"Ibu." Victor dan Jessica menemui Joanna di kediaman Vivian. Tidak ada Marten di sana. Hanya ada Joanna, Vivian dan putranya. "Kamu." Joanna yang tadinya tengah bersantai pun, melihat kedatangan mereka berdua, segera berdiri. "Untuk apa kamu ke sini, Victor? Bukankah sudah kubilang kalau kamu terlalu kotor untuk menginjakkan kaki di rumahku lagi?" hardik Vivian. Ia sama sekali tak menerima kedatangan Victor. Namun, di sana Jessica berpihak kepada suaminya. "Kakak, aku dan Victor ke sini untuk membahas hari ulang tahun ibu." Apa katanya? "Tante, apakah tante dan om Victor akan mengadakan pesta?" "Ronald, pergi ke kamarmu, sekarang!" Vivian tidak suka Ronald yang ikut campur urusan mereka. Ronald yang takut pun segera melaksanakan perintah ibunya dan masuk ke dalam kamar. Joanna yang mendengar pun lalu menatap Jessica. "Kamu sudah tidak mau menurutiku, lalu untuk apa kamu peduli dengan hari itu?" Jessica jadi teringat ketika terakhir kali ia bertengkar dengan sang ibu. Hanya k
Di tengah pembahasan hari spesial untuk Joanna, ponsel Victor berbunyi. Ada panggilan masuk di sana. /"Kau ada di mana?"/ kata seseorang di dalam sambungan telpon itu. "Ada apa?" Victor berbalik memberi pertanyaan. /"Ada kabar buruk tentang mobilmu yang rusak itu."/ katanya lagi. "Aku segera kembali." Victor lalu menutup telpon. Di sana, Jessica selaku sang istri pun bertanya, siapa yang telah menghubunginya. Dan Victor mengatakan kalau dia adalah Leo. Jessica tak mempermasalahkan itu. Namun, Leo meminta Victor untuk kembali, sementara dirinya harus mempersiapkan hari spesial Joanna. "Aku tidak bisa ikut kamu, Suamiku, apakah itu tidak masalah?" kata Jessica. "Tentu saja, kamu di sinilah dulu sampai hari itu tiba." Victor memberi Jessica waktu banyak untuk Joanna. "Kamu yang terbaik." Jessica senang. Setelah kepergian Victor, Marten lalu menghampiri Jessica. Ia ingin mengatakan suatu hal kepadanya. "Ada kejutan untukmu tentang Victor, dan aku akan memberitahumu setelah hari
Drake langsung mengambil kartu itu dari tangan Victor. Ia begitu senang sebab jarang sekali ia mendapat pelanggan spesial seperti Victor ini dan jujur sudah lama ia tak melihat kartu cantik itu. "Aku percaya Anda begitu spesial, Pak. Mari, saya akan memprosesnya dengan cepat."Segera, Drake pun membawa Victor untuk mencobanya terlebih dahulu. Namun ... "Leo, kemarilah." Victor malah memanggil Leo. Leo yang merasa terpanggil, lantas terkekeh. "Dia pasti ingin aku yang mencobanya." Leo menaikkan kerah bajunya seolah bangga. "Ya, apa kau kesusahan mengatasinya?" kata Leo. "Setelah pembayaran selesai, kau yang menjadi sopirku." Apa? Di sana Drake yang mendengarnya pun tertawa. Ia puas akan perkataan Victor yang ingin menjadikannya seorang sopir. "Haha ... ya, Anda mengutus orang yang tepat. Anda tak perlu membayarnya, cukup belikan saja dia vodka." Hei ... "Kau ini! Senang sekali diriku ditunjuk sebagai sopir." Leo tidak suka akan tawa Drake seperti itu. "Haha ... tentu saja. T
Prok!! Prok!! Prok!!Tepuk tangan yang begitu meriah, serta para tamu besar yang turut hadir di sini. Mereka diundang untuk menghadiri acara ulang tahun Joanna yang diadakan di kediaman Levin. Di sana, semuanya hadir, termasuk Noah yang jarang sekali bertemu dengan sang ibu. Tentu saja, Joanna sangat kesal kepada anaknya yang satu itu, tetapi ini adalah hari spesialnya dan Noah, sudah mengusahakan untuk menyempatkan waktunya untuk sang ibu. "Selamat ulang tahun, Nyonya Joanna, semoga Anda diberikan keberkahan." "Selamat atas hari spesial Anda, Nyonya. Kami senang menghadirinya." "Nyonya begitu memukau dengan gaun yang cantik." "Walaupun sudah tak muda lagi, tetapi Nyonya begitu cantik." "Nyonya, semoga hari-hari Anda diberi keberkahan dan sehat selalu." Banyak orang yang mengucapkan selamat kepadanya. Sebagian orang menikmati hidangan yang tersedia. "Oh, terimakasih banyak. Saya senang akan pesta yang mewah ini, terimakasih atas kehadiran dan hadiah-hadiah ini. Saya tidak bisa
Di depan orang banyak, Levin meneriaki Victor berselingkuh? Yang benar saja. Apakah dia tidak sadar kalau dirinya telah membuat kesalahan besar? Ini bunuh diri. "A-apa maksud Kakak? Suamiku tidak berselingkuh," kata Jessica. Ia yakin kalau Victor tak pernah melakukan hal semacam itu. "Tetapi kenyataannya memang begitu!" kata Levin lagi. Victor yang tertuduh pun tentu tak terima. "Jangan asal bicara, aku tak pernah berselingkuh dengan siapapun." Dalam hati Victor, apa Levin tidak takut kalau kelakuannya sendiri dibongkar di sini? "Lalu, wanita yang bersamamu ini? Apa kau yakin tidak ada hubungan apapun?" lanjut Levin. Bukan hanya Levin, Marten pun turut menekan. "Jessica, apa kamu tidak ingat ketika Victor beralasan untuk mencari pekerjaan? Pada kenyataannya dia banyak main dengan wanita di luar tanpa sepengetahuan kamu." Marten. Apa? Jessica menatap Victor dengan cepat, juga Lussy yang mendadak bingung. "Kamu menuduhku berselingkuh dengan Victor? Apakah
Jessica melihat sebuah bukti yang diberikan oleh Levin. Itu hasil rekayasa. Victor bahkan sama sekali tak pernah melakukannya. "Itu bohong! Levin merekayasa semua itu!" Victor mempertegas. Sayangnya tidak ada yang percaya. "Ya, itu adalah aku dan Levin, dia mengubah wajahnya menjadi wajah Victor. Mana bisa begitu!" Lussy pun turut berteriak. Sudah jelas sekali kalau itu adalah adegan miliknya dan Levin. Namun, bagaimana bisa diubah seperti itu? Plak!! Lagi-lagi Lussy mendapat tamparan dari istri Levin. "Dasar wanita murahan!! Kamu yang berselingkuh, kamu juga yang malah menuduh." Plak!! Tamparan pula untuk Victor dari Jessica. "Aku tidak percaya, ternyata kamu jahat!" Di depan semua orang, Levin telah mempermalukannya. Kali ini Victor tidak bisa diam. Bahkan tamparan itu tidak berdampak apapun padanya, tetapi di sana, Victor mengambil ponsel tersebut dan melemparnya hingga ponsel itu hancur berkeping-keping saking kerasnya ia melempar. Sontak, hal itu membuat Levin dan Marten
Leo seperti orang bodoh yang tidak tahu apa-apa. Ia terus bertanya akan apa yang sudah terjadi di acara itu. "Selingkuh? Kalian? Sebenarnya apa yang sudah terjadi?""Sudahlah, jalan saja dan abaikan Lussy," kata Victor lagi. Kepalanya sudah pening akibat menahan amarah. Jangan sampai ia meledakkan bom di dalam mobil. "Oke." Leo sangat tahu dan ia pun pernah merasakan rasanya dituduh. Ia segera mengemudikan mobil itu dan mengabaikan Lussy. Ini bukan waktunya untuk ikut campur urusan mereka. Jalanan yang sepi. Namun, Leo mengemudi dengan santai. Sepertinya Leo sangat paham akan cara meredakan amarah. "Terkadang hidup itu rumit, hanya saja bagaimana cara orang mengatasinya. Apakah orang itu bisa bertahan, atau mengatasi masalah itu dengan cara yang baik." Leo mengungkapkan kata-kata mutiara. Tidak ada tanggapan dari Victor. Dia hanya diam tetapi telinganya tentu mendengar. "Kau percaya? Manusia itu tempatnya berbuat salah. Mereka serakah, bahkan bisa menghancurkan seisi bumi ini. T
"Apa benar ini perusahaan milik Pak Salim? Sepertinya sudah tutup." "Menurut berita, kantor ini memang sudah tutup cukup lama. Sepertinya memang sudah bangkrut." Ternyata apa yang dikatakan Salim hari itu memang benar kalau perusahaannya mengalami lonjakan penurunan yang sangat drastis. Buktinya saja kantor sebesar ini tidak terurus dan terlihat sepi. Ya, Victor ingin memastikan jika itu benar. Salim menjual rumah dengan tujuan membayar utang. Bukti lainnya ialah, perusahaannya tidak berjalan mulus dan akhirnya bangkrut. 'Pantas saja Pak Salim ingin aku melunasi rumahnya.'Mengesampingkan tentang masalahnya dengan Jessica, Victor lebih memilih untuk mencaritahu informasi tentang Salim yang sejak kemarin memohon untuk mengalihkan kepemilikan atas rumah besar yang ia tempati sekarang. Lagi pula, dirinya sudah mati-matian tetapi malah mendapat penghinaan dan pembodohan atas dugaan dirinya berselingkuh. Pada kenyataannya ia tak pernah melakukan itu. "Lalu, tujuan kita berikutnya ke
Levin sampai bertanya-tanya sendiri, untuk apa Victor datang kemari? Dan lagi dari mana dia tahu dia bekerja di sini? Apakah dari Jessica? "Victor, untuk apa kau kemari? Apakah hendak melamar pekerjaan di sini?" kata Levin seolah merendahkannya.Kesalahan Levin bukan hanya di sini saja. Dia pernah menuduh Victor kalau Victor telah berselingkuh. Padahal kenyataannya dialah yang berselingkuh. Dialah yang telah menduakan istrinya, tetapi Victor yang mendapat getahnya. Ini sangat tidak adil jika terus dibiarkan. Levin tidak akan berpikir terlebih lagi dia tidak akan berubah sedikitpun. Namun, perihal hubungan Levin dan Lussy, Victor sama sekali tidak mengetahuinya. Tetapi yang jelas, seseorang yang pernah berselingkuh tidak akan pernah berubah, Bahkan dia akan melakukan yang berulang kali sampai dia puas. Entahlah."Levin, apa kau tidak tahu kesalahanmu sendiri?" pemilik perusahaan ini telah bicara langsung dengan Levin di hadapan para pekerja. "Kesalahanku? Apakah aku telah membuat ke
Bukan Hal mudah untuk meyakinkan seseorang, apalagi kepada orang baru yang Bahkan orang itu terlihat sejati mata orang lain. Dia sangat ditakuti banyak orang termasuk anak buahnya sekalipun.Namun, Victor tentu mudah. Ia tentu memanfaatkan apa yang dia miliki sekarang ini. Dan sudah terbukti jika uang adalah jawaban dari semua masalah.Sesuai kesepakatan mereka, pria itu telah memberitahu siapa-siapa saja pelanggan yang datang kepadanya. Siapa-siapa saja orang yang berani membeli barangnya dengan harga yang cukup tinggi.Setiap orang yang membeli barangnya adalah orang yang memiliki rencana tertentu termasuk, dia.Ya, ketika pria itu memberitahu nama-nama dari pelanggannya, dari 2 hari kebelakang sampai hari kemarin, ternyata ada satu orang yang Victor kenali. Jelas saja, dia terlalu bodoh. Dia menyebutkan namanya memakai nama asli bukan nama samaran. Tetapi di sini, Victor sangat beruntung. Sepertinya dia juga tidak salah tempat, dia tidak salah sasaran, dia tidak salah menemui oran
"Bukan apa-apa." Victor menjawab demikian.Mereka lalu masuk ke dalam rumah besar itu. Di sana nampak seseorang yang tengah duduk santai. Iya memakai topi koboi, di tangannya, ya Tengah menghisap sebatang rokok. Ya, Iya pemiliknya. Jack mengantar Victor ke hadapan orang itu."Hormat tuan." Jack memberi hormat dengan cara membungkukkan setengah badannya di hadapan pria itu. Tetapi tidak dengan Victor. Victor sama sekali tidak tahu apa yang harus dia lakukan tetapi, pria itu menatapnya sinis."Ada hal apa yang Membawamu menghadapku? Apakah ada pelanggan untukku?"Jack mengangguk. "Ya, Tuan. Dialah pelanggan kita yang baru." Jack menunjuk ke arah Viktor dan memang Victor lah pelanggan barunya.Victor masih tidak berbuat apa-apa. Dia masih belum paham apa yang harus dia lakukan sekarang. Namun, Jack memberitahunya."Bungkukkan setengah badanmu di hadapan Tuan." Terpaksa Victor melakukannya. Sesuai dengan arahan Jack, picture membungkukkan setengah badannya sesuai dengan apa yang dia laku
Victor jelas membantah. "Itu bukan milikku, aku tidak pernah menggunakannya." "Bohong, kau berbohong!!" gadis itu seperti tak percaya jika hasil tersebut bukan milinya. "Temanku yang tak sengaja menggunakan barang itu. Dia sepertinya dijebak." Dijebak? "Lalu di mana temanmu?" tanya gadis itu. Dia seperti mengetahui sesuatu. "Masih dirawat. Dia perlu perawatan intensif." Masuk akal. Jika memang Victor yang memakainya, mana mungkin dia ada di sini sekarang. Gadis itu percaya jika bukan Victor yang mengenakannya. "Jangan pernah memakai barang ini dan jangan mau walaupun sedikit." Victor mengerutkan keningnya seolah tak paham akan apa yang dia katakan. Namun, apakah dia tahu tentang narko** jenis Xx14 seperti yang dituliskan di sana? "Kau tau, Nona?" Gadis itu mengangguk. "Ada sesuatu yang ..." "Total belanja $2...." Ucapan Frya terhenti oleh seorang kasir yang menagih total belanjaannya. Cukup banyak, tetapi bukan masalah bagi Victor. "Silakan, Tuan, terimakasih." Kasir itu
Itu hanya dugaan sementara, Leo tetap harus diperiksa langsung untuk mengecek apakah benar ia telah menggunakan barang terlarang itu? Dugaan sementara mengatakan kalau Leo tidak sengaja atau bahkan ada unsur keterpaksaan sebab, bagi orang yang tahu akan barang itu, tidak mungkin dia berani menggunakannya sebab kandungan serta kadar yang dihasilkan sungguh buruk. Tidak lama, hasilnya telah keluar. Hasil menunjukkan jika dugaan itu memang benar. Keadaan Leo pun tetap sama. Dia banyak bergumam serta mengatakan sesuatu hal yang tidak dimengerti, bahkan perkataannya ke mana-mana. "Di sana ada bulan, bentuknya setengah meter dari persegi panjang. Diameternya seperempat dari bentuk lonjong tak berdasar." Leo semakin mengada-ngada. Melihat keadaan Leo seperti itu, Victor lantas mencari tahunya. Berawal dari kegiatan Leo, hingga keberadaan Leo seharian kemarin. 'Tidak salah. Leo hanya ada di kantor sejak kemarin. Itu artinya ...' Victor berpikir demikian. Ia lalu mengecek alat penangkap
"Papa, kamu kasar sekali. Ini sakit!" Elly mendapat perlakuan tak mengenakan dari Parker ayahnya sendiri. Dari tadi, Parker terus memaksanya untuk ikut dengannya. Lagi, Parker bahkan memperlakukan Elly seperti bukan anaknya saja. Dia begitu kasar. "Kamu sudah keterlaluan, Elly. Untuk apa kamu ikut dengan lelaki brengsek itu, hah!" Parker malah menyalahkan Elly. "Papa, aku tidak ikut dengan Paman Victor, justru Paman Victor telah menyelamatkan aku dari kakek tua yang kejam. Dia yang telah menyiksaku." Parker mencoba untuk meredakan emosinya. Bukan ini yang ia maksud. Sepertinya dia harus kembali ke rencananya yang ingin mengetahui informasi tentang cincin itu. Seharusnya dia tidak kasar, dengan begitu Elly akan memberitahu apa yang dia inginkan. Dia telah salah mengambil langkah. "Maafkan aku, putriku, aku terlalu emosi." Kali ini Parker meminta maaf kepadanya. Elly tentu paham. Tetapi ia tidak suka terus diintimidasi. "Papa, tolong jangan berpikiran buruk tentang Paman Victor.
"Ceritakan kepadaku dan siapa kakek peramal yang Elly maksud." Matanya menyipit, Victor mengingat kembali apa yang telah Elly ceritakan kepada kakeknya. "Oh, itu. Kami tidak sengaja bertemu. Kakek itu tau semua hal termasuk luka ketika aku ditembak. Aku tidak mengenalinya, tetapi kakek itulah yang bisa membuat Nona Elly sembuh dari penyakitnya." Penyakit? Banyak hal yang tidak diketahui oleh Asher termasuk penyakit yang Elly idap. Namun, bukan sesuatu hal buruk."Aku tidak pernah tau Elly mempunyai penyakit, apakah itu parah?" kata Asher. Victor tertawa. Bukankah Elly sudah menceritakan kepadanya? "Kakek tua, sepertinya Anda memang sudah tua." "Apa maksudmu?" Tuan Asher bahkan tak mengerti apa yang Victor katakan. Lalu, Victor pun tertawa lagi. "Bukankah baru saja Nona Elly bercerita kalau dia mengalami kulit melepuh?" Tuan Asher menjadi tertawa. "Haha ... oh itu. Kupikir Elly punya penyakit lain dari pada itu. Dasar. Aku ini memang pelupa, itulah kenapa kau menyebutku kakek
"Papa, apakah Elly sudah kembali?" Parker menemui Asher di kediamannya hanya untuk bertanya apakah Elly sudah kembali? Namun, Asher sama sekali tidak tahu. "Sepertinya belum. Aku tidak melihat keberadaan Elly." Parker menjadi kesal, sudah beberapa hari ini sejak anak buahnya kembali, ternyata Elly belum kunjung pulang. Apakah Victor berbohong? "Sudah kuduga kalau lelaki brengsek itu pasti menculik Elly!" kata Parker dan dibantah oleh Tuan Asher sebagai kakek yang telah membesarkan Elly. "Elly sudah dewasa. Lagi pula, Victor hanya menjaganya. Kalaupun Elly ingin pergi dengannya, aku akan merestuinya." Apa? Parker semakin marah. "Apa maksudmu, Papa? Aku yang sebagai papa kandungnya, tidak sudi kalau Elly menyukai lelaki brengsek itu. Aku yakin, Elly tidak menyukainya dan aku harap dia tak pernah suka!" Tuan Asher yang mendengarnya lalu tersenyum. Baginya dia sangat lucu. "Parker, Parker, Elly dibesarkan olehku maka akulah yang berhak mengaturnya. Kamu memang ayah kandungnya, te
Elly sangat mempercayai ucapan pria tua itu. Dia seperti peramal yang tahu akan segala hal termasuk apa-apa saja yang harus dia lakukan demi menyembuhkan lukanya. Ini sungguh luar biasa. Jika benar, dirinya tidak harus menjalani pengobatan sebab Elly memiliki trauma dengan sebuah Rumah Sakit. Namun, ada yang lebih penting dari pada itu. "Paman, perut paman terluka, darahnya sampai rembes ke baju," ternyata Elly menyadari luka di bagian perut Victor. Victor lalu menjawab. "Tidak apa-apa, nanti juga sembuh." Lalu, pria tua tertawa. "Hahaha ... dia sangat kuat. Bahkan jika disayat pun tidak akan terasa sakit." Sebenarnya siapa pria tua ini? Kenapa dari tadi dia tahu semua hal mengenai kelebihan yang Victor miliki? "Benarkah? Sepertinya kakekku juga pernah bercerita kalau kakek adalah orang yang tidak kalah dengan peluru, sama seperti paman. Apa karena ..." Victor menutup mulut Elly."Nona, sepertinya kita harus segera pulang. Kakek tua pasti menunggu. Sebagai gantinya, saya akan