Semua Bab Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO: Bab 31 - Bab 40

61 Bab

Bab 31

"Aku harus bisa tegas pada mereka," bisik Sonia pada diri sendiri seraya melangkah cepat masuk ke rumah karena Dewi memanggilnya.Erna dan Arini masih terus beradu mulut, sesekali saling menarik rambut. Berani sekali dia, padahal ada Kamila juga bersama mereka, sedangkan dia ibarat seorang diri."Hentikan!" Sonia berucap tegas pada mereka. Matanya menatap tajam tanpa senyuman seperti biasa dia suguhkan."Arini yang duluan, Non!" kata Erna berusaha membela diri."Nggak, Mbak Erna yang duluan," bantah wanita yang namanya disebut itu. Dia menatap tidak suka pada Erna seakan-akan ingin menelan hidup-hidup."Aku nggak peduli siapa yang memulai. Aku hanya ingin mengingatkan kalau tugas kalian di sini adalah bekerja. Adapun kalau benar ada yang malas-malasan, memang seharusnya ditegur. Aku nggak mau tahu sedekat apa kalian sama Kak Jes atau mungkin Mas Al, pada intinya kalian ada di sini untuk bekerja. Mengerti?"Erna mengepalkan kedua tangannya lalu berlalu meninggalkan mereka. Dia lebih me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-07
Baca selengkapnya

Bab 32

"Kayaknya kamu emang gadis baik-baik, Sonia. Aku gak nyangka banget kalo di dalam kimono itu ada kaos dan celana pendek yang gak ketat," tutur Jessica memindai tubuh Sonia dari kaki sampai kepala. Gagal sudah rencananya merekam video untuk dijadikan ancaman di masa depan."Aku gak tahu aku ini baik atau enggak karena kita semua tahu aku di sini demi uang. Pastinya aku selalu khawatir terlalu terbuka meskipun itu di kolam renang, kecuali sudah memastikan tiada sesiapa di sini. Sebenarnya aku hanya malu melihat perut sendiri, Kak. Gimana pun, aku hamil anak suami orang." Sonia mengatakan itu semua bukan tanpa tujuan, dia berusaha mencari binar kecemburuan pada kedua mata Jessica.Pandangan mereka bertemu di satu titik yang sama, begitu lama. Namun, Sonia tidak juga menemukan jawaban. Bisa saja wanita itu menyembunyikan rasa cemburu karena khawatir ada konflik dalam hal sepele."Apa pun yang menjadi alasanmu, aku salut. Makanya aku ngerasa kamu itu emang layak mendapatkan posisi ini dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-08
Baca selengkapnya

Bab 33

Sonia termenung dalam kamar seorang diri ketika mengingat alasan yang disebut oleh Indah tadi. Wanita berpakaian seragam pelayan itu benar-benar tahu segalanya. Menarik napas dalam dan mengembuskan perlahan, hal tersebut dilakukan berulang kali untuk melonggarkan dada yang terasa sesak. Bagaimana bisa Jessica begitu tega pada suami yang mencintainya dengan tulus? Dia hidup bak seorang ratu, tidak menyentuh pekerjaan rumah dan leluasa menggunakan uang, baik perawatan, belanja, atau apa pun itu. Apa dia tidak tahu bahwa di luar sana ada beberapa istri yang terpaksa membantu suaminya mencari nafkah atau harus beradu mulut dengan mertua karena masalah nafkah yang tidak cukup? Bukan, bukan merasa tidak cukup, tetapi itulah kebenarannya. Beberapa kali Sonia mendapati tetangga harus bertengkar dengan suami karena dijatah dua puluh ribu sehari, tetapi harus menyuguhkan makanan bergizi. Itu bisa saja andai beras dan kebutuhan lainnya tersedia hingga istri cukup membeli minyak goreng. Jess
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-09
Baca selengkapnya

Bab 34

"Mbak, sebenarnya aku penasaran akan sesuatu," kata Sonia mencekal tangan Indah ketika dia baru saja mengambil sapu.Wanita yang memakai seragam pelayan itu menaikkan sebelah alisnya. "Sesuatu apa itu, Non?""Pertama kali makan di rumah ini, aku masih ingat dengan menunya yang super sederhana seolah-olah Mas Al itu bukan orang kaya. Namun, dalam sebulan terakhir mulai berbeda. Aku lihat ada banyak hidangan, berbagai macam.""Mungkin ini terdengar sepele untuk ditanyakan, tetapi mungkin Non Sonia benar-benar butuh jawaban. Setahu aku, Bu Jessi sengaja meminta kami menyiapkan menu sederhana agar Pak Albian menganggap istrinya tidak gila harta dan bisa mengelola keuangan dengan baik. Selain itu, Bu Jessi juga ingin menghemat lebih sering dengan alasan bahwa roda kehidupan berputar. Entah itu tulus atau hanya ingin menarik perhatian Pak Al. Kalau dalam sebulan terakhir, itu semua karena permintaan Pak Al pada kami. Katanya bosan kalau lauk yang sama setiap hari. Tentu kami menuruti, ibara
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-09
Baca selengkapnya

Bab 35

Sore menjelang Magrib, Sonia melihat Jessica melangkah cepat menuju taman. Rasa penasaran pun seketika membuncah di dalam hati karena khawatir ada sesuatu yang kembali direncanakan.Wanita yang memakai dress hitam itu terlihat menghela napas berat ketika memandangi ponselnya. Beberapa detik kemudian, benda pipih itu menempel di telinga kanan Jessica sendiri. Seseorang pun berbicara dari sana, tetapi Sonia tidak mampu mendengarnya."Kenapa kita gak balik ke rencana awal, malah berantakan kayak gini? Awas aja kalau sampai gagal, aku gak akan maafin kamu, apalagi ikut pulang ke London."London? Kedua alis Sonia saling bertaut. Siapa yang mengajak wanita itu ke sana?"Iya, aku udah nurutin semua maunya kamu. Aku buat Sonia bingung antara mau deketin Mas Al atau nggak. Harapannya, sih, mereka deket biar aku gak perlu lagi tinggal sama dia dan kalau anak itu lahir, paling dia ikut sama Mas Al aja. Aku mah ogah ngurus bayi!"Sonia tidak tahu pasti alasan wanita itu membuat dirinya dilema. Ak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-11
Baca selengkapnya

Bab 36

"Mas? Kenapa?"Albian menggeleng pelan. Dia ingat betul bermimpi menjadi seorang raja yang begitu mencintai sang ratu, tetapi suatu hari bertemu seorang dayang dan jatuh cinta padanya. Dayang itu dia jadikan selir istana. Hati Albian berpaling, bahkan mengirim sang ratu ke pengasingan agar selirnya bisa naik takhta.Tidak lama setelah itu, tersebar cerita tentang raja yang dianggap tiran terburuk karena begitu tega membuang ratu demi selir kesayangannya. Pertumpahan darah pun terjadi ketika kedua fraksi saling bertentangan dalam hal tersebut. Albian yang berposisi sebagai raja memilih untuk menutup mata meskipun tahu bahwa selir yang telah menjadi ratu baru itu terlibat dalam kematian mendiang ratu terdahulu.Mimpi tersebut diceritakan pada Jessica. Wanita itu tertawa dan mengatakan bahwa mereka akan selalu bersama selamanya mengingat sekarang adalah era modern. Akan tetapi, mendengar perkataan Sonia tadi tentang mimpi buruk yang tidak boleh diceritakan, akankah semua menjadi nyata?D
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-14
Baca selengkapnya

Bab 37

Bab 37Setelah membuka pintu kamar, Albian menghela napas berat. Dia berusaha menahan tawa ketika melihat istrinya sedang mengamuk pada tembok. Ada apa? Mungkinkah sesuatu tengah mengusik pikirannya?Albian merasa istrinya semakin cantik ketika merajuk. Bibir itu terlihat mungil sekali."Mas, kamu udah balik?" Sonia yang baru menyadari kehadiran suaminya seketika memperbaiki posisi duduk sambil merapikan rambut yang dia acak sendiri tadi.Bagaimana tidak, lelaki itu selalu berhasil membuatnya kesal. Kenapa harus keluar dari kamar setelah semua yang terjadi?Sonia menunduk ketika mereka beradu pandang untuk waktu yang lama, kemudian diam-diam mengukir senyum. Dalam hati bertanya, bisakah dia melakukan apa yang dia mau? Menemani hari-hari Albian hingga maut memisahkan?Tidak dapat disangkal, Sonia merasa nyaman berada di dekat suaminya. Andai Jessica mencintai dengan tulus, maka perasaan itu akan berusaha dia bunuh. Namun, pengkhianatan dibalas pengkhianatan terdengar lebih menarik."Ke
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-17
Baca selengkapnya

Bab 38

Bab 38Entah kenapa Albian sekarang lebih perhatian pada wanita yang sedang berbadan dua itu. Setiap kali dibutuhkan, dia selalu berusaha ada. Tidak seperti dulu di mana dia melakukannya karena terpaksa, didesak Jessica dengan alasan ibu hamil itu harus dituruti.Hari-hari yang dilalui penuh canda dan tawa, seperti saat Albian sedang dimabuk cinta Jessica. Dia merasakan bunga-bunga bermekaran dalam hatinya ketika berada di dekat Sonia. Lelaki itu tidak mampu mengelak, dia benar-benar terpesona, berhasil dibuat nyaman.Bukan hanya lelaki itu, Sonia pun sesungguhnya merasakan hal yang sama. Setiap kali berada di dekat Albian, jantungnya seketika berdetak tidak normal sampai harus menghela napas kasar. Setiap waktu bersama membuat Sonia merasa dilindungi.Beberapa hari yang lalu dia merasa telah jahat karena merebut lelaki itu dari Jessica, tetapi hatinya menepis rasa bersalah itu mengingat Jessica adalah wanita licik. Jika Sonia tidak menyerang lebih dulu, maka dia akan diserang habis-h
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-18
Baca selengkapnya

Bab 39

Bab 39Indah menatap dalam pada kedua mata Asri yang terlihat tidak tenang. Tentu saja karena sebenarnya wanita itu khawatir ketahuan dirinya sengaja mendukung Jessica melakukan kejahatan. Namun, setelah beberapa saat dalam keheningan, perlahan dia bisa menguasai diri hingga membalas tatapan itu."Aku nanya, Airin mana? Nggak adil kalau kita capek kerja, sedangkan dia santai-santai." Asri kembali membuka suara, kali ini terdengar penuh penekanan."Bibi suruh keluar beli bahan yang diperlukan di pasar." Bi Sumi yang menjawab ketika menyadari mereka hanya diam.Asri mendelik kesal. Dia merasa telah dibodohi oleh wanita tua itu. Akan tetapi, dia tidak bisa bertindak banyak mengingat Dea pun sedang berada di luar rumah dan jika mereka menanyakan itu, apa yang harus dia jawab? Sungguh dia tidak begitu pandai berbohong apalagi jika mendapat tatapan menghujam.Andai saja mau, baik Indah atau Bi Sumi bisa menanyakan keberadaan Dea karena mereka ada senior di sana. Sayang sekali, semua dirasa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-21
Baca selengkapnya

Bab 40

Bu Laura berdecih mendengar ucapan itu. Dia tahu betul kalau Jessica adalah rubah yang licik dan memang harus diusir dari sana. Andai saja anaknya patuh sejak lama, maka tidak akan ada perdebatan panjang setiap kali mereka bertemu, sengaja atau tidak.Suasana semakin menegangkan karena Jessica pun terkadang menabuh genderang perang lebih dulu. Mereka tidak pernah akur sekali pun dan tentu saja Albian selalu membela istri tercintanya membuat wanita itu tidak takut sama sekali.Sebentar lagi mereka akan berpisah selamanya, mungkin tidak salah jika saling melontarkan kata-kata hina sekarang, begitu pikir Jessica. Namun, dia mengingat satu hal bahwa Albian akan menaruh rasa benci apabila ternyata mereka memang sengaja melakukan jebakan dan menunjukkan bukti kalau Jessica pun tidak sebaik yang dibayangkan"Jadi, siapa perempuan tadi, Jessica?" Bu Laura bertanya dengan tatapan penuh intimidasi.Wanita yang memakai lipstick merah menyala itu tersenyum lebar, menampilkan gigi yang berderet ra
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-11-26
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status