All Chapters of Gadis Bodoh Untuk Tuan Muda Cacat : Chapter 21 - Chapter 28

28 Chapters

Bab 21. Bisa Bicara

"Wulan, mencoba menerapkan terapi totok saraf pada Tuan muda Saka setiap pagi, Kek. Dan syukurlah, ada hasilnya walaupun perlahan.""Ya Tuhan... Kamu membawa berkah rupanya." Bukannya memeluk cucunya, kakek Abian malah memeluk Wulan."Terima kasih, Wulan. Terima kasih." Kakek Abian melepaskan pelukannya."Sudah Kek, tidak perlu berterima kasih. Ini sudah menjadi tanggung jawabku juga."Kakek Abian bahagia, menoleh pada Saka. "Kamu dengar, Saka. Lihatlah gadis ini, begitu mirip mamamu. Kamu beruntung, Saka." Kakek Abian beralih menghampiri Saka lagi."Kamu harus bersemangat untuk sembuh ya. Cepatlah sembuh. Kasihan kan, Wulan, jika harus mengurusmu terus."Saka mengangguk.Lama berada di kamar itu, akhirnya Kakek Abian dan sekretaris Ang meninggalkan mereka.Setelah mereka pergi, Wulan langsung menghampiri Saka.Wajah lembutnya hilang seketika. Dimata Saka, tiba-tiba Wulan berubah seperti serigala galak. Matanya melotot menatap Saka.Saka jadi bingung melihat perubahan Wulan."Heh kamu
Read more

Bab 22. Cerewet

"Sebaiknya aku memaafkan , berbaik baik dulu sama dia, sampai dia benar-benar sembuh dan urusannya beres. Setelah itu minta uang yang banyak dan pergi.""Tapi tidak boleh pergi darinya.""Sudah lah, urusan nanti. Tidak boleh ya minggat! Beres kan?”"Hah! Aku kan sudah dinikahinya, mana bisa!" Wulan bergelut dengan pikirannya, kemana mana.Yang diluar pun begitu, senang bercampur sedih. Senang , tubuh atasnya sudah berfungsi kembali. Sedih, ketika memikirkan tentang janjinya mau melakukan apapun untuk Wulan.'Kalau dia minta pergi bagaimana? Tidak tau apa , kalau aku menyukainya? Sejak pertama melihatnya. Belum lagi kakek, sudah pasti minta aku merantainya.'Terdengar Wulan membuka pintu, pandangannya langsung bertemu dengan pandangan tuan mudanya. Lalu melangkah menghampiri."Bagaimana Tuan?"Deg! Yang ditanya terasa di hati. Takut Wulan kembali meminta ingin pergi."Aku kan belum sembuh total?""Iya tahu! Maksudnya.. Mau mandi dulu atau tunggu makanan datang, mau makan dulu?" Wulan d
Read more

Bab 23. Malah Berdebat

Saat ini, Saka masih terlihat senang. Lebih senang lagi ketika melihat Wulan yang baru saja keluar dari kamar mandi. Gadis itu sudah berganti di kamar mandi. Karena sejak kejadian kecerobohannya yang telanjang kepergok Saka, Wulan memang sedikit waspada. Memilih menyiapkan ganti terlebih dahulu dan membawanya langsung ke kamar mandi.Wajah manis tanpa makeup itu terlihat begitu indah dimata Saka.Lalu Wulan menyisir rambutnya yang sengaja tidak dibasahinya dan mengikat nya dengan mengangkat tinggi-tinggi dan menggulungnya ke atas. Bukan sengaja pamer leher jenjang, tapi sepertinya itu sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil.Tapi bagi Saka, penampilan apa adanya Wulan itu malah membuatnya semakin menggilai gadis itu. Cantik alami tanpa make up, tanpa luluran tanpa smoothing atau sejenisnya.Melihat Saka sesekali meliriknya, Wulan bertanya. "Saya jelek ya, Tuan?""Sedikit.""Syukurlah. Aku kira jelek banget. Aku khawatir mata Tuan muda sakit karena melihatku yang jelek ini terus. Karena
Read more

Bab 24. Dipanggil oleh Tuan Abraham

"Bagaimana Mas, tentang tanda tangan Saka? Kenapa sampai sekarang belum ada kabar? Kamu ini bisa bekerja tidak sih?" Bentak Sintia pada suaminya di dalam ruangan khusus milik mereka."Sabar Sintia.. Aku sudah menyuruh istri bodohnya itu untuk membicarakan hal ini pada Saka. Sebentar lagi, semua ini akan atas nama Saka." Jawab Abraham."Lalu setelah Saka mati, maka akan pindah atas nama gadis itu. Dan setelah itu... Kita baru akan mengambilnya.” Kata Sintia. Tertawa puas."Nama kita tetap baik. Harta menjadi milik kita." Abraham menyentil hidung istrinya, ikut tertawa."Tapi Mas.. kenapa Saka tidak mati-mati? Apa kamu benar-benar sudah mengarahkan Anton dengan baik?" Tanya Sintia."Tentu saja. Kabar terakhir yang aku dengar langsung dari Wulan, keadaan Saka semakin memburuk. Mungkin hanya tinggal menunggu hitungan hari saja. Pelan tapi pasti. Dan kematiannya sudah bisa dipastikan akibat kerusakan saraf. Tidak akan ada yang dapat mengungkapnya." Abraham semakin puas."Apa benar-benar am
Read more

Bab 25. Tuan Muda Semakin parah

"Percuma berbisik, suara Tuan sudah terdengar kemana-mana. Untung yang datang sekretaris Ang. Coba kalau Anton. Percuma akting,” Kata Wulan, memutar tubuhnya, melangkah menghampiri Sekretaris Ang yang masih menunggu di balik pintu.Wulan menutup pintu, tak lupa menguncinya dari luar dan memasukan anak kunci ke dalam sakunya.Dia menoleh pada sekretaris Ang. Dia tahu jika pria itu pasti bertanya di dalam hatinya, kenapa dia harus mengunci pintu. Jadi dia duluan menjawab, sebelum ditanya, "Hanya untuk jaga-jaga, Tuan Ang. Takut ada setan.""Setan?” Sekretaris Ang mengerutkan keningnya. “Sejak kapan rumah ini angker? Kalaupun iya, setan tidak perlu membuka pintu, kan?""Ada. Setan yang doyan sambel. Masa tidak mengerti juga?" Kata Wulan."Ohh." sekretaris Ang, seolah paham, padahal tidak sepenuhnya paham. Lalu melangkah diikuti Wulan di belakangnya tanpa berkata lagi.Bola mata Wulan berputar, melihat seluruh ruangan yang dilewati mereka.'Besarnya! Rumah apa lapangan bola?'Semenjak m
Read more

Bab 26. Saka Terjatuh

Wulan juga terkejut karena sekretaris Ang, tiba-tiba sudah berdiri di depannya, "Mana ada, siapa yang menangis?” Bantah Wulan."Itu,?" Sekretaris Ang menunjuk wajahnya.Wulan tersipu, "Oh, ini? Ini namanya air mata bawang," kata Wulan."...” Sekretaris Ang."Tidak mengerti juga?”Sekretaris Ang menggeleng.Wulan mendengus kesal, lalu bicara asal saja, “Sekretaris andalan kok tidak mengerti apa-apa. Bagaimana sih?" Celotehnya lalu melanjutkan langkahnya."(?)" Sekretaris Ang semakin tidak mengerti.Wulan menoleh, ternyata sekretaris Ang mengikuti di belakang."Kenapa mengikuti saya?”"Saya.. saya hanya ingin mengantar Nona. Takut Nona Wulan tersesat." Jawab Sekretaris Ang, padahal dia sebenarnya ingin menanyakan apa yang dibicarakan Abraham tadi. Tapi melihat sorot mata Wulan yang tidak bersahabat, sekretaris Ang jadi urung."Tidak perlu mengantar, Tuan Ang. Saya bisa sendiri. Tidak mungkin juga bakal tersesat di sini." Wulan tidak peduli dengan perhatian sekretaris Ang, terus saja me
Read more

Bab 27. Saka biša berjalan

Saka kembali berbaring diatas tempat tidur dalam keadaan sedikit linglung. Lalu dia menarik selimut, 'Perasaan, seperti ada yang salah?' Saka seperti memikirkan sesuatu. "Apa ya?” Dia bergumam dan celingukan.Setelah beberapa saat dia memejamkan matanya kembali."Hah!!" Tiba-tiba Saka mengibas selimutnya begitu saja lalu menatap kedua kakinya dengan tercengang."Kakiku!!!" Dia mengangkat kakinya tinggi-tinggi lalu menaruhnya kembali. Dilakukan beberapa kali secara bergantian."Apa aku bermimpi??" Dia mencubit pipinya dengan keras untuk meyakinkan diri."Ah... Sakit! Aku tidak bermimpi!""Kakiku sembuh! Ya Tuhan! Benar! Kakiku sembuh..!!" Dia beranjak girang menuruni ranjang. Berjalan kesana-kemari untuk mencoba kakinya."Ya Tuhan....!! Aku benar-benar sembuh..!" Saka sampai bersujud di lantai. Dia terisak dalam sujudnya. Berbisik mengucap syukur ribuan kali.Lalu dia berdiri, berlari ke arah Wulan yang masih tidur nyenyak."Wulan! Wulan..!" Dia memanggil Wulan dengan girang."Kakiku
Read more

Bab 28. Khawatir Wulan meminta kebebasan.

"Aku tidak bisa tidur lagi." jawab Saka."Kenapa? Sudah tidak mengantuk?" "Aku tegang,”"Hah! Tegang kenapa?""Memikirkan besok itu.""Halah, urusan besok!" Wulan merangkak ke atas tempat tidur. Dia menarik selimut tebal milik Saka. Lalu menyembunyikan wajahnya di atas bantal tanpa beban."Wulan," Saka mengguncang tubuhnya."Ih..mengganggu saja. Masih mengantuk berat ini." Wulan menepis tangan Saka dan melanjutkan tidurnya kembali."Serius mau tidur disini?" Bisik Saja tepat di telinga Wulan.Wulan terlonjak kaget! Baru sadar kalau salah tempat.Lalu segera mengibaskan selimut milik Saka. "Hanya Khilaf. Tidak mungkin terjadi lagi!" Dia segeralah beranjak, bergegas kembali ke sofa.Saka sedikit menyesal. "Coba tidak usah di ingatkan.. Rejeki nomplok kan? Ah Dasar aku!!" gumam Saka.Mau tidak mau Saka kembali melanjutkan tidur, sambil pikirannya traveling kemana-mana. Mengingat mimpinya sebelum terjatuh tadi.Terlihat Saka tersenyum-senyum sendiri sambil memegangi bibir dengan ujung ja
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status