All Chapters of Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya: Chapter 11 - Chapter 20

90 Chapters

11. Hal tak terduga

Victor yang tidak tahu apa-apa, dengan polosnya membuka pagar yang tak terkunci. Ia lalu melihat Jessica di sana dan tentu, ia tidak suka istrinya diperlakukan kasar seperti itu. "Istriku! Dia istriku, apa yang kalian lakukan kepada istriku?!" Victor protes seraya mendekat. Mereka melepaskan orang yang katanya salah, sekarang tujuan mereka ialah Victor. Marten dan yang lainnya merasa lega, karena kini sasaran para pria menyeramkan bukan lagi dirinya tetapi Victor. Lagi pula, mereka mencari Victor dan entah apa yang akan mereka lakukan terhadap Victor, tetapi yang jelas, Marten mengharapkan suatu hal buruk terjadi pada Victor. 'Rasakan! Mereka pasti akan membunuhmu, Victor.' Selain Marten, Joanna dan Vivian pun memiliki harapan yang sama. 'Victor sama sekali tak berguna. Dia penghalang putriku untuk menjadi bintang.' batin Joanna. 'Ya, dialah yang mereka cari. Kalau perlu bunuh saja lelaki payah itu!' Terkecuali Jessica. Bagaimana pun ia masih mencintai Victor dan lelaki itu ad
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

12. Berpikir

Saat peluru itu kembali dilepas, saat itu juga Victor menendangnya hingga benda itu terlempar cukup jauh. Pria si pemilik benda itu tentu marah. "Sialan!" Mereka tentu takkan menyerah begitu saja, demi mendapatkan cincin yang diincarnya, mereka harus berjuang melawan satu orang ini. Tetapi mengapa ia begitu kuat? Ya, mereka jelas kesusahan. Bukan hanya pukulannya saja, tetapi gerakannya pun sulit untuk dibaca. Padahal kondisi tangan Victor sudah terluka dan mengeluarkan darah. Tidak ada yang mau membantu. Marten yang masih berada di sana malah mengharapkan Victor kalah. Padahal Victor telah berusaha agar orang-orang itu tidak mengincar Marten. Kakak Ipar macam apa dia? "Kakak ipar, cepat bantu suamiku, dia kesusahan, tangannya terus mengeluarkan darah," kata Jessica yang tentu khawatir akan keadaan Victor. Namun, di sana Marten hanya tersenyum. "Maafkan aku, wahai adik ipar. Aku tidak memiliki kemampuan dalam bertarung dan biarkan saja dia kalah sendiri." Apa? "Kakak ipar, kam
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

13. Kabar buruk

Mendapat izin dari Vivian, Victor lantas masuk ke dalam rumah tersebut. Baru kali ini ia diizinkan masuk dan jujur, rumah ini cukup besar dibandingkan dengan rumah Joanna. Victor menunggu, sementara Jessica tengah mengambil kotak obat untuk luka Victor. Di sana, ia terus menggerak-gerakkan tangannya dan memang tidak merasa sakit apapun sejak tangan itu terkena peluru. Ini aneh. Bisa jadi peluru itu masih tertancap di dalam. Tetapi kenapa ini tidak sakit? "Suamiku, buka bajumu sebentar, biar aku lihat lukamu yang terkena tembakan tadi." Jessica menyuruhnya untuk membuka pakaian. Di sana tidak ada siapapun. Joanna dan Vivian tengah berada di ruangan lain bersama Marten. Mereka tengah membicarakan sesuatu yang tentu mengenai Victor. Victor menurut saja apa yang dikatakan Jessica. Namun, seketika Jessica nampak terkejut. 'Loh, kenapa tidak ada luka sama sekali? Padahal tadi aku lihat tembakan itu mengenai bahunya, kenapa tidak ada?' Jessica pun nampak aneh. Ia sama sekali tidak meng
last updateLast Updated : 2024-10-04
Read more

14. Itu milik Kakek tua

Brooklyn, New York. Victor baru saja terbangun, kali ini tidak seperti biasanya yang jika membuka mata, di situ ada Jessica. Ia hanya sendirian. Mengingat-ingat akan kejadian kemarin, sepertinya Jessica akan sukses menjadi seorang model. Tentunya, Victor mendukung apapun yang Jessica inginkan, ditambah selama ini ia belum sempat membuatnya bahagia. Mengabaikan perihal itu, Victor lalu memperhatikan benda kecil yang berkilau di jarinya. Ia melepasnya, ternyata ini benar-benar sebuah cincin batu yang cantik. Jujur, Victor menyukainya. "Semenjak aku memakai cincin ini, hal tak terduga terjadi padaku. Aku jadi mengerti kenapa cincin ini begitu istimewa. Ada orang yang benar-benar mengincarnya. Hhh ... apakah aku sedang dalam bahaya sekarang?" Victor bergumam sendirian. Ia berpikir lagi, sebab kakek tua itu memberikan barang berharganya. Namun, kenapa harus dia? "Kakek itu sangatlah baik. Dia memberikan cincin ini padaku dan ingin aku menjaganya baik-baik. Tapi ..." Victor menafsirka
last updateLast Updated : 2024-10-05
Read more

15. Ingin bertemu dengan kakek tua

Ketika Parker hendak mencekik, ketika itu pula tangan Victor menahannya. Bukan Victor yang berdengking, tetapi Parker lah yang merasa tangannya seperti ditekan dengan kuat. Ada apa ini? Kenapa cengkramannya begitu kuat? Pikir Parker. Ini hanyalah sebagai pembelaan diri. Victor tentu tidak ingin Parker mencekiknya dan secara spontan tangannya mencengkram Parker. Ini terjadi secara tiba-tiba. "Aaarrgghh ... a-apa yang kau lakukan ... lepaskan tangaku, bodoh!" hardik Parker lagi. Victor yang dengan sadar lalu melepaskan cengkraman itu dari Parker. Jangankan Parker, dirinya pun tak menyangka jika ia bisa melakukan itu. Padahal ia hanya memegangnya, tidak mengenakan tenaga dalam. Tetapi kenapa Parker terlihat kesakitan. "Oh, maafkan saya, saya hanya ..." "Kenapa kalian diam saja! Cepat balas dia! Beri dia pelajaran karna sudah melukai tanganku! Aakkhh!" Parker memegang tangannya yang kesakitan. Tentu, mereka pun segera melakukan apa yang diperintah oleh tuannya. Setiap yang Parker k
last updateLast Updated : 2024-10-07
Read more

16. Apakah Anda akan marah?

Ada dua pilihan, antara setuju atau tidak. Namun, rasa ingin memiliki cincin itu sangatlah besar dan Parker sudah lama mengincarnya. Hanya saja sang ayah tak pernah ingin memberikan padanya, tetapi Victor? 'Dia bukan siapa-siapa, tapi kenapa Papa malah percaya padanya? Jika saja Papa tau kalau cincinnya telah dijual, dia pasti sangat marah. Sudah pasti Papa akan membunuh Victor dan tentu saja, lelaki bodoh ini akan memberitahuku tempat di mana dirinya menjual cincin itu.' batin Parker. Pikirannya berbalik. "Bagaimana, Pak, apa saya bisa bertemu dengan kakek tua?" tanya Victor lagi, untuk memastikan. Parker kembali tersenyum lagi. "Ya, tentu saja bisa. Anak buahku akan mengantarmu ke sana, tapi sebelum itu cepat kau katakan di mana kau menjual cincinku?" Lagi-lagi Parker mengaku kalau itu adalah barang miliknya. Tak apa, yang penting dari pada itu Victor bisa bertemu dengan kakek tua. Ada hal yang ingin a sampaikan. "Baik, saya akan beritahu Anda di mana saya menjualnya." Dan Vict
last updateLast Updated : 2024-10-08
Read more

17. Sebab dan akibat

"Apa maksudmu hilang? Apa kau sengaja menghilangkannya?" Tuan Asher sama sekali tak mempercayai Victor jika ia telah menghilangkan benda berharga miliknya sebab ia yakin Victor orang baik. Victor pun menggeleng. "Tidak, Kakek Tua, aku pun tidak tau cincin itu hilang ke mana. Kejadiannya begitu tiba-tiba." Sebenarnya apa yang Victor bicarakan? Ucapannya tentu membuat Tuan Asher kebingungan. "Apa maksudmu? Coba jelaskan dari awal, jangan membuatku bingung," lanjutnya lagi. Hendak menjelaskan, Tuan Asher malah menghentikannya seolah tak ingin Victor melanjutkan ceritanya mengenai cincin itu. "Berhentilah dulu." Tuan Asher lalu berbalik ke arah pelayan dan beberapa orang di sana. "Kalian pergilah, tinggalkan kami berdua di sini, jangan ada yang mengganggu kami untuk sementara ini." Pelayan serta beberapa penjaga mengangguk patuh mendengar perintah dari tuannya. Mereka segera meninggalkan ruangan itu dan tentu, membiarkan Victor bercerita dengan jelas di sini. "Lanjutka
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

18. Pertukaran yang disepakati

"Bodoh!! Cincin ini palsu!!" Mengetahui jika cincin itu tak sama dengan milik sang ayah, Parker melemparkan cincin itu di depan pemilik toko berlian. Sang pemilik toko tentu tak terima jika benar cincin itu palsu. Padahal ia sudah menebusnya dengan harga yang tidak sedikit. "Tidak mungkin cincin itu palsu, saya sudah memastikan jika cincin itu asli. Jika Anda tidak bisa menebusnya lagi, setidaknya Anda tak melempar cincin berharga itu!" hardik sang pemilik toko. Parker lantas terkekeh. "Haha, asli katamu? Berharga? Sepertinya kau sudah ditipu oleh lelaki itu. Sama sepertiku yang sudah tertipu pula olehnya." "Apa? Itu tidak mungkin." Sang pemilik toko ataupun Parker jelas tak terima jika hal itu memang benar. Beliau sudah mengeluarkan uang banyak untuk menebusnya, sementara Parker merasa dipermainkan. "Kita kembali. Aku yakin lelaki itu masih ada bersama Papa. Beraninya dia membodohiku!!" Bukan hanya Park
last updateLast Updated : 2024-10-10
Read more

19. Sangat berterimakasih

Victor memegang penuh ucapan dari pria beruban itu. Masalahnya, ia memberikan kuasa atas rumah besar miliknya. Bagaimana mungkin Victor menolaknya? Sementara dialah yang membantu mereka keluar dari utang-utang mereka. Saat ini, mereka berada di Bank untuk membayar utang dengan jumlah yang tentu tidak sedikit. Mengingat jika rumah yang mereka miliki sangatlah besar, mereka bahkan mengambil cicilan tak kecil. 'Luar biasa, isinya bisa membuat orang terkena serangan jantung.' batin seseorang yang sempat menyepelekan Victor. Tidak. Lebih tepatnya ia tak percaya jika lelaki dengan setelan lusuh ternyata memiliki black card yang tentu jumlahnya tidak main-main. 'Harusnya aku tidak menilainya dari penampilan. Buktinya saja, dengan pakaian sederhana seperti itu, ternyata dia seorang jutawan.' batinnya lagi. Ia menyesal karena sempat merendahkan pria yang tak lain ialah Victor. Di sana, Victor lantas bertanya, "Apakah uangnya cukup?" ia ingat
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more

20. Seorang pembohong?

Mengabaikan perihal Chessy, Victor lebih memikirkan jumlah semua uang yang ia miliki di dalam kartunya itu. Ini sungguh aneh dan Victor masih tak percaya jika jumlahnya masih utuh, padahal sama sekali tidak ia tambahi. "Apa aku harus mengeceknya ulang?" gumamnya. Namun, dari pada itu, ia malah teringat seseorang. "Bagaimana kabar Jessica? Ahh aku lupa kalau aku tidak punya alat komunikasi. Apa aku temui Jessica saja?" Victor berpikir untuk menemui istrinya langsung. Namun, sebelum itu ia harus memesan sesuatu. Sebuah kendaraan yang bisa mengantarnya ke sana. Ia lalu memutuskan untuk pergi. "Tuan, apakah Anda mau pergi?" seorang penjaga rumah bertanya kepada Victor ketika ia hendak keluar. Tentu dijawab olehnya. "Ya, saya mau pergi ke pusat kota. Kemungkinan akan lama, jadi tak perlu menunggu." Penjaga rumah lalu mengangguk. Namun, ia merasa heran sebab Victor hanya berjalan kaki. Untuk itulah ia kembali memanggil. "Tuan, jarak tempuh ke pusat kota sangatlah jauh. Apakah Anda t
last updateLast Updated : 2024-10-11
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status