“Ketika malam menyelimuti dunia, keheningan menjadi panggung bagi perasaan yang belum terungkap, menunggu saat yang tepat untuk bersinar.”°°°°KRING! KRING! KRING!!!Akhir dari dua jam pelajaran yang terasa begitu panjang. Begitu suara bel menggema di seluruh ruangan, Bu Sri telah meninggalkan kelas setelah berpamitan. Kami semua segera bersiap-siap untuk pulang. Di saat yang sama, aku melihat Nevan dan Abhi berlari masuk, masing-masing menenteng tas Kafka dan Keenan. Wajah mereka basah oleh keringat, tapi tidak lama kemudian, mereka kembali keluar dengan langkah terburu-buru, tas masih erat di tangan."Al, ikut ke kantin, yuk? Aku mau beli-beli nih," Aline tiba-tiba menarik tanganku tanpa menunggu jawabanku.Kami berjalan menyusuri koridor sekolah yang ramai dengan para siswa yang bersiap-siap pulang. Aline sibuk berbicara tentang rencana-rencananya membeli camilan, sementara aku hanya mengangguk sambil sesekali tersenyum. Ketika kami sampai di kantin, suasana terlihat sedikit kacau
Read more