All Chapters of Aduh Jenderal Tak Tahan: Chapter 121 - Chapter 130

228 Chapters

Bab 121

Selir Terhormat pingsan dan dibawa pulang ke Paviliun Dharma Senja.Setelah diberi terapi akupunktur oleh tabib kekaisaran, Selir Terhormat tidak kunjung siuman.Yohan tampak khawatir. Tabib kekaisaran berkata, "Kaisar, Nyonya belum sembuh dari luka yang begitu parah. Wajar kalau kekurangan darah. Itu bukan masalah besar, hanya perlu istirahat ...."Di Istana Rubi.Nabila duduk di depan cermin perunggu dan melepas tusuk konde satu per satu.Sambil melayani Nabila, hati Sifa tetap cemas."Yang Mulia ... Yang Mulia benaran tidak terluka?""Kudo itu terlalu kuat. Yang Mulia benaran tidak perlu memanggil tabib kekaisaran?"Detik berikutnya, Sifa menyadari kesalahannya.Jika benar-benar memanggil tabib kekaisaran dan menemukan ada luka, bukankah Ratu ketahuan?Ekspresi Nabila tenang. Kedinginan menghiasi matanya."Jangan beri tahu siapa-siapa tentang keikutsertaanku dalam duel."Sifa segera mengangguk."Baik! Yang Mulia!"Sifa tahu apa yang seharusnya dikatakan dan tidak.Tak lama kemudian,
Read more

Bab 122

Di dalam penjara, Sandi dikurung dalam sel terpisah.Begitu melihat Vincent, Sandi berlutut dan memohon."Vincent, keluarkan aku dari sini! Kumohon, aku benar-benar sadar akan kesalahanku. Kita sudah menjadi saudara selama bertahun-tahun. Bebaskanlah aku!""Kalau ... kalaupun kamu tidak bisa menyelamatkanku, berilah aku ketenangan!""Irisan pelan-pelan terlalu mengerikan. Aku tidak mau!"Orang yang dulunya menghinanya malah berlutut dan memohon kepadanya saat ini. Alih-alih merasa senang, Vincent merasa sedih."Kamu tidak ingin diiris pelan-pelan, tidak ingin mati. Memangnya Dito dan yang lain ingin mati?""Apa salah mereka? Kalau aku membebaskanmu, bagaimana aku bisa memberi pertanggungjawaban kepada mereka?""Sandi, kamu telah membunuh saudara-saudaramu demi karier. Apakah itu benar-benar sepadan?""Kita dulunya begitu dekat.""Aku pikir kita saling menghargai satu sama lain.""Kenapa kamu melakukan itu? Kenapa?"Vincent mencengkeram pintu sel. Matanya memerah.Begitu banyak saudara
Read more

Bab 123

Di dalam Ruang Kerja Istana, Yohan memancarkan aura yang berwibawa dan agresif. Matanya sedingin es. Salinan surat pengakuan Sandi diletakkan di atas meja di depannya.Yohan menatap lurus pada Nabila. Lalu, dia memerintahkan Dafka."Bawa Sandi ke sini. Aku ingin menanyainya secara langsung."Tak lama kemudian, Sandi dikawal ke Ruang Kerja Istana.Begitu melihat Kaisar, Sandi langsung berlutut dengan gemetar."Hamba ... Sandi, hormat pada Kaisar dan Yang Mulia Ratu!"Nabila berdiri di samping dengan tatapan mata cuek.Yohan bertanya."Kamu sendiri yang menuliskan surat pengakuan ini?"Surat pengakuan itu tidak hanya memuat tentang perbuatannya yang telah menuduh Vincent pada dua tahun lalu dan penyogokan terhadap William, tetapi juga berkaitan dengan Selir Terhormat.Selama dua tahun sejak menjadi letnan jenderal, Sandi telah meraup sejumlah besar harta. Separuhnya digunakan untuk menyogok William, separuhnya lagi dikirim ke Paviliun Dharma Senja.Detail alokasinya tertera pada buku keu
Read more

Bab 124

Yohan mengarahkan tatapan mata dingin pada Sandi yang bersujud di lantai. "Jelaskan baik-baik. Bagaimana Selir Terhormat memerintahkanmu?"Sandi bergegas menjawab,"Kaisar, aku tidak dapat masuk ke istana bagian dalam. Apabila ada arahan, Selir Terhormat selalu menyuruh kasim untuk menyampaikan pesan padaku.""Aku tidak tahu namanya, tapi aku ingat tampangnya. Aku bisa mengenalinya."Yohan memberi perintah dengan suara tegas."Panggil semua kasim di Paviliun Dharma Senja.""Baik!"Selir Terhormat sangat disayangi oleh Kaisar. Totalnya ada 50 kasim di Paviliun Dharma Senja.Mereka memasuki Ruang Kerja Istana per sepuluh orang untuk dikenali oleh Sandi.Ketika kelompok kasim yang ketiga masuk, mata Sandi tiba-tiba berbinar. Dia menunjuk salah seorang kasim dengan penuh semangat."Itu dia! Dia orangnya!"Kasim yang ditunjuk tersentak kaget.Yohan mengernyit."Interogasi!"Hanya satu kata, tetapi sangat mencekam.Terlintas kilatan di mata Nabila saat melihat kasim itu dibawa pergi.Sepuluh
Read more

Bab 125

Nabila merapatkan bibirnya. Tersirat sedikit kedinginan dalam ketenangannya.Inilah kepintaran Selir Terhormat.Melvin memang telah menyogok Karlo untuk mendapatkan jabatan.Oleh karena itu, bahkan jika masalah ini terungkap, Karlo tidaklah berbohong. Karlo juga dapat melemparkan sebagian tanggung jawab kepada Melvin dan dia sang ratu ini.Jika bukan karena Nabila sudah menyuruh orang untuk menyelidiki hal tersebut, tak terpikirkan bahwa dalangnya adalah Selir Terhormat. Selir Terhormat membuat jebakan ini dengan memanfaatkan keinginan Melvin untuk memiliki jabatan.Seketika, Nabila tidak membantah."Mungkin aku kurang mendidiknya dengan baik sehingga adik tiriku ini sewenang-wenang.""Aku akui kesalahanku dan menerima semua hukuman dari Kaisar."Yohan justru tidak menyangka Nabila akan mengakui kesalahan dengan lugas.Akan tetapi, kata "mungkin" terlalu berlebihan, seolah-olah sedang mengeluh.Yohan menatap Nabila dengan ekspresi mata dingin."Pulang ke Istana Rubi dan introspeksi dir
Read more

Bab 126

Sambil menahan luka yang masih sakit, Selir Terhormat pergi ke Ruang Kerja Istana untuk memohon maaf.Yohan menatapnya dengan cuek."Lukamu belum sembuh, istirahat saja di Paviliun Dharma Senja."Mata Selir Terhormat berkaca-kaca."Aku tidak akan bisa tenang kalau tidak datang untuk menjelaskan pada Kaisar.""Sandi memang telah memberikan banyak barang padaku. Aku awalnya tidak mau terima ...."Tebersit kejengkelan dalam tatapan mata Yohan yang dingin."Cukup.""Kasus ini tidak penting.""Kamu tidak perlu menjelaskan apa-apa padaku. Pulang ke Paviliun Dharma Senja dan istirahat. Kamu harus banyak istirahat."Mendengar itu, Selir Terhormat mengira Kaisar tidak akan menyelidiki kasus Sandi lagi, serta mengkhawatirkan kondisinya.Selir Terhormat diam-diam menghela napas lega.Kelihatannya Kaisar tetap sangat peduli padanya.Benar juga. Memangnya kenapa jika selir menerima harta pemberian orang lain?Sebelumnya, Kaisar juga menutup sebelah mata saat mengetahui keluarga selir-selir yang lai
Read more

Bab 127

Melvin dipenjarakan, serta dilarang untuk mengikuti ujian akademi dan dilarang untuk menjabat di pemerintahan. Itu sama seperti merenggut separuh nyawa Lydia.Lydia berlutut di depan Mirna sambil menangis terisak-isak, tidak lagi sombong seperti biasanya."Nyonya, tolonglah Melvin!""Kami sama sekali tidak punya koneksi. Nyonya bisa masuk ke istana dan memohon Yang Mulia Ratu. Kaisar mungkin akan memberikan keringanan demi Yang Mulia .... Nyonya, kumohon!"Hati Mirna luluh, tetapi dia sadar diri.Kasus ini berkaitan dengan pejabat pemerintahan. Ratu harusnya menghindar, bagaimana bisa melibatkan diri dalam masalah?"Lydia, bangun dulu.""Masalah kali ini memang adalah kesalahan Melvin.""Bagaimana bisa Ratu menyelewengkan aturan demi kepentingan pribadi?""Untuk saat ini, sebaiknya utus orang untuk melakukan pendekatan dengan pihak penjara, agar Melvin tidak banyak menderita."Lydia merasa Mirna tidak berempati dengannya.Mirna bisa berkata seperti itu karena Melvin bukan putra kandung
Read more

Bab 128

Pada malam itu, Kaisar mendatangi Paviliun Dharma Senja.Selir Terhormat tampak girang dan menawan. Bekas luka di wajahnya tidak terlihat karena ditutupi bedak, menambahkan sedikit kecantikan dan kepercayaan diri."Kaisar sibuk menangani urusan negara, tapi juga harus banyak istirahat.""Kalau Kaisar sakit, aku akan sakit hati."Yohan menerima lauk yang diambilkan oleh Selir Terhormat dan menoleh padanya."Kamu tidak perlu lakukan ini sendiri. Duduk saja, temani aku makan."Ucapan Yohan penuh perhatian. Itu adalah kelembutan yang sangat langka dari seorang kaisar dengan sifat dingin.Hati Selir Terhormat seolah-olah dilapisi madu. Napasnya pun terasa manis."Aku bersedia melayani Kaisar."Sejak perjamuan sambutan, ini adalah pertama kalinya Kaisar datang.Usai makan malam, Yohan berkata,"Aku bermalam di Paviliun Dharma Senja hari ini."Selir Terhormat kegirangan dan segera menyuruh Cristal merapikan tempat tidur.Dalam dua hari berikutnya, Kaisar selalu datang ke Paviliun Dharma Senja
Read more

Bab 129

Pada siang hari, angin kencang bertiup, awan gelap bertengger di atas Paviliun Dharma Senja. Fenomena itu membuat orang merasa tertekan dan sesak napas.Selir Terhormat tersiksa oleh sakit kepala, tetapi tidak ada obat yang dapat meredakan rasa sakitnya.Selir Terhormat berbaring di ranjang dan terus merintih.Untungnya, rasa sakit kepala berkurang setelah beberapa saat. Akan tetapi, Selir Terhormat sangat tidak enak badan karena rasa gerah di hatinya yang tidak berdasar.Selir Terhormat sampai tidak berminat menonton pertunjukan opera.Para dayang menonton dengan penuh semangat.Jika majikan berjaya, pelayan pun akan memperoleh kemakmuran.Di Istana Rubi, Soraya mulai mengeluh lagi."Orang-orang di Paviliun Dharma Senja sedang menonton pertunjukan opera, tapi kita malah mencabut rumput dan bekerja di sini. Kalau diceritakan, siapa yang percaya kita adalah pelayan Yang Mulia Ratu?"Tidak hanya di Istana Rubi, selir dan pelayan di istana lain juga iri terhadap Paviliun Dharma Senja.Sel
Read more

Bab 130

Tak terpikir oleh Selir Terhormat bahwa Kaisar menyelidikinya selama ini.Bukankah Kaisar sangat menyayanginya dalam beberapa hari terakhir?Kaisar bahkan memanggil rombongan pemain opera ke dalam istana untuknya hari ini."Kaisar, aku ...." Selir Terhormat ingin berbicara, tetapi suaranya tersendat.Selir Terhormat melihat ekspresi pria itu yang sangat amat dingin.Kaisar sudah menemukan semua bukti. Jika dia terus menyangkal, itu hanya akan membuat Kaisar lebih jengkel dan kecewa.Selain itu, hal ini terlalu mendadak, seperti jatuh dari surga ke neraka. Dia sama sekali tidak sempat untuk memikirkan solusi.Nabila bersoja kepada Yohan."Kaisar, sudah terbukti bahwa Selir Terhormat bersekongkol dengan duta kerajaan lain.""Tapi dia adalah selir kesayangan Kaisar. Hal ini akan menggoyahkan kepercayaan tentara kalau sampai tersebar. Oleh karena itu, aku sarankan untuk mencari alasan dan mengusirnya ke Istana Pengasingan."Sebelum kebenaran dari kasus Nadine terungkap, dia tidak akan memb
Read more
PREV
1
...
1112131415
...
23
DMCA.com Protection Status