Share

Bab 21. Bisa Bicara

"Wulan, mencoba menerapkan terapi totok saraf pada Tuan muda Saka setiap pagi, Kek. Dan syukurlah, ada hasilnya walaupun perlahan."

"Ya Tuhan... Kamu membawa berkah rupanya." Bukannya memeluk cucunya, kakek Abian malah memeluk Wulan.

"Terima kasih, Wulan. Terima kasih." Kakek Abian melepaskan pelukannya.

"Sudah Kek, tidak perlu berterima kasih. Ini sudah menjadi tanggung jawabku juga."

Kakek Abian bahagia, menoleh pada Saka. "Kamu dengar, Saka. Lihatlah gadis ini, begitu mirip mamamu. Kamu beruntung, Saka." Kakek Abian beralih menghampiri Saka lagi.

"Kamu harus bersemangat untuk sembuh ya. Cepatlah sembuh. Kasihan kan, Wulan, jika harus mengurusmu terus."

Saka mengangguk.

Lama berada di kamar itu, akhirnya Kakek Abian dan sekretaris Ang meninggalkan mereka.

Setelah mereka pergi, Wulan langsung menghampiri Saka.

Wajah lembutnya hilang seketika. Dimata Saka, tiba-tiba Wulan berubah seperti serigala galak. Matanya melotot menatap Saka.

Saka jadi bingung melihat perubahan Wulan.

"Heh kamu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status