Share

Bab 129

Pada siang hari, angin kencang bertiup, awan gelap bertengger di atas Paviliun Dharma Senja. Fenomena itu membuat orang merasa tertekan dan sesak napas.

Selir Terhormat tersiksa oleh sakit kepala, tetapi tidak ada obat yang dapat meredakan rasa sakitnya.

Selir Terhormat berbaring di ranjang dan terus merintih.

Untungnya, rasa sakit kepala berkurang setelah beberapa saat. Akan tetapi, Selir Terhormat sangat tidak enak badan karena rasa gerah di hatinya yang tidak berdasar.

Selir Terhormat sampai tidak berminat menonton pertunjukan opera.

Para dayang menonton dengan penuh semangat.

Jika majikan berjaya, pelayan pun akan memperoleh kemakmuran.

Di Istana Rubi, Soraya mulai mengeluh lagi.

"Orang-orang di Paviliun Dharma Senja sedang menonton pertunjukan opera, tapi kita malah mencabut rumput dan bekerja di sini. Kalau diceritakan, siapa yang percaya kita adalah pelayan Yang Mulia Ratu?"

Tidak hanya di Istana Rubi, selir dan pelayan di istana lain juga iri terhadap Paviliun Dharma Senja.

Sel
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status