All Chapters of Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO: Chapter 21 - Chapter 30

61 Chapters

Bab 21

"Mas, besok aku mau ngajak Sonia ke suatu tempat. Boleh?" tanya Jessica ketika mereka menikmati makan malam.Lelaki itu terdiam sesaat lalu beralih memandang Sonia yang seolah-olah tidak mendengar pertanyaan tadi. Dia berpikir mereka berdua memiliki sebuah rencana, tetapi masih sulit untuk menebak."Ke mana? Mau aku temenin, Sayang? Sonia biar di rumah aja soalnya dia lagi hamil. Katamu kemarin, wanita hamil itu gak boleh kecapean. Nah, kamu kalau misal belanja, kan, pasti lama.""Mas di rumah aja soalnya lusa, kan, ada meeting, ya? Jadi, bakal sibuk banget dan harus istirahat biar gak capek. Sonia juga pasti jenuh kalau di rumah mulu."Lelaki tampan dengan rahang tegas itu menggigit bibir bawah karena ragu istri tercintanya berkata jujur. Sungguh, dia sangat ingin percaya, tetapi entahlah.Karena terus didesak, dia pun setuju. Namun, Albian memiliki rencana sendiri. Jessica langsung mengukir senyum, kemudian menjelaskan pada Sonia bahwa mereka akan berkunjung ke rumah salah satu tema
last updateLast Updated : 2024-10-31
Read more

Bab 22

Jessica menepikan mobil di depan rumah besar nan megah, setelah itu meminta adik madunya untuk segera turun. Sejak tadi Sonia mencoba mencari jawaban atas pertanyaannya tentang mengapa mereka begitu buru-buru keluar dari mal? Namun, sampai kini masih tanpa jawaban.Rasa penasaran semakin menjadi, apalagi hatinya sudah terlanjur senang karena mengingat akan membeli pakaian untuk ibu dan adiknya. Jessica masih tersenyum sampai pintu utama rumah itu terbuka lebar."Silakan masuk!" pinta wanita itu ramah.Sonia menoleh sekilas pada Jessica, kemudian mengekori meskipun ada rasa canggung. Mereka duduk di ruang tamu di mana terdapat banyak paper bag di meja kaca itu."Kenalin ini adik aku, namanya Sonia." Jessica memperkenalkan wanita itu. "Dan Sonia, dia ini teman SMA aku kemarin. Namanya Veronica."Mereka berdua pun saling mengulurkan tangan lantas berbincang santai. Sonia merasa lega karena teman Jessica tidak seperti apa yang disangkanya. Di
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 23

"Kamu masih nggak setuju ada banyak ART di rumah ini?" tanya Albian menghampiri istrinya yang sedang duduk menghadap jendela kamar yang terbuka lebar. Angin malam menyapu lembut wajah wanita itu.Gugusan bintang menemani rembulan terlihat biasa saja saat suasana hati sedang kacau. Jessica menaikkan sebelah alisnya, gumpalan awan di langit malam ternyata mengusik perhatian. Selama ini dia mengira awan hanya bisa dilihat kala pagi hingga sore hari.Tanpa peduli dengan pertanyaan Albian tadi, dia segera merogoh ponsel dan mengarahkan ponsel ke langit. Dia memotret hingga tiga kali dengan alasan mungkin setelah mood-nya kembali, gambar itu bisa sangat berarti."Sayang, kamu masih nggak setuju ada banyak ART di rumah ini?" ulang Albian. Suaranya semakin pelan karena jarak di antara mereka pun semakin terkikis."Apa jawabanku penting, Mas?""Sayang?""Kalau aja jawabanku penting bagimu, pasti kamu nggak akan manggil tiga ART lama, apalagi sekalian sama Dewi.""Aku mikirin mereka yang sekara
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 24

"Sayang, besok aku ada meeting," sanggah Albian dengan mimik serius."Bisa ditunda, kan?"Lelaki itu terdiam. Dia bingung harus memberi alasan apa. Sebenarnya dia tidak ada meeting besok, hanya alasan agar Jessica mengerti. Lagi pula kalau dia mengantar wanita muda itu ke rumah orang tuanya, maka bagaimana perasaan Jessica sebagai istri pertama? Tidakkah dia merasa cemburu karena sekarang suaminya harus peduli pada dua orang?Lagi pula, dia tidak kenal dekat dengan ibu dan adik Sonia. Jika bertamu ke sana, mungkin sulit menemukan bahasan yang cocok. Wanita paruh baya itu pun pasti tahu bahwa dirinya tidak mencintai Sonia dan mungkin sampai kapan pun cinta itu ibarat mustahil ada. Satu lagi, Albian memikirkan tanggapan tetangga.Masalah tempat tinggal, itu hal biasa sekarang karena setahu Albian, Jessica merenovasi rumah orang tua Sonia hingga terlihat lebih layak. Hal itulah yang menjadi sebab istri keduanya semakin sulit kalau mau membantah. Dia menurut saja, seperti boneka."Nggak a
last updateLast Updated : 2024-11-01
Read more

Bab 25

"Kamu mulai gemukan, Nak. Nampak kayak orang kaya, tapi kamu bahagia, kan?" tanya Bu Siti dengan mata berkaca-kaca. Sungguh, dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya."Gemuk karena hamil mungkin, Bu. Kalau masalah bahagia, lumayanlah. Minimal nggak sengsara di sana.""Maksudnya?"Sonia terdiam. Tidak mungkin dia jujur pada sang ibu bahwa ada ART bernama Dea yang selalu cari masalah padanya. Dia harus menutupi semua itu dan memancarkan senyum paling manis. Hanya sebentar lagi dia akan bebas dari perjanjian yang sebenarnya sangat tidak diinginkan.Lagi pula itu bukan masalah besar, Sonia bisa mengatasinya. Sekarang dia tidak takut, terutama jika Albian berada di sisinya meskipun sedikit melihat perubahan pada Jessica.Dia tidak tahu mengapa wanita itu semakin baik padanya. Bukan maksud menggiring opini negatif, Sonia hanya khawatir ada sesuatu yang direncanakan. Bukankah musuh paling besar adalah seseorang yang dianggap penting?
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 26

"Kakak!" teriak Tania ketika dia pulang sekolah dan menemukan sang kakak tercinta sedang menonton televisi. Raut wajah gadis itu berubah ceria, padahal sebelumnya bagai pakaian kusut karena kelelahan.Sonia menyambut dengan senyuman lantas memeluk adiknya. Dia rindu. Tanpa terasa bulir bening mulai mengalir membasahi kedua pipinya yang mulus bersama harapan agar Tania menjadi orang sukses dengan pendidikan tinggi agar tidak berakhir seperti dirinya.Dunia begitu kejam, begitu pikir Sonia. Untuk itu, Tania harus mengubah semuanya. Menjadi kebanggaan orang tua dengan segudang prestasi yang membanggakan. Bagaimana pun caranya nanti, dia harus bisa mengutamakan pendidikan sang adik."Kakak kenapa ke sini gak bilang-bilang dulu?""Mendadak. Tadi dianter sama Mas Al, cuman Mas Al ada urusan penting.""Kakak nginep, kan, malam ini?"Mendengar itu, Sonia memanyunkan bibir. Air mukanya menyiratkan keputusasaan. Beberapa saat kemudian, dia pun menjawab, "Sayangnya nggak bisa. Mas Al sibuk bange
last updateLast Updated : 2024-11-02
Read more

Bab 27

Bab 27Albian menoleh ke belakang karena sama terkejutnya dengan Sonia. Lelaki itu terlalu senang merasakan gerakan di dalam perut. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasa bahagia itu datang ketika bayinya telah lahir.Mereka masih beruntung karena tidak terjadi kecelakaan, tetapi amarah pengendara di belakang tentu tidak bisa dielakkan. Dia turun dari mobil, melangkah penuh rasa kesal dan mengetuk kaca jendela kanan."Maaf, Pak. Istri saya tiba-tiba tutup mata, jadi saya kaget." Begitu Albian memberi alasan.Lelaki berkumis tebal itu melirik pada Sonia yang memang memejamkan mata. Amarahnya mereda ketika melihat perut yang membuncit itu. Rasa rindu pada mendiang istri kembali meraja dalam hati karena dulu dia meninggal satu jam setelah melahirkan.Dia memahami bagaimana perjuangan seorang ibu melahirkan anaknya, bukan hanya itu, tetapi saat sedang mengandung pula. Beberapa saat kemudian, dia mengatup kedua tangan di depan dada lalu kembali ke mobilnya tanpa sepatah kata pun."Syuk
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Bab 28

"Indah ...."Indah segera menghampiri Sonia dan mengambil kertas yang dijatuhkan Jessica tadi lantas membacanya dengan seksama. "Aku sengaja mengirim surat karena tidak mau meninggalkan jejak di ponsel. Kamu tahu, kan, Mas Al bisa saja melihatnya? Aku tidak sabar menanti kepulanganmu, Julian. Tenang saja, gadis itu tengah mengandung.""Julian ... kamu juga tahu tentang foto itu?""Iya, Non. Julian adalah adik Bu Jessi, tapi aku nggak tahu dia ada di mana sekarang. Rupanya tebakan Bi Sumi benar, mereka memang sedang merencanakan sesuatu.Sonia segera mengambil ponselnya, kemudian memotret kertas tadi dan menyimpannya dalam brankas pribadi. Setelah itu, dia melipat dan meletakkannya di tempat semula.Sebelum Jessica kembali, mereka berdua kembali duduk di tepi ranjang, pura-pura tidak melihat sesuatu. Namun, sampai suapan terakhir, wanita itu tidak juga menampakkan batang hidungnya.Malam semakin larut ketika Sonia merasa kesepian di dalam kamar, seorang diri, hanya ditemani embusan ang
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Bab 29

"Sudahlah. Harusnya aku nggak nanya sama kamu soal Jessica," kata Albian lagi seraya melepas tangan wanita itu sebelum menuruni anak tangga.Dia segera mengecek dapur dan tiada siapa pun di sana. Penasaran, Albian melangkah panjang menuju ruang tamu, tetapi kosong. Lelaki bertubuh tinggi itu benar-benar berhasil dibuat kesal oleh istrinya. Mengapa selalu saja menghilang?"Maaf, Pak Al cari siapa?" Salah seorang ART mendekat ketika melihat majikannya berdiri sambil mengedarkan pandangan ke segala arah."Kamu lihat istri saya?""Istri yang mana, Pak? Bu Jessi atau Non Sonia?""Bu Jessi. Lihat?""Mungkin di sekitar kolam, Pak. Tadi aku kayak lihat bayangan waktu lewat."Albian tidak menjawab, melainkan langsung menuju kolam yang ada di samping rumah. Kalau memang benar Jessica ada di sana, maka dia harus menghujaninya dengan banyak pertanyaan.Entah kenapa, Albian merasa terlalu memanjakan Jessica selama ini. Dia berpikir bahwa perkataan keluarganya benar, sikap Albian yang selalu mengal
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more

Bab 30

"Dea, Asri!" panggil Bi Sumi memekakkan telinga kedua gadis itu. "Iya, Bi. Ini udah siap!" sahut Dea keluar dari pintu kamar, disusul oleh Asri. Mereka berdua berpenampilan seperti seorang majikan. Bi Sumi hanya bisa geleng-geleng kepala. Andai bukan demi Sonia, sudah pasti wanita paruh baya itu lebih memilih mengajak Dewi dan Kamila. Supir baru yang diterima bekerja sejak dua bulan lalu telah menunggu di halaman depan. Mereka bertiga pun memasuki kendaraan roda empat tersebut. Tidak lama kemudian, Sonia melangkah cepat menuju halaman depan, menunggu Indah sambil berjemur. Dewi, Arini, Kamila, dan Erna sibuk melanjutkan pekerjaan. Sesuai saran dari Albian, Sonia melakukan gerakan-gerakan ringan daripada hanya duduk atau rebahan seharian. Memang benar, melakukan semua itu pun membuat badannya terasa bugar lagi. Sonia pun merasa harus lebih banyak tersenyum agar di wajahnya tidak mudah dihiasi kerutan tipis. "Non!" Sonia menoleh. "Ngomong di sini aja, sekalian jemuran bareng.
last updateLast Updated : 2024-11-06
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status