Semua Bab Jatuh Cinta Pada Chef Duda: Bab 41 - Bab 50

53 Bab

Chef - 41

Nasi goreng buatan Bi Iyah memang luar biasa lezatnya. Terbukti dengan Renata yang terus saja menambah piringnya secara terus-menerus. Entah lapar karena tenaganya habis setelah malam yang panjang atau memang doyan. Yang jelas, Renata sangat ingin perutnya terisi penuh dengan nasi goreng buatan Bi Iyah. Bahkan, harus Renata akui jika nasi goreng buatan Bi lyah jauh lebih lezat daripada buatan sang Executive Chef Arjuna."Kamu lapar?" tanya Arjuna yang tercengang melihat Renata yang sudah tiga kali menambah piringnya dengan nasi goreng.Renata mnengangguk karena mulutnya terisi penuh oleh nasi goreng."Nanti gendut, jadi jelek." ejek Arjuna yang membuat Renata memoloti pria itu."Oh, jadi saya nggak boleh gendut? Terus kamu nggak suka saya gendut?" ucap Renata dengan nada ketusnya saat nasi goreng dalam mulutnya sudah melewati tenggorokan dan meluncur ke perut."Saya kan bercanda.""Kamu ngomongnya kayak yang serius," balas Renata ti
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

Chef - 42

Setelah pertemuan dengan wedding organizer dan desainer yang cukup memakan waktu, Arjuna akhirnya memutuskan untuk mengajak Renata makan malam di salah satu restoran yang sebelumnya sudah dia pesan. Arjuna juga baru ingat jika malam ini adalah malam minggu. Malam yang sudah menjadi tradisi bagi mereka yang memiliki pasangan untuk menghabiskan waktu berdua.Awalnya Renata menolak dan lebih memilih untuk pulang karena Renita akan kembali ke Palembang besok pagi. Tapi, karena pria itu bersikeras, bahkan Arjuna sudah susah-payah memesan meja, Renata jadi tidak tega menolak. Tapi dia mengeluarkan syarat, harus pulang sebelum pukul sepuluh malam."Kita mau makan di mana?" tanya Renata kepada Arjuna yang sedang menyetir mobil."Ke restoran yang udah saya pesan.""Iya, ke mana? Nama restorannya apa?" tanya Renata lagi, sedikit kesal karena penasaran.Arjuna malah terkekeh dengan nada bicara Renata. "Kamu lucu."Kemudian Arjuna mencubit pipi kanan Re
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-08
Baca selengkapnya

Chef - 43

Makanan pun tiba dan mengalihkan perhatian keduanya. Sirloin steak with barbeque sauce and mix vegetables and potatos wedges, ada juga red bean soup yang Renata tahu adalah sup favorit Arjuna. Arjuna juga memesan grilled ribs with cheese sauce and mashed potatos yang menggugah selera. Serta satu botol wine yang akan menemani makan malam mereka.Renata langsung saja menyantap makanan tersebut. Namun tidak dengan Arjuna. Renata hanya melihat Arjuna yang menatap dirinya dengan senyum mengembang di wajah. Sesaat, Renata merasa salah tingkah."Ka-kamu nggak makan?""Udah kenyang.""Kenyang? Makan apa?""Lihatin senyum dan wajah cantik kamu," ucap Arjuna seraya mengedipkan sebelah matanya.Gila! Kalau begini, jangan salahkan Renata yang selalu merona. Tak ingin membuat semu di wajahnya semakin tebal, Renata memilih untuk menundukan kepala dan kembali melahap santap malamnya yang lezat.Renata terkejut saa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-09
Baca selengkapnya

Chef - 44

Pagi ini Renata dan Renita tengah disibukkan dengan kepulangan sang adik. Sejak subuh, mereka berdua sudah mulai berkemas. Renita terpaksa pulang karena suaminya memintanya demikian, padahal Renita masih ingin berlam-lama di Jakarta bersama kakaknya. Tetapi apa boleh buat, sebagai istri harus patuh terhadap suami, jadi Renita menuruti apa yang dikatakan oleh pria yang dicintainya itu."Renita, cepat. Taksinya udah datang!" teriak Renata saat Renita masih berkutat dengan peralatan make up-nya."Iya Kak, sebentar," balas Renita dari dalam kamar miliknya."Duh, lo lelet amat, deh, Ta," ketus Renata. Renita memang tidak pernah berubah. "Buruan, kasihan sopir taksinya nunggu dari tadi. Mau gue antar nggak, sih, lu?"Renita keluar dari kamarnya, masih sibuk memasukkan beberapa barang ke dalam tas make-up-nya. "Koper aku mana?""Udah dibawa sama sopir taksinya. Buruan deh, nanti telat sampai bandara."Renata yang sudah siap, langsung saja berjalan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-10
Baca selengkapnya

Chef - 45

Renata tersentak dan spontan memukul bahu Arjuna dengan keras, terbukti dengan suara ringisan Arjuna. "Enak aja. Kamu itu milik saya, karena kamu adalah my hottest chef.""Oh, jadi cuma sebatas chef?" protes Arjuna dan Renata tertawa kembali. Rasanya menyenangkan jika dia dan Arjuna tertawa bahagia seperti ini.Renata berhenti sejenak, dikuti dengan Arjuna yang ikut menghentikan langkah. Wanita itu pun mendekatkan wajahnya pada telinga kanan Arjuna. "You're my hottest chef and my future husband."Arjuna terkekeh dan membalas bisikan Renata dengan ciuman di pipi seraya berkata, "And, you're my future wife. I'm so lucky to have you. "Mereka pun kembali berjalan hingga kedua tiba di samping mobil Arjuna. Pria itu membukakan pintu penumpang bagi Renata lalu berjalan mengelilingi mobilnya untuk duduk di jok kemudi."Oh iya, Hari Minggu, Papa ulang tahun," ucap Arjuna sebelum menyalakan mesin mobilnya."Ulang t
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-11
Baca selengkapnya

Chef - 46

Sepanjang perjalanan, Renata menyimpan kecemasan tersendiri. Dia takut jika Ayah Arjuna tidak menyukai penampilannya sekarang, tetapi Arjuna seperti bisa mencium kecemasannya. Pria itu menyentuh lembut lengannya, meremas tanpa kata-kata seolah sedang memberi kekuatan dalam diam.Waktu sudah menunjukan pukul 20.00 dan mereka telah di tiba di kediaman Ayah Arjuna yang sudah penuh oleh para tamu undangan. Memang, setiap tahunnya, perayaan ulang tahun Ayah Arjuna selalu dirayakan besar-besar, hitung-hitung sebagai ajang berkumpulnya teman lama.Pria itu sedang berbincang dengan salah satu temannya Ketika dia menoleh untuk menyambut anaknya dengan hangat. "Arjuna, apa kabar?""Baik, Pa," balas Arjuna. "Maaf pa, Arjuna nggak bisa ngasih hadiah. Arjuna cuman bisa ngasih Renata sebagai calon istri Arjuna."Ayahnya terkejut dengan pengakuan Arjuna barusan. Bahkan pria itu tidak menyangka jika anaknya sudah melamar Renata. Begitupun dengan Renata, yang menunjukan c
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-12
Baca selengkapnya

Chef - 47

Tangis Renata menggema di lorong rumah sakit berdinding putih tersebut. Tubuhnya bergetar hebat dengan bercak air mata menutupi wajahnya. Ditatapnya telapak tangannya sendiri yang terbuka dan bergetar, bercak darah Arjuna memenuhi permukaan kulitnya. Renata masih tidak bisa menyingkirkan ingatan mengerikan itu, ketika Arjuna nyaris saja mati di hadapannya, tertembak oleh wanita gila yang terobsesi padanya.Sudah dua jam berlalu sejak kejadian naas itu, namun kondisi Arjuna masih kritis. Itu sudah cukup untuk membuat tangis Renata semakin menjadi. Di seberang sana, Ayah Arjuna tampak sedang menatap kosong ke arah ubin rumah sakit yang mengilat. Pria itu tidak menangis, hanya terdiam seperti orang yang baru saja kehilangan nyawanya."Arr-Arjuna.." lirih Renata dengan bibir yang terus saja bergetar hebat.Imelda yang kini sedang duduk di sampingnya hanya bisa merangkul bahu temannya itu. Memeluknya erat serta memberikan kehangatan kepada Renata. Imelda bergegas dat
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-13
Baca selengkapnya

Chef - 48

Tiga hari berikutnya kondisi Arjuna masih sama. Masih koma, sepertinya pria itu masih menolak untuk bangun. Renata yang sudah rapi dengan chef jacket-nya berdiri di samping ranjang Arjuna. Tidak ada pilihan, dia harus kembali bekerja untuk menggantikan posisi Arjuna. Namun, Renata tak pernah absen menemani Arjuna sebelum dan sepulang kerja."Sayang.." Renata mengusap puncak kepala Arjuna. "Saya kerja dulu, ya? Kamu jangan kayak kemarin."Renata berjalan keluar dan mendapati Ayah Arjuna sudah siap menggantikannya. Setelah berpamitan, dengan berat hati, Renata terpaksa pergi ke hotel. Jujur saja, semuanya terasa salah tanpa kehadiran Arjuna, tapi bekerja akan membantu Renata tetap waras. Dia juga tidak ingin lagi terpuruk menangis, itu tidak akan membantu dirinya sendiri dan juga Arjuna."Selamat pagi," sapa Renata yang dibalas dengan sapaan serta senyuman oleh karyawan lain.Imelda juga merasa senang karena Renata berusaha keras untuk bersikap nor
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-14
Baca selengkapnya

Chef - 49

Tuhan, kenapa kau bawa dia pergi sebelum aku benar-benar bahagia?Kenapa kau jauhkan dia saat aku ingin selalu dekat dengannya?Kenapa kau buat dia menjadi pria berengsek yang ingkar pada janjinya?Apa salah aku, Tuhan?Hingga kau membuatku seperti ini.Dia,Hanya dia satu-satunya yang membuatku bahagia.Setiap kata dan tindakan kecil yang dilakukannya selalu membuatku bahagia.Senyum, tawa, dan tangisnya sudah menjadi temanku selama ini.Tuhan,Jika aku boleh minta, tolong kembalikan dia.Atau,Jika kau tak bisa nengembalikannya...Tolong sampaikan padanya bahwa aku rindu...Dari Renata yang selalu merindukan pria bernama Arjuna.☆☆☆☆☆Dua bulan kemudian...Renata baru saja meletakkan sebuket bunga di atas salah satukuburan di pemak
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-15
Baca selengkapnya

Chef - 50

Setelah menemui Anne, selanjutnya Renata bertemu Ivan wedding organizer yang akan mengurusi pernikahannya nanti. Saat Renata memasuki kantor pria itu, dilihatnya Ivan sedang memegang secangkir kopi dari kedai kopi ternama di Indonesia."Hai..." sapa Ivan sembari mengulurkan tangan kanannya."Hai juga, Van." Renata menerima jabatan tangan Ivan sambil tersenyum hangat.Pria itu langsung mempersilahkan Renata duduk. Bahkan, dia sudah memesankan Renata coffee latte, kopi favoritnya."Jadi, gimana, Ren?" tanya Renata seraya mengambil cangkir dan menyesap cofee latte-nya."Semuanya udah beres. Undangan sudah, alat dan bahan dekorasi pun udah, kateringnya juga sudah siap.""Untuk pelunasan sisa biaya, kira-kira kapan?" tanya Renata."Seminggu sebelum hari pernikahan," balas Ivan yang diikuti dengan anggukan kepala Renata. "Eh, kok sendiri ke sininya? Mana calonnya?""Sibuk kerja, dia masuk siang. Jadi, nggak bisa temenin saya ke sini.
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
DMCA.com Protection Status