All Chapters of CAHAYA, Glow Up Setelah Disia-siakan: Chapter 11 - Chapter 20

51 Chapters

Gara-gara Bakso

Atas permintaan aneh dari wanita cantik yang diakui sebagai adik sepupu Adam, Cahaya terpaksa harus mencari toko daging yang masih buka. Benar saja, karena jam sudah hampir malam tidak ada toko daging yang masih buka di jam-jam seperti ini. Karena Cahaya pergi belanja hanya dengan berjalan kaki, dia tidak bisa menempuh jalan yang jauh. Langkahnya gontai dan dia berhenti di depan sebuah ruko yang kosong untuk beristirahat sejenak. Tiga menit terlewati, Cahaya berniat melanjutkan perjalanannya ke satu toko terakhir yang belum dia datangi. Langkahnya terhenti ketika ada seseorang memanggil namanya. “Non Cahaya sedang apa?” tanya perempuan setengah baya yang ternyata adalah Mbok Sri.Ya, mantan ART Bu Lastri itu sedang membeli obat di apotek dekat ruko kosong yang ditempati Cahaya beristihat. Cahaya pun menoleh mencari sumber suara dan dia terkejut ketika mendapati mantan ART di rumah ibu mertuanya kini berdiri di hadapannya. Cahaya baru teringat bahwa Mbok Sri pernah bercerita memilik
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Ikatan Batin

Setelah menyetujui keinginan gadis yang duduk di hadapannya, wanita anggun itu menatap lekat ke arah Cahaya.“Serius, namamu Cahaya? Ibu dulu juga punya anak perempuan manis bernama Cahaya. Tapi ....” Kalimat wanita itu terhenti seketika, menyebabkan rasa penasaran Cahaya tiba-tiba muncul. Mengingat dia bukan cucu asli dari neneknya, menjadikan pikiran kemungkinan dia putri wanita kaya itu pun datang. “Tapi kenapa, Bu? Apakah putri Ibu yang bernama Cahaya itu hilang? Diculik orang atau tertinggal di suatu tempat?” tanya Cahaya dengan perasaan yang sulit dijelaskan. “Ah, tidak seperti itu,” balas Bu Salma dengan kembali tersenyum. “Putri kami yang bernama sama sepertimu meninggal sejak bayi karena penyakit kronis.”Jawaban dari Bu Salma seketika membuat Cahaya terdiam dan mengangguk paham. “Oh, seperti itu ya, Bu.” Entah mengapa, Cahaya merasa kecewa. Dari arah dapur terlihat Mbok Sri kembali dengan sekantong plastik berukuran sedang dan segera memberikannya kepada Cahaya. Setelah
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Suami Bu Salma

Sudah tiga hari ini keadaan rumah yang ditempati Cahaya sangat sepi. Karena Adam dan ibunya sedang pergi ke luar kota membuat Cahaya sekarang tinggal di rumah ini sendirian. Sesuai dengan ucapan sang mertua ketika hendak berangkat tiga hari yang lalu, mereka akan menghadiri sebuah acara keluarga di rumah orang tua Nadia dan menginap di sana.Kenapa Cahaya tidak diajak? Kan dia istri Adam, otomatis juga menjadi bagian keluarga mereka, ‘kan?Betul!Akan tetapi, Bu Lastri melarang Cahaya ikut dengan alasan menjaga rumah karena saat ini mereka tidak memiliki ART lagi dan Kang Asep yang bertugas sebagai security sedang cuti untuk beberapa hari. Istri dan anak Kang Asep sedang sakit bersamaan dan membutuhkan perawaatan.Selama tiga hari Cahaya sendiri di rumah ini. Meskipun dengan perasaan sedikit takut, tetapi Cahaya harus memberanikan diri demi melaksanakan tugas yang diberikan ibu mertua padanya. Awalnya, Cahaya ingin menghubungi neneknya dan ingin meminta sang nenek untuk menemaninya.
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Adik Sepupu Cantik

“Bu, kenapa Nadia harus tidur di kamar kami? Selama menginap di sini, dia kan bisa tidur di kamar lain?” tanya Cahaya dengan polos, tetapi terkesan seperti protes menurut ibu mertuanya.“Nadia itu sedang hamil, jadi dia harus tidur nyaman di kamar yang ukurannya besar. Kalau kamar lain kan sedikit sempit dari kamar yang kamu pakai selama ini. Kasihan dong bayinya kalau kekurangan udara karena lkamar tidurnya sempit. Udah! Nggak usah banyak protes! Cepatan angkatin semua pakaian-pakainmu ini pindah ke kamar tamu!” Bu Lastri menjawab dengan sangat ketus. “Nadia beneran hamil ya, Bu? Emangnya kapan nikahnya? Terus suaminya mana? Kok nggak ikut nginap di sini?” tanya Cahaya lagi dengan penuh kepolosan. Karena dari pertama bertemu wanita cantik itu, Cahaya tidak pernah melihatnya datang bersama pria lain selain Adam. Cahaya juga belum pernah mendengar berita pernikahannya, tetapi kenapa tiba-tiba dia dikabarkan berbadan dua. “Cahaya, bisa diem enggak? Udah, nggak usah banyak nanya lagi,
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

Istri Rahasia

“Mas, kenapa kamu keluar dari kamar itu? Itu kan sekarang jadi kamar Nadia.” Cahaya bertanya pada Adam dengan wajah serius. Bagaimana mungkin suaminya tidur dengan adik sepupunya dalam satu kamar. Apa hubungan mereka begitu dekat sehingga keduanya terbiasa tidur bersama?Adam tidak menduga jika Cahaya sedang berada di dapur dan memperhatikan dirinya yang keluar dari kamar Nadia. Tampaknya pria itu lupa memeriksa keadaan sebelum keluar dari kamar. Namun, hal itu bukanlah sesuatu yang akan membuat Adam gemetar, karena pendapat Cahaya tidaklah terlalu penting untuknya. Hanya saja, dia ingat akan pesan sang ibu agar tetap menyembunyikan status Nadia dari istri Cahaya, karena istri jeleknya itu memegang satu titik kelemahan yang bisa saja merenggut kekayaan mereka dalam sekejap.“Cahaya, bisa bikinin Ibu bubur ayam enggak? Perut Ibu kayaknya bermasalah ini. Apa karena kemarin waktu acara di rumah Nadia Ibu kebanyakan makanan yang aneh-aneh ya?” Bu Lastri yang berdiri di dekat Cahaya seger
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

Ketahuan?

“Maaf, Bu. Sejak kapan Cahaya bercerai dari putra Ibu?” tanya Bu Salma pada Bu Latri dengan tatapan penuh selidik, karena setahunya Cahaya masih menjadi menantu dari wanita yang berdiri di hadapannya saat ini. Bu Salma yakin betul karena baru kemarin Cahaya berkunjung ke rumahnya tanpa sedikit pun membahas perceraian atau permasalahan rumah tangga yang sedang dia hadapi.Namun, kenapa ibu mertuanya memberi tahu kabar mengejutkan ini kepada teman-temannya?Sebenarnya, Bu Salma bukanlah anggota dari perkumpulan wanita-wanita sosialita itu. Kehadirannya di acara tersebut hanya karena menghadiri undangan dari sang tuan rumah yang kebetulan memilliki hubungan saudara dengan suaminya.Dan yang lebih membuat Bu Salma kebingunan adalah ibu mertua Cahaya itu memperkenalkan wanita lain sebagai menantunya. “Dan wanita ini siapa? Menantu baru Ibu? Jadi, Cahaya dan anak Ibu beneran cerai?”Bu Lastri terkejut bukan kepalang karena dia tidak menyangka ada sosok tetangga dekat yang hadir di acara ari
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

Kenyataan Pahit

“Bu Lastri, siapa wanita ini? Kenapa dia menyebut-nyebut bayi sama Adam? Apa jangan-jangan ...?” tanya Nenek Asih dengan memasang wajah penuh selidik. Berbagai pikiran negatif tentang firasat buruk yang menimpa cucunya pun kembali bermunculan. Apa mungkin suami cucunya berselingkuh?Bu Lastri gugup dengan keadaan canggung ini. Dalam hati dia mengumpat pada Nadia, kenapa wanita itu tidak bisa menjaga ucapannya. Meskipun sedang dalam keadaan senang, tetapi seharusnya dia bisa menahan diri dan tetap diam. Akan tetapi, ucapannya sudah terlanjur keluar dengan lantang dan yang lebih parahnya lagi istri kedua Adam membahas soal bayi di hadapan neneknya Cahaya.“Ah, Nek. Kayaknya Nenek salah dengar. Dia memang sedang hamil, tapi tidak ada hubungannya dengan Adam.” Bu Lastri berusaha menjelaskan.“Memangnya wanita ini siapa?” tanya Nenek Asih lagi. Sementara itu, Cahaya yang sedari tadi diam mulai berjalan mendekati neneknya.“Dia Nadia, adik sepupunya Mas Adam, Nek. Kayaknya Nenek salah paham
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

Bertemu Seseorang dari Masa Lalu

“Nek, sebelum pulang ke desa, Aya mau pamitan dulu sama Mbok Sri,” ucap Cahaya pada sang nenek ketika keduanya telah keluar dari gerbang rumah keluarga Adam. “Di mana rumah tempat Mbok Sri kerja? Apa jauh dari sini?” tanya Nenek Asih seraya membantu mengangkat tas berukuran besar yang berisi beberapa barang milik Cahaya. Sementara itu, Cahaya menyeret satu koper besar dan mereka berjalan beriringan menuju ke tepi jalan, tanpa mereka sadari ada sepasang mata milik wanita cantik sedang mengintai dari balik kaca jendela. Nadia tersenyum puas karena berhasil mengusir istri pertama suaminya. “Deket kok, Nek. di sana di jalan depan, rumah paling besar itu,” jawab Cahaya seraya mengarahkan telunjuk ke depan. Nenek Asih mengangguk setuju, dan keduanya terus melangkah hingga sampai ke rumah besar milik keluarga Dokter Hasan, tempat di mana Mbok Sri bekerja. “Non Cahaya? Ada apa ini, Non? Kenapa bawa koper? Non Cahaya mau mudik sama nenek?” Pertanyaan Mbok Sri memberondong Cahaya ketika wa
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Menemukan Jejak yang Hilang

“Apa Mama yakin neneknya Cahaya adalah Bu Asih, tetangga waktu kita tinggal di kontrakan dulu?” tanya dr.Hasan pada istrinya dengan wajah serius. “Iya, Pa. Awalnya tadi Mama nggak begitu inget, tapi setelah Bu Asih sendiri yang ngomong, Mama baru inget dan kami saling mengenang masa lalu.” Bu Salma menceritakan pertemuannya dengan tetangga lama mereka dengan perasaan haru. “Ah, tapi sayang banget ya, Pa. Karena Cahaya udah pisah dari anaknya Bu Lastri, jadi kita nggak bisa ketemu lagi sama Bu Asih.” “Mama tahu enggak, nama desa tempat tinggal mereka saat ini?” tanya dr. Hasan lagi yang ditanggapi gelengan kepala oleh istrinya.“Mama nggak tahu, Pa. Coba tanya sama Mbok Sri, mungkin aja Mbok Sri tahu.”Tanpa permisi, dr.Hasan bangkit dari sofa dan melangkah menuju dapur untuk menemui ART mereka yang sedang mencuci piring bekas makan siang. Karena wanita itu cukup mengenal Cahaya, dr.Hasan berharap pembantunya mengetahui di mana tempat tinggal Cahaya dan neneknya.“Mbok, bisa bicara s
last updateLast Updated : 2024-10-12
Read more

Hari-hari Tanpa Cahaya

“Nadia! Ibu tahu kalau kamu udah bangun dari tadi, jangan cuman males-malesan di kasur! Cepetan ke sini!” teriak Bu Lastri pada menantunya. Tepat sekali ucapan Bu Lastri, karena kenyataannya; saat ini Nadia masih sangat malas untuk bangkit dari tempat tidur. Mendengar teriakan sang mertua bukannya bergegas bangkit dari tempat tidur, tetapi Nadia mendengus kesal sambil menarik selimut menutup seluruh badan. “Mas, ibumu itu kenapa cerewet banget, sih? Aku kan sekarang menantu satu-satunya, sedang hamil lagi, masa nggak bisa sih manggil dengan sedikit lembut.” “Biasalah ... emang ibu orangnya gitu. Nggak cuman sama kamu, kan? Lebih parah lagi sama Cahaya. Mulai hari ini, kamu harus ngertiin ibu ya? Mas harap kamu bisa akur dan nurut sama ibu seperti Cahaya selama ini.” Adam menjawab perkataan istrinya dengan santai.“Mas, aku ini membahas sikap ibumu, kenapa malah nyebut-nyebut nama gadis desa itu? Apa kamu nyesel dia pergi?” Nadia memasang wajah kesal.“Bukan begitu maksud Mas, Sayan
last updateLast Updated : 2024-10-13
Read more
PREV
123456
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status