Share

Bab 22

Penulis: Bintu Hasan
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-01 00:14:27

Jessica menepikan mobil di depan rumah besar nan megah, setelah itu meminta adik madunya untuk segera turun. Sejak tadi Sonia mencoba mencari jawaban atas pertanyaannya tentang mengapa mereka begitu buru-buru keluar dari mal? Namun, sampai kini masih tanpa jawaban.

Rasa penasaran semakin menjadi, apalagi hatinya sudah terlanjur senang karena mengingat akan membeli pakaian untuk ibu dan adiknya. Jessica masih tersenyum sampai pintu utama rumah itu terbuka lebar.

"Silakan masuk!" pinta wanita itu ramah.

Sonia menoleh sekilas pada Jessica, kemudian mengekori meskipun ada rasa canggung. Mereka duduk di ruang tamu di mana terdapat banyak paper bag di meja kaca itu.

"Kenalin ini adik aku, namanya Sonia." Jessica memperkenalkan wanita itu. "Dan Sonia, dia ini teman SMA aku kemarin. Namanya Veronica."

Mereka berdua pun saling mengulurkan tangan lantas berbincang santai. Sonia merasa lega karena teman Jessica tidak seperti apa yang disangkanya. Di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 23

    "Kamu masih nggak setuju ada banyak ART di rumah ini?" tanya Albian menghampiri istrinya yang sedang duduk menghadap jendela kamar yang terbuka lebar. Angin malam menyapu lembut wajah wanita itu.Gugusan bintang menemani rembulan terlihat biasa saja saat suasana hati sedang kacau. Jessica menaikkan sebelah alisnya, gumpalan awan di langit malam ternyata mengusik perhatian. Selama ini dia mengira awan hanya bisa dilihat kala pagi hingga sore hari.Tanpa peduli dengan pertanyaan Albian tadi, dia segera merogoh ponsel dan mengarahkan ponsel ke langit. Dia memotret hingga tiga kali dengan alasan mungkin setelah mood-nya kembali, gambar itu bisa sangat berarti."Sayang, kamu masih nggak setuju ada banyak ART di rumah ini?" ulang Albian. Suaranya semakin pelan karena jarak di antara mereka pun semakin terkikis."Apa jawabanku penting, Mas?""Sayang?""Kalau aja jawabanku penting bagimu, pasti kamu nggak akan manggil tiga ART lama, apalagi sekalian sama Dewi.""Aku mikirin mereka yang sekara

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 24

    "Sayang, besok aku ada meeting," sanggah Albian dengan mimik serius."Bisa ditunda, kan?"Lelaki itu terdiam. Dia bingung harus memberi alasan apa. Sebenarnya dia tidak ada meeting besok, hanya alasan agar Jessica mengerti. Lagi pula kalau dia mengantar wanita muda itu ke rumah orang tuanya, maka bagaimana perasaan Jessica sebagai istri pertama? Tidakkah dia merasa cemburu karena sekarang suaminya harus peduli pada dua orang?Lagi pula, dia tidak kenal dekat dengan ibu dan adik Sonia. Jika bertamu ke sana, mungkin sulit menemukan bahasan yang cocok. Wanita paruh baya itu pun pasti tahu bahwa dirinya tidak mencintai Sonia dan mungkin sampai kapan pun cinta itu ibarat mustahil ada. Satu lagi, Albian memikirkan tanggapan tetangga.Masalah tempat tinggal, itu hal biasa sekarang karena setahu Albian, Jessica merenovasi rumah orang tua Sonia hingga terlihat lebih layak. Hal itulah yang menjadi sebab istri keduanya semakin sulit kalau mau membantah. Dia menurut saja, seperti boneka."Nggak a

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-01
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 25

    "Kamu mulai gemukan, Nak. Nampak kayak orang kaya, tapi kamu bahagia, kan?" tanya Bu Siti dengan mata berkaca-kaca. Sungguh, dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya."Gemuk karena hamil mungkin, Bu. Kalau masalah bahagia, lumayanlah. Minimal nggak sengsara di sana.""Maksudnya?"Sonia terdiam. Tidak mungkin dia jujur pada sang ibu bahwa ada ART bernama Dea yang selalu cari masalah padanya. Dia harus menutupi semua itu dan memancarkan senyum paling manis. Hanya sebentar lagi dia akan bebas dari perjanjian yang sebenarnya sangat tidak diinginkan.Lagi pula itu bukan masalah besar, Sonia bisa mengatasinya. Sekarang dia tidak takut, terutama jika Albian berada di sisinya meskipun sedikit melihat perubahan pada Jessica.Dia tidak tahu mengapa wanita itu semakin baik padanya. Bukan maksud menggiring opini negatif, Sonia hanya khawatir ada sesuatu yang direncanakan. Bukankah musuh paling besar adalah seseorang yang dianggap penting?

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 26

    "Kakak!" teriak Tania ketika dia pulang sekolah dan menemukan sang kakak tercinta sedang menonton televisi. Raut wajah gadis itu berubah ceria, padahal sebelumnya bagai pakaian kusut karena kelelahan.Sonia menyambut dengan senyuman lantas memeluk adiknya. Dia rindu. Tanpa terasa bulir bening mulai mengalir membasahi kedua pipinya yang mulus bersama harapan agar Tania menjadi orang sukses dengan pendidikan tinggi agar tidak berakhir seperti dirinya.Dunia begitu kejam, begitu pikir Sonia. Untuk itu, Tania harus mengubah semuanya. Menjadi kebanggaan orang tua dengan segudang prestasi yang membanggakan. Bagaimana pun caranya nanti, dia harus bisa mengutamakan pendidikan sang adik."Kakak kenapa ke sini gak bilang-bilang dulu?""Mendadak. Tadi dianter sama Mas Al, cuman Mas Al ada urusan penting.""Kakak nginep, kan, malam ini?"Mendengar itu, Sonia memanyunkan bibir. Air mukanya menyiratkan keputusasaan. Beberapa saat kemudian, dia pun menjawab, "Sayangnya nggak bisa. Mas Al sibuk bange

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-02
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 27

    Bab 27Albian menoleh ke belakang karena sama terkejutnya dengan Sonia. Lelaki itu terlalu senang merasakan gerakan di dalam perut. Dia tidak bisa membayangkan bagaimana rasa bahagia itu datang ketika bayinya telah lahir.Mereka masih beruntung karena tidak terjadi kecelakaan, tetapi amarah pengendara di belakang tentu tidak bisa dielakkan. Dia turun dari mobil, melangkah penuh rasa kesal dan mengetuk kaca jendela kanan."Maaf, Pak. Istri saya tiba-tiba tutup mata, jadi saya kaget." Begitu Albian memberi alasan.Lelaki berkumis tebal itu melirik pada Sonia yang memang memejamkan mata. Amarahnya mereda ketika melihat perut yang membuncit itu. Rasa rindu pada mendiang istri kembali meraja dalam hati karena dulu dia meninggal satu jam setelah melahirkan.Dia memahami bagaimana perjuangan seorang ibu melahirkan anaknya, bukan hanya itu, tetapi saat sedang mengandung pula. Beberapa saat kemudian, dia mengatup kedua tangan di depan dada lalu kembali ke mobilnya tanpa sepatah kata pun."Syuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 28

    "Indah ...."Indah segera menghampiri Sonia dan mengambil kertas yang dijatuhkan Jessica tadi lantas membacanya dengan seksama. "Aku sengaja mengirim surat karena tidak mau meninggalkan jejak di ponsel. Kamu tahu, kan, Mas Al bisa saja melihatnya? Aku tidak sabar menanti kepulanganmu, Julian. Tenang saja, gadis itu tengah mengandung.""Julian ... kamu juga tahu tentang foto itu?""Iya, Non. Julian adalah adik Bu Jessi, tapi aku nggak tahu dia ada di mana sekarang. Rupanya tebakan Bi Sumi benar, mereka memang sedang merencanakan sesuatu.Sonia segera mengambil ponselnya, kemudian memotret kertas tadi dan menyimpannya dalam brankas pribadi. Setelah itu, dia melipat dan meletakkannya di tempat semula.Sebelum Jessica kembali, mereka berdua kembali duduk di tepi ranjang, pura-pura tidak melihat sesuatu. Namun, sampai suapan terakhir, wanita itu tidak juga menampakkan batang hidungnya.Malam semakin larut ketika Sonia merasa kesepian di dalam kamar, seorang diri, hanya ditemani embusan ang

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-05
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 29

    "Sudahlah. Harusnya aku nggak nanya sama kamu soal Jessica," kata Albian lagi seraya melepas tangan wanita itu sebelum menuruni anak tangga.Dia segera mengecek dapur dan tiada siapa pun di sana. Penasaran, Albian melangkah panjang menuju ruang tamu, tetapi kosong. Lelaki bertubuh tinggi itu benar-benar berhasil dibuat kesal oleh istrinya. Mengapa selalu saja menghilang?"Maaf, Pak Al cari siapa?" Salah seorang ART mendekat ketika melihat majikannya berdiri sambil mengedarkan pandangan ke segala arah."Kamu lihat istri saya?""Istri yang mana, Pak? Bu Jessi atau Non Sonia?""Bu Jessi. Lihat?""Mungkin di sekitar kolam, Pak. Tadi aku kayak lihat bayangan waktu lewat."Albian tidak menjawab, melainkan langsung menuju kolam yang ada di samping rumah. Kalau memang benar Jessica ada di sana, maka dia harus menghujaninya dengan banyak pertanyaan.Entah kenapa, Albian merasa terlalu memanjakan Jessica selama ini. Dia berpikir bahwa perkataan keluarganya benar, sikap Albian yang selalu mengal

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06
  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 30

    "Dea, Asri!" panggil Bi Sumi memekakkan telinga kedua gadis itu. "Iya, Bi. Ini udah siap!" sahut Dea keluar dari pintu kamar, disusul oleh Asri. Mereka berdua berpenampilan seperti seorang majikan. Bi Sumi hanya bisa geleng-geleng kepala. Andai bukan demi Sonia, sudah pasti wanita paruh baya itu lebih memilih mengajak Dewi dan Kamila. Supir baru yang diterima bekerja sejak dua bulan lalu telah menunggu di halaman depan. Mereka bertiga pun memasuki kendaraan roda empat tersebut. Tidak lama kemudian, Sonia melangkah cepat menuju halaman depan, menunggu Indah sambil berjemur. Dewi, Arini, Kamila, dan Erna sibuk melanjutkan pekerjaan. Sesuai saran dari Albian, Sonia melakukan gerakan-gerakan ringan daripada hanya duduk atau rebahan seharian. Memang benar, melakukan semua itu pun membuat badannya terasa bugar lagi. Sonia pun merasa harus lebih banyak tersenyum agar di wajahnya tidak mudah dihiasi kerutan tipis. "Non!" Sonia menoleh. "Ngomong di sini aja, sekalian jemuran bareng.

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-06

Bab terbaru

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 100

    "Pastikan semuanya sempurna," perintah Laura kepada salah satu pelayan saat mereka menata meja-meja besar di taman belakang rumah keluarga Adikusumo. Malam itu, pesta keluarga besar akan diadakan untuk merayakan keberhasilan perusahaan yang baru saja pulih dari krisis.Para tamu mulai berdatangan, semuanya dari kalangan terpandang. Laki-laki dengan setelan jas mewah dan perempuan mengenakan gaun elegan memenuhi halaman, bercakap-cakap sambil memegang gelas anggur. Albian dan Sonia tiba sedikit terlambat, bergandengan tangan dengan senyuman di wajah mereka.Bu Laura memandang keduanya dari kejauhan. Meski dia tidak sepenuhnya puas, dia sadar bahwa malam ini harus menjaga citra keluarga di depan kerabat dan rekan bisnis.“Sonia,” suara lembut, tetapi dingin Bu Laura menyapa ketika Sonia sedang berbicara dengan seorang tamu.Sonia berbalik dan mendapati Laura berdiri di depannya, wajahnya tidak menampakkan emosi.“Ya, Bu?”“Aku mau kamu menemani beberapa tamu penting kita malam ini,” kat

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 99

    Hari itu dimulai dengan suasana yang mencekam di Kantor Pusat Adikusumo Corporation. Albian menerima laporan dari tim manajemen bahwa ada ancaman serius terhadap stabilitas perusahaan. Salah satu pesaing utama mereka, Silver Apex Group, melakukan serangan pasar yang sangat agresif, mengklaim telah menemukan cara baru untuk memproduksi produk dengan biaya lebih murah.“Ini tidak masuk akal.” Albian bergumam sambil membaca laporan keuangan di mejanya. “Bagaimana mereka bisa menurunkan biaya produksi sebanyak ini dalam waktu singkat?”Rekan kerjanya, Adrian, yang menjabat sebagai Kepala Keuangan, berdiri di depan meja Albian dengan ekspresi cemas. “Kami menduga mereka mendapatkan akses ke salah satu teknologi eksklusif kita. Entah bagaimana, dokumen rahasia kita bocor.”Kata-kata itu menghantam Albian seperti petir. “Apa kamu yakin?”“Kami belum punya bukti, tapi pola mereka terlalu mencurigakan. Jika ini terus berlanjut, kita akan kehilangan pasar dalam beberapa bulan ke depan.”Albian

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 98

    Malam itu, rumah besar keluarga Adikusumo diliputi keheningan yang mencekam. Sonia berdiri di kamar yang dia dan Albian gunakan selama kunjungan mereka. Kepalanya bersandar pada jendela besar yang menghadap taman belakang, pikirannya dipenuhi keraguan.Albian duduk di sofa di belakangnya, memandangi istrinya dengan cemas. "Sonia," panggilnya lembut.Sonia berbalik, matanya berkilat dengan emosi. "Aku nggak tahu harus bagaimana lagi, Mas. Aku merasa ... nggak cukup baik untuk keluarga ini. Apa yang ibumu lakukan tadi membuatku sadar kalau aku mungkin nggak akan pernah diterima di sini."Albian berdiri dan berjalan mendekatinya. Dia menggenggam tangan Sonia, mencoba meyakinkannya. "Kamu cukup, Sonia. Kamu lebih dari cukup. Jangan biarkan kata-kata Ibu ngebuat kamu ragu pada dirimu sendiri."Namun, kata-kata Albian tidak mampu menghilangkan rasa sakit yang Sonia rasakan. Wanita itu tahu bahwa selama Bu Laura masih memiliki prasangka terhadapnya, hidup mereka tidak akan pernah tenang.Kee

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 97

    "Sudah cukup, Bu!" Suara Albian menggema di ruang tengah rumah besar itu, tajam dan penuh amarah. Matanya menatap ibunya dengan tajam, sesuatu yang jarang sekali terjadi. Sonia berdiri di belakangnya, mencoba menyembunyikan rasa gugup di balik ketenangannya.Di seberangnya, Bu Laura berdiri dengan wajah dingin dan penuh harga diri. Di tangannya, ada dokumen yang baru saja dia tunjukkan kepada keluarga besar. Dokumen itu berisi informasi masa lalu Sonia, lengkap dengan beberapa tambahan manipulatif yang sengaja dibuat untuk memperburuk citra menantunya."Kenapa Ibu harus berhenti, Albian?" Suara Bu Laura rendah, tetapi penuh otoritas. "Aku hanya melindungi keluarga kita dari wanita yang tak layak. Apakah kamu benar-benar ingin menghabiskan hidupmu dengan seseorang yang punya masa lalu seperti ini?"Sonia menundukkan kepalanya. Tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya, berusaha menahan air mata yang hampir jatuh. Dia tahu hari ini akan datang, tetapi tidak menyangka akan secepat ini—dan

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 96

    "Apa? Seseorang mencariku?" Sonia menatap Indah dengan alis berkerut. Tangannya yang menggenggam cangkir teh sedikit gemetar dan rasa hangat dari cairan teh yang biasa menenangkannya terasa tidak cukup kali ini. Indah, yang duduk di seberangnya di ruang tamu rumah besar itu, tampak ragu. "Ada seorang pria yang datang bertamu pagi tadi, Bu," katanya pelan, "dia menyebut namamu. Dia bilang dia teman lama dari tempat tinggal sebelumnya." Wajah Sonia memucat. Dia meletakkan cangkirnya dengan hati-hati di meja, berusaha tetap tenang. "Dia bilang apa?" "Dia nggak banyak bicara," jawab Indah, "tapi ... nada bicaranya aneh, Bu. Seperti dia menyembunyikan sesuatu. Aku bilang aku nggak tahu siapa Bu Sonia dan di mana dia tinggal sekarang, tapi dia bilang dia akan menemuiku lagi." Sonia menggigit bibir bawahnya, pikirannya mulai berpacu. Siapa pria itu? Dan apa yang dia inginkan? Malamnya, Sonia duduk sendirian di ruang tengah. Anak mereka telah tertidur di kamar bayi dan Albian masih di ka

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 95

    Hari itu, Albian berada di ruang kerjanya, memeriksa laporan keuangan perusahaan. Sinar matahari masuk melalui jendela besar di belakangnya, menciptakan bayangan panjang di lantai marmer. Namun, pikirannya tak sepenuhnya fokus pada angka-angka di depannya. Ada perasaan ganjil yang terus mengusiknya sejak beberapa hari terakhir. Sonia, istrinya, tampak gelisah belakangan ini meskipun dia berusaha keras menyembunyikannya. Ketukan di pintu membuyarkan pikirannya. "Masuk," katanya dengan suara tegas. Seorang asisten masuk membawa sebuah amplop. "Pak Albian, ini ada laporan yang harus Anda lihat," katanya sebelum keluar dengan cepat. Albian membuka amplop itu dan menemukan beberapa dokumen serta catatan kecil dari seseorang yang tak dia kenal. Lelaki itu membaca dengan teliti dan menemukan sesuatu yang mengejutkan; laporan penyelidikan pribadi tentang Sonia. Semua detail tentang masa lalu istrinya tercantum di sana, termasuk dugaan skandal kecil yang konon melibatkan Sonia saat masih ti

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 94

    Sonia duduk di ruang keluarga besar rumah Albian yang megah, memegang secangkir teh hangat yang hampir dingin. Di hadapannya, Bu Laura duduk dengan sikap anggun, tetapi kaku, tatapannya tajam seolah meneliti setiap gerak-gerik menantunya. Keheningan terasa begitu tegang hingga suara jarum jam di dinding terdengar nyaring. Sonia menenangkan dirinya, mengingat bahwa langkah ini adalah bagian dari usahanya untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan ibu mertuanya.“Bu, aku dengar keluarga memiliki program amal yang sudah berjalan cukup lama.” Sonia membuka percakapan dengan hati-hati. “Aku ingin menawarkan diri untuk membantu, jika Ibu mengizinkan.”Bu Laura mengangkat alis, tampak sedikit terkejut. “Kamu ingin membantu?” Suaranya terdengar skeptis, seolah tak yakin niat itu tulus.“Iya, Bu.” Sonia menjawab dengan senyum lembut. “Aku pikir, mungkin ini cara aku untuk lebih mengenal keluarga Mas Al, sekaligus berkontribusi pada sesuatu yang penting.”Wanita paruh baya itu memandangnya

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 93

    Langit pagi itu cerah, mencerminkan suasana hati Albian yang mulai tenang setelah sekian lama diliputi kekacauan. Di meja kerjanya, sebuah map merah tergeletak, berisi dokumen rahasia yang selama ini menjadi sumber perselisihan dan intrik di perusahaannya. Dokumen itu kini aman di tangannya, berkat kegigihannya melacak dan membersihkan jaringan pengkhianatan yang merusak integritas perusahaan. Albian membaca dokumen tersebut sekali lagi, memastikan semua isinya benar dan lengkap. Dokumen itu berisi rancangan strategis untuk ekspansi perusahaan ke pasar global, sebuah rencana yang telah dia persiapkan sejak lama sebelum dihancurkan oleh pengkhianatan Jessica dan Julian. Pintu ruangannya diketuk, dan sekretarisnya, Linda, masuk dengan senyuman lebar. "Pak Albian, dewan direksi telah memutuskan untuk mengangkat Anda sebagai CEO tetap. Keputusan ini bulat." Albian menghela napas lega. Setelah melalui begitu banyak tekanan, akhirnya dia berhasil membuktikan dirinya. "Terima kasih, Li

  • Terjebak Jadi Istri Kedua sang CEO   Bab 92

    Hujan turun perlahan, menciptakan simfoni lembut di luar jendela kamar Sonia. Di dalam, suasana begitu tenang. Sonia duduk di kursi dekat boks bayi, menatap putranya yang tertidur pulas. Wajah mungil anaknya terlihat damai, mengingatkan Sonia akan betapa rapuhnya kehidupan, tetapi sekaligus penuh harapan.Pikirannya melayang, mengarungi semua yang telah terjadi. Dari awal pernikahan yang terasa seperti jebakan hingga saat ini—kehidupan baru yang dia jalani bersama Albian. Ada kehangatan yang menyelinap ke dalam hatinya setiap kali mengingat lelaki itu. Akan tetapi, di sudut lain masih ada rasa bersalah yang mengikat dirinya pada masa lalu, terutama pada Jessica.“Kenapa aku masih memikirkannya?” gumam Sonia pelan, seperti bertanya pada dirinya sendiri.Jessica dengan segala tipu dayanya sudah tidak lagi menjadi ancaman. Namun bayangannya, bersama rasa kasihan dan simpati, masih menyelimuti hati Sonia. Wanita itu tahu Jessica salah, tetapi ada bagian kecil dalam dirinya yang tetap mera

DMCA.com Protection Status