Beranda / Urban / Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya / 15. Ingin bertemu dengan kakek tua

Share

15. Ingin bertemu dengan kakek tua

Penulis: Azzam Dera
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-07 19:46:04

Ketika Parker hendak mencekik, ketika itu pula tangan Victor menahannya. Bukan Victor yang berdengking, tetapi Parker lah yang merasa tangannya seperti ditekan dengan kuat.

Ada apa ini? Kenapa cengkramannya begitu kuat? Pikir Parker.

Ini hanyalah sebagai pembelaan diri. Victor tentu tidak ingin Parker mencekiknya dan secara spontan tangannya mencengkram Parker. Ini terjadi secara tiba-tiba.

"Aaarrgghh ... a-apa yang kau lakukan ... lepaskan tangaku, bodoh!" hardik Parker lagi.

Victor yang dengan sadar lalu melepaskan cengkraman itu dari Parker. Jangankan Parker, dirinya pun tak menyangka jika ia bisa melakukan itu. Padahal ia hanya memegangnya, tidak mengenakan tenaga dalam. Tetapi kenapa Parker terlihat kesakitan.

"Oh, maafkan saya, saya hanya ..."

"Kenapa kalian diam saja! Cepat balas dia! Beri dia pelajaran karna sudah melukai tanganku! Aakkhh!" Parker memegang tangannya yang kesakitan.

Tentu, mereka pun segera melakukan apa yang diperintah oleh tuannya. Setiap yang Parker k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   16. Apakah Anda akan marah?

    Ada dua pilihan, antara setuju atau tidak. Namun, rasa ingin memiliki cincin itu sangatlah besar dan Parker sudah lama mengincarnya. Hanya saja sang ayah tak pernah ingin memberikan padanya, tetapi Victor? 'Dia bukan siapa-siapa, tapi kenapa Papa malah percaya padanya? Jika saja Papa tau kalau cincinnya telah dijual, dia pasti sangat marah. Sudah pasti Papa akan membunuh Victor dan tentu saja, lelaki bodoh ini akan memberitahuku tempat di mana dirinya menjual cincin itu.' batin Parker. Pikirannya berbalik. "Bagaimana, Pak, apa saya bisa bertemu dengan kakek tua?" tanya Victor lagi, untuk memastikan. Parker kembali tersenyum lagi. "Ya, tentu saja bisa. Anak buahku akan mengantarmu ke sana, tapi sebelum itu cepat kau katakan di mana kau menjual cincinku?" Lagi-lagi Parker mengaku kalau itu adalah barang miliknya. Tak apa, yang penting dari pada itu Victor bisa bertemu dengan kakek tua. Ada hal yang ingin a sampaikan. "Baik, saya akan beritahu Anda di mana saya menjualnya." Dan Vict

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-08
  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   17. Sebab dan akibat

    "Apa maksudmu hilang? Apa kau sengaja menghilangkannya?" Tuan Asher sama sekali tak mempercayai Victor jika ia telah menghilangkan benda berharga miliknya sebab ia yakin Victor orang baik. Victor pun menggeleng. "Tidak, Kakek Tua, aku pun tidak tau cincin itu hilang ke mana. Kejadiannya begitu tiba-tiba." Sebenarnya apa yang Victor bicarakan? Ucapannya tentu membuat Tuan Asher kebingungan. "Apa maksudmu? Coba jelaskan dari awal, jangan membuatku bingung," lanjutnya lagi. Hendak menjelaskan, Tuan Asher malah menghentikannya seolah tak ingin Victor melanjutkan ceritanya mengenai cincin itu. "Berhentilah dulu." Tuan Asher lalu berbalik ke arah pelayan dan beberapa orang di sana. "Kalian pergilah, tinggalkan kami berdua di sini, jangan ada yang mengganggu kami untuk sementara ini." Pelayan serta beberapa penjaga mengangguk patuh mendengar perintah dari tuannya. Mereka segera meninggalkan ruangan itu dan tentu, membiarkan Victor bercerita dengan jelas di sini. "Lanjutka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-09
  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   18. Pertukaran yang disepakati

    "Bodoh!! Cincin ini palsu!!" Mengetahui jika cincin itu tak sama dengan milik sang ayah, Parker melemparkan cincin itu di depan pemilik toko berlian. Sang pemilik toko tentu tak terima jika benar cincin itu palsu. Padahal ia sudah menebusnya dengan harga yang tidak sedikit. "Tidak mungkin cincin itu palsu, saya sudah memastikan jika cincin itu asli. Jika Anda tidak bisa menebusnya lagi, setidaknya Anda tak melempar cincin berharga itu!" hardik sang pemilik toko. Parker lantas terkekeh. "Haha, asli katamu? Berharga? Sepertinya kau sudah ditipu oleh lelaki itu. Sama sepertiku yang sudah tertipu pula olehnya." "Apa? Itu tidak mungkin." Sang pemilik toko ataupun Parker jelas tak terima jika hal itu memang benar. Beliau sudah mengeluarkan uang banyak untuk menebusnya, sementara Parker merasa dipermainkan. "Kita kembali. Aku yakin lelaki itu masih ada bersama Papa. Beraninya dia membodohiku!!" Bukan hanya Park

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-10
  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   19. Sangat berterimakasih

    Victor memegang penuh ucapan dari pria beruban itu. Masalahnya, ia memberikan kuasa atas rumah besar miliknya. Bagaimana mungkin Victor menolaknya? Sementara dialah yang membantu mereka keluar dari utang-utang mereka. Saat ini, mereka berada di Bank untuk membayar utang dengan jumlah yang tentu tidak sedikit. Mengingat jika rumah yang mereka miliki sangatlah besar, mereka bahkan mengambil cicilan tak kecil. 'Luar biasa, isinya bisa membuat orang terkena serangan jantung.' batin seseorang yang sempat menyepelekan Victor. Tidak. Lebih tepatnya ia tak percaya jika lelaki dengan setelan lusuh ternyata memiliki black card yang tentu jumlahnya tidak main-main. 'Harusnya aku tidak menilainya dari penampilan. Buktinya saja, dengan pakaian sederhana seperti itu, ternyata dia seorang jutawan.' batinnya lagi. Ia menyesal karena sempat merendahkan pria yang tak lain ialah Victor. Di sana, Victor lantas bertanya, "Apakah uangnya cukup?" ia ingat

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   20. Seorang pembohong?

    Mengabaikan perihal Chessy, Victor lebih memikirkan jumlah semua uang yang ia miliki di dalam kartunya itu. Ini sungguh aneh dan Victor masih tak percaya jika jumlahnya masih utuh, padahal sama sekali tidak ia tambahi. "Apa aku harus mengeceknya ulang?" gumamnya. Namun, dari pada itu, ia malah teringat seseorang. "Bagaimana kabar Jessica? Ahh aku lupa kalau aku tidak punya alat komunikasi. Apa aku temui Jessica saja?" Victor berpikir untuk menemui istrinya langsung. Namun, sebelum itu ia harus memesan sesuatu. Sebuah kendaraan yang bisa mengantarnya ke sana. Ia lalu memutuskan untuk pergi. "Tuan, apakah Anda mau pergi?" seorang penjaga rumah bertanya kepada Victor ketika ia hendak keluar. Tentu dijawab olehnya. "Ya, saya mau pergi ke pusat kota. Kemungkinan akan lama, jadi tak perlu menunggu." Penjaga rumah lalu mengangguk. Namun, ia merasa heran sebab Victor hanya berjalan kaki. Untuk itulah ia kembali memanggil. "Tuan, jarak tempuh ke pusat kota sangatlah jauh. Apakah Anda t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-11
  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   21. Ingin bertemu

    Besoknya, Victor kembali menemui Marten. Ia memberikan semua yang Marten minta kemarin dan sesuai dengan jumlah yang diinginkannya. Marten benar-benar syok ketika melihat kantung berisikan uang tersebut. Bagaimana bisa dia mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu sekejap? "A-apa itu? K-kau ..." sampai-sampai ia gugup melihat uang sebanyak itu. Ini sungguh nyata. "Aku sudah memenuhi apa yang kamu inginkan, sekarang cepat katakan di mana Jessica berada," kata Victor. Namun, bukannya menjawab, Marten malah membuka isi dari kantung itu dan jelas, ia menyukainya. "Hmm ... apakah uang ini asli?" Marten menghirupnya kuat-kuat. "Atau jangan-jangan kau mencuri lagi?" "Jangan menuduhku sembarangan dan cepat katakan di mana Jessica." Victor menegaskan lagi.Kali ini Marten menyerah. "Baiklah, baiklah, Jessica tinggal di Moxy Hotel." Hotel? Bagaimana bisa Jessica tinggal terpisah dengan mereka? Dan mengapa Jessica t

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-12
  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   22. Dia Parker

    "Victor!!" Victor seperti mengenali suara itu. Sebelum benar-benar memastikan orang yang memanggilnya, para petugas yang awalnya kesakitan berusaha untuk bangkit. Mereka seperti memaksakan diri untuk berdiri dan tak lama dari itu, mereka menundukkan setengah badannya ke arah seseorang yang tengah berjalan mendekat. Secara bersamaan, Victor pun membalikkan badannya. Tanpa ia duga ... Bugh!! Hantaman kuat diberikan pria tersebut. Ini sungguh keras. Namun, sayangnya tubuh Victor sama sekali tidak goyah. Ia masih bisa menopang dirinya tanpa terpental sedikitpun. Hanya menutup matanya sebab terkena pukulan dari kepalan kuat milik Parker. Ya, seseorang itu adalah Parker. "Salam, Tuan." Para petugas hotel bahkan memberinya salam.Siapa yang tak kenal Parker? Bahkan ia sering ke mari, menginap di hotel ini dengan alibi bisnis. Namun, salam itu tidak dijawab oleh Parker. Ia hanya Fokus kepada Victor yang sama sekali tak bereaksi apa-apa akan pukulannya yang menurutnya begitu kuat. "Pen

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-14
  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   23. Ternyata ini nyata

    Parker jelas tahu kehebatan cincin itu. Itulah kenapa dia sangat ingin memilikinya. Namun, di situasi seperti ini ia tak bisa berbuat banyak. 'Sial! Bukankah cincin itu telah hilang? Kenapa dia masih kuat? Apakah dia berbohong?' Parker melihat semua anak buahnya kalah. Tadinya ia sempat ingin mengeluarkan sesuatu dari balik jas yang ia kenakan. Sesuatu yang mungkin bisa membuat Victor kalah, bahkan mati dengan peluru itu. Namun, niatnya terurung ketika ia melihat sekitarnya yang banyak melihat kejadian ini. Mereka saling bertanya, 'ada apa ini sebenarnya?'Namun, mereka sepertinya tahu dan Parker benar-benar malu. Imagenya sebagai seorang yang penting bisa menjadi buruk. Untuk sekarang, ia harus mundur. Di sana, Victor dengan keringatnya yang deras, dan menatap ke arah Parker, malah mendapati Parker pergi begitu saja tanpa anak buahnya yang jelas kesakitan. Mereka bahkan sudah tak sanggup untuk berdiri, bangun pun berat.Jelas, mereka menggerang. Setelah itu Victor lalu melihat se

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-15

Bab terbaru

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   90. Ini bukan balasan

    Levin sampai bertanya-tanya sendiri, untuk apa Victor datang kemari? Dan lagi dari mana dia tahu dia bekerja di sini? Apakah dari Jessica? "Victor, untuk apa kau kemari? Apakah hendak melamar pekerjaan di sini?" kata Levin seolah merendahkannya.Kesalahan Levin bukan hanya di sini saja. Dia pernah menuduh Victor kalau Victor telah berselingkuh. Padahal kenyataannya dialah yang berselingkuh. Dialah yang telah menduakan istrinya, tetapi Victor yang mendapat getahnya. Ini sangat tidak adil jika terus dibiarkan. Levin tidak akan berpikir terlebih lagi dia tidak akan berubah sedikitpun. Namun, perihal hubungan Levin dan Lussy, Victor sama sekali tidak mengetahuinya. Tetapi yang jelas, seseorang yang pernah berselingkuh tidak akan pernah berubah, Bahkan dia akan melakukan yang berulang kali sampai dia puas. Entahlah."Levin, apa kau tidak tahu kesalahanmu sendiri?" pemilik perusahaan ini telah bicara langsung dengan Levin di hadapan para pekerja. "Kesalahanku? Apakah aku telah membuat ke

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   89. Bukan milik Levin

    Bukan Hal mudah untuk meyakinkan seseorang, apalagi kepada orang baru yang Bahkan orang itu terlihat sejati mata orang lain. Dia sangat ditakuti banyak orang termasuk anak buahnya sekalipun.Namun, Victor tentu mudah. Ia tentu memanfaatkan apa yang dia miliki sekarang ini. Dan sudah terbukti jika uang adalah jawaban dari semua masalah.Sesuai kesepakatan mereka, pria itu telah memberitahu siapa-siapa saja pelanggan yang datang kepadanya. Siapa-siapa saja orang yang berani membeli barangnya dengan harga yang cukup tinggi.Setiap orang yang membeli barangnya adalah orang yang memiliki rencana tertentu termasuk, dia.Ya, ketika pria itu memberitahu nama-nama dari pelanggannya, dari 2 hari kebelakang sampai hari kemarin, ternyata ada satu orang yang Victor kenali. Jelas saja, dia terlalu bodoh. Dia menyebutkan namanya memakai nama asli bukan nama samaran. Tetapi di sini, Victor sangat beruntung. Sepertinya dia juga tidak salah tempat, dia tidak salah sasaran, dia tidak salah menemui oran

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   88. Sebuah perjanjian

    "Bukan apa-apa." Victor menjawab demikian.Mereka lalu masuk ke dalam rumah besar itu. Di sana nampak seseorang yang tengah duduk santai. Iya memakai topi koboi, di tangannya, ya Tengah menghisap sebatang rokok. Ya, Iya pemiliknya. Jack mengantar Victor ke hadapan orang itu."Hormat tuan." Jack memberi hormat dengan cara membungkukkan setengah badannya di hadapan pria itu. Tetapi tidak dengan Victor. Victor sama sekali tidak tahu apa yang harus dia lakukan tetapi, pria itu menatapnya sinis."Ada hal apa yang Membawamu menghadapku? Apakah ada pelanggan untukku?"Jack mengangguk. "Ya, Tuan. Dialah pelanggan kita yang baru." Jack menunjuk ke arah Viktor dan memang Victor lah pelanggan barunya.Victor masih tidak berbuat apa-apa. Dia masih belum paham apa yang harus dia lakukan sekarang. Namun, Jack memberitahunya."Bungkukkan setengah badanmu di hadapan Tuan." Terpaksa Victor melakukannya. Sesuai dengan arahan Jack, picture membungkukkan setengah badannya sesuai dengan apa yang dia laku

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   87. Menyelidiki

    Victor jelas membantah. "Itu bukan milikku, aku tidak pernah menggunakannya." "Bohong, kau berbohong!!" gadis itu seperti tak percaya jika hasil tersebut bukan milinya. "Temanku yang tak sengaja menggunakan barang itu. Dia sepertinya dijebak." Dijebak? "Lalu di mana temanmu?" tanya gadis itu. Dia seperti mengetahui sesuatu. "Masih dirawat. Dia perlu perawatan intensif." Masuk akal. Jika memang Victor yang memakainya, mana mungkin dia ada di sini sekarang. Gadis itu percaya jika bukan Victor yang mengenakannya. "Jangan pernah memakai barang ini dan jangan mau walaupun sedikit." Victor mengerutkan keningnya seolah tak paham akan apa yang dia katakan. Namun, apakah dia tahu tentang narko** jenis Xx14 seperti yang dituliskan di sana? "Kau tau, Nona?" Gadis itu mengangguk. "Ada sesuatu yang ..." "Total belanja $2...." Ucapan Frya terhenti oleh seorang kasir yang menagih total belanjaannya. Cukup banyak, tetapi bukan masalah bagi Victor. "Silakan, Tuan, terimakasih." Kasir itu

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   86. Hanya sekadar menolong

    Itu hanya dugaan sementara, Leo tetap harus diperiksa langsung untuk mengecek apakah benar ia telah menggunakan barang terlarang itu? Dugaan sementara mengatakan kalau Leo tidak sengaja atau bahkan ada unsur keterpaksaan sebab, bagi orang yang tahu akan barang itu, tidak mungkin dia berani menggunakannya sebab kandungan serta kadar yang dihasilkan sungguh buruk. Tidak lama, hasilnya telah keluar. Hasil menunjukkan jika dugaan itu memang benar. Keadaan Leo pun tetap sama. Dia banyak bergumam serta mengatakan sesuatu hal yang tidak dimengerti, bahkan perkataannya ke mana-mana. "Di sana ada bulan, bentuknya setengah meter dari persegi panjang. Diameternya seperempat dari bentuk lonjong tak berdasar." Leo semakin mengada-ngada. Melihat keadaan Leo seperti itu, Victor lantas mencari tahunya. Berawal dari kegiatan Leo, hingga keberadaan Leo seharian kemarin. 'Tidak salah. Leo hanya ada di kantor sejak kemarin. Itu artinya ...' Victor berpikir demikian. Ia lalu mengecek alat penangkap

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   85. Darah dari mulut Leo

    "Papa, kamu kasar sekali. Ini sakit!" Elly mendapat perlakuan tak mengenakan dari Parker ayahnya sendiri. Dari tadi, Parker terus memaksanya untuk ikut dengannya. Lagi, Parker bahkan memperlakukan Elly seperti bukan anaknya saja. Dia begitu kasar. "Kamu sudah keterlaluan, Elly. Untuk apa kamu ikut dengan lelaki brengsek itu, hah!" Parker malah menyalahkan Elly. "Papa, aku tidak ikut dengan Paman Victor, justru Paman Victor telah menyelamatkan aku dari kakek tua yang kejam. Dia yang telah menyiksaku." Parker mencoba untuk meredakan emosinya. Bukan ini yang ia maksud. Sepertinya dia harus kembali ke rencananya yang ingin mengetahui informasi tentang cincin itu. Seharusnya dia tidak kasar, dengan begitu Elly akan memberitahu apa yang dia inginkan. Dia telah salah mengambil langkah. "Maafkan aku, putriku, aku terlalu emosi." Kali ini Parker meminta maaf kepadanya. Elly tentu paham. Tetapi ia tidak suka terus diintimidasi. "Papa, tolong jangan berpikiran buruk tentang Paman Victor.

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   84. Tentang Victor dan Elly

    "Ceritakan kepadaku dan siapa kakek peramal yang Elly maksud." Matanya menyipit, Victor mengingat kembali apa yang telah Elly ceritakan kepada kakeknya. "Oh, itu. Kami tidak sengaja bertemu. Kakek itu tau semua hal termasuk luka ketika aku ditembak. Aku tidak mengenalinya, tetapi kakek itulah yang bisa membuat Nona Elly sembuh dari penyakitnya." Penyakit? Banyak hal yang tidak diketahui oleh Asher termasuk penyakit yang Elly idap. Namun, bukan sesuatu hal buruk."Aku tidak pernah tau Elly mempunyai penyakit, apakah itu parah?" kata Asher. Victor tertawa. Bukankah Elly sudah menceritakan kepadanya? "Kakek tua, sepertinya Anda memang sudah tua." "Apa maksudmu?" Tuan Asher bahkan tak mengerti apa yang Victor katakan. Lalu, Victor pun tertawa lagi. "Bukankah baru saja Nona Elly bercerita kalau dia mengalami kulit melepuh?" Tuan Asher menjadi tertawa. "Haha ... oh itu. Kupikir Elly punya penyakit lain dari pada itu. Dasar. Aku ini memang pelupa, itulah kenapa kau menyebutku kakek

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   83. Mengenai Elly dan Parker

    "Papa, apakah Elly sudah kembali?" Parker menemui Asher di kediamannya hanya untuk bertanya apakah Elly sudah kembali? Namun, Asher sama sekali tidak tahu. "Sepertinya belum. Aku tidak melihat keberadaan Elly." Parker menjadi kesal, sudah beberapa hari ini sejak anak buahnya kembali, ternyata Elly belum kunjung pulang. Apakah Victor berbohong? "Sudah kuduga kalau lelaki brengsek itu pasti menculik Elly!" kata Parker dan dibantah oleh Tuan Asher sebagai kakek yang telah membesarkan Elly. "Elly sudah dewasa. Lagi pula, Victor hanya menjaganya. Kalaupun Elly ingin pergi dengannya, aku akan merestuinya." Apa? Parker semakin marah. "Apa maksudmu, Papa? Aku yang sebagai papa kandungnya, tidak sudi kalau Elly menyukai lelaki brengsek itu. Aku yakin, Elly tidak menyukainya dan aku harap dia tak pernah suka!" Tuan Asher yang mendengarnya lalu tersenyum. Baginya dia sangat lucu. "Parker, Parker, Elly dibesarkan olehku maka akulah yang berhak mengaturnya. Kamu memang ayah kandungnya, te

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   82. Elly menyukainya

    Elly sangat mempercayai ucapan pria tua itu. Dia seperti peramal yang tahu akan segala hal termasuk apa-apa saja yang harus dia lakukan demi menyembuhkan lukanya. Ini sungguh luar biasa. Jika benar, dirinya tidak harus menjalani pengobatan sebab Elly memiliki trauma dengan sebuah Rumah Sakit. Namun, ada yang lebih penting dari pada itu. "Paman, perut paman terluka, darahnya sampai rembes ke baju," ternyata Elly menyadari luka di bagian perut Victor. Victor lalu menjawab. "Tidak apa-apa, nanti juga sembuh." Lalu, pria tua tertawa. "Hahaha ... dia sangat kuat. Bahkan jika disayat pun tidak akan terasa sakit." Sebenarnya siapa pria tua ini? Kenapa dari tadi dia tahu semua hal mengenai kelebihan yang Victor miliki? "Benarkah? Sepertinya kakekku juga pernah bercerita kalau kakek adalah orang yang tidak kalah dengan peluru, sama seperti paman. Apa karena ..." Victor menutup mulut Elly."Nona, sepertinya kita harus segera pulang. Kakek tua pasti menunggu. Sebagai gantinya, saya akan

DMCA.com Protection Status