All Chapters of Aduh Jenderal Tak Tahan: Chapter 141 - Chapter 150

223 Chapters

Bab 141

Kabar bahwa Kaisar pergi ke Istana Tenteram untuk membela Selir Cindy sudah menyebar ke seluruh istana dalam waktu kurang dari sehari.Ibu Suri sangat cemas."Kaisar masih tidak bisa melupakan Cindy?"Bibi Asih berujar dengan khawatir,"Dengar-dengar, Kaisar pergi ke Istana Tenteram karena Yang Mulia Ratu pergi ke sana untuk mencari masalah dengan Selir Cindy.""Kaisar memarahi Ratu di depan orang banyak dan melarangnya pergi ke Istana Tenteram lagi.""Ibu Suri, Selir Cindy pandai menggunakan taktik. Takutnya Selir Cindy akan kembali berjaya tak lama lagi."Ibu Suri menyeletuk, "Ratu juga, buat apa pergi mengganggu Cindy? Bukannya ini memberi kesempatan pada Cindy?"Selir-selir yang awalnya ingin menyulitkan Cindy juga diam-diam mengurungkan niat mereka setelah mendengar tentang perbuatan Kaisar.Seperti Bibi Asih, selir-selir lain juga menduga Selir Cindy akan kembali berjaya cepat atau lambat. Mereka tidak boleh bermusuhan dengannya.Di Paviliun Flamboyan.Dayang Wanda sangat kebingu
Read more

Bab 142

Separuh pakaian Yohan sudah dibuka, tetapi wanita itu menyuruhnya untuk menunggu?Tunggu apa?Nabila berkata lagi,"Cari tempat yang tidak akan diganggu. Aku butuh dua hari untuk membuang semua racunmu sekaligus."Tatapan mata Yohan menjadi dingin."Kamu pernah bilang membuang semua racun sekaligus akan merusak kesehatan orang yang terkena racun."Yohan curiga wanita itu ingin membunuhnya.Nabila menjawab dengan tenang,"Aku sudah temukan caranya.""Kalau kamu khawatir, suruh orang awasi saja."Yohan menatap lurus pada mata wanita itu.Mata wanita itu tenang tak beriak, suram, dan tidak berperasaan.Akan tetapi, juga tidak ada kelicikan atau kejahatan. Hanya ada kepriadilan.Hal yang paling penting adalah wanita itu terkena Racun Samar. Jika dia mati, wanita itu juga akan mati karena tidak mendapatkan obat penangkal.Selain itu, Yohan ingin segera terbebas dari racun itu. Jika tidak, dia harus menanggung penderitaan yang sangat amat menyiksa setiap kali racun itu kambuh.Yohan bukan pe
Read more

Bab 143

Nabila sering kali berada dalam lingkungan ekstrem sehingga keperluan ekskresi bukan masalah yang sulit baginya.Jangan minum terlalu banyak air dan tahan saja.Tak disangka, kaisar yang hidup dalam kemakmuran juga dapat bertahan.Saat pasir dalam jam pasir berkurang separuh, pria yang duduk bersila di atas ranjang giok tiba-tiba membuka mata. Matanya yang tajam bertemu dengan mata Nabila."Kenapa kamu melihatku?"Yohan dapat merasakan bahwa Nabila sedang melihatnya.Nabila langsung bertanya,"Apa kamu tidak punya kebutuhan?"Kebutuhan?Nabila dapat bertanya dengan lebih berani!Yohan tidak menjawab. Ekspresinya langsung menjadi sedingin es. Matanya yang gelap juga penuh keagresifan.Nabila tidak merasa ada yang aneh dengan pertanyaannya. Itu sudah cukup halus.Reaksi Yohan justru aneh.Kebutuhan makan dan eksresi adalah kebutuhan manusia yang normal.Mungkin kaisar membedakan dirinya dengan orang awam.Nabila dengan acuh tak acuh melirik selangkangan Yohan."Tidak baik kalau ditahan t
Read more

Bab 144

Nabila terjatuh di atas ranjang giok. Pria yang awalnya berbaring di sana sedang menindih Nabila. Dia menahan bahu Nabila dengan tangan yang kekar dan mencondongkan tubuh ke depan. Mata yang seperti harimau buas melirik tubuh Nabila, ingin memakannya.Mata Nabila membelalak. Dia langsung menusukkan jarum terakhir.Lalu, Nabila menggunakan dua tangan untuk mendorong dada pria itu yang terus mendekat, tetapi harus menghindari jarum-jarum perak.Bibir tipis pria itu nyaris menempel dengan wajah Nabila, dengan pelan menggesek pipi dan telinga Nabila.Napas yang hangat seperti musim panas berembus ke leher Nabila."Mantra Menenangkan Hati, aku lupa ...."Dengan tatapan mata sedingin es, Nabila mengingatkannya."Ulangi setelah aku."Yohan menguatkan diri untuk membacakan mantra. Khasiatnya muncul secara bertahap.Mata Yohan yang berapi-api saat melihat Nabila mulai mereda.Baru pada saat itu, Yohan menyadari perbuatannya. Dia buru-buru bangun, duduk bersila, dan menenangkan diri.Setelahnya,
Read more

Bab 145

Ketika tangan Yohan hendak menyentuh topeng kulit Nabila, sebatang jarum perak menodongi dada Yohan.Tatapan mata Nabila dingin."Terlalu ingin tahu bisa mati."Bibir tipis Yohan tertutup rapat.Lalu, Yohan menarik kembali tangannya.Nabila juga menyimpan jarum perak yang dia pegang.Keduanya kembali rukun.Mekanisme diaktifkan.Melihat Kaisar masih hidup, hati Dafka yang cemas menjadi lega.Adapun penyergap wanita itu, akan lebih aman jika ditangkap.Mumpung wanita itu sedang lemah, bunuh dia!Dafka langsung menghunus pedang.Alhasil, Kaisar memberi perintah,"Biarkan dia pergi."...Larut malam.Di Istana Rubi.Sifa menjalani dua hari ini dalam kegelisahan. Sampai ketika melihat Ratu pulang, dia baru sedikit lebih lega.Akan tetapi, Sifa mendapati Ratu sepertinya menderita cedera serius!"Yang Mulia ...."Nabila menyeret tubuhnya yang lemas, memegang pinggir meja dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain memegang kerah bajunya."Jaga di luar."Tenggorokan Nabila seperti terbakar
Read more

Bab 146

Di Balai Pemerintahan, pejabat dari dua negara bersilat lidah.Ulfa berkata dengan tegas,"Kaisar Yohan, Joka telah membunuh banyak warga yang tidak bersalah dari Kerajaan Lesse kami. Meminta ganti rugi bertujuan untuk menenangkan mereka. Menyuruh Joka pergi memohon maaf juga bertujuan untuk memberi penghiburan kepada seluruh rakyat Kerajaan Lesse, serta mendorong perundingan perdamaian dan pembentukan aliansi antar dua negara kita.""Kalau Negara Naki enggan memberikan kompensasi, sekalipun aku bersedia menandatangani surat perjanjian perdamaian, ratusan ribu prajurit Kerajaan Lesse tidak akan setuju. Masyarakat Kerajaan lesse tidak akan setuju. Semua arwah yang mati dengan tak berdosa juga tidak akan setuju!"Pejabat Negara Naki langsung membantah."Peperangan antar dua negara pasti akan menelan korban luka dan jiwa! Selain itu, prajurit negara kami tidak pernah membantai rakyat Kerajaan Lesse yang tidak berdaya untuk melawan diri. Bagaimana bisa disebut mati dengan tak berdosa? Baga
Read more

Bab 147

Di Ruang Kerja Istana.Yohan berpakaian polos, berbeda dengan Nabila yang berpakaian dengan anggun selaku ratu.Nabila berlutut di lantai sambil memegang setumpuk surat pengakuan."Kaisar, aku ingin melakukan banding kasus!"Hanya Dafka yang melayani di dalam ruangan.Dafka mengambilkan semua surat pengakuan itu untuk Kaisar.Yohan membaca satu per satu. Baru selesai membaca surat pengakuan pertama, ekspresinya langsung menjadi suram, seperti cuaca saat badai."Ratu! Apa kamu mengenali apa yang tertulis di sini?"Nabila menundukkan pandangan mata dengan hormat."Ya. Yang sedang Kaisar baca adalah pengakuan awal bandit hutan, kebenaran yang tidak ditutup-tutupi.""Itu adalah apa yang sebenarnya terjadi setelah aku diculik."Seketika, mata Yohan membelalak."Dayang senior di istana sudah mengecek keperawananmu."Nadine jelas masih perawan. Mengapa tertulis pada surat pengakuan itu bahwa Nadine sudah dilecehkan setelah ditangkap?Nabila berterus terang."Aku mengonsumsi obat terlarang dar
Read more

Bab 148

Nabila tidak langsung memberitahukan siapa saksi mata itu, melainkan menceritakan seluk-beluknya dengan tenang."Usai pertandingan polo, Tejo Hutomo diketahui sebagai pelaku sebenarnya yang membuat dua nyonya jatuh dari kuda. Pada kenyataannya, Tejo diperintahkan oleh Cindy untuk mencelakai Selir Jihan. Setelah Tejo tertangkap, Cindy takut Tejo akan menunjuknya, maka Cindy mengutus dayang yang bernama Zahra untuk membunuh Tejo ...."Yohan mengernyit karena jengkel dan menyela dengan suara tegas."Apa yang ingin kamu katakan?"Dari apa yang dia ketahui, Tejo dan Dayang Zahra itu sudah mati.Mungkinkah mereka dapat bangkit dari kematian dan menjadi saksi Nadine?Nabila menjawab dengan tenang,"Kaisar, mohon dengarkan dulu. Zahra tidak mati pada malam itu. Aku diam-diam mengirimnya ke luar istana untuk diobati. Sekarang, dia bisa bersaksi dan menunjuk Cindy."Yohan seperti sedang menahan sesuatu. Ekspresi yang tenang justru terkesan aneh.Benar-benar "bangkit dari kematian"!Yohan tidak m
Read more

Bab 149

Walau sedang berlutut, badan Cindy tetap tegak, sama sekali tidak seperti orang yang bersalah.Dimas menatap Cindy dengan penuh kebencian."Kaisar, kakakku, Qairun, bekerja untuk Selir Utama. Kakakku menuliskan catatan itu agar memiliki jalan hidup!""Tak disangka Selir Utama begitu kejam, bahkan membunuh kami sekeluarga demi menjaga rahasia itu. Sekarang, hanya aku yang masih hidup .... Aku diselamatkan oleh orang yang berbaik hati.""Mereka sibuk membakar rumah, tidak memperhatikan aku yang diam-diam merangkak keluar ...."Dayang Zahra berujar,"Kaisar, Selir Terhormat-lah yang menyuruh hamba membunuh Tejo Hutomo!"Hanya dengan pengakuan mereka, masih ada beberapa keraguan.Misalnya, bagaimana Dimas memastikan orang-orang yang membunuh keluarganya adalah utusan Cindy?Oleh karena itu, pengakuan Cristal sangat penting."Nyonya takut keluarga Qairun mengetahui hal-hal itu, maka Nyonya menyuruh hamba mencari cara untuk membunuh seluruh keluarga Qairun. Adapun bandit hutan yang menculik
Read more

Bab 150

Nabila menjawab dengan tenang,"Kaisar mementingkan reputasi keluarga kekaisaran, aku juga tidak ingin digosipi orang-orang. Jadi, Kaisar hanya perlu mengumumkan semua kejahatan Cindy. Detail tentang identitas korban dan kronologinya dapat dihilangkan."Dengan demikian, semua perbuatan kejahatan Cindy tetap akan terekspos.Yohan melihat Nabila dengan tatapan mata tegas."Pikiranmu sangat cermat.""Kalau aku tidak melakukannya, apa yang akan kamu lakukan? Menyebarkan salinan dari semua surat pengakuan itu ke seluruh kota?"Nabila menundukkan pandangan mata."Aku juga tidak ingin begitu kalau bukan karena terpaksa.""Kalau Kaisar sendiri yang mengumumkan kejahatan Cindy, detailnya dapat dihilangkan. Tapi kalau aku, aku akan mengumumkan seluruh detailnya tanpa gentar."Perasaan saat diancam sungguh tidak nyaman.Apalagi Yohan adalah seorang kaisar.Yohan langsung berdiri. Sekujur tubuhnya memancarkan aura penekanan sehingga ruangan itu penuh keagresifan. Ditambah dengan ekspresi Yohan, ra
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
23
DMCA.com Protection Status