All Chapters of CAHAYA, Glow Up Setelah Disia-siakan: Chapter 1 - Chapter 10

15 Chapters

Malam Pertama Tanpa Sentuhan

“Enak banget kamu ya, baru dateng udah leyeh-leyeh aja! Cepetan ganti baju! Bantuin cuci piring di belakang!” Dengan nada kesal, seorang wanita paruh baya menunjuk gadis berkulit sawo matang yang masih mengenakan gaun pengantin untuk membantu pekerjaannya di dapur. “Maaf, Bu. Sekarang?” Gadis polos bernama Cahaya itu mengajukan pertanyaan untuk memastikan. Maklumlah, malam pengantin baru. Masa iya, pengantinnya disuruh cuci piring. Bukannya langsung patuh, tetapi malah bertanya membuat sang ibu mertua semakin geram, sehingga kedua matanya melotot penuh amarah. Bahkan perempuan yang baru saja mendapat gelar ibu mertua itu mulai mengangkat kedua tangan ke pinggang. “Pastinya sekaranglah! Kalau nunggu tahun depan, ya keburu lumutan tu piring-piring! Kamu pikir cucian piring numpuk dan dapur kotor karena bekas acara siapa? Semua kekacauan ini karena acara pernikahan kamu! Jadi kamu harus ikut tanggung jawab!” Tanpa berani protes dan bertanya apa pun lagi, Cahaya mengangguk paham. “I
Read more

Istri Buruk Rupa

“Meski dipolesi riasan semahal apa pun, nggak bakalan mengubah kenyataan bahwa wajah kamu itu jelek!” Kalimat pedas meluncur begitu saja dari sosok pria yang kini berstatus sebagai suami, membuat Cahaya tersentak dan seketika menunduk pelan.“Maksud kamu apa, Mas?” Buliran bening mulai menetes membasahi pipi ranum pengantin baru itu. Bagaikan ditusuk ribuan sembilu pada satu titik secara bersamaan, hati Cahaya benar-benar sakit karena ucapan kasar yang dia terima dari sosok pria yang dia kagumi. Melihat sang istri menangis tak lantas membuat Adam merasa bersalah, karena dalam benaknya semua yang diucapkannya adalah kenyataan. Ada kebencian yang mendalam pada sosok Cahaya, gadis desa berwajah magrib yang telah menghalangi kisah cintanya dengan seorang gadis cantik bernama Nadia. Impian untuk membina rumah tangga bersama kekasih hati kandas ketika Pak Wisnu, ayah yang dia hormati menjodohkan dirinya dengan Cahaya. Mulai sejak itu kebencian Adam pada Cahaya kian tumbuh mengembang dan
Read more

Menantu Rasa Babu

Bu Lastri menatap aneh pada Adam kemudian berpindah ke arah Cahaya. “Jangan bilang kalian tidur terpisah di malam pertama?” Cahaya menunduk seketika karena bingung hendak menjawab apa. Sementara itu, Adam dengan cepat menjawab, “Enggak kok, Bu. Aku dan Cahaya tidur di kamar ini. Cuman tadi pas habis salat subuh kayak ada suara tokek di kamar tamu, jadi aku ke sana buat meriksa.” Meskipun terlihat ragu dalam menjelaskan, tetapi jawaban Adam mampu membuat Bu Lastri percaya. “Oh, Ibu kira kalian tidur terpisah. Kalian kan udah jadi suami istri, jadi ya harus selalu tidur bersama. Kasian bapakmu kalau kalian nggak akur. Meskipun bapak sudah nggak ada sama kita, tapi bapak pasti tahu semua yang terjadi.” Bu Lastri merasa lega. “Tapi ... Emangnya beneran ada tokek? Perasaan, mulai kita tinggal di sini Ibu nggak pernah dengar ada suara tokek.”“Ada kok, Bu. Beberapa hari yang lalu Adam juga denger suara tokek sama persis dengan yang Adam dengar tadi.” Sebisa mungkin Adam menjelaskan sesu
Read more

Menantu Polos

“Cahaya! Cucian udah selesai belum? Ngapain kamu malah ngerumpi sama Mbok Sri?” Bu Lastri mencecar Cahaya dengan wajah merah padam . Terlihat jelas amarah sedang menguasai wanita berpakaian modis layaknya wanita sosialita yang akan menghadiri sebuah acara itu. Cahaya terperanjat ketika namanya dipanggil oleh ibu mertua dengan nada tinggi. Seketika dia merasa bersalah karena telah melalaikan tugas yang telah diperintahkan.“Eh, maaf, Bu.” Dengan cepat gadis itu menyalakan mesin cuci yang ada di hadapannya sesuai dengan arahan yang diberitahukan oleh Mbok Sri.“Baru juga satu hari udah bikin orang kesel aja!” gerutu Bu Lastri seraya melanjutkan langkahnya menuju ke arah meja yang di atasnya telah berjejer menu sarapan yang menggugah selera. Aroma dari ayam goreng menusuk hidung wanita itu seolah-olah memanggil dan membuatnya segera duduk di kursi paling depan. Diliriknya Mbok Sri yang kini sudah berpindah di depan wastafel dengan wajah menunduk sambil mencuci peralatan masak.
Read more

Bukan Menantu Idaman

Seorang wanita cantik yang terlihat seumuran dengan Bu Lastri bangkit dari sofa empuk dan melangkah cepat menghampiri dua wanita yang baru datang. Dengan tatapan sinis seperti sedang menginterogasi, wanita bernama Bu Emma memindai sosok Cahaya dari ujung kepala hingga ujung kaki. “Dari mana kamu mungut sampah ini, Jeng? Bukannya katamu pacar Adam itu gadis yang cantik, putih dan mulus? Lha ini apa?? Hitem kucel, pakai kerudung lagi? Nggak level banget sama kita-kita. Ya enggak?”sambung Bu Emma seraya menoleh ke arah segerombol wanita yang sama-sama terperangah ketika melihat bestie mereka memperkenalkan menantunya. Ucapan teman dari ibu mertua ini mampu menggetarkan hati Cahaya. Rasa penasaran karena dia mau dibawa ke mana seketika berubah menjadi rasa hina. Cahaya mengedarkan pandangan ke arah di mana para wanita yang hampir semua memasang tatapan sinis kepadaaanya. Benar saja, meskipun sudah tidak muda, tetapi mereka semua memang sangat cantik. Dengan kulit cerah terawat dan riasa
Read more

Pernikahan yang Terpaksa

Hari demi hari berlalu. Pernikahan Cahaya dan Adam hari ini genap berumur satu bulan. Di usia pernikahan seperti ini biasanya pengantin sedang asyik-asyiknya menjalani hari-hari indah dengan berbulan madu. Melewati setiap momen saling mengenal lebih dalam dengan perasaan penuh dengan kebahagiaan.Namun, hal-hal indah itu hanyalah impian belaka, karena kenyataannya Cahaya dan Adam tidak pernah tidur bersama. Ya, selama satu bulan mereka tinggal di atap yang sama, tetapi pasangan suami istri ini tidak pernah bersentuhan. Jangankan menyentuh, memandang wajah istrinya saja Adam merasa sangat jijik dan mual. Seperti malam ini, ketika pasangan suami istri itu di kamar, Cahaya yang baru keluar dari kamar mandi tidak sengaja menghalangi langkah Adam. Karena sakit perut yang berlebihan membuat Adam segera bergegas menuju kamar mandi setelah melihat Cahaya keluar. ‘Kamu ngapain masih di situ! Minggir!” teriak Adam pada Cahaya dengan sorot mata tajam. “Orang mau ke kamar mandi malah dihala
Read more

Bertahan Demi Nenek

Nenek Asih bertanya dengan lirih, “Nduk, kenapa kamu yang ngepel lantai? Emangnya mertuamu nggak punya pembantu?”“Punya kok, Nek. Tapi Mbok Sri tugasnya masak dan urus keperluan dapur yang lainnya. Aya Cuma bantuin nyapu sama ngepel aja,” jawab Cahaya apa adanya.“Cahaya nyapu sama ngepel lantai sendirian?” tanya Nenek Asih lagi. “Emangnya mertuamu punya pembantu berapa?”“Dua, Nek. Tapi yang satu laki-laki, namanya Kang Asep. Kang Asep tugasnya bersihin halaman, ngerawat tanaman sekalian jadi satpam di sini,” jelas Cahaya dengan penuh semangat. “Tapi nyapu sama ngepel rumah sebesar ini sendirian pasti capek banget, Nduk. Kenapa mertuamu nggak cari pembantu lagi buat bantuin kamu?” “Ah, enggak kok, Nek. Aya kan udah terbiasa kerja kayak gini di rumah dulu. Jadi, Aya bisa kerjakan sendirian.” Mendengar jawaban dari sang cucu yang sudah lama dirindukan membuat Nenek Asih terenyuh. Wanita tua yang membawa sekantong plastik berisi buah mangga dan rambutan itu kembali memeluk cucunya.
Read more

Anak yang Terbuang

“Siapa orang tua kandung Aya, Nek?” tanya Cahaya dengan penuh rasa ingin tahu. Siapa gerangan orang tua yang telah tega membuang dirinya dalam keadaan masih bayi. Derai air mata Cahaya masih terus mengalir hingga kerudung yang dia pakai hampir basah seluruh bagian depannya. Hal yang benar-benar di luar dugaan dan tidak pernah dia bayangkan sebelumnya bahwa dia adalah seorang anak yang tidak diinginkan oleh kedua orang tuanya dan berakhir menjadi gadis desa yang tidak tahu apa-apa. Meskipun begitu, Cahaya tetap harus bersyukur karena yang menemukannya adalah Nenek Asih dan Almarhum suaminya yang baik hati. Merawat dan membesarkannya dengan penuh kasih sayang layaknya cucu sendiri.“Nek, kenapa diam aja? Tolong katakan, siapa orang tua kandung Aya?” tanya Cahaya lagi dengan memohon. “Nenek juga nggak tahu, Nduk. Tidak ada petunjuk apa pun yang ditinggalkan oleh orang tuamu. Yang Nenek tahu cuman namamu saja karena pada saat Nenek menemukanmu, kamu memakai gelang dengan tulisan Cahay
Read more

Pesan Singkat Mesra

Cahaya membaca pesan di gawai pintar suaminya dengan tangan gemetar. Satu pesan singkat dengan panggilan mesra seketika mengalihkan pikiran dan hatinya. Nomor kontak bertuliskan CANTIKKU itu mampu membuat jantungnya berdegup beribu kali lebih kencang, sehingga Cahaya tiba-tiba merasakan tubuhnya membeku tak bisa digerakkan. “Apa yang kamu lihat?!” Setengah berlari, Adam menghampiri Cahaya dan langsung merebut benda pipih yang ada di tangan sang istri. Dengan wajah penuh amarah, Adam mengkritik sikap Cahaya karena sudah berani memegang handphone miliknya. “Siapa yang suruh megang HP-ku? Hah? Berani banget kamu ya?!” Cahaya masih mematung dengan tatapan kosong. Dia sama sekali tak menghiraukan ekspresi suaminya yang sedang marah karena pikirannya dan hatinya masih bergelut dengan pesan singkat mesra yang baru saja dia baca.“Dia siapa, Mas?” tanya Cahaya seraya menatap tajam pria yang berdiri di hadapannya. “Maksud kamu apa?” Adam berlagak bodoh. Pastinya, karena tidak akan mungk
Read more

Wanita Cantik

“Ibu tahu, kamu berhubungan lagi sama Nadia, kan?” Dengan tatapan tajam Bu Lastri bertanya kepada Adam. Sebelumnya perempuan itu memang sudah kenal betul dengan kekasih putranya yang bernama Nadia, karena Adam memang sering membawa pulang wanita cantik itu ketika ayahnya tidak ada di rumah. Akan tetapi, karena wasiat dari sang suami menyebabkan Bu Lastri lebih memilih Cahaya sebagai menantunya. Bagi Bu Lastri, tidak apa-apa mengorbankan cinta putranya demi mempertahankan harta kekayaan dan semua warisan. “Ibu tahu dari mana?” Adam bertanya balik. Padahal, pertemuannya dengan Nadia baru terjadi dua kali dan itupun mereka lakukan di restoran yang tersembunyi sepi dari pengunjung, tetapi bagaimana sang ibu bisa tahu? “Sudah Ibu bilang, Ibu tahu siapa yang ada di balik kontak nomor handphone-mu yang kamu namai CANTIKKU itu.”“Apa Ibu serius? Ibu tahu? Jadi ... sebenarnya Ibu tadi sudah tahu kalau Cahaya tidak asal bicara? Bahkan, Ibu juga tahu kalau yang mengirim pesan tadi adalah Nadi
Read more
PREV
12
DMCA.com Protection Status