Share

Bab 121

Selir Terhormat pingsan dan dibawa pulang ke Paviliun Dharma Senja.

Setelah diberi terapi akupunktur oleh tabib kekaisaran, Selir Terhormat tidak kunjung siuman.

Yohan tampak khawatir. Tabib kekaisaran berkata, "Kaisar, Nyonya belum sembuh dari luka yang begitu parah. Wajar kalau kekurangan darah. Itu bukan masalah besar, hanya perlu istirahat ...."

Di Istana Rubi.

Nabila duduk di depan cermin perunggu dan melepas tusuk konde satu per satu.

Sambil melayani Nabila, hati Sifa tetap cemas.

"Yang Mulia ... Yang Mulia benaran tidak terluka?"

"Kudo itu terlalu kuat. Yang Mulia benaran tidak perlu memanggil tabib kekaisaran?"

Detik berikutnya, Sifa menyadari kesalahannya.

Jika benar-benar memanggil tabib kekaisaran dan menemukan ada luka, bukankah Ratu ketahuan?

Ekspresi Nabila tenang. Kedinginan menghiasi matanya.

"Jangan beri tahu siapa-siapa tentang keikutsertaanku dalam duel."

Sifa segera mengangguk.

"Baik! Yang Mulia!"

Sifa tahu apa yang seharusnya dikatakan dan tidak.

Tak lama kemudian,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status