Semua Bab Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya: Bab 1 - Bab 10

10 Bab

01. Diremehkan

"Lihatlah suamimu itu! Bisanya cuma makan tidur, makan tidur saja tiap hari. Dia seperti bukan menantu tapi cuma mau numpang hidup di rumah ini."Ucapan dari seorang wanita tua berumur sekitar 56 tahun itu sudah berhasil membuat Victor George menghentikan suapan terakhirnya.Saat ini, sepasang suami istri tengah menikmati makan siang mereka. Namun, tiba-tiba sang mertua datang lalu mengoceh tak jelas.Ya, inilah kenyataannya. Bukan hanya setiap hari wanita tua itu berbicara seperti ini, bahkan setiap waktu ketika Victor melakukan hal yang tidak beliau sukai, maka wanita tersebut pastilah mengoceh.Joanna, yang merupakan mertua dari Victor George. Sejak kehilangan suami, beliau tidak bisa berbuat banyak. Ditambah dengan sang putri yang terus bertahan demi lelaki yang bisa dikatakan sampai sekarang pun belum mendapatkan pekerjaan.Bukan tidak mampu, hanya saja Victor tidak memiliki pendidikan yang tinggi sehingga sulit untuk mendapatkan pekerjaan tetap. Berbeda dengan sang istri yang ji
Baca selengkapnya

02. Tuduhan tak mendasar

Joanna tidak percaya kalau menantunya ini memberikan sebuah barang yang begitu mewah. Sebuah kalung dengan hiasan berlian di tengahnya yang nampak bersinar, begitu cantik dan Joanna menyukainya."Kamu baik sekali, Marten, terimakasih banyak." Joanna hampir melompat saking kegirangannya. Di sana, Marten tentu bersyukur karena sang ibu mertua menyukai apa yang dia belikan."Sama-sama, Ibu." Marten lalu mendelik ke arah Victor. Dalam hatinya seolah puas karena dibanding Victor, dirinyalah yang disayang oleh seorang Joanna.Joanna lalu memakai kalung itu segera di depan Victor. Joanna tersenyum serta menciumi cincin itu beberapa kali. Untuk pertama kalinya ia mendapat sesuatu yang berharga serta bisa dikatakan ini adalah barang yang mewah, sangat mewah."Ayo masuk, Nak, ibu mau makan sama-sama. Ahh, rasanya ibu sudah lama tidak merasa se-senang ini," cetus Joanna lagi.Lalu, Joanna pun mengajak putri ketiganya itu serta suaminya untuk masuk."Ayo cucu-cucuku, nenek kangen sama kalian." J
Baca selengkapnya

03. Menolong gadis

Sementara itu, Victor yang baru saja pamit dengan alasan menemui temannya, pada kenyataannya ia berada di bibir pantai tengah melihat orang-orang begitu menikmati liburan mereka di sana.Pakaian mereka terbuka, tubuhnya pun mulus-mulus. Namun, bukan itu yang Victor perhatikan. Victor hanya menatap kosong dengan bayangan di dalam kepalanya.Victor berandai-andai. Andai saja dirinya seperti mereka yang bisa tertawa bersama pasangannya dengan bebas tanpa ada hambatan. Andai dirinya pun bisa membeli apa saja serta bisa menjelajah dunia seperti mereka. Andai juga ia memiliki banyak uang, mungkin Victor dan Jessica akan sebahagia itu.Ahh ... itu hanya sebuah angan-angan Victor yang tentu tidak akan terwujud. Lagi pula, jika benar, ia harus memiliki bekal yang banyak. Minimal bisa untuk menyewa pesawat atau lebih minimalnya lagi sebuah mobil yang bisa membawa sang istri serta ibu mertuanya keliling kota atau bahkan keliling dunia.Victor tersenyum membayangkan itu. Cita-citanya sungguh besa
Baca selengkapnya

04. Kejadian tak terduga

Setelah memperkenalkan dirinya, Victor lantas pamit. Kakek tua tersenyum dan kembali ke putrinya, begitupun dengan penjaga pantai yang mengikuti Victor untuk pamit. "Kenapa kakek memberikan cincin itu pada dia? Apa kakek tidak takut kalau nanti ibu dan ayah akan marah?" ucap cucunya yang baru saja selamat dari maut. Sang kakek pun tersenyum lagi. "Biarkan ayah dan ibumu marah, sekalinya mereka membunuhku pun tak apa. Kakek sudah bosan hidup di dunia yang selalu serakah akan harta. Ayah dan ibumu tak perlu tahu, biarkan mereka mencarinya sendiri setelah kakek mati." "Oh Kakek." Gadis itu tentu sedih akan apa yang kakeknya katakan. Selama ini, keluarganya sungguh egois dalam apa yang dimiliki oleh sang kakek. Tentu saja, ia setuju kalau barang berharga itu diberikan pada pria bernama Victor tadi. Selain baik, ia yakin kalau Victor bisa menjaga harta kakeknya. Sementara itu, dari jarak yang cukup jauh, penjaga pantai itu menghentikan Victor di tempat yang benar-benar sepi. Ini adal
Baca selengkapnya

05. Jessica memilih untuk pergi

Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, ini waktunya untuk Victor kembali. Namun, sebelum itu ia telah menerima sebuah cek dan ia juga sudah membuat rekening bank nya sendiri. Itu artinya, Victor menyetujui tawaran untuk cincin yang telah ia jual. Di tangan Victor, ia memegang kartu hitam yang isinya sungguh luar biasa. Victor bahkan tak pernah menyangka jika dalam waktu yang singkat, ia memiliki uang banyak tanpa bekerja. Ajaib sekali. Namun, tetap saja, Victor merasa bersalah atas apa yang ia lakukan. Ia tidak bertanggungjawab atas janjinya kepada kakek tua. Di satu sisi, Victor juga sangat membutuhkan uang itu untuk membiayai Jessica dan untuk membuat ibu mertuanya senang. Ia tidak mau ibu mertuanya terus-terusan marah hanya karena ia tak bisa membiayai Jessica. Kembalinya ia ke rumah, di sana tentu ada Joanna. Ibu mertuanya menatap Victor tak suka dan memang, setiap kali ia pulang, Joanna tidak pernah terlihat senang. "Ya, terus saja begitu. Bukanya cari kerja, malah main terus
Baca selengkapnya

06. Cincin itu kembali

Tangan kanannya mengepal dengan begitu kuat. Victor mencoba untuk menahan rasa sakit yang menyerangnya secara tiba-tiba. Bahkan urat nadinya menonjol saking kuatnya ia menahan. Ini begitu menyakitkan, lebih dari rasa sakit yang sebelumnya. Namun, yang pasti ia tak percaya jika suatu hal di luar nalarnya kembali terjadi. Sebuah benda melingkar, perlahan menutupi jari telunjuknya. Itu adalah cincin yang semula ia jual dan cincin itu telah kembali, hanya saja letaknya berpindah dari jari tengah ke jari telunjuk. Ini sangat ajaib. "A-apa ini? K-kenapa bisa cincin ini kembali?" Victor bahkan tak menyangka. Ia terkejut sendiri dan benar-benar merasa aneh. Seketika rasa sakit itu pun hilang, bersamaan dengan munculnya benda tersebut. Padahal seharusnya barang yang sudah dijual takkan kembali kecuali ia membelinya lagi. Tetapi cincin itu? "Kenapa kau kembali wahai cincin? Apa jangan-jangan uangku jadi hilang?" gumamnya sendiri. Victor berpikir, jika cincin itu kembali, apakah uangnya me
Baca selengkapnya

07. Terjadi begitu saja

George baru tiba di kediaman sang Kakek, sebab niatnya ke pusat kota hanya untuk bertemu sang kakek. Ia disambut oleh adik perempuannya yang cantik. "Kakak ke mana saja? Acara ulang tahun Kakek sudah dimulai," kata si adik perempuan. Sebut saja namanya Elly. "Benarkah? Maafkan kakak, ada masalah sewaktu di jalan tadi. Mobil payah ini mogok, beruntung ada orang yang menolong." Elly mengerutkan keningnya dan menatap George. "Mogok? Jangan bilang kalau Kakak lupa mengisi bahan bakar." George hanya terkekeh. "Hehe." "Sudah biasa," gumam Elly. "Ayo, Kak, sebaiknya kita masuk, Kakek sama Papa sudah menunggu." "Oh, oke." Mereka lantas masuk ke dalam rumah mewah milik sang kakek. Di dalam sana, semua sudah tersedia dan acara ulang tahun sang kakek sudah dimulai. "Selamat ulang tahun, Pa, semoga sehat selalu dan panjang umur." Ucapan itu diberikan oleh Parker selaku putra dari Tuan Asher. Tuan Asher tentu senang, apa lagi dihadiri oleh cucu-cucunya dan memberikan hadiah untuk
Baca selengkapnya

08. Keras kepala?

Jangankan Marten, Victor sendiri pun bahkan terkejut akan apa yang ia lakukan. Seketika tangannya merasa ringan. Ketika tongkat itu mulai dilayangkan dan hampir mengenai dirinya, tangannya dengan mudah menangkis tongkat itu dan menariknya, mengangkatnya ke atas serta memutarnya sehingga orang itu turut berputar dan terlempar begitu saja bersamaan dengan tongkat yang masih ia pegang. Ini sangat ringan, seperti punya keahlian dalam melawan, Victor sadar akan apa yang ia lakukan. Pria itu terjatuh dan merasa kaget sekaligus merasa punggungnya yang sakit karena terbentur. Sementara Marten terus menekan pria itu supaya kembali melawan Victor. "Payah! Cepat bangun dan habisi dia!" hardiknya sambil menunjuk ke arah Victor. Namun, Victor mencoba untuk menahan. Bukan ini yang ia inginkan. "Kakak Ipar, saya hanya ingin bertemu dengan Jessica, tolong panggilkan Jessica ke mari," pinta Victor lagi. Sayangnya Marten menolak. "Jessica tidak ada di sini. Dia sudah kami daftarkan menjadi model
Baca selengkapnya

09. Diusir

Seorang perempuan berjalan mendekat. Langkah kakinya begitu cepat dan ia melihat suatu hal terjadi saat Victor melepas cengkraman tangan dari leher Marten. Ya, perempuan itu adalah Jessica. Ia telah kembali dari pendaftarannya menjadi model. Namun, yang Victor tidak suka, Jessica malah datang bersama lelaki. Entah itu siapa, tetapi yang jelas Victor tidak mengenalinya. "Istriku, akhirnya kau di sini," ucap Victor yang tentu menyambut kedatangan Jessica. Jessica tidak menjawab pertanyaan Victor sebab lelaki yang bersamanya telah berkata, "Saya tunggu kabar baiknya. Sayang jika nantinya Nona mundur, sebab saya suka dengan semua yang Nona miliki." Jessica mengangguk. "Baik, akan saya kabari nanti." Lelaki itu pun lantas pamit. Ia melihat Victor sebentar, lalu melihat ke setiap orang yang ada di sana. Setelah itu barulah dia pergi. Jessica lantas melihat ke arah Marten yang berusaha untuk berdiri, dibantu oleh Vivian beserta Ronald. "Apa yang kamu lakukan sama Mas Marten? Apa kamu
Baca selengkapnya

10. Salah sasaran

George tentu tahu bagaimana sifat ayahnya. Bagaimanapun, rasa penasaran George terhadap cincin itu semakin bertambah, apa lagi ketika tahu kalau barang kecil itu direbutkan. "Aku tidak akan memberitahu sebelum Papa menjelaskan apa manfaat dari cincin itu. Kenapa cincin itu bisa direbutkan dan untuk apa? Apakah barang itu bisa membuat kita menjadi penguasa? Atau kita akan semakin kaya, memiliki segalanya, atau tidak terkalahkan?" George tetap ingin penjelasan itu. "Lebih dari itu, George. Ada energi positif yang akan mengalir ke darah jika cincin itu dipakai." George yang baru tahu pun cukup merasa tertarik. "Benarkah? Lalu, kelebihan apa lagi?" Tetap saja, Parker menjelaskannya terlalu singkat sehingga George semakin penasaran. Demi kelancarannya menemukan orang tersebut, Parker lantas menjelaskannya secara detail. Dari A sampai Z, dan itu tentu membuat George semakin tertarik. "Jika kau memberitahu papa di mana orang itu, maka papa akan memberi apa yang kau inginkan, termasuk b
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status