Share

03. Menolong gadis

Penulis: Azzam Dera
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-19 16:24:00

Sementara itu, Victor yang baru saja pamit dengan alasan menemui temannya, pada kenyataannya ia berada di bibir pantai tengah melihat orang-orang begitu menikmati liburan mereka di sana.

Pakaian mereka terbuka, tubuhnya pun mulus-mulus. Namun, bukan itu yang Victor perhatikan. Victor hanya menatap kosong dengan bayangan di dalam kepalanya.

Victor berandai-andai. Andai saja dirinya seperti mereka yang bisa tertawa bersama pasangannya dengan bebas tanpa ada hambatan. Andai dirinya pun bisa membeli apa saja serta bisa menjelajah dunia seperti mereka. Andai juga ia memiliki banyak uang, mungkin Victor dan Jessica akan sebahagia itu.

Ahh ... itu hanya sebuah angan-angan Victor yang tentu tidak akan terwujud. Lagi pula, jika benar, ia harus memiliki bekal yang banyak. Minimal bisa untuk menyewa pesawat atau lebih minimalnya lagi sebuah mobil yang bisa membawa sang istri serta ibu mertuanya keliling kota atau bahkan keliling dunia.

Victor tersenyum membayangkan itu. Cita-citanya sungguh besar, yaitu bisa menyenangkan ibu mertua serta istri tercinta.

Sayang sekali, keadaan Victor sekarang tentu tidak memungkinkan. Ditambah setiap harinya hanya bisa melihat kebahagiaan para orang di pantai itu.

"Oh, tidak! Cucuku tenggelam. Dia berada di tengah pantai. Siapapun ... tolong cucuku!"

Lamunan Victor seketika buyar saat ia mendengar teriakan dari arah sana. Seorang kakek tua meneriaki cucunya yang terombang-ambing air laut di tengah pantai.

Tidak ada yang mau menolongnya, penjaga pantai pun seolah tak menampakkan batang hidungnya untuk membantu seorang wanita muda di sana.

Segera, Victor bergegas dan berlari ke arah pantai, berniat untuk menolong gadis itu. Dengan keahliannya dalam berenang, Victor mampu menarik tangan gadis itu dan membawanya ke pinggir pantai.

Kondisi gadis itu sudah tak sadarkan diri. Kemungkinan ia merasa sesak akan tekanan air laut yang dalam. Victor tentu berniat menolong gadis itu. Namun, sebelumnya ia meminta izin terlebih dahulu kepada sang kakek.

"Maafkan saya karena saya sudah lancang menekan dada cucu Anda, Tuan," ucap Victor.

Tentu, demi keselamatan cucunya, kakek tua itu membiarkan Victor melakukannya.

"Silakan, lakukan apa yang kau bisa asal cucuku selamat."

Tanpa membuang waktu, Victor pun segera melakukan tindakan serius pada gadis itu sampai gadis itu terbatuk dan membuang air laut yang ia telan.

Banyak yang melihat, orang-orang bergerombol menyaksikan kejadian yang menimpa gadis berusia 17 tahun tersebut.

"Uhuk ... uhuk ..."

Beruntung nyawanya bisa terselamatkan dan itu berkat Victor.

"Oh, Tuhan, cucuku." Sang kakek memeluk cucunya yang baru tersadar. Ia sangat bersyukur akan keselamatan cucunya. Berkat Victor, ia berhutang nyawa.

Bukan hanya sang kakek, bahkan orang yang menyaksikan pun turut lega.

Gadis itu menatap ke arah Victor. Ia jelas tak mengenali Victor, sementara Victor hanya tersenyum senang saat tindakannya berhasil.

"Kakek sangat khawatir. Lain kali kau jangan berenang sampai ke tengah, paham?!" Kakek tua itu mengingatkannya kembali dan gadis itu pun mengangguk.

Perlahan gerombolan orang pun berkurang. Mereka mengucapkan selamat atas keselamatan gadis dan mereka sudah kembali ke aktivitasnya masing-masing.

Namun, seketika seseorang datang. Ia berlari dari arah sana, menghampiri kakek tua dan cucunya.

"Apa yang terjadi? Apa putrimu tidak apa-apa?" tanyanya. Dia adalah seorang penjaga pantai yang sejak tadi tidak ada di tempat.

"Apa kau penjaga pantainya?" tanya sang kakek dan diangguki oleh pria tersebut.

"Ya, saya penjaga pantai di sini."

"Apa pakerjaanmu sebenarnya? Apa kau sering bermalas-malasan dan tidak menjaga pantai dengan baik? Kau hanya memakan gaji buta! Seharusnya kau tak bekerja sebagai penjaga pantai melainkan seorang pemalas yang tidak bertanggungjawab atas pekerjaanmu!"

Pria itu hanya menunduk, sementara Victor memutuskan untuk pergi. Menurut Victor, urusannya sudah selesai dan gadis itu sudah selamat dari maut.

Namun, seketika kakek tua menghentikannya.

"Tunggu sebentar, anak muda."

Mendengar panggilan itu, Victor lantas menoleh kembali.

"Kemarilah, saya ingin memberimu sesuatu," ucap kakek tua.

Victor pun lantas kembali. Ia kembali menghampiri sang kakek yang tengah melepas sesuatu di jarinya.

"Berkatmu, cucuku selamat. Berkatmu juga, keadaan cucuku membaik. Kalau kau tidak menyelamatkan cucuku, entah apa yang terjadi kepadanya. Mungkin hal buruk akan menimpanya, jadi, terimalah apa yang ingin saya berikan padamu sebagai ucapan terimakasih."

Kakek tua itu memberikan cincin yang tengah ia pakai kepada Victor. Sebuah cincin emas dengan variasi batu di tengahnya. Sangat berkilau dan itu asli.

Namun, Victor menolak. "Tidak, Tuan. Saya menolong putri Anda ikhlas. Saya tidak mengharapkan imbalan apapun, maka sebelumnya terimakasih banyak atas perhatian Tuan," ucap Victor. Ia sungguh berhari mulia.

Kakek tua tentu memaksanya.

"Sudah, ambil saja. Anggap saja saya menitipkan barang berharga saya padamu, anak muda."

Barang berharga katanya? Apa cincin itu bisa dijual?

Dan pemberian itu jelas dilihat oleh seorang penjaga pantai. Ia menatap Victor tak senang karena seharusnya cincin itu diberikan padanya sebagai seorang penjaga pantai.

Ia menyesal. Andai saja ia datang lebih awal, mungkin dirinyalah yang mendapatkan imbalan itu.

"Saya harap kau tak menjualnya. Jagalah cincin itu sebaik mungkin sebagai kenang-kenangan dariku, anak muda," lanjutnya lagi.

Tidak boleh dijual katanya? Apa cincin itu tidak berharga?

Memang, cincin batu sangatlah digemari oleh kalangan pria. Selain terlihat mewah, cincin itu sangat bernilai harganya.

Mungkin kakek tua ini tidak ingin Victor menghilangkannya sebagai kenang-kenangan bahwa dia telah memberikannya. Mungkin juga, kakek tua ingin mengenang momen kejadian ini dengan memberi cincin itu sebagai penghilang hal buruk. Entahlah.

Sejenak, Victor menoleh ke arah penjaga pantai. Hanya sebentar, setelah itu ia kembali menatap cincin yang belum ia ambil dari tangan kakek tua.

Raut wajah seorang penjaga pantai itu sangatlah masam. Jelas saja, ia tidak menyukai Victor yang telah mengambil alih pekerjaannya. Tidak. Seharusnya dirinyalah yang salah. Seharusnya ia sadar jika dirinya tidak bekerja dengan baik sebagai seorang penjaga pantai.

"Ayolah, aku tidak mau ada penolakan darimu, anak muda." Kakek tua itu terus memaksa. Ia bahkan memaksa Victor untuk menerima pemberiannya.

Baiklah, kali ini Victor terima. Di tangannya sudah ada cincin batu yang bersinar.

"Pakailah. Aku ingin kau memakainya dan ingat, jangan kau jual. Kalaupun kau ingin menjualnya, jual lah ketika kau sedang dalam situasi genting."

Apa itu artinya cincin tersebut bisa Victor pergunakan sebagai penolongnya kelak?

Victor pun tersenyum. Ia segera memakai cincin itu di hadapan kakek tua dan penjaga pantai, serta gadis yang sejak tadi memperhatikan mereka.

Ketika cincin itu masuk ke jari manis Victor, seketika batu di tengahnya mengeluarkan cahaya. Membuat takjub yang melihatnya.

Sementara kakek tua hanya tersenyum.

"Waw ... cincin ini sangat berkilau," ucap Victor yang merasa takjub.

"Jagalah cincin itu. Jangan sampai ada orang yang ingin mengambilnya. Aku percaya padamu, anak muda."

"Namaku Victor."

Bab terkait

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   04. Kejadian tak terduga

    Setelah memperkenalkan dirinya, Victor lantas pamit. Kakek tua tersenyum dan kembali ke putrinya, begitupun dengan penjaga pantai yang mengikuti Victor untuk pamit. "Kenapa kakek memberikan cincin itu pada dia? Apa kakek tidak takut kalau nanti ibu dan ayah akan marah?" ucap cucunya yang baru saja selamat dari maut. Sang kakek pun tersenyum lagi. "Biarkan ayah dan ibumu marah, sekalinya mereka membunuhku pun tak apa. Kakek sudah bosan hidup di dunia yang selalu serakah akan harta. Ayah dan ibumu tak perlu tahu, biarkan mereka mencarinya sendiri setelah kakek mati." "Oh Kakek." Gadis itu tentu sedih akan apa yang kakeknya katakan. Selama ini, keluarganya sungguh egois dalam apa yang dimiliki oleh sang kakek. Tentu saja, ia setuju kalau barang berharga itu diberikan pada pria bernama Victor tadi. Selain baik, ia yakin kalau Victor bisa menjaga harta kakeknya. Sementara itu, dari jarak yang cukup jauh, penjaga pantai itu menghentikan Victor di tempat yang benar-benar sepi. Ini adal

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   05. Jessica memilih untuk pergi

    Waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore, ini waktunya untuk Victor kembali. Namun, sebelum itu ia telah menerima sebuah cek dan ia juga sudah membuat rekening bank nya sendiri. Itu artinya, Victor menyetujui tawaran untuk cincin yang telah ia jual. Di tangan Victor, ia memegang kartu hitam yang isinya sungguh luar biasa. Victor bahkan tak pernah menyangka jika dalam waktu yang singkat, ia memiliki uang banyak tanpa bekerja. Ajaib sekali. Namun, tetap saja, Victor merasa bersalah atas apa yang ia lakukan. Ia tidak bertanggungjawab atas janjinya kepada kakek tua. Di satu sisi, Victor juga sangat membutuhkan uang itu untuk membiayai Jessica dan untuk membuat ibu mertuanya senang. Ia tidak mau ibu mertuanya terus-terusan marah hanya karena ia tak bisa membiayai Jessica. Kembalinya ia ke rumah, di sana tentu ada Joanna. Ibu mertuanya menatap Victor tak suka dan memang, setiap kali ia pulang, Joanna tidak pernah terlihat senang. "Ya, terus saja begitu. Bukanya cari kerja, malah main terus

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-19
  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   06. Cincin itu kembali

    Tangan kanannya mengepal dengan begitu kuat. Victor mencoba untuk menahan rasa sakit yang menyerangnya secara tiba-tiba. Bahkan urat nadinya menonjol saking kuatnya ia menahan. Ini begitu menyakitkan, lebih dari rasa sakit yang sebelumnya. Namun, yang pasti ia tak percaya jika suatu hal di luar nalarnya kembali terjadi. Sebuah benda melingkar, perlahan menutupi jari telunjuknya. Itu adalah cincin yang semula ia jual dan cincin itu telah kembali, hanya saja letaknya berpindah dari jari tengah ke jari telunjuk. Ini sangat ajaib. "A-apa ini? K-kenapa bisa cincin ini kembali?" Victor bahkan tak menyangka. Ia terkejut sendiri dan benar-benar merasa aneh. Seketika rasa sakit itu pun hilang, bersamaan dengan munculnya benda tersebut. Padahal seharusnya barang yang sudah dijual takkan kembali kecuali ia membelinya lagi. Tetapi cincin itu? "Kenapa kau kembali wahai cincin? Apa jangan-jangan uangku jadi hilang?" gumamnya sendiri. Victor berpikir, jika cincin itu kembali, apakah uangnya me

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   07. Terjadi begitu saja

    George baru tiba di kediaman sang Kakek, sebab niatnya ke pusat kota hanya untuk bertemu sang kakek. Ia disambut oleh adik perempuannya yang cantik. "Kakak ke mana saja? Acara ulang tahun Kakek sudah dimulai," kata si adik perempuan. Sebut saja namanya Elly. "Benarkah? Maafkan kakak, ada masalah sewaktu di jalan tadi. Mobil payah ini mogok, beruntung ada orang yang menolong." Elly mengerutkan keningnya dan menatap George. "Mogok? Jangan bilang kalau Kakak lupa mengisi bahan bakar." George hanya terkekeh. "Hehe." "Sudah biasa," gumam Elly. "Ayo, Kak, sebaiknya kita masuk, Kakek sama Papa sudah menunggu." "Oh, oke." Mereka lantas masuk ke dalam rumah mewah milik sang kakek. Di dalam sana, semua sudah tersedia dan acara ulang tahun sang kakek sudah dimulai. "Selamat ulang tahun, Pa, semoga sehat selalu dan panjang umur." Ucapan itu diberikan oleh Parker selaku putra dari Tuan Asher. Tuan Asher tentu senang, apa lagi dihadiri oleh cucu-cucunya dan memberikan hadiah untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-28
  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   08. Keras kepala?

    Jangankan Marten, Victor sendiri pun bahkan terkejut akan apa yang ia lakukan. Seketika tangannya merasa ringan. Ketika tongkat itu mulai dilayangkan dan hampir mengenai dirinya, tangannya dengan mudah menangkis tongkat itu dan menariknya, mengangkatnya ke atas serta memutarnya sehingga orang itu turut berputar dan terlempar begitu saja bersamaan dengan tongkat yang masih ia pegang. Ini sangat ringan, seperti punya keahlian dalam melawan, Victor sadar akan apa yang ia lakukan. Pria itu terjatuh dan merasa kaget sekaligus merasa punggungnya yang sakit karena terbentur. Sementara Marten terus menekan pria itu supaya kembali melawan Victor. "Payah! Cepat bangun dan habisi dia!" hardiknya sambil menunjuk ke arah Victor. Namun, Victor mencoba untuk menahan. Bukan ini yang ia inginkan. "Kakak Ipar, saya hanya ingin bertemu dengan Jessica, tolong panggilkan Jessica ke mari," pinta Victor lagi. Sayangnya Marten menolak. "Jessica tidak ada di sini. Dia sudah kami daftarkan menjadi model

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   09. Diusir

    Seorang perempuan berjalan mendekat. Langkah kakinya begitu cepat dan ia melihat suatu hal terjadi saat Victor melepas cengkraman tangan dari leher Marten. Ya, perempuan itu adalah Jessica. Ia telah kembali dari pendaftarannya menjadi model. Namun, yang Victor tidak suka, Jessica malah datang bersama lelaki. Entah itu siapa, tetapi yang jelas Victor tidak mengenalinya. "Istriku, akhirnya kau di sini," ucap Victor yang tentu menyambut kedatangan Jessica. Jessica tidak menjawab pertanyaan Victor sebab lelaki yang bersamanya telah berkata, "Saya tunggu kabar baiknya. Sayang jika nantinya Nona mundur, sebab saya suka dengan semua yang Nona miliki." Jessica mengangguk. "Baik, akan saya kabari nanti." Lelaki itu pun lantas pamit. Ia melihat Victor sebentar, lalu melihat ke setiap orang yang ada di sana. Setelah itu barulah dia pergi. Jessica lantas melihat ke arah Marten yang berusaha untuk berdiri, dibantu oleh Vivian beserta Ronald. "Apa yang kamu lakukan sama Mas Marten? Apa kamu

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   10. Salah sasaran

    George tentu tahu bagaimana sifat ayahnya. Bagaimanapun, rasa penasaran George terhadap cincin itu semakin bertambah, apa lagi ketika tahu kalau barang kecil itu direbutkan. "Aku tidak akan memberitahu sebelum Papa menjelaskan apa manfaat dari cincin itu. Kenapa cincin itu bisa direbutkan dan untuk apa? Apakah barang itu bisa membuat kita menjadi penguasa? Atau kita akan semakin kaya, memiliki segalanya, atau tidak terkalahkan?" George tetap ingin penjelasan itu. "Lebih dari itu, George. Ada energi positif yang akan mengalir ke darah jika cincin itu dipakai." George yang baru tahu pun cukup merasa tertarik. "Benarkah? Lalu, kelebihan apa lagi?" Tetap saja, Parker menjelaskannya terlalu singkat sehingga George semakin penasaran. Demi kelancarannya menemukan orang tersebut, Parker lantas menjelaskannya secara detail. Dari A sampai Z, dan itu tentu membuat George semakin tertarik. "Jika kau memberitahu papa di mana orang itu, maka papa akan memberi apa yang kau inginkan, termasuk b

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   11. Hal tak terduga

    Victor yang tidak tahu apa-apa, dengan polosnya membuka pagar yang tak terkunci. Ia lalu melihat Jessica di sana dan tentu, ia tidak suka istrinya diperlakukan kasar seperti itu. "Istriku! Dia istriku, apa yang kalian lakukan kepada istriku?!" Victor protes seraya mendekat. Mereka melepaskan orang yang katanya salah, sekarang tujuan mereka ialah Victor. Marten dan yang lainnya merasa lega, karena kini sasaran para pria menyeramkan bukan lagi dirinya tetapi Victor. Lagi pula, mereka mencari Victor dan entah apa yang akan mereka lakukan terhadap Victor, tetapi yang jelas, Marten mengharapkan suatu hal buruk terjadi pada Victor. 'Rasakan! Mereka pasti akan membunuhmu, Victor.' Selain Marten, Joanna dan Vivian pun memiliki harapan yang sama. 'Victor sama sekali tak berguna. Dia penghalang putriku untuk menjadi bintang.' batin Joanna. 'Ya, dialah yang mereka cari. Kalau perlu bunuh saja lelaki payah itu!' Terkecuali Jessica. Bagaimana pun ia masih mencintai Victor dan lelaki itu ad

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02

Bab terbaru

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   90. Ini bukan balasan

    Levin sampai bertanya-tanya sendiri, untuk apa Victor datang kemari? Dan lagi dari mana dia tahu dia bekerja di sini? Apakah dari Jessica? "Victor, untuk apa kau kemari? Apakah hendak melamar pekerjaan di sini?" kata Levin seolah merendahkannya.Kesalahan Levin bukan hanya di sini saja. Dia pernah menuduh Victor kalau Victor telah berselingkuh. Padahal kenyataannya dialah yang berselingkuh. Dialah yang telah menduakan istrinya, tetapi Victor yang mendapat getahnya. Ini sangat tidak adil jika terus dibiarkan. Levin tidak akan berpikir terlebih lagi dia tidak akan berubah sedikitpun. Namun, perihal hubungan Levin dan Lussy, Victor sama sekali tidak mengetahuinya. Tetapi yang jelas, seseorang yang pernah berselingkuh tidak akan pernah berubah, Bahkan dia akan melakukan yang berulang kali sampai dia puas. Entahlah."Levin, apa kau tidak tahu kesalahanmu sendiri?" pemilik perusahaan ini telah bicara langsung dengan Levin di hadapan para pekerja. "Kesalahanku? Apakah aku telah membuat ke

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   89. Bukan milik Levin

    Bukan Hal mudah untuk meyakinkan seseorang, apalagi kepada orang baru yang Bahkan orang itu terlihat sejati mata orang lain. Dia sangat ditakuti banyak orang termasuk anak buahnya sekalipun.Namun, Victor tentu mudah. Ia tentu memanfaatkan apa yang dia miliki sekarang ini. Dan sudah terbukti jika uang adalah jawaban dari semua masalah.Sesuai kesepakatan mereka, pria itu telah memberitahu siapa-siapa saja pelanggan yang datang kepadanya. Siapa-siapa saja orang yang berani membeli barangnya dengan harga yang cukup tinggi.Setiap orang yang membeli barangnya adalah orang yang memiliki rencana tertentu termasuk, dia.Ya, ketika pria itu memberitahu nama-nama dari pelanggannya, dari 2 hari kebelakang sampai hari kemarin, ternyata ada satu orang yang Victor kenali. Jelas saja, dia terlalu bodoh. Dia menyebutkan namanya memakai nama asli bukan nama samaran. Tetapi di sini, Victor sangat beruntung. Sepertinya dia juga tidak salah tempat, dia tidak salah sasaran, dia tidak salah menemui oran

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   88. Sebuah perjanjian

    "Bukan apa-apa." Victor menjawab demikian.Mereka lalu masuk ke dalam rumah besar itu. Di sana nampak seseorang yang tengah duduk santai. Iya memakai topi koboi, di tangannya, ya Tengah menghisap sebatang rokok. Ya, Iya pemiliknya. Jack mengantar Victor ke hadapan orang itu."Hormat tuan." Jack memberi hormat dengan cara membungkukkan setengah badannya di hadapan pria itu. Tetapi tidak dengan Victor. Victor sama sekali tidak tahu apa yang harus dia lakukan tetapi, pria itu menatapnya sinis."Ada hal apa yang Membawamu menghadapku? Apakah ada pelanggan untukku?"Jack mengangguk. "Ya, Tuan. Dialah pelanggan kita yang baru." Jack menunjuk ke arah Viktor dan memang Victor lah pelanggan barunya.Victor masih tidak berbuat apa-apa. Dia masih belum paham apa yang harus dia lakukan sekarang. Namun, Jack memberitahunya."Bungkukkan setengah badanmu di hadapan Tuan." Terpaksa Victor melakukannya. Sesuai dengan arahan Jack, picture membungkukkan setengah badannya sesuai dengan apa yang dia laku

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   87. Menyelidiki

    Victor jelas membantah. "Itu bukan milikku, aku tidak pernah menggunakannya." "Bohong, kau berbohong!!" gadis itu seperti tak percaya jika hasil tersebut bukan milinya. "Temanku yang tak sengaja menggunakan barang itu. Dia sepertinya dijebak." Dijebak? "Lalu di mana temanmu?" tanya gadis itu. Dia seperti mengetahui sesuatu. "Masih dirawat. Dia perlu perawatan intensif." Masuk akal. Jika memang Victor yang memakainya, mana mungkin dia ada di sini sekarang. Gadis itu percaya jika bukan Victor yang mengenakannya. "Jangan pernah memakai barang ini dan jangan mau walaupun sedikit." Victor mengerutkan keningnya seolah tak paham akan apa yang dia katakan. Namun, apakah dia tahu tentang narko** jenis Xx14 seperti yang dituliskan di sana? "Kau tau, Nona?" Gadis itu mengangguk. "Ada sesuatu yang ..." "Total belanja $2...." Ucapan Frya terhenti oleh seorang kasir yang menagih total belanjaannya. Cukup banyak, tetapi bukan masalah bagi Victor. "Silakan, Tuan, terimakasih." Kasir itu

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   86. Hanya sekadar menolong

    Itu hanya dugaan sementara, Leo tetap harus diperiksa langsung untuk mengecek apakah benar ia telah menggunakan barang terlarang itu? Dugaan sementara mengatakan kalau Leo tidak sengaja atau bahkan ada unsur keterpaksaan sebab, bagi orang yang tahu akan barang itu, tidak mungkin dia berani menggunakannya sebab kandungan serta kadar yang dihasilkan sungguh buruk. Tidak lama, hasilnya telah keluar. Hasil menunjukkan jika dugaan itu memang benar. Keadaan Leo pun tetap sama. Dia banyak bergumam serta mengatakan sesuatu hal yang tidak dimengerti, bahkan perkataannya ke mana-mana. "Di sana ada bulan, bentuknya setengah meter dari persegi panjang. Diameternya seperempat dari bentuk lonjong tak berdasar." Leo semakin mengada-ngada. Melihat keadaan Leo seperti itu, Victor lantas mencari tahunya. Berawal dari kegiatan Leo, hingga keberadaan Leo seharian kemarin. 'Tidak salah. Leo hanya ada di kantor sejak kemarin. Itu artinya ...' Victor berpikir demikian. Ia lalu mengecek alat penangkap

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   85. Darah dari mulut Leo

    "Papa, kamu kasar sekali. Ini sakit!" Elly mendapat perlakuan tak mengenakan dari Parker ayahnya sendiri. Dari tadi, Parker terus memaksanya untuk ikut dengannya. Lagi, Parker bahkan memperlakukan Elly seperti bukan anaknya saja. Dia begitu kasar. "Kamu sudah keterlaluan, Elly. Untuk apa kamu ikut dengan lelaki brengsek itu, hah!" Parker malah menyalahkan Elly. "Papa, aku tidak ikut dengan Paman Victor, justru Paman Victor telah menyelamatkan aku dari kakek tua yang kejam. Dia yang telah menyiksaku." Parker mencoba untuk meredakan emosinya. Bukan ini yang ia maksud. Sepertinya dia harus kembali ke rencananya yang ingin mengetahui informasi tentang cincin itu. Seharusnya dia tidak kasar, dengan begitu Elly akan memberitahu apa yang dia inginkan. Dia telah salah mengambil langkah. "Maafkan aku, putriku, aku terlalu emosi." Kali ini Parker meminta maaf kepadanya. Elly tentu paham. Tetapi ia tidak suka terus diintimidasi. "Papa, tolong jangan berpikiran buruk tentang Paman Victor.

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   84. Tentang Victor dan Elly

    "Ceritakan kepadaku dan siapa kakek peramal yang Elly maksud." Matanya menyipit, Victor mengingat kembali apa yang telah Elly ceritakan kepada kakeknya. "Oh, itu. Kami tidak sengaja bertemu. Kakek itu tau semua hal termasuk luka ketika aku ditembak. Aku tidak mengenalinya, tetapi kakek itulah yang bisa membuat Nona Elly sembuh dari penyakitnya." Penyakit? Banyak hal yang tidak diketahui oleh Asher termasuk penyakit yang Elly idap. Namun, bukan sesuatu hal buruk."Aku tidak pernah tau Elly mempunyai penyakit, apakah itu parah?" kata Asher. Victor tertawa. Bukankah Elly sudah menceritakan kepadanya? "Kakek tua, sepertinya Anda memang sudah tua." "Apa maksudmu?" Tuan Asher bahkan tak mengerti apa yang Victor katakan. Lalu, Victor pun tertawa lagi. "Bukankah baru saja Nona Elly bercerita kalau dia mengalami kulit melepuh?" Tuan Asher menjadi tertawa. "Haha ... oh itu. Kupikir Elly punya penyakit lain dari pada itu. Dasar. Aku ini memang pelupa, itulah kenapa kau menyebutku kakek

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   83. Mengenai Elly dan Parker

    "Papa, apakah Elly sudah kembali?" Parker menemui Asher di kediamannya hanya untuk bertanya apakah Elly sudah kembali? Namun, Asher sama sekali tidak tahu. "Sepertinya belum. Aku tidak melihat keberadaan Elly." Parker menjadi kesal, sudah beberapa hari ini sejak anak buahnya kembali, ternyata Elly belum kunjung pulang. Apakah Victor berbohong? "Sudah kuduga kalau lelaki brengsek itu pasti menculik Elly!" kata Parker dan dibantah oleh Tuan Asher sebagai kakek yang telah membesarkan Elly. "Elly sudah dewasa. Lagi pula, Victor hanya menjaganya. Kalaupun Elly ingin pergi dengannya, aku akan merestuinya." Apa? Parker semakin marah. "Apa maksudmu, Papa? Aku yang sebagai papa kandungnya, tidak sudi kalau Elly menyukai lelaki brengsek itu. Aku yakin, Elly tidak menyukainya dan aku harap dia tak pernah suka!" Tuan Asher yang mendengarnya lalu tersenyum. Baginya dia sangat lucu. "Parker, Parker, Elly dibesarkan olehku maka akulah yang berhak mengaturnya. Kamu memang ayah kandungnya, te

  • Dari Menantu Terhina, Menjadi Kaya Raya   82. Elly menyukainya

    Elly sangat mempercayai ucapan pria tua itu. Dia seperti peramal yang tahu akan segala hal termasuk apa-apa saja yang harus dia lakukan demi menyembuhkan lukanya. Ini sungguh luar biasa. Jika benar, dirinya tidak harus menjalani pengobatan sebab Elly memiliki trauma dengan sebuah Rumah Sakit. Namun, ada yang lebih penting dari pada itu. "Paman, perut paman terluka, darahnya sampai rembes ke baju," ternyata Elly menyadari luka di bagian perut Victor. Victor lalu menjawab. "Tidak apa-apa, nanti juga sembuh." Lalu, pria tua tertawa. "Hahaha ... dia sangat kuat. Bahkan jika disayat pun tidak akan terasa sakit." Sebenarnya siapa pria tua ini? Kenapa dari tadi dia tahu semua hal mengenai kelebihan yang Victor miliki? "Benarkah? Sepertinya kakekku juga pernah bercerita kalau kakek adalah orang yang tidak kalah dengan peluru, sama seperti paman. Apa karena ..." Victor menutup mulut Elly."Nona, sepertinya kita harus segera pulang. Kakek tua pasti menunggu. Sebagai gantinya, saya akan

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status