"Cukup panggil saya Om, karena saya bukan papa kamu," potong pria itu dengan nada dingin, sambil melirik Renata tajam."Baik, Om." Renata menghela napas panjang sebelum melanjutkan, "Saya tidak tahu apa yang terjadi antara Om sama Arjuna. Tapi, saya mohon, Om jangan pernah melarang Arjuna untuk melakukan apa yang disukainya."Ayah Arjuna mendengus lalu bangkit dari duduknya. "Anak itu memang tidak tahu diuntung. Saya menjodohkannya dengan Dara, karena wanita itu lebih baik dari kamu."Pada detik selanjutnya kedua mata mereka bertemu. Tersirat amarah dari cara pandang pria itu dan Renata akan berbohong bila dia berkata dia tidak bergetar takut. Tapi, Renata tidak datang ke sini untuk merasakan takut, dia datang ke sini demi Arjuna, demi masa depan mereka."Seharusnya, Om tidak boleh berbicara seperti itu. Karena saya merasa harga diri saya direndahkan jika Om membandingkan-bandingkan saya dengan Dara. Itu tidak benar, Om.""Lalu, mau kamu apa?"
Read more