pun masih terlihat basah dan tetesan air hujan masih turun dari dedaunan. Tapi tampaknya udara dingin malam ini tak menyurutkan rasa senang seorang gadis muda yang tengah duduk di sebuah halte bus. Bukan untuk menunggu bus datang, karena sudah beberapa bus berhenti di hadapannya gadis itu masih saja tak beranjak dari duduknya. Ia menunggu seseorang yang sudah berjanji akan malam bersamanya.Aleeya tampak sesekali menoleh ke arah jalan sembari mengeratkan jaketnya agar rasa dingin yang mulai mengelitik permukaan kulit tubuhnya sedikit berkurang. Ia berharap seseorang yang ditunggu menampakkan dirinya.Gadis muda itu kembali memandang kembali ke arah ponsel untuk kesekian kalinya, berharap ada pesan di sana. Namun sepertinya nihil. Sudah beberapa pesan yang Aleeya kirim dan beberapa kali ia mencoba menghubungi nomor seseorang itu, namun hanya suara

  • Bukan Sugar Babymu, Pak Dosen!    06. Aku Takut, Mas

    Gala berjalan cepat menuju rumahnya. Raut panik tercetak jelas di wajah tampannya."Nabella! Kamu di mana, sayang?" ujar Gala sembari menengok ke sana kemari untuk menemukan sang istri. "Astaga! Bella!" pekik pria itu ketika mendapati sang istri masih di dalam kamar mandi dengan posisi memeluk erat lututnya di bawah shower. Meringkuk dengan wajah pucatnya.Dengan cepat Manggala Bimantara mematikan shower dan mengambil handuk. Melilitkan pada tubuh sang istri yang kini mengigil kedinginan. "Bel, kamu tidak apa-apa?" ujar Gala yang merasa bersalah karena telah meninggalkan Bella sendirian begitu saja. Bibir tipis dan pucat itu mulai sedikit terbuka."D–dingin," ujar Bella. Tanpa pikir lama lagi Gala segera mengangkat tubuh istrinya. Membawanya keluar, lalu meletakkan tubuh Bella di atas ranjang. Berjalan cepat ke arah walk in closed untuk mengambil baju hangat untuk istrinya itu. Manggala Bimantara, pria itu terlihat sangat telaten dan lembut merawat sangat istri. Membuatkan teh ha

DMCA.com Protection Status