Home / Romansa / Gadis Kampung Itu, Istriku! / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Gadis Kampung Itu, Istriku!: Chapter 51 - Chapter 60

77 Chapters

BAB 36 [PART B]

Arka dan Xavier saling bergantian mengemudi kendaraan, mereka bekerja sama melakukan hal tersebut. Baru beberapa jam berinteraksi keduanya sudah sangat akrab. Setelah mengantarkan sang mertua, menantu keluarganya ini pamit, apalagi melihat istri kecil terlelap begitu nyenyak."Semoga kita memilih pilihan tepat untuk memberikan kesempatan sama Xavier, aku melihat tatapan anak itu begitu mencintai putri kita," tutur Mona pelan.Dua manusia itu masih memperhatikan kendaraan roda empat milik Xavier yang perlahan sudah menghilang dari penglihatan. Arka mengangguk lalu tangannya lekas melingkar ke pinggang sang istri, membuat Ibu Gaia ini menoleh memandangnya."Tapi Leonard juga sama, Sayang. Dia mencintai putri kita sudah begitu lama, dari kesetiaan sudah sangat terlihat," balas Arka."Tapi putri kita sudah memilih Xavier, kita lihat aja nanti. Kalau putri kita masih tak bahagia, kita harus merebutnya." Arka hanya diam, ia dalam hati berdoa untuk kebahagiaan putri pertamanya. Walau dia se
last updateLast Updated : 2025-02-06
Read more

BAB 37 [PART A]

Mendengar perkataan tajam wanita yang berstatus istri Xavier ini, Bai Lisha merasa darahnya mendidih. Dia mengepalkan tangan dan tatapan perempuan tersebut penuh kebencian. Dengan gerakkan spontan tangan terulur mencengkeram leher Gaia, membuat tubuh kekasih putra Silvana tubuh tersentak. Gaia begitu terkejut, jemari lentik wanita yang datang bersama anak kedua Li Jian-Long reflek menahan lengan Bai Lisha yang menekan begitu penuh kekuatan. "Le-lepas! Kau gila," teriak Gaia. Bai Lisha hanya menyeringai mendengar teriakan Gaia, pandangannya pada istri Xavier penuh kebencian. Senyuman penuh dengan kekejaman, dengan santai dia mengangkat satu tangan lalu menepuk-nepuk pipi Gaia dengan keras. "Sadarlah! Jangan terlalu banyak berkhayal," ejek Lisha dengan nada penuh penghinaan. "Xavier gak pantas jadi suamimu, dia terlalu sempurna buat orang kaya kamu. Bahkan orang tuamu aja gak peduli, mereka membuangmu ke sini, tanpa sedikitpun menjengukmu bukan." "Malang banget hidupmu, mendingan ak
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

BAB 37 [PART B]

Udara di ruang tengah terasa membeku, dipenuhi ketegangan yang mencekam. Setiap tarikan napas terasa berat, membuat suasana semakin sesak dan mengancam. Gaia yang hendak mengambil minuman ditahan suaminya, menciptakan keheningan yang penuh tekanan di antara mereka dan para tamu. Bai Lisha mendelik, matanya menyiratkan kilatan kecemburuan yang tajam, sebelum ia memalingkan wajah dan duduk di sofa, bibirnya terkatup rapat menahan amarah."Kamu duduk aja, karena mereka mau menginap biar mereka mengambil sendiri kalau haus atau lapar. Lagian kita juga masih capek baru pulang jalan-jalan," seru Xavier.Gaia mendengar perkataan sang suami memandang pria itu sebentar lalu menganggukkan kepala, ia menuruti perintah lelaki tersebut dan memilih duduk di sofa. Tangan wanita ini masih mengusap leher membuat Xavier yang melihat mengepalkan tangan."Ini pasti ulah salah satu dari mereka, aku harus mencari tau dan membalasnya, Mama, Papa pasti marah kalau tau anaknya terluka lagi, baru juga beberapa
last updateLast Updated : 2025-02-08
Read more

BAB 38 [PART A]

Silvana dengan gerakkan cepat dan penuh perhitungan segera menyentuh lengan sang suami. Sentuhan wanita itu membuat Li Jian-Long menoleh dengan dahi berkerut. Tatapan mereka bertemu, Silvana segera mendekatkan bibir dengan telinga lelaki berstatus kekasihnya ini. "Sayang, jangan sampai buat Lisha tersinggung. Informasi tentang putri Tuan arka ada padanya," bisiknya pelan. Jian Long paham akan maksud istrinya, ia juga baru teringat akan hal tersebut. Dengan pandangan dingin dia menatap perdebatan dua manusia di depan matanya ini, terdengar tarikan napas dari bibir kepala keluarga Li. "Gaia," panggil lelaki itu membuat sang empu menoleh. "Kamu serius mau memperlakukan Ayah begini? gak mau ambilkan Ayah sesuatu buat diminum," tegur Jian-Long. Suaranya terdengar seperti kecewa, namun tetap tegas. Ia berusaha tetap tenang walaupun hati masih penuh ganjalan karena putranya yang hendak mengalihkan harta pada Gaia. Paham akan perkataan Li Jian-Long wanita itu lekas mengangguk, sedangkan
last updateLast Updated : 2025-02-10
Read more

BAB 38 [PART B]

Gaia memandang adik iparnya dengan wajah datar, ejekkan yang keluar dari bibir Xinxin sama sekali tidak membuatnya terpengaruh. Wanita itu memilih memasukkan benda pipih ke saku lalu meraih nampan yang berisi minuman dan cemilan dan berjalan menuju ruang tengah. "Siapa lagi yang mengaku," balas Gaia sinis. "Lagian kamu ini apa gak ada kerjaan sampai sibuk mengurusi hidupku," cibirnya. Mata Xinxin membulat sempurna mendengar ucapan kakak iparnya, ia langsung berlari lalu berdiri di depan Gaia membuat perempuan itu mengembuskan napas kasar. "Aku cuma gak habis pikir sama jalan otakmu itu, kenapa masih betah. Padahal kami segala cara menyiksamu, lagian sudah jelas kamu gak pernah kami anggap, apalagi sekarang Ayahku membencimu juga karena kamu terlalu serakah," sembur Xinxin. "Kamu itu cuma orang kelas bawah, bahkan kamu yang udah menikah ke keluarga kami kamu gak pernah dianggap oleh keluarga lain. Lihat! Keluarga kaya di negeri ini aja gak mau mengundangmu, lebih tepatnya mengunda
last updateLast Updated : 2025-02-11
Read more

BAB 39 [PART A]

Gaia hanya menyambut dengan senyum tipis, senyum yang penuh sindiran. Tatapannya dingin, seolah Xinxin tidak lebih dari sekadar anak kecil yang terus menerus mencari perhatian dengan cara yang menyebalkan.Gaia menyambut dengan senyuman tipis, bentuk sebuah sindiran. Tatapannya begitu dingin, seolah Xinxin hanya sekadar anak kecil yang terus mencari perhatian. Tanpa mereka sadari, Xavier, Lisha, dan Silvana telah berdiri menyaksikan semuanya dalam diam.Gaia menatap Xinxin dengan sorot mata penuh ejekan. "Meminta?" ucapnya pelan, suaranya sarat akan sarkasme.Ia melangkah sedikit mendekat, memperjelas posisinya. "Dengar baik-baik, Xinxin.aku gak akan mengulangi ucapanku lagi." "Xavier itu pria dewasa, dia punya pemikiran sendiri. Bahkan jika aku memohon sekalipun, kalau sesuatu itu tidak masuk logika, dia tidak akan melakukannya. Apalagi ini soal harta. Aku memang istrinya, tapi aku tidak pernah—dan tidak akan pernah—meminta dia memberikan hartanya kepadaku hanya karena aku..."Ia
last updateLast Updated : 2025-02-12
Read more

BAB 39 [PART B]

Suasana ruangan ini semakin dipenuhi ketegangan, mata Li Jian-Long memerah akibat murka. Tangannya masih tertahan di udara sebelum ia menarik kembali dan mengepal begitu kuat. "Kurang aja!" geram lelaki tersebut. Jika di kartun mungkin mata Jian-Long mengeluarkan sebuah laser menuju Gaia. Sedangkan istri Xavier ini menutup wajahnya karena terkejut, tatapan lelaki itu seperti hendak menguliti hidup-hidup menantunya. "Jadi kamu menyebarkan kebohongan di luar! Berani banget kamu mempermalukan keluargaku dengan omong kosongmu yang membawa bencana untuk kami," sentak Li Jian-Long. Gaia segera menoleh mendengar ucapan sang mertua, dia menatap dengan tatapan sedikit kesal. Melihat hal ini Li Jian-Long semakin tersulut emosi, Lisha segera menyentak apa yang dilakukan istri Xavier. "Berani kamu melihat begitu sama mertuamu! Gak sopan banget," omel Lisha. Xinxin dan Silvana saling bertukar pandangan, senyuman sinis terukir di wajah mereka. Istri Jian-Long, yang sedari tadi diam, kini meny
last updateLast Updated : 2025-02-13
Read more

BAB 40 [PART A]

Xavier keluar dari bilik mandi, lelaki itu langsung mendongak kala mencium aroma menyengat parfum, begitu tajam sampai menusuk hidung. Ia menyipitkan mata saat mendapati Lisha di hadapannya dengan pakaian yang sedikit terbuka, memperlihatkan belahan dada begitu jelas membuat dia segera memalingkan wajah. Senyuman menggoda langsung Lisha layangkan, wanita itu mendekat membuat Xavier melangkah mundur."Vier, kenapa kamu mundur?" tanya wanita itu dengan nada manja."Apa kamu memikirkan pikiran lain saat kita hanya berduaan begini," lanjutnya.Lelaki itu langsung menatap tajam Lisha, ia menghentikkan langkah mundur membuat kini dia berhadapan begitu dekat dengan wanita yang menyukainya. Mendapati pandangan demikian, perempuan bermarga Bai ini segera terkekeh."Hhaahaha, aku hanya bercanda, Vier. Ini, aku cuma mau beri kamu minum ini, tadi aku sekalian buat," lontar perempuan tersebut.Wanita itu mengangkat secangkir teh hijau khas Hangzhou yang populer karena rasa segar dan sedikit manis
last updateLast Updated : 2025-02-17
Read more

BAB 40 [PART B]

Mata Lisha membulat sempurna, tubuh menegang mendengar perkataan tajam Gaia, ia segera melangkah, tangan terangkat hendak melayangkan tamparan ke wajah Gaia, namun belum sempat mendarat di pipi istri Xavier. Lelaki itu dengan sigap menahan dengan mencekal pergelangan tangan wanita bermarga Bai. Gaia menyeringai, senyuman mengejek nampak di bibir, menikmati keterkejutan lawannya akibat reaksi spontan Xavier."Kendalikan dirimu! kalau enggak aku gak bakal mandang kamu wanita dan bakal menyakitimu kalau kamu berani-beraninya mau menyakiti istriku lagi," ucap Xavier dingin.Tatapan lelaki itu begitu menusuk, membuat Lisha memilih segera menarik lengan yang dicekal pria tersebut."Sakit Vier, kamu berani menyakitiku yang membantumu. Malah membela wanita yang gak membantumu sama sekali," seru Lisha kesal."Dimana sih otakmu, Vier! Dia hanya memanfaatkanmu, dia hanya seorang jalang, dia ...."Ucapannya terhenti kala sebuah tangan melayang menampar pipinya, dia segera memegang wajah yang ter
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more

BAB 41 [PART A]

Istri Xavier ini memandang Xinxin dengan ekspresi datar kala mendengar perkataan wanita tersebut. Ia terlihat menghela napas sambil memutarkan bola mata dengan malas."Aku?" Gaia mengangkat alisnya. "Kamu pikir aku punya waktu buat mengusir orang yang gak penting?"Xinxin mengepalkan tangan, wajahnya memerah karena emosi. "Jangan pura-pura gak tahu! Kak Lisha pasti pergi karena kamu! Kak Xavier juga ikut mengusirnya, kan?"Sebelum Gaia sempat membuka mulutnya, suara berat Xavier terdengar."Xinxin, cukup."Xavier meletakkan sendoknya dan menatap adiknya dengan tajam. "Lisha pergi karena dia sendiri yang memilih pergi, bukan karena Gaia atau aku."Silvana mendengus sinis. "Benarkah? Lalu kenapa dia sampai pergi tanpa pamit?"Gaia tersenyum tipis, ekspresinya penuh ejekan. "Kalau dia pergi, mungkin karena dia sadar gak ada tempat buatnya di sini."Xinxin mendengar perkataan Gaia semakin meradang. "Kak Lisha jauh lebih baik daripada kamu! Dia selalu membantu keluarga ini, berbeda dengan
last updateLast Updated : 2025-02-22
Read more
PREV
1
...
345678
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status