Separuh pakaian Yohan sudah dibuka, tetapi wanita itu menyuruhnya untuk menunggu?Tunggu apa?Nabila berkata lagi,"Cari tempat yang tidak akan diganggu. Aku butuh dua hari untuk membuang semua racunmu sekaligus."Tatapan mata Yohan menjadi dingin."Kamu pernah bilang membuang semua racun sekaligus akan merusak kesehatan orang yang terkena racun."Yohan curiga wanita itu ingin membunuhnya.Nabila menjawab dengan tenang,"Aku sudah temukan caranya.""Kalau kamu khawatir, suruh orang awasi saja."Yohan menatap lurus pada mata wanita itu.Mata wanita itu tenang tak beriak, suram, dan tidak berperasaan.Akan tetapi, juga tidak ada kelicikan atau kejahatan. Hanya ada kepriadilan.Hal yang paling penting adalah wanita itu terkena Racun Samar. Jika dia mati, wanita itu juga akan mati karena tidak mendapatkan obat penangkal.Selain itu, Yohan ingin segera terbebas dari racun itu. Jika tidak, dia harus menanggung penderitaan yang sangat amat menyiksa setiap kali racun itu kambuh.Yohan bukan pe
Nabila sering kali berada dalam lingkungan ekstrem sehingga keperluan ekskresi bukan masalah yang sulit baginya.Jangan minum terlalu banyak air dan tahan saja.Tak disangka, kaisar yang hidup dalam kemakmuran juga dapat bertahan.Saat pasir dalam jam pasir berkurang separuh, pria yang duduk bersila di atas ranjang giok tiba-tiba membuka mata. Matanya yang tajam bertemu dengan mata Nabila."Kenapa kamu melihatku?"Yohan dapat merasakan bahwa Nabila sedang melihatnya.Nabila langsung bertanya,"Apa kamu tidak punya kebutuhan?"Kebutuhan?Nabila dapat bertanya dengan lebih berani!Yohan tidak menjawab. Ekspresinya langsung menjadi sedingin es. Matanya yang gelap juga penuh keagresifan.Nabila tidak merasa ada yang aneh dengan pertanyaannya. Itu sudah cukup halus.Reaksi Yohan justru aneh.Kebutuhan makan dan eksresi adalah kebutuhan manusia yang normal.Mungkin kaisar membedakan dirinya dengan orang awam.Nabila dengan acuh tak acuh melirik selangkangan Yohan."Tidak baik kalau ditahan t
Nabila terjatuh di atas ranjang giok. Pria yang awalnya berbaring di sana sedang menindih Nabila. Dia menahan bahu Nabila dengan tangan yang kekar dan mencondongkan tubuh ke depan. Mata yang seperti harimau buas melirik tubuh Nabila, ingin memakannya.Mata Nabila membelalak. Dia langsung menusukkan jarum terakhir.Lalu, Nabila menggunakan dua tangan untuk mendorong dada pria itu yang terus mendekat, tetapi harus menghindari jarum-jarum perak.Bibir tipis pria itu nyaris menempel dengan wajah Nabila, dengan pelan menggesek pipi dan telinga Nabila.Napas yang hangat seperti musim panas berembus ke leher Nabila."Mantra Menenangkan Hati, aku lupa ...."Dengan tatapan mata sedingin es, Nabila mengingatkannya."Ulangi setelah aku."Yohan menguatkan diri untuk membacakan mantra. Khasiatnya muncul secara bertahap.Mata Yohan yang berapi-api saat melihat Nabila mulai mereda.Baru pada saat itu, Yohan menyadari perbuatannya. Dia buru-buru bangun, duduk bersila, dan menenangkan diri.Setelahnya,
Ketika tangan Yohan hendak menyentuh topeng kulit Nabila, sebatang jarum perak menodongi dada Yohan.Tatapan mata Nabila dingin."Terlalu ingin tahu bisa mati."Bibir tipis Yohan tertutup rapat.Lalu, Yohan menarik kembali tangannya.Nabila juga menyimpan jarum perak yang dia pegang.Keduanya kembali rukun.Mekanisme diaktifkan.Melihat Kaisar masih hidup, hati Dafka yang cemas menjadi lega.Adapun penyergap wanita itu, akan lebih aman jika ditangkap.Mumpung wanita itu sedang lemah, bunuh dia!Dafka langsung menghunus pedang.Alhasil, Kaisar memberi perintah,"Biarkan dia pergi."...Larut malam.Di Istana Rubi.Sifa menjalani dua hari ini dalam kegelisahan. Sampai ketika melihat Ratu pulang, dia baru sedikit lebih lega.Akan tetapi, Sifa mendapati Ratu sepertinya menderita cedera serius!"Yang Mulia ...."Nabila menyeret tubuhnya yang lemas, memegang pinggir meja dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain memegang kerah bajunya."Jaga di luar."Tenggorokan Nabila seperti terbakar
Di Balai Pemerintahan, pejabat dari dua negara bersilat lidah.Ulfa berkata dengan tegas,"Kaisar Yohan, Joka telah membunuh banyak warga yang tidak bersalah dari Kerajaan Lesse kami. Meminta ganti rugi bertujuan untuk menenangkan mereka. Menyuruh Joka pergi memohon maaf juga bertujuan untuk memberi penghiburan kepada seluruh rakyat Kerajaan Lesse, serta mendorong perundingan perdamaian dan pembentukan aliansi antar dua negara kita.""Kalau Negara Naki enggan memberikan kompensasi, sekalipun aku bersedia menandatangani surat perjanjian perdamaian, ratusan ribu prajurit Kerajaan Lesse tidak akan setuju. Masyarakat Kerajaan lesse tidak akan setuju. Semua arwah yang mati dengan tak berdosa juga tidak akan setuju!"Pejabat Negara Naki langsung membantah."Peperangan antar dua negara pasti akan menelan korban luka dan jiwa! Selain itu, prajurit negara kami tidak pernah membantai rakyat Kerajaan Lesse yang tidak berdaya untuk melawan diri. Bagaimana bisa disebut mati dengan tak berdosa? Baga
Di Ruang Kerja Istana.Yohan berpakaian polos, berbeda dengan Nabila yang berpakaian dengan anggun selaku ratu.Nabila berlutut di lantai sambil memegang setumpuk surat pengakuan."Kaisar, aku ingin melakukan banding kasus!"Hanya Dafka yang melayani di dalam ruangan.Dafka mengambilkan semua surat pengakuan itu untuk Kaisar.Yohan membaca satu per satu. Baru selesai membaca surat pengakuan pertama, ekspresinya langsung menjadi suram, seperti cuaca saat badai."Ratu! Apa kamu mengenali apa yang tertulis di sini?"Nabila menundukkan pandangan mata dengan hormat."Ya. Yang sedang Kaisar baca adalah pengakuan awal bandit hutan, kebenaran yang tidak ditutup-tutupi.""Itu adalah apa yang sebenarnya terjadi setelah aku diculik."Seketika, mata Yohan membelalak."Dayang senior di istana sudah mengecek keperawananmu."Nadine jelas masih perawan. Mengapa tertulis pada surat pengakuan itu bahwa Nadine sudah dilecehkan setelah ditangkap?Nabila berterus terang."Aku mengonsumsi obat terlarang dar
Nabila tidak langsung memberitahukan siapa saksi mata itu, melainkan menceritakan seluk-beluknya dengan tenang."Usai pertandingan polo, Tejo Hutomo diketahui sebagai pelaku sebenarnya yang membuat dua nyonya jatuh dari kuda. Pada kenyataannya, Tejo diperintahkan oleh Cindy untuk mencelakai Selir Jihan. Setelah Tejo tertangkap, Cindy takut Tejo akan menunjuknya, maka Cindy mengutus dayang yang bernama Zahra untuk membunuh Tejo ...."Yohan mengernyit karena jengkel dan menyela dengan suara tegas."Apa yang ingin kamu katakan?"Dari apa yang dia ketahui, Tejo dan Dayang Zahra itu sudah mati.Mungkinkah mereka dapat bangkit dari kematian dan menjadi saksi Nadine?Nabila menjawab dengan tenang,"Kaisar, mohon dengarkan dulu. Zahra tidak mati pada malam itu. Aku diam-diam mengirimnya ke luar istana untuk diobati. Sekarang, dia bisa bersaksi dan menunjuk Cindy."Yohan seperti sedang menahan sesuatu. Ekspresi yang tenang justru terkesan aneh.Benar-benar "bangkit dari kematian"!Yohan tidak m
Walau sedang berlutut, badan Cindy tetap tegak, sama sekali tidak seperti orang yang bersalah.Dimas menatap Cindy dengan penuh kebencian."Kaisar, kakakku, Qairun, bekerja untuk Selir Utama. Kakakku menuliskan catatan itu agar memiliki jalan hidup!""Tak disangka Selir Utama begitu kejam, bahkan membunuh kami sekeluarga demi menjaga rahasia itu. Sekarang, hanya aku yang masih hidup .... Aku diselamatkan oleh orang yang berbaik hati.""Mereka sibuk membakar rumah, tidak memperhatikan aku yang diam-diam merangkak keluar ...."Dayang Zahra berujar,"Kaisar, Selir Terhormat-lah yang menyuruh hamba membunuh Tejo Hutomo!"Hanya dengan pengakuan mereka, masih ada beberapa keraguan.Misalnya, bagaimana Dimas memastikan orang-orang yang membunuh keluarganya adalah utusan Cindy?Oleh karena itu, pengakuan Cristal sangat penting."Nyonya takut keluarga Qairun mengetahui hal-hal itu, maka Nyonya menyuruh hamba mencari cara untuk membunuh seluruh keluarga Qairun. Adapun bandit hutan yang menculik
Tidak lama kemudian, tabib militer itu ditarik ke hadapan Nabila.Dia terluka dan berlutut di tanah sambil menggigil, tidak berani mendongak."Yang Mulia Ratu, aku telah difitnah!"Nabila menghunus pedang dan mengarahkannya ke leher tabib itu, memaksanya mendongak dengan keringat dingin mengucur di wajah."Yang Mulia ...."Dia terlihat tidak bersalah dan matanya berkaca-kaca.Tidak ada emosi lain di wajah Nabila dan tidak terlihat mengintimidasi."Ada berapa banyak mata-mata di Perkemahan Timur ini."Tabib itu menggelengkan kepalanya."Aku tidak tahu, aku takut ... ah!"Sebelum dia selesai berbicara, salah satu telinganya dipotong.Telinganya yang berdarah jatuh ke tanah, membuatnya mengejang kesakitan."Yang Mulia, ampuni aku, aku benar-benar tidak tahu! Mata-mata atau racun apa, semua itu tidak ada hubungannya denganku ...."Sorot mata Nabila dingin."Masih tidak mengerti bahasa manusia? Kalau begitu telinga yang lain tidak perlu ada lagi."Dia hendak mengayunkan pedangnya, tetapi ta
Nabila curiga ada sesuatu yang mencurigakan tentang kematian Jefry dan sengaja bertanya di depan semua orang untuk memancing pelaku itu keluar.Semalam Stefano dan yang lainnya tinggal di luar tenda tempat mayat ditempatkan, jadi mereka tahu persis siapa saja yang keluar masuk.Ada prajurit yang menjaga tenda di luar. Dua anak dan istri dari Keluarga Gulan telah masuk. Tidak lama setelah mereka pergi, Maynard masuk.Setelah itu, putra sulung dan putra bungsu dari Keluarga Gulan juga pasuk secara terpisah.Selama ini juga ada tabib militer.Jerry menyimpulkan dalam satu kalimat, "Dengan kata lain, lima orang tersebut punya kesempatan untuk mendekati mayat dan mengutak-atiknya!"Setelah mendengar ini, Nyonya Casella merasa terhina dan langsung membantahnya dengan kesal."Bukan aku! Mana mungkin aku membunuh suamiku!? Apa untungnya bagiku kalau suamiku terbunuh!?"Dia berbalik dan menuding Maynard, "Maynard adalah tersangka terbesar! Dia tidak mau menjadi bawahan suamiku dan ingin mendapa
Nyonya Casella tidak setuju dengan otopsi dan putra tertua Keluarga Gulan juga marah."Tidak! Ayahku sangat menderita selama hidupnya dan masih dicambuk setelah kematiannya, jangan sakiti dia lagi!"Putra bungsunya juga ikut menimpali, "Yang Mulia Ratu, biarkan tubuh ayahku tetap utuh! Ayahku sangat menyedihkan!"Maynard juga ragu dan bertanya pada tabib itu."Apakah sesuatu akan terungkap dengan otopsi?"Tabib itu berkata terus terang, "Belum tentu.""Karena tidak pasti, jangan membedah mayatnya lagi!" teriak Nyonya Casella.Semua orang menatap Nabila.Nabila menatap mayat Jefry yang ditutupi kain putih yang juga ditatap semua orang.Jerry agak khawatir.Kalau Yang Mulia Ratu memaksakan otopsi demi kebenaran, tidak akan masalah kalau memang mengetahui sesuatu. Kalau tidak ada yang ditemukan, pasti akan menimbulkan ketidakpuasan dari Keluarga Gulan. Ini benar-benar rumit.Lebih baik lupakan saja.Dengan begini, Jenderal Jefry tewas di tangan musuh dan dia kurang lebih dianggap sebagai
Nyonya Casella mendongak dan menatap Nabila dengan air mata masih membasahi pipi, sorot matanya dipenuhi keterkejutan."Otopsi? Ratu, untuk apa melakukan itu?"Kedua putranya juga cukup terkejut dan saling memandang.Wakil Jenderal Maynard bertanya dengan berani mewakili semua prajurit."Yang Mulia, apa kamu merasa ada yang mencurigakan dengan kematian Jenderal Jefry?"Hanya kalau curiga Jefry meninggal secara tidak wajar, mayat akan dilakukan otopsi yang biasanya menjadi salah satu cara pemerintah menangani kasus.Oleh karena itu, Nabila mengusulkan otopsi dan Maynard tanpa sadar berpikir lebih jauh.Nabila menatap semua orang yang menunjukkan ekspresi berbeda dengan tenang."Aku telah bertarung melawan Bill dan juga mengetahui kemampuan Jenderal Jefry.""Kalau satu lawan satu, Jenderal Jefry tidak akan kalah begitu saja.""Makanya otopsi harus dilakukan."Tidak boleh ada yang luput dari pengamatannya.Terutama di perkemahan militer ini.Jefry adalah seorang jenderal baik yang mengabd
Di luar Kota Silu, pasukan musuh melarikan diri ke segala arah.Di dalam Kota Silu, genderang perang Pasukan Naki ditabuh.Bola api habis, cahaya api padam dan cahaya bulan serta bintang terlihat sangat terang, menyinari tubuh Nabila hingga membuat sosoknya yang ramping menjulang tinggi.Setelah Pasukan Sekutu Empat Kerajaan yang dipimpin oleh Kerajaan Miria mundur, dia duduk di atas batu dengan lelah, punggungnya agak membungkuk dan darah mengalir di jari-jarinya.Lengannya terluka karena kapak ganda, tetapi tidak ada yang bisa melihatnya.Bagaimanapun, ini semua hanyalah luka ringan baginya.Setelah hari ini, Pasukan Sekutu Empat Kerajaan tidak akan berani menyerang sesuka hati. Inilah yang lebih penting."Yang Mulia, apakah kamu baik-baik saja?" Prajurit yang bertugas membuat tali datang dengan khawatir.Nabila menyembunyikan tangannya yang berdarah dan berkata dengan tenang."Ya."Dia mendongak dan melihat mayat prajurit musuh dengan tatapan acuh tak acuh....Garnisun Pasukan Seku
Prajurit musuh memindahkan mayat Jefry ke ruang terbuka, mayatnya dipenuhi bekas cambuk dan tidak ada pakaian menutupi tubuhnya.Melihat adegan seperti itu, para prajurit Negara Naki sangat marah.Sudah membunuh orang dan masih mencambuk mayatnya, benar-benar keji.Di menara kota, dua prajurit Negara Naki diturunkan. Mereka mengambil pakaian Jenderal Jefry dan mengenakannya padanya dengan sorot mata penuh kesedihan.Darren menatap Nabila dengan tajam."Yang Mulia Ratu, mungkin anak di dalam perutmu sudah lama meninggal!"Kalau tidak, mana mungkin dia masih baik-baik saja setelah bertarung sampai saat ini?Darren mengira dia pintar.Dia tidak tahu Nabila sama sekali tidak hamil.Setelah mayat Jefry dibawa ke menara, Darren melihat mayat bawahannya sendiri.Dia benar-benar tidak bisa menahan dendam ini.Setelah dipikir-pikir, untung saja kerugian bisa dihentikan tepat waktu.Sekarang hanya 150 orang yang tewas.Negara Naki terus berkata bahwa dia ingin membangun menara mayat, tetapi tida
Darren tidak pernah menyangka orang di hadapannya yang membunuh 50 prajuritnya dan salah satu jenderal yang kuat adalah Joka.Joka yang baru berusia 17 tahun memimpin pasukannya untuk membunuh 20 ribu pasukan musuh dalam Pertempuran Kota Heisun dan membangun sebuah istana untuk menakuti musuh yang datang dari segala arah.Orang ini sangat menakutkan.Pupil mata Darren tiba-tiba menyusut.Para jenderal dari tiga kerajaan lainnya juga tercengang dan ketakutan.Karena itu Joka, pantas saja dia bisa membunuh begitu banyak orang.Bukankah hari ini Negara Naki akan membangun menara mayat?Mereka mulai membujuk."Jenderal Darren! Kita tidak bisa bertarung lagi! Lawan kita adalah Joka dan orang kita mati sia-sia!""Joka, kenapa bisa Joka!? Jenderal Darren, kita tidak boleh membiarkan Negara Naki menghancurkan kita!"Sorot mata Darren sangat muram."Tantangan telah diterima, bagaimana kita bisa kembali di tengah jalan!? Teruslah bertarung! Aku tidak percaya dia bisa terus menang dengan begitu b
Kapak merupakan senjata yang ampuh, tetapi lengkungan bilah kapak mudah melemahkan kekuatan kapak, sedangkan ujung tajam tombak bisa menembus pertahanan kapak.Itulah sebabnya ada pepatah "tombak bisa mengalahkan kapak".Siapa pun yang mahir dalam tombak mengetahui hal ini.Wajah Darren agak memucat.Jadi dari mana asal Mayor Jenderal yang diutus oleh Negara Naki?Nabila menggenggam tombak dan menunggu lawannya mendekat sebelum langsung menyerang.Bill merasakan aliran udara yang kuat dan segera menggunakan kapaknya. Dia memegang kapak di tangan kirinya untuk bertahan dan tangan kanan untuk menyerang.Kadang mengayun, menebas, menusuk dan menyapu. Kedua kapak ini sangat ganas dan mematikan dalam setiap gerakan.Akan tetapi, keahlian tombak Nabila jauh lebih sulit untuk diprediksi.Keduanya bertarung bolak-balik selama belasan putaran dan orang-orang di sebelah terpana.Di pihak prajurit Kerajaan Miria, raut wajah Darren sangat jelek.Jarang sekali ada orang yang bisa menyaingi kapak ga
Darren mencondongkan tubuh ke depan dan menjulurkan lehernya untuk melihat prajurit Negara Naki yang datang bertempur.Orang ini tidak kekar dan terlihat masih muda. Sepertinya dia bukan Maynard si Wakil Jenderal Negara Naki.Bocah bau kencur dari mana ini? Beraninya dia datang dalam pertempuran membangun menara mayat?Heh!Konyol!Darren duduk bersandar dengan mata menyipit, tatapannya penuh penghinaan dan kesombongan karena memiliki rencana.Dia telah menyuruh mata-mata untuk memeriksa di perbatasan timur Negara Naki, selain Jefry, hanya Maynard yang bisa dianggap sebagai ancaman.Karena bukan Maynard yang bertempur, mustahil Negara Naki bisa membangun menara mayat.Darren menatap semua orang di bawah, yaitu seratus prajurit yang dia pilih dengan cermat kemarin."Siapa pun yang membunuh orang Naki akan menerima hadiah seratus tahil."Para prajurit memegang tombak dan melihat ke depan, mata mereka berbinar dan suara mereka nyaring."Bunuh! Bunuh! Bunuh!"Mata Nabila di balik topeng it