Kabar bahwa Kaisar pergi ke Istana Tenteram untuk membela Selir Cindy sudah menyebar ke seluruh istana dalam waktu kurang dari sehari.Ibu Suri sangat cemas."Kaisar masih tidak bisa melupakan Cindy?"Bibi Asih berujar dengan khawatir,"Dengar-dengar, Kaisar pergi ke Istana Tenteram karena Yang Mulia Ratu pergi ke sana untuk mencari masalah dengan Selir Cindy.""Kaisar memarahi Ratu di depan orang banyak dan melarangnya pergi ke Istana Tenteram lagi.""Ibu Suri, Selir Cindy pandai menggunakan taktik. Takutnya Selir Cindy akan kembali berjaya tak lama lagi."Ibu Suri menyeletuk, "Ratu juga, buat apa pergi mengganggu Cindy? Bukannya ini memberi kesempatan pada Cindy?"Selir-selir yang awalnya ingin menyulitkan Cindy juga diam-diam mengurungkan niat mereka setelah mendengar tentang perbuatan Kaisar.Seperti Bibi Asih, selir-selir lain juga menduga Selir Cindy akan kembali berjaya cepat atau lambat. Mereka tidak boleh bermusuhan dengannya.Di Paviliun Flamboyan.Dayang Wanda sangat kebingu
Separuh pakaian Yohan sudah dibuka, tetapi wanita itu menyuruhnya untuk menunggu?Tunggu apa?Nabila berkata lagi,"Cari tempat yang tidak akan diganggu. Aku butuh dua hari untuk membuang semua racunmu sekaligus."Tatapan mata Yohan menjadi dingin."Kamu pernah bilang membuang semua racun sekaligus akan merusak kesehatan orang yang terkena racun."Yohan curiga wanita itu ingin membunuhnya.Nabila menjawab dengan tenang,"Aku sudah temukan caranya.""Kalau kamu khawatir, suruh orang awasi saja."Yohan menatap lurus pada mata wanita itu.Mata wanita itu tenang tak beriak, suram, dan tidak berperasaan.Akan tetapi, juga tidak ada kelicikan atau kejahatan. Hanya ada kepriadilan.Hal yang paling penting adalah wanita itu terkena Racun Samar. Jika dia mati, wanita itu juga akan mati karena tidak mendapatkan obat penangkal.Selain itu, Yohan ingin segera terbebas dari racun itu. Jika tidak, dia harus menanggung penderitaan yang sangat amat menyiksa setiap kali racun itu kambuh.Yohan bukan pe
Nabila sering kali berada dalam lingkungan ekstrem sehingga keperluan ekskresi bukan masalah yang sulit baginya.Jangan minum terlalu banyak air dan tahan saja.Tak disangka, kaisar yang hidup dalam kemakmuran juga dapat bertahan.Saat pasir dalam jam pasir berkurang separuh, pria yang duduk bersila di atas ranjang giok tiba-tiba membuka mata. Matanya yang tajam bertemu dengan mata Nabila."Kenapa kamu melihatku?"Yohan dapat merasakan bahwa Nabila sedang melihatnya.Nabila langsung bertanya,"Apa kamu tidak punya kebutuhan?"Kebutuhan?Nabila dapat bertanya dengan lebih berani!Yohan tidak menjawab. Ekspresinya langsung menjadi sedingin es. Matanya yang gelap juga penuh keagresifan.Nabila tidak merasa ada yang aneh dengan pertanyaannya. Itu sudah cukup halus.Reaksi Yohan justru aneh.Kebutuhan makan dan eksresi adalah kebutuhan manusia yang normal.Mungkin kaisar membedakan dirinya dengan orang awam.Nabila dengan acuh tak acuh melirik selangkangan Yohan."Tidak baik kalau ditahan t
Nabila terjatuh di atas ranjang giok. Pria yang awalnya berbaring di sana sedang menindih Nabila. Dia menahan bahu Nabila dengan tangan yang kekar dan mencondongkan tubuh ke depan. Mata yang seperti harimau buas melirik tubuh Nabila, ingin memakannya.Mata Nabila membelalak. Dia langsung menusukkan jarum terakhir.Lalu, Nabila menggunakan dua tangan untuk mendorong dada pria itu yang terus mendekat, tetapi harus menghindari jarum-jarum perak.Bibir tipis pria itu nyaris menempel dengan wajah Nabila, dengan pelan menggesek pipi dan telinga Nabila.Napas yang hangat seperti musim panas berembus ke leher Nabila."Mantra Menenangkan Hati, aku lupa ...."Dengan tatapan mata sedingin es, Nabila mengingatkannya."Ulangi setelah aku."Yohan menguatkan diri untuk membacakan mantra. Khasiatnya muncul secara bertahap.Mata Yohan yang berapi-api saat melihat Nabila mulai mereda.Baru pada saat itu, Yohan menyadari perbuatannya. Dia buru-buru bangun, duduk bersila, dan menenangkan diri.Setelahnya,
Ketika tangan Yohan hendak menyentuh topeng kulit Nabila, sebatang jarum perak menodongi dada Yohan.Tatapan mata Nabila dingin."Terlalu ingin tahu bisa mati."Bibir tipis Yohan tertutup rapat.Lalu, Yohan menarik kembali tangannya.Nabila juga menyimpan jarum perak yang dia pegang.Keduanya kembali rukun.Mekanisme diaktifkan.Melihat Kaisar masih hidup, hati Dafka yang cemas menjadi lega.Adapun penyergap wanita itu, akan lebih aman jika ditangkap.Mumpung wanita itu sedang lemah, bunuh dia!Dafka langsung menghunus pedang.Alhasil, Kaisar memberi perintah,"Biarkan dia pergi."...Larut malam.Di Istana Rubi.Sifa menjalani dua hari ini dalam kegelisahan. Sampai ketika melihat Ratu pulang, dia baru sedikit lebih lega.Akan tetapi, Sifa mendapati Ratu sepertinya menderita cedera serius!"Yang Mulia ...."Nabila menyeret tubuhnya yang lemas, memegang pinggir meja dengan satu tangan, sedangkan tangan yang lain memegang kerah bajunya."Jaga di luar."Tenggorokan Nabila seperti terbakar
Di Balai Pemerintahan, pejabat dari dua negara bersilat lidah.Ulfa berkata dengan tegas,"Kaisar Yohan, Joka telah membunuh banyak warga yang tidak bersalah dari Kerajaan Lesse kami. Meminta ganti rugi bertujuan untuk menenangkan mereka. Menyuruh Joka pergi memohon maaf juga bertujuan untuk memberi penghiburan kepada seluruh rakyat Kerajaan Lesse, serta mendorong perundingan perdamaian dan pembentukan aliansi antar dua negara kita.""Kalau Negara Naki enggan memberikan kompensasi, sekalipun aku bersedia menandatangani surat perjanjian perdamaian, ratusan ribu prajurit Kerajaan Lesse tidak akan setuju. Masyarakat Kerajaan lesse tidak akan setuju. Semua arwah yang mati dengan tak berdosa juga tidak akan setuju!"Pejabat Negara Naki langsung membantah."Peperangan antar dua negara pasti akan menelan korban luka dan jiwa! Selain itu, prajurit negara kami tidak pernah membantai rakyat Kerajaan Lesse yang tidak berdaya untuk melawan diri. Bagaimana bisa disebut mati dengan tak berdosa? Baga
Di Ruang Kerja Istana.Yohan berpakaian polos, berbeda dengan Nabila yang berpakaian dengan anggun selaku ratu.Nabila berlutut di lantai sambil memegang setumpuk surat pengakuan."Kaisar, aku ingin melakukan banding kasus!"Hanya Dafka yang melayani di dalam ruangan.Dafka mengambilkan semua surat pengakuan itu untuk Kaisar.Yohan membaca satu per satu. Baru selesai membaca surat pengakuan pertama, ekspresinya langsung menjadi suram, seperti cuaca saat badai."Ratu! Apa kamu mengenali apa yang tertulis di sini?"Nabila menundukkan pandangan mata dengan hormat."Ya. Yang sedang Kaisar baca adalah pengakuan awal bandit hutan, kebenaran yang tidak ditutup-tutupi.""Itu adalah apa yang sebenarnya terjadi setelah aku diculik."Seketika, mata Yohan membelalak."Dayang senior di istana sudah mengecek keperawananmu."Nadine jelas masih perawan. Mengapa tertulis pada surat pengakuan itu bahwa Nadine sudah dilecehkan setelah ditangkap?Nabila berterus terang."Aku mengonsumsi obat terlarang dar
Nabila tidak langsung memberitahukan siapa saksi mata itu, melainkan menceritakan seluk-beluknya dengan tenang."Usai pertandingan polo, Tejo Hutomo diketahui sebagai pelaku sebenarnya yang membuat dua nyonya jatuh dari kuda. Pada kenyataannya, Tejo diperintahkan oleh Cindy untuk mencelakai Selir Jihan. Setelah Tejo tertangkap, Cindy takut Tejo akan menunjuknya, maka Cindy mengutus dayang yang bernama Zahra untuk membunuh Tejo ...."Yohan mengernyit karena jengkel dan menyela dengan suara tegas."Apa yang ingin kamu katakan?"Dari apa yang dia ketahui, Tejo dan Dayang Zahra itu sudah mati.Mungkinkah mereka dapat bangkit dari kematian dan menjadi saksi Nadine?Nabila menjawab dengan tenang,"Kaisar, mohon dengarkan dulu. Zahra tidak mati pada malam itu. Aku diam-diam mengirimnya ke luar istana untuk diobati. Sekarang, dia bisa bersaksi dan menunjuk Cindy."Yohan seperti sedang menahan sesuatu. Ekspresi yang tenang justru terkesan aneh.Benar-benar "bangkit dari kematian"!Yohan tidak m
Batu gipsum sangat sulit untuk ditemukan sebelum ini, tapi tidak disangka Nabila bisa melihatnya pada saat ini.Nabila segera bertanya."Kenapa kamu bisa punya batu gipsum?"Kenni merasa kebingungan."Guru, kenapa Anda juga tahu tentang batu gipsum?""Aku pertama kali bertemu dengan Mayor Jenderal Elsa pada tiga tahun yang lalu, kemudian mendengar dia sedang membicarakan masalah batu gipsum dengan ayahku. Mayor Jenderal Elsa terlihat sangat menyukai batu ini dan terus membaca buku tentang batu ini.""Ingatanku sangat baik dan aku mengingat hal ini.""Terdapat banyak gunung di kampung halamanku yang bernama Carten, aku mencari batu gipsum di sana di waktu luangku dan aku benar-benar menemukan batu itu pada setahun yang lalu, jadi aku menggunakannya sebagai hadiah untuk guruku ...."Nabila sudah ingin menciptakan senapan bambu yang baru pada tiga tahun yang lalu.Pada saat itu Nabila sudah mengetahui bahwa poin utama dari senapan bambu ini adalah insulasi panasnya, sedangkan benda yang p
Bibir Kenni pecah-pecah dan suaranya sangat serak.Nabila bertatapan dengan tatapan Kenni dan bisa melihat niat membunuh di matanya."Aku kebetulan datang ke sini karena mau berziarah," jelas Nabila.Kenni mengambil sesajen yang diletakkan Nabila dengan tangan yang gemetar karena sudah kelaparan untuk waktu yang lama dan mengembalikannya pada Nabila."Bawa pergi! Ibuku tidak butuh ini!"Nabila mengabaikan penolakannya.Nabila mengeluarkan pedang di pinggangnya.Nabila menebang pohon di dekatnya seiringan dengan beberapa suara retakan di udara dan memotongnya menjadi papan kayu untuk dijadikan sebagai batu nisan.Tidak terdapat gejolak apa pun di dalam mata Kenni saat melihat ini.Sampai Nabila meletakkan papan kayu itu di tanah dan bertanya padanya."Siapa nama ibumu?"Kenni baru bereaksi dan menatapnya dengan tatapan terkejut.Nada bicara Nabila terdengar tenang dan santai, sama sekali tidak terdapat perasaan kasihan yang merendahkan seseorang."Ibumu tidak akan menjadi hantu yang kes
Kenni bereaksi dengan cepat dan hampir bisa menghindari serangan Elsa.Kemudian Elsa kembali menyerangnya.Kenni sehabis melakukan perjalanan yang jauh, dia pasti menderita kelaparan dan kedinginan.Kenni pasti tidak memiliki banyak tenaga pada saat ini.Hanya saja Kenni berhasil menghindari serangan Elsa dengan kondisinya pada saat ini dan juga mencari kesempatan untuk menyerang balik.Tatapan Elsa menggelap.Anak ini lebih hebat dibanding dugaannya.Elsa pura-pura menyerang bagian bawah tubuh Kenni dan tiba-tiba bergerak ke belakang tubuh Kenni saat dia melakukan serangan balik, kemudian menendang bagian belakang lutut Kenni dengan keras.Salah satu lutut Kenni bertekuk ke bawah.Kemudian Elsa mencekik leher Kenni dengan lengannya.Kenni terpaksa mengangkat kepalanya dan membuka mulutnya untuk bernapas.Elsa tidak melepaskan Kenni dan terus mengerahkan kekuatannya ....Vina baru merasa ada yang salah dan segera berteriak pada Elsa saat melihat wajah Kenni memucat."Mayor Jenderal!"E
"Jumlahnya ... ada tiga orang, aku tidak terlalu sering bertemu dua orang yang lain.""Kami akan menjalani perintah Nona Elsa ... kalau dia memerintah kami."Darah penjual sayur terus mengalir saat dia sedang berkata.Tidak terlalu sering bertemu, itu berarti dia pernah bertemu dengan mereka.Nabila kembali bertanya."Apa ciri khas dua orang yang lain?""Yang satu punya tahi lalat di wajah dan yang lain ... suka pergi ke tempat berjudi dan suka mencuri. Dia punya mulut yang lancip dan wajah lancip seperti monyet .... Tuan, tolong ampuni aku. Aku sudah kasih tahu semua hal yang kuketahui!"Nabila mengangkat dagunya dengan belati."Kenapa kalian patuh dengan perintah Elsa?"Penjual sayur telah kehilangan banyak darah dan berkata dengan lemah."Kami ... kami adalah pencuri Arama ... yang dicari oleh pejabat setempat ... kami akan dikirim ke pejabat kalau tidak ... mematuhi ucapannya.""Dia ... kasih kami uang kalau kami patuh padanya ....""Selain itu ... dia juga meracuni kami ... dan ak
Luka Baron sangat parah, dia melihat Mayor Jenderal setelah terbangun dan mengetahui bahwa dia telah diselamatkan.Hampir seluruh tubuh bagian atas Baron dibalut dengan kain kasa dan raut wajahnya sangat pucat."Ma ...."Baron melihat masih ada orang lain di dalam ruangan dan segera mengganti panggilannya, "Tuan."Nabila mengenakan topeng perak yang menutupi setengah wajah dan menoleh ke arahnya.Tabib sedang memberitahu Nabila tentang hal yang harus diperhatikan oleh pasien.Nabila mengingat semuanya setelah mendengar ucapan tabib, kemudian memberikan sejumlah uang dan mengantar tabib itu keluar secara pribadi.Nabila kembali ke dalam ruangan pada beberapa saat kemudian dan melihat Baron sedang berusaha untuk duduk.Nabila segera memberi perintah."Jangan sembarangan bergerak!"Apakah Baron sama sekali tidak mengetahui seberapa parah lukanya?Baron segera berbaring dengan patuh dan tersenyum dengan lebar sambil menunjukkan giginya yang putih."Tuan, kulitku sangat tebal dan aku baik-b
Nabila menerima sebuah anak panah yang tajam di Istana Pengasingan.Terdapat sebuah kertas yang ditancap di anak panah itu.Terdapat tulisan tangan Elsa di surat itu: "Kakak, aku berutang satu nyawa lagi padamu. Tapi, bagaimana mungkin aku bisa dengan mudah membiarkanmu menemukan orang itu? Lain kali utuslah orang yang lebih pintar."Nabila menyadari bahwa telah terjadi sesuatu pada Baron.Nabila mengerutkan keningnya dan segera keluar dari istana sebelum langit menggelap.Baron mengikutinya dari Perkemahan Utara ke Kota Zordo.Baron tidak hanya merupakan orang kepercayaan dan tangan kanannya, tapi juga merupakan temannya.Elsa telah membunuh banyak orang demi melawan Nabila.Dia harus segera menemukan Baron!...Mencari seseorang di tengah lautan manusia yang luas tanpa memiliki petunjuk apa pun sama saja seperti mencari jarum di dalam tumpukan jerami.Entah sudah berapa banyak tempat yang didatangi Nabila hari ini.Dia hanya bisa mencari penjual sayur itu.Nabila menggambar lukisan p
Permaisuri Agung menoleh ke arah luar aula dan membuka matanya lebar-lebar."Kaisar? Kenapa kamu datang ke sini!"Permaisuri Agung mendatangi Ratu secara diam-dian dan tidak membiarkan Yohan mengetahui hal ini.Yohan memasuki aula dalam dengan cepat, kemudian menendang pelayan yang ingin menyerang Nabila, lalu melindungi Nabila di belakangnya dan bertanya pada Permaisuri Agung."Nenek, akulah yang harus bertanya kenapa Anda bisa berada di sini."Yohan mengenakan jubah brokat berwarna ungu, raut wajahnya sedingin dan sekeras pegunungan bersalju yang terlihat sangat menakutkan.Nabila diam-diam menyembunyikan senjatanya.Permaisuri Agung duduk di sana sambil berkata tanpa merasa bersalah."Aku melakukan ini demi Negara Naki.""Putri dari Keluarga Feno tidak seharusnya memasuki istana dan jadi ratumu."Kaisar sangat berbakti padanya dan Permaisuri Agung tidak percaya Kaisar akan melawannya karena masalah ini.Kedua tatapan Yohan terlihat menggelap."Aku sudah mengirimnya ke Istana Pengasi
Permaisuri Agung secara pribadi datang ke Istana Pengasingan yang terasa sangat aneh.Ternyata tebakan Nabila benar.Orang yang datang tidak hanya Permaisuri Agung seorang, tapi juga terdapat seorang pelayan.Pelayan itu sedang memegang nampan kayu berwarna hitam yang dipernis dengan indah, tapi benda yang diletakkan di atas nampan itu terlihat sangat mengerikan.Kain putih, segelas arak dan sebilah belati.Terdapat ekspresi ketakutan di wajah Sifa dan tidak bisa menahan diri untuk melebarkan tatapannya.Apakah Permaisuri Agung ingin ... menyuruh Ratu untuk bunuh diri?!Sifa segera menoleh untuk menatap Nabila.Nabila berdiri untuk memberi hormat, dia mengenakan pakaian yang sederhana tapi tidak bisa menyembunyikan temperamennya.Nabila juga telah melihat benda-benda itu, tapi dia tetap bersikap dengan tenang meskipun terdapat gunung yang runtuh di depannya."Aku memberi salam pada Permaisuri Agung."Permaisuri Agung mengabaikan Nabila dan berjalan ke tempat duduk utama dengan perlahan
"Panas sekali!""Ah! Panas sekali!"Satu per satu prajurit menjatuhkan senapan bambu di pundak mereka.Semua peluru dari senapan bambu tidak sengaja terbang ke arah panggung."Lindungi Kaisar!" Dafka segera bertindak dengan cepat dan mengangkat meja makan sebagai tameng.Yohan duduk dengan tenang dan alisnya berkerut.Sepertinya senapan bambu ini tidak sepenuhnya sempurna.Pejabat yang lain segera mencari tempat untuk bersembunyi.Suasana menjadi kacau pada saat ini.Para pejabat baru menjulurkan leher mereka dan mencari tahu setelah semua peluru selesai ditembakkan.Elsa juga tertegun pada saat ini.Kenapa bisa sepanas ini?Jelas-jelas terdapat papan insulasi di dalam kertas rancangannya!Pengawas yang lain juga sudah memeriksa senapan ini dan semuanya merasa senapan ini sangat sempurna!Yohan berdiri dan sosok tubuhnya yang tinggi menghalangi sinar matahari.Yohan menatap kejadian di depannya dan tatapannya tertuju pada Elsa.Semua orang bergidik meskipun Yohan tidak menanyakan apa p