Home / Romansa / Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO / Kabanata 11 - Kabanata 20

Lahat ng Kabanata ng Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO: Kabanata 11 - Kabanata 20

61 Kabanata

Bab 11

Jam dua siang. Seharusnya aku terlelap karena sejak tadi merasa mengantuk, badan pun terasa pegal. Akan tetapi, pikiran yang bersarang memang sangat mengganggu, apalagi tidak ada lawan bicara.Teman? Aku punya banyak teman, hanya satu yang bisa dipercaya. Sayang sekali karena dia sedang berada di Kalimantan menyusul orang tua tunggalnya. Aku rindu dan kami lost contact entah mengapa. Jika dia tahu beratnya kehidupan yang aku jalani, apakah dia menjatuhkan air mata?Ponsel yang tergeletak di nakas berdering memecah lamunan. Aku segera meraihnya dan segera merekahkan senyuman begitu membaca nama kontak yang tertera. 'Dek Tania'. Dia pasti baru pulang dari sekolah dan merindukan kakaknya yang paling baik dan tidak sombong ini."Halo, Dek?" sapaku dengan nada suara khas orang kegirangan."Kak, Ibu mau bicara, kangen katanya. Aku alihkan ke panggilan video, ya?"Aku mengiakan, kemudian panggilan pun teralihkan. Air mata sejuk seketika meleleh di kedua pipi ini. Ibu dan Tania tersenyum, jel
last updateHuling Na-update : 2024-10-25
Magbasa pa

Bab 12

"Istri kedua? Maksudnya orang ketiga?" timpal yang lain.Aku memaksakan senyum lantas kembali memutar badan demi menatap mereka satu per satu, kecuali Bi Sumi. Mungkin memang sudah terbiasa mengomentari hidup orang hingga dia bisa bersikap biasa saja seolah-olah tidak mengatakan apa pun. Bagaimana menghadapi mereka? Mungkin aku ini dianggap remeh karena terkesan lebih muda, tetapi sebaiknya sadar akan posisinya.Memang benar bahwa aku adalah istri kedua, tetapi calon ibu dari anak Mas Al nanti. Tentu saja dia akan melindungi aku walau hanya di hadapan mereka jika tidak ingin nama baiknya tercoreng. Aku pun bisa membalas apabila mereka mencoba mencari masalah."Aku rasa kalian mau menanyakan sesuatu. Katakan sebelum aku kembali ke kamar!""Kamu istri kedua Pak Al, kan? Bu Jessi yang malang, dia harus berbagi suami karena orang ketiga. Dengar-dengar kamu itu dibantu, tapi malah memanfaatkan kelemahannya. Mentang-mentang mereka belum punya keturunan, kamu malah merebut suaminya. Gadis ti
last updateHuling Na-update : 2024-10-25
Magbasa pa

Bab 13

Aku membawa nampan berisi nasi yang sudah ada lauknya sesuai pilihan Mas Al sebelum Dea bertingkah, segelas air pun harus ada atau dia akan tersedak. Tiba di depan pintu yang setengah terbuka, jantung tiba-tiba berdegup kencang, hati diselimuti rasa takut, berbagai prasangka begitu mengganggu. "Letakkan di situ!" perintahnya menunjuk meja kecil dengan dagu. Kedua matanya fokus menatap laptop. Entah apa yang sedang dia lakukan melihat tangan kekar itu tidak bergerak sama sekali. "Kalau gitu aku—" "Duduk. Saya mau tanya sesuatu sama kamu!" Aku menuruti perintah lelaki itu seraya memutar otak berusaha menemukan jawaban atas pertanyaan yang terlintas dalam hati. Bagaimana jika Mas Al membahas masalah kemarin, akankah dia bisa memaklumi? Tidak. Dia tidak harus peduli padaku. Lelaki bertubuh tinggi itu hanya mencintai satu wanita seumur hidupnya. Apa yang bisa diharapkan selain amarah? Bahkan aku bisa merasakan bagaimana darah itu mendidih dalam dirinya. Beberapa detik kemudian,
last updateHuling Na-update : 2024-10-26
Magbasa pa

Bab 14

Bab 14"Sonia, kamu di mana?" Sekali lagi Mas Al memanggil. Aku segera menyimpan foto tadi ke dalam kotak, kemudian memindahkan pot sekuat tenaga. Berat memang, tetapi tidak ada jalan lain.Setelah beres, aku segera menoleh ke belakang dengan harapan masih sendirian di taman. Alhamdulillah, Tuhan masih memberi pertolongan. Aku sendirian dan entah di mana lelaki jangkung itu. Kenapa pula dia mencari, padahal seolah-olah muak dekat dengan wanita lain, kecuali Kak Jes?"Sonia!""Mas Al!"Bersamaan, seperti diberi aba-aba. Aku mendekat padanya yang menatap dingin. Dia mengikis jarak di antara kami. "Kamu ngapain di sini?""Nggak, Pak. Tadi aku cuma ngerasa jenuh aja.""Malam-malam begini ngerasa jenuh?""Iya, Pak. Tamannya terang banget kek siang, jadi aku suka melihat tanaman di sini." Semoga saja Mas Al percaya."Kenapa harus ke taman setelah makan malam dan bukannya tidur?""Sebelum kita menikah, tidak ada peraturan aku hanya boleh ke taman pagi atau sore aja, Pak. Mau aku tidur di sin
last updateHuling Na-update : 2024-10-26
Magbasa pa

Bab 15

"Siapa pengirim pesan ini? Apa mungkin Dea?" tanyaku pada diri sendiri sambil terus membaca ulang kalimat tadi.Sebuah pesan berisi ancaman. Di dunia ini hanya beberapa orang yang tahu aku adalah istri kedua, kurang dari sepuluh manusia melihat kelakuanku sehari-hari. Selain Dea, tidak ada yang seolah-olah membenci diriku. Bagaimana mungkin itu adalah Mas Al?Meski begitu, aku tidak boleh merasa takut. Memangnya apa yang sudah aku lakukan? Orang itu pun aku pastikan mustahil tertawa di atas penderitaanku, siapa pun dia.Sial. Nomor asing itu kembali mengirim pesan.[Jangan merasa bangga karena menikah dengan lelaki itu. Dia sama sekali tidak mencintaimu. Aku mengenal dia lebih dari siapa pun. Jessica yang bodoh malah membiarkannya menikah lagi. Aku yakin suatu hari dia pasti menyesali keputusannya meskipun punya anak hasil dari berbagi. Dan kamu, jangan pernah berpikir bisa merebut lelaki itu. Mengerti?!]Aneh. Orang itu mengenal Kak Jes juga. Akan tetapi, hanya menyebut nama. Hal ini
last updateHuling Na-update : 2024-10-27
Magbasa pa

Bab 16

"Sayangku Jessica ...." Ucapan itu keluar dari bibir Mas Al ketika dia baru saja tiba di rumah. Aku yang sedang menonton televisi memilih pura-pura tidak mendengar, apalagi melihat mereka.Sepertinya kebahagiaan Mas Al hanya ada pada satu wanita. Betapa beruntungnya Kak Jes dan semoga kelak aku mendapat lelaki yang jauh lebih baik. Jujur saja, tentu ada perasaan iri sebagai perempuan dan sedikit sekali cemburu sebagai seorang istri.Mas Al kembali berkata cinta setelah beberapa hari ini hanya bersikap dingin pada kami semua. Terusik, aku pun diam-diam menoleh dan melihat matanya menatap penuh kerinduan. Tentu karena dia sedang bersama wanita yang begitu dia inginkan selamanya.Tiba-tiba aku merasa mual ketika Kak Jes menyemprot parfum yang dia bawa tadi ke bahu Mas Al. Entah kenapa, mungkin karena aromanya begitu menusuk indra penciuman. Sebelum mereka menyadari dan menganggap diri ini sangat kampungan, aku segera menjauh menuju kamar mandi tamu.Rasanya persendian ini lemas, keringat
last updateHuling Na-update : 2024-10-27
Magbasa pa

Bab 17

"Kamu sakit, Dek?" tanya Mas Al pada Kak Jes ketika kami baru saja tiba di rumah."Nggak, Mas. Aku nganter Sonia. Bi Sumi mungkin ngira aku yang sakit."Raut wajah Mas Al berubah dingin lalu kembali melempar pertanyaan. "Apa dia baik-baik aja?""Tidak, Mas. Dia tidak baik-baik aja." Kak Jes menjawab sambil melebarkan senyum. "Selamat, Mas.""Maksudmu?""Sonia mengandung.""Oh, syukurlah. Jadi, dia bisa segera pergi dari sini nanti dan aku tidak perlu repot sama keinginanmu lagi."Jujur saja, respons Mas Al teramat melukai hati. Aku tidak mengharapkan apa pun selain melihat dia bahagia karena akan memiliki anak. Namun, sepertinya memang percuma. Aku hanya menghela napas berat, kemudian pamit pada Kak Jes untuk masuk kamar.Hari ini terasa melelahkan, apalagi Mas Al ada di rumah. Aku mengira setiap hari dia akan sibuk dengan pekerjaan di kantor, tetapi kenapa dia bisa pulang sebelum sore? Ah, ya, mungkin Bi Sumi memberi kabar begitu tahu kami ke klinik tadi.Mengingat tentang Bi Sumi, w
last updateHuling Na-update : 2024-10-28
Magbasa pa

Bab 18

PoV 3 _______________ "Pokoknya kita harus pake aturan lama!" tegas Albian pada istrinya yang memasang raut wajah kesal. "Nggak, Mas. Aku gak mau!" Albian mengusap wajah kasar. Bagaimana tidak, istrinya semakin hari semakin susah diatur. Dulu dia selalu ingin tinggal terpisah dari orang tua, Albian menuruti meskipun harus berdebat panjang dengan keluarganya. Setelah itu mengatakan bahwa dia tidak ingin rumah yang terlalu mewah, Albian mengiakan. Lama kelamaan, Jessica memecat para pelayan yang ikut dengan mereka, menyisakan supir, Bi Sumi dan dua orang lainnya. Bertahun-tahun Albian mengalah karena begitu cinta pada istrinya, bahkan tidak tahu-menahu tentang CCTV di rumah. Sekarang dia ingin semua ART memakai seragam khusus seperti saat dia tinggal di rumah orang tuanya, tetapi Jessica menolak dengan tegas. Ketika ditanyai alasan, dia hanya diam. "Kenapa, Sayang? Toh, kita mampu ngasih mereka seragam atau banyakin pelayan di rumah. Dengan begitu, kamu gak harus ngurus taman
last updateHuling Na-update : 2024-10-30
Magbasa pa

Bab 19

Sonia tidak bisa tidur siang, dia lebih memilih menatap langit-langit kamar seraya mengusap lembut perutnya yang mulai membesar. Rasa sedih menghampiri ketika teringat pada ibu dan adiknya, tetapi dilarang keluar rumah. Jika pun boleh, sekadar berdiri di halaman depan.Dua hari lalu, dia merasa ada sesuatu yang salah di rumah itu. Ketika mencoba menemukan foto di taman, sudah hilang. Mungkin Jessica khawatir ditemukan oleh orang lain lantas mengadu pada Albian, begitu menurut Sonia.Menarik napas dalam dan mengembuskan perlahan, kemudian melipat bibir karena geram sulit menemukan jawaban. Dia pun merasa bahwa Jessica pasti cemburu melihat suaminya sedikit memberi perhatian. Sonia tahu itu semua bukan dilandasi cinta dan ketulusan karena bisa menebak dari caranya menatap.Sonia sendiri harus bersabar demi anak dalam kandungannya, demi keluarga, demi kesehatan, dan demi lainnya yang menggerogoti pikiran. Kehamilan itu dianggap sebagai pertanda bahwa sebentar lagi dia akan hidup bebas da
last updateHuling Na-update : 2024-10-31
Magbasa pa

Bab 20

"Mas ....""Pak, Non Sonia tadi nyuruh saya foto Pak Al diam-diam. Pas saya fotoin hasilnya blur, malah ponsel saya dibanting dan diinjak-injak." Dea mencoba memberi penjelasan palsu sambil terus menitikkan air mata buaya.Albian menatap tajam pada sang istri, menuntut penjelasan karena benda pipih itu masih berada di bawah kaki Sonia. Meskipun dia memiliki banyak uang, tetapi sejak dulu tidak suka apabila ada yang merusak barang dengan sengaja.Sekarang Sonia melakukan itu. Dia tidak bisa menyangkal karena dilihat dengan kedua mata Albian sendiri. Beberapa menit berlalu, tetap saja wanita itu diam. Beruntung Bi Sumi datang dan menuntunnya duduk di sofa sebelum jatuh ke lantai.Dea berdiri, memandangi ponselnya yang hancur dan tidak bisa menyala. Dengan sengaja dia terus menggerutu, menangis karena bingung bagaimana cara menelepon keluarga saat merindukannya. Albian pun berjanji akan mengganti dengan yang baru."Tidak usah, Pak. Ini masih bisa diperbaiki, kok," kata Dea. Tentu saja ka
last updateHuling Na-update : 2024-10-31
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status