Share

BAB 5

BAB 5

Xinxin menganggukkan kepala membenarkan ucapan sang ibu, ia segera mengajak Silvana duduk di sofa dan segera membantu mengobati luka cakaran Lisha. Sedangkan di dalam kendaraan milik Xavier, lelaki ini baru saja memarkirkan kendaraan roda empat di parkiran.

"Ayo turun, Sayang!" ajak lelaki itu kala membuka pintu dan mengulurkan tangan ke sang istri.

Gaia menunduk melihat pakaiannya lalu Kembali menatap suaminya, Xavier yang melihat tingkah sang istri mengerutkan kening. Apalagi mendapatkan perempuan ini menggeleng, membuat dia bingung sampai mengerutkan kening dan membikin alis menyatu.

"Ada apa? apa kamu gak enak badan?" tanya Xavier lembut.

Perempuan tersebut menggeleng sebagai jawaban, lalu terlihat menghela napas Panjang.

"Aku nunggu di sini aja, aku takut buat kamu malu. Lihat! pakaianku gak rapi, sedangkan kamu sangatr tampan," tutur Gaia.

Xavier menganggukkan kepala mendengar penjelasan Gaia, melihat anggukkan sang suami wanita itu merasa kecewa. Ia menundukkan kepala, sedangkan lelaki tersebut menyeringai dengan gerakkan cepat menggendong perempuan tersebut membuat dia memekik kaget.

"Sayang!" pekik Gaia.

Lelaki berjas biru ini hanya tersenyum, dia menutup pintu kendaraan dengan kaki lalu melangkah memasuki kantor. Gaia segera menyembunyikan wajah di dada sang suami karena mereka menjadi pusat perhatian.

"Sayang, kamu apa-apaan sih! cepat turuni aku, malu tau."

Pria ini mengerutkan keningnya dan berpikir lalu menggelengkan kepala. Sedangkan para wanita yang ada di tempat ini mengigit bibir menahan rasa ingin menjerit. Sesampai di ruang kerja Gaia di dudukkan di kursi kebesaran miliknya.

"Duduk dengan tenang, aku pergi ke ruang rapat sebentar. Kalau kamu ingin sesuatu telepon disini aja, biar dibawakan sama official girl okey," seru Xavier.

Gaia menggerakkan kepala ke atas dan bawah tanda paham dengan perkataan suaminya, lelaki ini segera mendapatkan kecupan di kening perempuan tersebut lalu melangkah pergi. Handphonenya sengaja di tinggal agar menemani sang istri, melihat benda pipih itu tergeletak di meja Gaia mengulas senyum dan mengambil dengan cepat.

"Kamu memang yang terbaik, Sayang. Uang cuma segitu aku bakal rugi kalau menukarkan kamu dengan uang sedikit itu," lontar Gaia.

Perempuan ini mulai asik dengan games yang baru saja ia d******d, sedangkan Xavier mulai sibuk di ruang rapat membahas soal robot yang tengah mereka buat. Dua jam berlalu akhirnya pembahasan tersebut telah selesai, suami Gaia ini lekas meninggalkan ruangan tersebut. Senyuman terukir kala melihat perempuan yang dinikahi tengah terlelap di sofa.

"Dasar putri tidur," ejek lelaki tersebut.

Ia segera mendekat lalu melepaskan jas yang dipakai untuk menyelimuti sang istri, ia berjongkok memperhatikan wajah perempuan berstatus istrinya. Tangan pria itu menyelusuri wajah Gaia, lalu mulai mendekatkan muka mereka.

"Vier," ucapan seseorang berhenti kala melihat adegan yang disuguhkan.

Xavier langsung menggeram ia menatap kesal pada pria yang membalikkan badan itu, lelaki tersebut lekas bangkit lalu melangkah mendekati sang asisten.

”Kamu sangat mengganggu! Ada apa?” tanya Xavier ketus.

Han Jinming hanya tersenyum sambil meringis, ia melirik Gaia sekilas. Xavier melihat hal ini segera merebut berkas dan memukul kepala lelaki tersebut.

”Jaga matamu Han Jinming!” geram Xavier dengan suara pelan.

Lelaki yang disebut nama lengkap oleh Xavier itu segera memasang gaya meminta maaf, ia segera pamit pergi takut kena amukan suami Gaia ini.

”Sayang, kamu udah selesai?” tanya Gaia.

Mendengar suara Gaia lelaki itu segera menoleh, lalu wajah kesal tadi dipasang kini telah berubah menjadi senyuman. Xavier melangkah mendekati perempuan yang mendudukkan diri sambil mengusap mata.

”Sayang, wajahku ada yang kotor gak?” tanya wanita tersebut.

Xavier menggelegkan kepala menjawab pertanyaan perempuan itu, setelah menawab lelaki tersebut melangkah mengambilkan air minum dan menyodorkan pada sang istri lalu duduk di sampingnya.

“Sayang, tadi aku pakai handphone kamu belanja sesuatu. Gak apa-apa kan? Soalnya tadi lagi promo, kan lumayan,” tutur Gaia.

Lelaki yang mendengar hal ini terdiam sejenak, lalu menganggukkan kepala membuat wanita tersebut mengulas senyuman.

“Tapi kalau misalnya kita gak terlalu membutuhkan jangan beli ya,” kata Xavier pelan.

Gaia memiringkan kepala dan mengerutkan dahi, tidak biasanya Xavier berkata demikian tetapi dia memilih menganggukkan kepala mengiyakan perkataan sang suami.

”Nanti kalau keuanganku stabil lagi kamu gak apa-apa beli banyak-banyak juga, maaf aku membatasimu membeli sesuatu dulu,” ungkap Xavier.

Perempuan ini terdiam sejenak, ia jadi memikirkan ucapan Lisha yang mengatakan sang suami tengah membutuhkan uang.

”Sayang, kalau kamu kekurangan uang bilang sama aku, ya. Kali aja aku bisa bantu kamu, aku ada uang simpanan kok,” lontar Gaia.

Xavier memandang wajah istrinya beberapa saat lalu tangannya menyambar memegang jemari Gaia dengan lembut.

”Gak perlu, aku masih ada uang kok. Uang kamu, kamu simpan aja, lagi pula kok kamu gak habis-habis ya, perasaan kamu berhenti kerja udah lama semenjak kita menikah, kok kamu masih punya uang simpanan,” ujar Xavier.

Mendengar perkataan Xavier yang terdengar menaruh curiga pada sang istri membuat perempuan ini mengigit bibir lalu menggaruk kepala.

”Eum … sebenarnya aku ada beberapa kerjaan yang bisa aku kerjain lewat handphone, maaf aku menyembunyikan ini dari kamu. Aku, aku ….”

Ucapannya terhenti kala jari besar milik sang suami menyentuh bibir dia, mata perempuan tersebut langsung terarah memandang paras Xavier membalas tatapan pria berjas ini.

”Sebenarnya aku udah tau kamu melakukan sesuatu lewat handphone, cuma aku menunggu kamu mengatakannya,” kata lelaki tersebut.

Gaia menundukkan kepala mendengar perkataan yang sangat terdengar kekecewaan dari sana, lalu helaan napas panjang dilakukan Xavier.

”Aku juga tau, Mama dan Xinxin suka minta uang kan sama kamu. Kenapa kamu gak bilang sama aku, sudah berapa lama mereka melakukan hal itu,” lontar sang suami.

Anak Mona ini mendongak, ia langsung menyentuh bahu suaminya membuat Xavier menatap wajah Gaia. Perempuan yang sudah dia persunting beberapa bulan ini, pernikahan mereka mau menginjak satu tahun.

”Kenapa kamu diam aja? Apa udah lama banget mereka melakukan itu. Kenapa kamu gak bilang sama aku? Aku malah tau lewat Coco yang merekam aksi mereka.”

Wanita tersebut langsung memandang sang suami dengan dahi berkerut, melihat ekpresi kaget sang istri lelaki ini segera menjelaskan.

”Coco baru beberapa hari aku perbarui lagi, dia sekarang bisa merekam dan mengirim langsung ke aku kalau ada sesuatu yang menurut sistem dia bahaya. Makanya aku tau kamu di siksa sama keluargaku, karena aku melihat rekaman mereka menyiram dan membawa paksa kamu,” jelas Xavier.

“Tapi maafkan aku, aku masih telat menyelamatkan kamu. Kamu masih harus dilukai mereka,” lanjut lelaki itu dengan nada terdengar sangat merasa bersalah.

Sedangkan di tempat lain, Bai Lisha tengah merencanakan sesuatu untuk membalas Gaia karena mempermalukan dia. Seringai terlukis diwajah cantik, tangan terkepal kuat menandakan ia masih menyimpan amarah yang menggunung.

“Tunggu pembalasanku ini, Gaia. Beraninya kamu mempermalukan aku,” geram Bai Lisha.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status