All Chapters of Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya: Chapter 41 - Chapter 50

90 Chapters

41. Nyalinya sungguh besar

Pria itu kelelahan dan tak sanggup lagi mendorong mobil yang tumpangi Victor. Bukan itu yang ia mau. Pria itu tak menyangka nasibnya akan seperti ini. "Apa bengkelnya masih jauh?" rutuk pria itu. "Mungkin." Victor menjawabnya dengan ringan. "Hhh ... tau begini aku takkan menyetujui permintaanmu. Harusnya aku mengemudi, bukan mendorong mobil rusak ini." "Setidaknya utangmu lunas, Leo." Ya, pria itu tak lain ialah Leo. Seorang yang memiliki utang banyak dan utang itu telah lunas berkat Victor. Kalau bukan karena bantuan darinya, mungkin Leo terus dikejar-kejar para penagih utang. Walaupun dengan pembalasan yang sepertinya setimpal. "Tapi harusnya kau turun dan membantu, kau menambah beban saja." Leo nampak semakin kelelahan. Ia pun berhenti begitu saja dan duduk dengan lemas. "Hhaaahh ... lelah sekali." Di sana, Victor pun turun dari mobil itu. Bagian depan mobil terbentur ke tiang pembatas jalan. Sepertinya ada kerusakan sampai mobil itu tak bisa dinyalakan. Sial. Tahu begini
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

42. Tempat seperti neraka

Jujur saja, Leo sedikit menyepelekan penampilan Victor. Namun, perihal kemampuan, ia sangat memujinya. "Apakah masih jauh?" Leo nampak kesal dan terus bertanya. "Apa kau bisa diam? Pak sopir pasti tau di mana tempatnya jadi jangan khawatir." Kali ini Leo pun terpaksa diam. Sejak tadi, hanya dia yang banyak mengoceh. Victor menyesal karena sudah mengajaknya untuk mencari Jessica. "Tuan-tuan, kita sudah sampai." Akhirnya. Mobil itu berhenti tepat di depan gerbang besar kompleks Green Park. Ini seperti sebuah istana menurut mereka. Namun, tanpa mereka tahu, sebagian besar orang menilai kompleks itu seperti neraka. "Baik, terimakasih." Victor dan Leo turun. Situasi di sini sangat sepi dan banyak daun berjatuhan seperti tak pernah dibersihkan ataupun dibakar. Tempatnya memang besar, sepertinya ada beberapa rumah besar di dalamnya. "Apakah kita akan masuk ke sana?" tanya Leo. Ia nampak ragu. "Tentu saja. Gerbang pun tidak terkunci," dan Victor sudah membukanya. "Tunggu sebentar."
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

43. Apa yang terjadi?

Leo semakin ketakutan, apalagi mereka sengaja menodongkan benda itu ke hadapannya. "A-ampun, ya, saya akan turun." Akhirnya Leo pun turun dan dari sana, Victor masih melawan mereka. Dengan tangan kosongnya, Victor mampu menangkis setiap pukulan yang dilayangkan. Serta menendang benda berapi itu agar tidak ditembakkan. Ini tidaklah mudah. Ditambah dengan dia yang hanya sendirian. Namun, semakin lama energinya semakin berkurang. Entah bagaimana harus menambahnya kembali, tetapi tangannya sudah mulai lelah. Mereka terlalu kuat. "Aargghh!!" Dari arah belakang, seseorang menendang punggungnya sampai Victor tersungkur. Selain itu, orang di depannya pun tidak diam dan mereka melawan secara bersamaan. 'Kenapa denganku? Kenapa aku merasa lemas.' batin Victor. Tidak seperti biasanya. Dirinya pun tak bisa bertahan. BRAK!! Seketika Victor terjatuh, dengan luka di wajahnya dan darah di pipi kanannya karena terkena pukulan dari pistol. "Bos mengatakan kalau kita tidak harus membunuhnya. S
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

44. Ingin bekerjasama

"Lakukan sesuatu katamu? Bagaimana bisa aku melakukannya sementara tanganku terikat bersamaan denganmu!" Kedua tangan mereka disatukan dan diikat oleh tambang yang sangat kuat. Bukan hanya tangan saja, tetapi kaki mereka pun sama. Leo terus menghentakkan kakinya. "Aarrgghh ... aku mau lepas ... aku mau pergi dari sini ... semua gara-gara kamu, Victor ... aarrgghh!!" Leo yang kacau, sementara Victor tengah berpikir bagaimana caranya ia menghilangkan magnet dari atas langit-langit. "Kau percaya akan sesuatu?" kata Victor yang berhasil membuat Leo berhenti. "Sesuatu apa?" tanya Leo sembari menatap Victor dari arah samping. "Sesuatu yang bisa membuatmu lemah." Leo mengangguk. "Ya, sesuatu yang membuatku lemah adalah wanita. Itulah sebabnya aku kapok untuk berpacaran. Lagi, sesuatu yang lain ialah uang, tanpa uang diriku lemas." "Ck, bukan itu." Victor mengira kalau Leo ini sedikit tulalit. "Lalu apa?" tanya Leo dengan isi pikirannya yang ingin segera bebas. "Lihatlah di atas san
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

45. Rencana bagus

Leo memikirkan caranya agar bisa keluar dari sana tanpa sepengetahuan si penjaga. Namun, tidak ada jalan untuknya keluar. Bahkan tidak ada lubang satupun di sana. "Ya ampun. Kalau saja bukan karna Victor, enggan sekali aku melakukannya." Hanya dia yang bisa membantu. 'Sebenarnya apa tujuan Victor agar aku melepas magnet itu? Apakah dia ingin memilikinya untuk mendapat keberuntungan? Ah, mana mungkin seperti itu.' Leo terus bergumam. Namun, ini bukan waktunya ia mengandai-andai. Bagaimana pun ia harus cepat. "Heii ... cepatlah." Penjaga itu memukul pintu. "Ya, sebentar." Leo berteriak sambil berpikir lagi. Ini bukan hal yang mudah. Sekalinya ia gagal maka nyawa taruhannya. Sial. Leo lalu membuka pintu. "Sudah selesai?" Leo menggeleng. "Belum, aku membutuhkan sebatang rokok. Apa kau memilikinya?" Apa? "Tidak! Jangan banyak alasan dan cepatlah. Waktuku tidak banyak." "Justru itu, tanpa rokok aku tidak bisa buang air besar," lanjut Leo lagi. Sebetulnya ia tengah mencari cara.
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

46. Mustahil

Pintu yang didobrak dengan keras berhasil membuka kunci. Energi Victor telah kembali dan ia merasa tubuhnya ringan lagi."Victor, kamu tau aku di sini?" Jessica tak menyangka kalau suaminya akan kemari. Tetapi, apa yang dia lakukan? Kenapa Victor mendobrak pintu? Alex yang melihat keberadaan Victor di sini tentu sangat marah. "Kau merusak pintu rumahku!" hardik Alex. Sepertinya itu tidak penting bagi Victor. Yang ia inginkan hanya Jessica, bukan yang lain. "Istriku, dia menculikmu dan dia menyekapku juga Leo di ruangan yang lain. Dia ingin kami mati," jelas Victor yang membuat Jessica menatap tak percaya. "Kamu bohong, Alex. Katamu kamu akan bicara baik-baik. Tetapi apa? Kenapa kamu ingin suamiku mati? Kamu jahat." Jessica merasa dibodohi. Padahal sebelumnya ia tahu kalau Alex telah menambak para penjaga di rumah besar milik Victor. Alex memang pandai dalam berucap. Siapa saja akan mempercayainya dan dia sangat pintar memutar balikkan fakta. "Aku tidak pernah berniat membunuh s
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

47. Suatu hal menguntungkan

"Sebentar lagi ibu ulang tahun. Apakah tidak ada yang ingat satu orang saja? Levin, Noah? Apakah mereka tidak ingat?" Vivian menggerutu kesal karena adik-adiknya bahkan tak menghubunginya sama sekali. Padahal hari spesial untuk Joanna tinggal beberapa hari lagi. "Aku pulang." Marten yang baru selesai dengan urusan kantornya, mencium Vivian seperti biasa, sebagai rutinitasnya setiap hari. Marten memperhatikan Vivian seperti ada yang salah. "Hei, kenapa? Apakah aku pulang terlambat?" Marten melihat jam tangan yang ia kenakan. "Hmm, lebih lima menit saja." Vivian yang kesal pun terduduk. "Aku tidak kesal padamu, tapi aku kesal kepada adik-adikku. Mereka sama sekali tidak peduli sama ibu. Bahkan sebentar lagi hari ulang tahun ibu. Tidak ada satupun yang menelpon atau bertanya perihal itu." Memang, sejak mereka menikah, mereka sama sekali tak pernah menemui Joanna. Hanya Vivian lah yang sering memantau Joanna, ditambah lagi, sekarang Joanna tinggal bersamanya. "Apa kau sudah menelpo
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

48. Ingin mewujudkan mimpi

"Bagaimana keadaanmu, apakah sudah lebih baik?" Victor masih menemani Jessica yang sejak tadi hanya diam dengan pikirannya. Entahlah, sepertinya Jessica sedang memikirkan sesuatu. "Aku baik," jawab Jessica singkat, terapi setelah itu ia ingat sesuatu. "Suamiku, bagaimana luka di bahumu?" ia ingin melihatnya. "Sudah membaik, aku sudah mengobatinya sendiri," kata Victor. "Baiklah. Suamiku, aku tidak menyangka kalau Alex ingin membunuhmu dan teman kamu. Alex membujukku agar aku kembali, tetapi aku tidak mau lagi." Mendengar itu, Victor tentu setuju. Lagi pula ia pun tidak suka kalau Jessica dekat dengan Alex dengan tujuan yang tidak baik, terkecuali untuk menjadikannya model sesuai impian Jessica. "Itu lebih baik." Jujur saja, sejak awal, Jessica memang tidak pernah dekat dengan lelaki lain selain Victor, suaminya. Ia begitu mencintainya, bahkan ketika saudara dan ibunya menyuruhnya untuk berpisah pun, Jessica tak pernah mengiyakan. Namun, entah kenapa, setelah mengenal Alex, ia
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

49. Tuduhan yang sama lagi

"Ibu." Victor dan Jessica menemui Joanna di kediaman Vivian. Tidak ada Marten di sana. Hanya ada Joanna, Vivian dan putranya. "Kamu." Joanna yang tadinya tengah bersantai pun, melihat kedatangan mereka berdua, segera berdiri. "Untuk apa kamu ke sini, Victor? Bukankah sudah kubilang kalau kamu terlalu kotor untuk menginjakkan kaki di rumahku lagi?" hardik Vivian. Ia sama sekali tak menerima kedatangan Victor. Namun, di sana Jessica berpihak kepada suaminya. "Kakak, aku dan Victor ke sini untuk membahas hari ulang tahun ibu." Apa katanya? "Tante, apakah tante dan om Victor akan mengadakan pesta?" "Ronald, pergi ke kamarmu, sekarang!" Vivian tidak suka Ronald yang ikut campur urusan mereka. Ronald yang takut pun segera melaksanakan perintah ibunya dan masuk ke dalam kamar. Joanna yang mendengar pun lalu menatap Jessica. "Kamu sudah tidak mau menurutiku, lalu untuk apa kamu peduli dengan hari itu?" Jessica jadi teringat ketika terakhir kali ia bertengkar dengan sang ibu. Hanya k
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

50. Mengganti rugi

Di tengah pembahasan hari spesial untuk Joanna, ponsel Victor berbunyi. Ada panggilan masuk di sana. /"Kau ada di mana?"/ kata seseorang di dalam sambungan telpon itu. "Ada apa?" Victor berbalik memberi pertanyaan. /"Ada kabar buruk tentang mobilmu yang rusak itu."/ katanya lagi. "Aku segera kembali." Victor lalu menutup telpon. Di sana, Jessica selaku sang istri pun bertanya, siapa yang telah menghubunginya. Dan Victor mengatakan kalau dia adalah Leo. Jessica tak mempermasalahkan itu. Namun, Leo meminta Victor untuk kembali, sementara dirinya harus mempersiapkan hari spesial Joanna. "Aku tidak bisa ikut kamu, Suamiku, apakah itu tidak masalah?" kata Jessica. "Tentu saja, kamu di sinilah dulu sampai hari itu tiba." Victor memberi Jessica waktu banyak untuk Joanna. "Kamu yang terbaik." Jessica senang. Setelah kepergian Victor, Marten lalu menghampiri Jessica. Ia ingin mengatakan suatu hal kepadanya. "Ada kejutan untukmu tentang Victor, dan aku akan memberitahumu setelah hari
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status