Semua Bab Jatuh Cinta Pada Chef Duda: Bab 1 - Bab 10

53 Bab

Chef - 1

"Sudah siap bekerja hari ini?"Ini adalah kedua kalinya Renata bertemu dengan Arjuna Tunggajaya Nuraga - Executive Chef sekaligus atasan langsungnya. Kesan pertama yang terlintas di kepala Renata saat ia diwawancara Arjuna pria itu masih muda, juga tampan, boleh dibilang seksi abis, dengan rahang kuat dan sorot mata yang tajam. Tidak itu saja, tubuhnya juga atletis walaupun ditutupi oleh chef jacket yang lumayan besar. Saat itu, Renata tidak sadar bahwa dia mengigit bibir bawanya seraya memandangi Arjuna dari atas ke bawah.Hari ini, ketika dia dibawa oleh asisten human resources untuk menemui Arjuna, pria itu masih setampan kali pertama dia melihatnya. Bahkan mungkin lebih tampan. Dan kesan angkuh serta sikap dinginnya masih sama seperti kali pertama.Renata mengangguk dan menjawab tegas pertanyaan pria itu, "Sudah, Pak."Arjuna menatap Renata sejenak, memeriksa tampilan wanita itunsebelum berujar tegas, “Bagus. Selamat datang kalau begitu."Yang Renata tidak tahu, Arjuna juga menyim
Baca selengkapnya

Chef - 2

"Iya dia duda, padahal pernikahannya baru jalan enam bulan. Mereka juga baru cerai satu bulan yang lalu," jelas Imelda kepada Renata."Lo tau alasan Pak Arjuna cerai?""Seperti yang gue dengar ya..." Imelda mendekatkan wajahnya pada telinga kanan Renata dan berbisik rendah. "Istrinya selalu nggak puas, kalau main sama dia.""Masa sih, Del? Ah, lo bohong kali, secara gitu ya, Pak Arjuna itu ganteng, tajir sih udah tentu, dan duh... seksi abis. Masa sih dia duda karena alasan itu," ujar Renata menolak tak percaya."Udah ah, nggak baik ngomongin atasan. Nanti kualat." Dan piring wanita itu juga ikut tandas begitu dia menutup pembicaraan tentang kehidupan pribadi atasannya."Intinya, lo harus kuat-kuat ya. Dan selamat datang di dapur kami. Semoga lo betah ya, Re."Renata dan Imelda pun kembali menuju dapur setelah menghabiskan waktu satu jam untuk beristirahat. Masih ada pertanyaan yang berkeliaran di kepala Renata sejak dia datang ke kantin khusus karyawan. Yaitu; dia tidak melihat Arjun
Baca selengkapnya

Chef - 3

Renata kembali ke dapur dan langsung saja memakai apronnya dengan cepat. Lalu kembali bekerja sebagai mestinya. Dia tidak ingin di hari pertama bekerja, sudah membuat masalah. Jadi, saat Imelda mengajaknya mengobrol, Renata tidak mendengarkannya."Re..." panggil Imelda sedikit berteriak, padahal jarak mereka cukup dekat. "Re ish...gue mau nanya.""Apaan?" Renata menolehkan kepalanya sekilas, lalu kembali memfokuskan diri pada masakan yang sedang dibuatnya."Lo tau resep adonan poffertjes?""Tahu. Nih..." Renata menyodorkan catatan kecil yang biasa digunakannya."Eh, tadi Pak Arjuna bil-"Pertanyaan Imelda terhenti ketika melihat Arjuna sudah memasuki dapur. Suasana dapur pun kembali berubah menyeramkan.Arjuna berjalan-jalan melewati beberapa orang yang bekerja. Kadang juga mencicipi masakan yang sedang dibuat oleh para Juru masak."Kurang garam," ucapnya setelah mencicipi masakan dari salah satu juru masak pria."Ini," Arjuna kini berada di samping Imelda, yang sedang meracik bahan u
Baca selengkapnya

Chef - 4

Arjuna.Pria itu yang menyapanya, khas dengan nada datar dan dingin. Berdiri hadapannya, Arjuna sudah mengganti chef jacket-nya dengan kaos putih polos berlengan pendek. Tatapan Renata terhenti pada kaos ketat yang dikenakan Arjuna.Kedua otot tangannya terlihat sempurna. Dada bidangnya...ugh! Renata ingin mengusapnya lembut. Dan wajahnya juga terlihat lebih bersih serta tatanan rambutnya juga begitu rapi. Tampak sebuah tas punggung hitam yang tergantung pada sebelah bahunya yang kekar. Pokoknya, seksi abis!!!"Renata?" panggil Arjuna, yang membuat Renata makin salah tingkah, karena ketahuan merenung pria itu terlalu lama. Buru-buru, Renata memalingkan wajah dan mengutuk dirinya sendiri karena bersikap layaknya wanita jalang yang mendapatkan pelanggan. "Kamu belum pulang?""Be-belum, Pak." Renata masih memalingkan wajah, tak berani menatap Arjuna, karena itu bisa membuatnya sakit jantung lalu pingsan seketika."Um... " Arjuna bergumam. "Ngomong-ngomong, tangan kamu masih terasa panas?
Baca selengkapnya

Chef - 5

Sepertinya, hari ini adalah hari tersial Renata. Terlambat masuk kerja dan salah masuk ruang ganti pakaian. Belum lagi, otaknya kini mulai kotor karena pemandangan perut kotak-kotak Arjuna yang tak bisa dia hindari.Walau akhirnya, dia memang mengalihkan wajah namun Arjuna pasti terlanjur menyadarinya, bahwa dia terpana pada tubuh indah pria itu. Dan mungkin, Arjuna akan segera memnecatnya karena memperkejakan karyawan berotak mesum.Sejujurnya, Renata merasakan hal aneh, sikap Arjuna sedikit berbeda. Sejak insiden terkena minyak panas itu, perilaku Arjuna berubah drastis terhadapanya ya, walaupun nada bicaranya masih datar dan sedingin es. Tetapi, Renata dapat melihat bahvwa pria itu peduli kepadanya, mulai dengan menanyakan kondisi tangannya pasca insiden itu, hingga malam tadi Arjuna mengajaknya pulang bersama, yang justru ditolak Renata mentah-mentah. Bukan berarti Renata menolak rezeki, hanya saja dia merasa hal itu tidak pantas.Seperti siang ini, Renata tidak memakan apapun saa
Baca selengkapnya

Chef - 6

Renata langsung membuang semua angannya mengenai Arjuna. Dan lebih memilih memainkan nampan makan siangnya. Sesekali juga menggaruk tengkuknya karena rasa pegal yang tiba-tiba menjalar di sekujur tubuhnya, dan dia juga merasakan tubuhnya yang sedikit hangat.Mungkin ini efek dari hujan-hujanan dengan ojek online semalam."Ehem..." Arjuna berdeham sambil meraih segelas minumnputih, meneguknya dan meletakkan gelas kosong itu kembali.Piring di hadapannya pun telah tandas. "Nggak makan, Re?""Eh? Hah? Nggak, Pak," respon Renata dengan pertanyaan Arjuna yang tiba-tiba."Kenapa?" tanya Arjuna yang terkesan menginteroasi.Bukan terkesan lagi, bahkan Renata merasakan sedang diinterogasi oleh Arjuna. Suara datar dan dingin pria itu membuat Renata sedikit takut berhadapan dengan atasannya itu. Oke, ini berlebihan.Tapi, itu memang benar! Renata benar-benar merasa jantungnya berdebar kencang. Bulir-bulir keringat sudah bermunculan di pelipisnya.Hawa panas pun mulai menyeruak di kantin tersebut
Baca selengkapnya

Chef - 7

‘Jangan lupa rotinya dimakan, obatnya juga. Get well soon, Arjuna.’Ketika melihat nama yang tertera pada kertas tersebut, jantung Renata langsung saja berdebar kencang dan hatinya berbunga-bunga.Senyumnya mengembang dan tak henti-hentinya dia menatap secuil kertas yang Arjuna selipkan itu. Kemudian Renata meraih, roti sobek, membuka bungkusnya, lalu mulai memakannya dengan lahap. Tak ingin menyisakan sedikitpun, karena itu merupakan pemberian dari orang yang dia sukai.Ya, Renata akui dia mulai tertarik dengan sosok Arjuna. Walaupun pria itu selalu bersikap dingin dan datar, tetapi itulah daya tarik pria itu, daya tarik yang membuat Renata semakin menyukai atasannya tersebut.Kemudian, diraihnya botol air mineral. Semua dia lahap hingga habis, kecuali minyak kayu putih yang dia masukkan ke dalam saku chef jacket-nya, bersama dengan secuil kertas beriskan tulisan tangan Arjuna.Ketika dia melirik jam pada dinding, Renata terkejut karena jarum pendek sudah bergerak ke angka tujuh."Hah
Baca selengkapnya

Chef - 8

"Ma-maksud Pak Arjuna?" tanya Renata ragu, karena dengan cepat otaknya langsung berpikiran kotor saat Arjuna berkata ‘temani'."Kamu mau, kan, dengarin saya curhat? Sepertinya akan lebih lega, kalau saya punya teman curhat," kata Arjuna, sambil terkekeh pelan.Oh Tuhan, jangankan kekehan, melihat senyumnya saja, Renata sudah tak tahan."Kamu nggak usah tegang, sini duduk dekat saya," ajaknya kemudian dan Renata pun melangkah pelan, lalu duduk di bangku panjang persis di sebelah Arjuna."Kalau boleh tau, kenapa Pak Arjuna belum pulang? Setahu saya, tadi bapak bilang mau pulang," ucap Renata, yang lebih dulu memecahkan keheningan."Pak Arjuna lagi ada masalah, ya?" selidik Renata. Entah kenapa, ia ingin mnengulik Arjuna lebih dalam."Saya bingung. Saya baru cerai dengan mantan istri saya satu bulan yang lalu," ucap Arjuna, memulai. "Dia selingkuh dengan pria lain, dan jelas itu melukai hati saya."Bahkan pria muda setempan dan seseksi Arjuna, plus juga sangat mapan, tetapi tidak menjadi
Baca selengkapnya

Chef - 9

Keesokan paginya, Renata bekerja seperti biasa. Tak ada keterlambatan lagi, karena dia tak ingin atasannya itu marah. Lagipula Renata tidak bisa tidur, jadi tidak susah baginya untuk bangun pagi-pagi. Hampir semalaman dia berkutat dengan kenyataan tersebut, bahwa Arjuna sudah tertarik dengan Wanita lain. Dalam artian, cinta Renata bertepuk sebelah tangan. Kalau dipikir-pikir juga, mana mau seorang Arjuna yang tampan, seksi dan kaya mau berhubungan dengannya? Itu sangat tidak mungkin terjadi.Saat melihat Arjuna di dapur, pikiran Renata kembali pada ucapan pria itu, yang bercerita tentang sosok wanita yang disukainya. Walaupun rasanya sakit, menusuk hati Renata yang paling dalam, tetapi dia harus bisa menerimanya. Karena Renata bukan selera Arjuna. Renata yakin, bukan hanya dirinya yang terikat pesona duda keren itu.Arjuna masih sangat muda di usia tiga puluh tahun, karirnya bersinar dan Renata yakin Arjuna tahu kalau banyak wanita mengecapnya sebagai sarang duit. Hanya saja, Renata t
Baca selengkapnya

Chef - 10

Tentu saja semua pekerja yang ada di sana ikut terkejut. Tak terkecuali Imelda, yang juga membulatkan mata sembari menatap ke arah Renata. Mulutnya bergerak, namun tak bersuara."Kok bisa lo? Kan lo Sous Chef."Iya itu benar, Renata Sous Chef. Seharusnya dia tetap tinggal di sini apabila Arjuna harus pergi. Karena dia-lah yang akan bertanggungjawab menggantikan posisi pria itu."Ya, saya akan berangkat bersama Renata ke Bandung. Selama satu atau dua minggu saya akan berada di sana," ucap Arjuna yang semakin Renata tak bisa berkata-kata. "Mereka memiliki jadwal event yang penuh dan kebutuan catering yang sangat mendadak.""Maaf, Pak." Renata mengangkat tangan kanannya, hendak memprotes ucapan Arjuna barusan. "Kenapa harus saya, Pak? Seharusnya saya tinggal di sini. Bapak bisa pergi bersama Imelda, Pak Toni, ataupun Pak Rudi. Jadwal event di hotel ini juga lagi penuh, Pak."Untuk pertama kalinya, Arjuna tersenyum di hadapan semua pe
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status