All Chapters of Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO: Chapter 1 - Chapter 10

61 Chapters

Bab 1

PENGHUNI TANAH/BANGUNAN INI ADALAH NASABAH PENUNGGAK DAN DALAM PENGAWASAN KHUSUS PT. BANK KONOHA, TBK. SEGERA SELESAIKAN TUNGGAKAN KREDIT ANDA.Kepalaku benar-benar sakit setiap melihat plang dari Bank Konoha yang ditempel di pintu utama. Utang yang ditinggalkan Bapak tersisa seratus juta dan harus dilunasi dalam waktu satu bulan setelah selama ini banyak memberi alasan. Pasalnya, beliau menutup semua akses komunikasi setelah menghilang. Di rumah pun hanya ada aku, Ibu, dan adik berusia empat belas tahun."Ibu tidak tahu harus minta bantuan ke siapa lagi, bahkan keluarga saja pada abai. Terakhir bulan kemarin waktu Ibu ketemu sama pamanmu, dia malah marah-marah," ucap Ibu dengan raut wajah sedih, "adikmu pun banyak keperluan sekolah. Mungkin sebaiknya berhenti saja supaya bisa bantu—""Tidak, Bu. Tania harus tetap sekolah, aku akan berusaha gimana pun caranya!" potongku cepat seolah-olah mudah mencari uang.Mengapa dunia tidak adil pada kami? Di luar sana, ada kemungkinan Bapak bersen
last updateLast Updated : 2024-09-01
Read more

Bab 2

"Kalian boleh bubar sekarang!" lanjut wanita itu lagi dengan tatapan tajam mematikan. Aku dan Ibu hanya saling pandang, tenggelam dalam pikiran masing-masing. Entah siapa dia, kami tidak tahu, bahkan ini kali pertama kami bertemu. Namun, benarkah dia ingin melunasi utang yang jumlahnya banyak itu? Jika melihat dari penampilan, memang berkelas dan pasti bergelimang harta. Satu hal yang aku khawatirkan adalah tujuan wanita itu ingin membantu. Bukankah di dunia ini sifatnya adalah memberi dan menerima? Tentu ada maksud lain di balik semua kebaikannya, terutama karena masih asing. Setelah tukang gosip tadi pergi, wanita itu meminta izin untuk bicara di dalam rumah. Ibu mengangguk, kami pun melangkah masuk. Di ruang tamu yang tidak begitu luas semakin menambah sesak di dada karena seribu tanya berusaha menemukan jawabnya. Dia ... cantik. "Maaf, Bu, Sonia. Aku datang tiba-tiba begini," kata perempuan itu dengan senyum manisnya, tidak seperti tadi, "namaku Jesica. Aku sebenarnya sudah sep
last updateLast Updated : 2024-09-10
Read more

Bab 3

Setelah diberi waktu berpikir selama sepekan, aku terpaksa setuju. Bukan tanpa alasan, tetapi kemarin salah satu pegawai bank lewat di depan rumah dan tidak sengaja bertemu dengan Ibu. Kami kembali diberi peringatan, memalukan karena ditonton banyak tetangga. Apakah di dunia ini tidak ada rasa kasihan sedikit pun?Selain itu, orang-orang tempat Ibu mengutang pun datang dengan dalih tersebar sebuah kabar bahwa aku akan menikah dengan orang kaya. Entah siapa yang menjadi dalang di balik semuanya. Sungguh, aku berharap ada portal yang membawaku menuju dunia lain di mana orang-orang begitu baik tanpa saling menjatuhkan."Nak Jes sudah di depan."Aku menghela napas berat, menatap sekilas pada wanita paruh baya itu. Keriput menghiasi wajahnya yang lesu dan sedikit pucat. Jika bukan karena ingin meringankan beban Ibu, maka aku pasti menolak bertemu dengan siapa pun. Di satu sisi, terbesit keinginan mengakhiri hidup dengan harapan mereka mengikhlaskan utang itu karena kasihan, di sisi lain, t
last updateLast Updated : 2024-09-10
Read more

Bab 4

Aku menelan saliva. Pertanyaan macam apa itu? Apakah aku ini dianggap perempuan rendahan yang bisa dengan mudah termakan bujuk rayu lelaki? Ah, andai saja bukan karena utang, aku pasti menolak menikahi lelaki beristri, terutama dengan alasan sekadar melahirkan anak.Sungguh, aku sama sekali tidak peduli lelaki di hadapanku adalah orang kaya yang tampan dan terlihat gagah, ini masalah hati. Sejak dulu, aku berharap menikah dengan seseorang yang cintanya setara agar bisa menerima aku apa adanya dan setelah tua nanti, cinta di antara kami tidak pernah memudar. Namun, harapan telah hirap sesaat setelah aku menginjakkan kaki di rumah mewah ini."Mas, kenapa kamu nanya gitu ke Sonia?" tanya Kak Jes dengan nada tidak suka."Sonia!" Bukannya menjawab, Mas Al justru menyebut namaku penuh penekanan seolah-olah menuntut jawaban.Aku mengangguk cepat. "Iya, Pak. Saya tidak ada niat menyukai—""Bagus, pegang kata-katamu dan ingat satu hal, aku mau menikahimu karena mencintai istriku. Hanya dia yan
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Bab 5

Saat makan malam, Kak Jess memberi isyarat bahwa aku harus memulai pembicaraan dengan Mas Al yang hanya diam. Entah kenapa, lelaki itu benar-benar terlihat ingin aku pergi karena dianggap sebagai benalu, mungkin. Tidakkah dia menyadari bahwa aku pun sangat membenci pernikahan ini? Tidak ada kebahagiaan seperti yang diceritakan oleh orang-orang."Pak Al tidak makan daging ikan, ya?" tanyaku basa-basi karena di piring lelaki itu hanya ada nasi, ayam, dan telur rebus. Orang kaya dengan lauk sederhana, aku tersenyum dalam hati."Panggil Mas Al, Sonia. Kalau manggil kek tadi, kesannya kamu itu bawahan atau anaknya." Kak Jess menegur dan aku hanya bisa menatapnya, ragu.Setelahnya kembali hening. Lelaki batu itu meninggalkan meja makan begitu saja, mungkin dia marah pada Kak Jess karena memintaku memanggilnya 'Mas'. Entahlah. Aku harus banyak makan malam ini sebelum menjadi babu esok hari."Jangan lupa pakai parfum yang aku beri!" Wanita di sampingku pun berdiri dan mengejar suaminya. Ah, t
last updateLast Updated : 2024-10-09
Read more

Bab 6

Bab 6Ternyata hari yang aku lalui tidak semudah yang dibayangkan. Kami pernah berbagi, tetapi lelaki itu seolah-olah hanya menganggapku hama. Ketika berusaha mendekat karena permintaan Kak Jes, misal saja membuatkan sarapan, dia pasti menolak. Aku pun semakin menyadari bahwa dia hanya mencintai istri pertamanya.Sungguh, aku sama sekali tidak mengharapkan balasan karena suatu hari pasti diusir dari sini setelah melahirkan anak mereka. Rasanya memuakkan, ingin mengamuk sebisa mungkin. Namun, bagaimana dengan Ibu dan Tania? Bahagia mungkin saja menyapa karena kami bisa berkumpul seperti dulu, hanya saja ....Ah, ini berat sekali. Kak Jes terlalu baik mau melunasi semua utang, bahkan memberi jaminan untuk makan sehari-hari keluargaku. Kabarnya Tania juga akan dibiayai, terutama jika aku melahirkan anak laki-laki nanti. Bukankah ini sedikit lebih baik daripada tinggal di rumah bordil? Menghela napas, takdir benar-benar tidak berpihak.Dulu, aku pernah melihat keluarga yang selalu dipenuh
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Bab 7

"Jangan mudah percaya sama orang asing. Bisa jadi dia berusaha memanfaatkanmu, Sonia. Mungkin dia bersikap baik, tetapi tidak menutup kemungkinan kamu masuk dalam perangkapnya. Apalagi sekarang, kejujuran hampir punah, menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan," lanjut Kak Jes lagi.Aku memutar otak, berusaha mencerna setiap kalimat yang terucap dari mulut wanita cantik itu. Dia melebarkan senyum, tetapi aku tidak bisa membaca pikirannya. Apa maksud kalimat tadi? Apakah secara tidak langsung menuduh Bi Sumi senang memanfaatkan orang lain? Jika iya, mengapa masih bekerja di sini?Sungguh, aku ingin menanyakan semuanya pada Kak Jes, tetapi harus mengurungkan niat ketika melihat wanita paruh baya yang sedang dibicarakan tadi menatap lekat padaku seolah-olah ingin menyampaikan sesuatu."Jangan melamun, nanti kerasukan." Kak Jes kembali membuka suara. Kami beradu pandang. "Aku ke sini karena mau ngasih kamu sesuatu.""Sesuatu?"Kak Jes mengangguk, kemudian menarik tanganku masuk rumah
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Bab 8

"Kak, aku nggak harus tinggal di sini. Sebaiknya aku pulang ke rumah ibuku saja.""Kenapa gitu?""Aku nggak mau hubungan Kak Jes dan Mas Al memburuk karena aku. Aku nggak mau mood Mas Al rusak karena melihat aku. Jika aku hamil, aku pasti mengabari Kak Jes.""Gimana kamu mau hamil kalau nggak tinggal di sini, Sonia? Meskipun kamu hamil anak Mas Al, Mas Al pasti nggak mau mengakui itu darah dagingnya karena bisa aja, kan, kamu tidur sama lelaki lain?""Tidur sama lelaki lain?" Kedua mataku seketika menyipit mendengar tuduhan itu. Apa Kak Jes menyadari apa yang tadi dia ucapkan?"Maksudku bisa jadi Mas Al berprasangka gitu. Udah, kamu di sini aja. Aku gak apa-apa dan gak ngerasa cemburu, kok. Malah senang kalau kalian bisa dekat.""Kenapa?"Kak Jes hanya tersenyum, kemudian meraih camilan yang ada di sampingnya. Pertanyaanku tadi tidak menemukan jawaban. Pun susah menerka-nerka karena raut wajah Kak Jes biasa saja, bahkan bisa tertawa lepas ketika menonton acara komedi.Kata orang, semu
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Bab 9

Badan terasa remuk ketika tangan seseorang menyentuh lembut pundak ini. Aku membuka mata, menguceknya berulang kali agar pandangan tidak lagi pudar. Setelah mandi pagi tadi, rupanya aku terlelap. Bagaimana tidak, Mas Al mengamuk tadi malam karena aku tergugu di depan kamar dengan isakan kecil.Dia begitu jahat, padahal apa salahnya menganggap aku ini adik atau mungkin teman? Tidak bisakah dia tersenyum manis barang sebentar? Memang hati ini tidak menaruh harap, tetapi tetap membutuhkan kasih sayang karena bagaimanapun aku adalah seorang perempuan.Sebelum semuanya berubah, aku adalah gadis kecil yang manja. Bapak begitu menyayangi kami. Untuk itu, aku seperti tidak percaya ketika beliau berubah hampir seratus persen. Mengapa? Setiap malam aku akan bertanya kepada bulan alasan Bapak bersikap demikian, tetapi tidak kunjung menemukan jawaban."Sonia!" Suara berat itu menggema dalam kamar membuat tersadar dari lamunan.Mas Al berdiri tanpa ekspresi. Aku segera bangun dan membalas tatapann
last updateLast Updated : 2024-10-24
Read more

Bab 10

"Bi Sumi, bicaralah!" pintaku penuh penekanan.Wanita paruh baya itu menunduk sekilas sebelum kembali menatap mataku. Dia pun menjawab, "Bibi akan cerita kalau Non Sonia percaya sama Bibi.""Kenapa gitu?""Karena ada kemungkinan Non Sonia ngadu ke Bu Jessi.""Paling aku mengawasi saja, Bi."Detik selanjutnya kami terdiam begitu lama. Aku sibuk menerka apa yang sedang dipikirkan oleh Bi Sumi dan mungkin dia sendiri sedang berusaha menyusun kalimat. Entahlah. Pada intinya, kami tenggelam dalam pikiran masing-masing.Andai saja boleh, bukankah aku mendambakan kebebasan? Aku berharap bisa segera pergi dari sini dan hidup sesuai keinginan hati. Akan tetapi, terlalu besar resikonya apabila nanti melarikan diri sesuai saran dari Bi Sumi. Mereka orang kaya dan tentu mudah menemukan aku di mana pun.Hidup miskin memang nasib buruk karena kita terkadang harus masuk dalam perangkap dosa. Bukan hanya itu, keadilan tidak berlaku bagi kami. Dalam sebuah drama yang pernah aku lihat, ada salah satu d
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status