Home / Fiksi Remaja / About Me: Alshameyzea / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of About Me: Alshameyzea : Chapter 41 - Chapter 50

143 Chapters

Bab 18. Ungkapan?

Di dalam mobil yang melaju di tengah hujan deras, suasana terasa hangat dan nyaman. Jendela-jendela berkabut oleh embun, sedikit mengaburkan pemandangan luar. Cahaya lampu jalan yang terpecah oleh tetesan air menciptakan kilauan lembut, menambah kesan damai dalam perjalanan ini. Suara hujan yang menghantam atap mobil terdengar seperti irama yang menenangkan, membaur dengan suara mesin yang stabil. Di dalam kabin, udara terasa nyaman, memberi kontras yang menyenangkan dengan udara dingin di luar. Kami duduk berdampingan di dalam mobil, suasana di dalam kabin terasa tenang. Aku sesekali melirik keluar jendela, menatap lampu-lampu jalan yang memburam di balik hujan. Refleksi cahaya di kaca depan terlihat bergerak cepat, membuat dunia luar terasa jauh dan samar. Hanya ada suara wiper yang bersenandung lembut, menjaga ritme dari kebisingan hujan di luar. Dalam keheningan yang nyaman ini, suasana terasa santai meskipun beberapa menit lalu dia membuatku mendengus kesal.Aku menoleh ke arahn
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 18. Ungkapan? (Part 2)

"Kamu kan udah nungguin aku lama banget di sini," jawabku, mencoba tersenyum. "Tadi hujan deras, pasti kedinginan, kan?"Keenan menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis. "Aku kesini cuma mastiin kamu baik-baik aja."Aku menatapnya, merasa terharu dengan perhatiannya. "Aku udah baik-baik aja, Keenan. Tapi kamu juga gak boleh nolak buatanku ini. Kamu harus coba!" desakku dengan nada manja yang sedikit kesal.Keenan tertawa, suaranya rendah dan menenangkan. "Okay, darl, gonna sip your warm tea," jawabnya sambil menerima cangkir teh itu. Ia menyeruput perlahan, dan aku menunggu reaksinya dengan cemas.Setelah beberapa detik, dia mengerutkan kening, membuatku khawatir. Teh buatanku gak enak? Aku menatapnya penuh tanya."Terlalu manis sih ini," katanya akhirnya, membuatku terkejut."Eh? Serius? Aku—" aku mencoba merespons, tapi Keenan memotong kalimatku."Maksudnya yang bikin terlalu manis," tambahnya dengan senyum nakal, kemudian tertawa. Aku melotot ke arahnya, merasa kesal tapi juga t
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 18. Ungkapan? (Part 3)

"Keindahan bintang memberi kita pandangan tentang cinta yang abadi dan misterius. Mereka bersinar dengan gemerlap yang menawan, seperti kilauan perasaan yang melampaui kata-kata. Bintang-bintang mengajarkan pada kita, bahwa cinta, seperti mereka, mereka yang memiliki kekuatan untuk menginspirasi, menghangatkan, dan mengisi hati dengan keindahan yang gak bisa dilukiskan," jawab Keenan dengan lancar.Aku merasakan hatiku bergetar mendengar kata-katanya. "Seperti halnya saat aku bareng kamu," ucapku lembut. "Aku merasakan keindahan yang nggak bisa diungkapkan."Keenan menatapku dalam-dalam, dan kami saling bertatapan. Degupan jantungku semakin kencang. Aku berusaha mengalihkan pandangan, merasa terkejut dengan apa yang baru saja kukatakan."Keenan, kenapa kamu ngeliatin aku kayak gitu?" tanyaku, sedikit cemas.Keenan tertawa pelan, suaranya lembut dan penuh rasa. "Sheena," ucapnya dengan lembut setelah beberapa detik tertawa."Apa?" jawabku, suaraku bergetar."Kalimat yang kamu ucapkan t
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 19. Ungkapan Lewat Buku

Telah lama aku mengenalmu, gadis impianku,Sejak awal ciptaan ini menemukan kehadiranmu.Setiap momen bersamamu adalah anugerah yang tak ternilai,Seperti simfoni yang memukau di tengah keheningan malam.Matamu adalah cermin jiwa yang memancarkan kedalaman,Mengungkapkan rahasia hatimu dengan lembut dan indah.Kita telah berbagi langkah-langkah dalam harmoni,Mengukir kisah cinta yang terpahat abadi dalam waktu.Melalui jalan yang telah kita lalui bersama,Kita telah belajar dan tumbuh dalam cinta yang menguatkan.Aku bersyukur telah memilikimu, gadis impianku,Yang memberikan makna sejati dalam setiap detik hidupku.Denganmu, aku merasakan keajaiban setiap hari,Sebagai pasangan yang bersatu dalam impian dan realita.Aku bersiap untuk melangkah ke depan bersamamu,Dalam cinta yang dipenuhi dengan keindahan dan ketulusan abadi.Halaman 108. Bolehkah Aku Mengenalmu?~Di antara bintang-bintang yang bersinar di langit malam,Kau adalah cahaya yang paling gemilang bagiku.Wanita sepertimu
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Bab 19. Ungkapan Lewat Buku (Part 2)

Aku memilih tetap duduk di kelas. Tadi Ghisel sempat ngajak ke kantin, tapi aku menolak. Lagi malas. Mataku memperhatikan teman-teman yang berlalu-lalang, ada yang berlarian menuju kantin, ada juga yang pergi ke lapangan buat main. Bel istirahat baru saja berbunyi. Sosialisasi program kandidat ketua OSIS juga baru selesai tadi. Besok giliran kelas X, lusa kelas XII. Sesekali, pandanganku jatuh ke bangku kosong di sebelahku. Aline... kapan sih kamu masuk lagi? Apa masih sakit? Bukannya kemarin dia bilang udah sembuh? Aline benar-benar libur seminggu, nih.Shaka: Nanti sore, Bunda mau ke rumah lo. Boleh?Alsha: Boleh banget!Perasaan senang tiba-tiba mengalir dalam diriku saat notifikasi WhatsApp dari Shaka muncul. Rasanya seperti sinar matahari yang menerobos di antara awan gelap. Mungkin karena belakangan ini aku merasa sedikit kesepian tanpa Aline di sini. Bertemu Bunda Shaka pasti seru! 'Ah, aku harus beli sesuatu untuknya!' pikirku."Ekhem!" Suara dehaman pelan menyadarkanku dari l
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Bab 19. Ungkapan Lewat Buku (Part 3)

"Iri bilang!" seru Nevan sambil melirik Abhi, senyum lebarnya tak terbendung.Abhi pura-pura mengelus dadanya, lalu mengangguk dengan ekspresi yang dibuat serius. "Aku iri, aku bilang," jawabnya, diikuti tawa pecah dari kami semua.Keenan, yang biasanya pendiam, ikut tersenyum tipis, namun langsung menginterupsi, "Jadi kan, tandingnya?""Jadi lah, Pak Ketu! Kita udah nungguin dari tadi," balas Abhi sambil mengibas-ngibaskan ujung seragamnya yang mulai basah karena keringat. "Liat nih, udah kayak lap banjir."Nevan terkekeh, "Bisa tuh buat ngepel lapangan."Keenan tiba-tiba berhenti tertawa dan mulai melirik ke sekeliling, membuat yang lain sedikit heran."Kenapa, Pak Ketu? Nyari apa?" Abhi bertanya, penasaran.Keenan menghela napas panjang, matanya kembali berkeliling. "Nggak, gue cuma mau mastiin Sheena aman duduk di sini," ucapnya dengan nada yang lebih serius, sebelum akhirnya dia membuka seragamnya, memperlihatkan kaos hitam yang menempel di tubuhnya."Lagipula, si nenek lampir itu
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Bab 20. Nyaman?

"Everything must be a reason."°°°°DUK!Tiba-tiba sebuah benda menghantam kepalaku dengan cukup kuat, dan seketika aku terjatuh ke belakang. Segalanya berputar, pandanganku kabur, dan kesadaranku perlahan memudar.Dalam keadaan samar, aku merasakan kehadiran orang-orang di sekelilingku. Suara panik dan langkah-langkah bergegas mendekat. Di tengah kebingungan, aku merasakan diriku diangkat dengan lembut oleh seseorang. Meski mataku belum mampu terbuka, aku bisa merasakan bahwa dia membawaku menjauh dari keramaian lapangan, menuju tempat yang lebih tenang.Pelan-pelan, rasa aman menyelimuti diriku. Siapa pun yang membawaku saat ini tampaknya tahu apa yang harus dilakukan. Dalam kegelapan itu, aku hanya berharap untuk segera melihat kembali dunia di sekitarku.--Kesadaranku kembali perlahan, dan aku membuka mata dengan hati-hati. Cahaya lembut memenuhi ruangan yang terasa asing bagiku. Pandanganku bergerak perlahan ke sekeliling, dan aku melihat sebuah plang besar di dekat pintu yang b
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Bab 20. Nyaman (Part 2)

Dia menarik napas, lalu mendekatkan wajahnya sedikit, suaranya lebih pelan, "Kita bahas yang lain aja ya, sayang." Keenan kembali menatap jalan di depan, fokus melanjutkan perjalanan."Keenan..""Sorry Sheena, if you're still on about that, I'm not gonna respond."Aku terdiam, menahan napas sejenak. 'Okay.'Beberapa menit kemudian, dia memarkir mobilnya lagi, kali ini di depan mini market, bukan di pinggir jalan. Tanpa berkata apa-apa, Keenan keluar dari mobil dan masuk ke dalam. Mungkin dia lapar, pikirku sambil menunggu di dalam mobil.Lima menit kemudian, dia kembali dengan dua kantong plastik besar di tangannya. "Nih, buat nyemil sebulan penuh," katanya sambil nyengir.Mataku membesar, "Ini semua buat aku?"Keenan mengangguk sambil tersenyum. "Tadi kamu bilang mau beli cemilan, ingat nggak?"'Eh, iya juga, aduh!' Aku menepuk jidat pelan, bagaimana bisa aku lupa kalau hari ini mau kedatangan tamu? Aku nggak nyangka, di balik wajah tegasnya, Keenan selalu bisa bikin aku merasa...S
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Bab 21. Tuhan itu Baik

"Seperti embun pagi yang menyapa, kasih Tuhan membangunkan jiwa yang letih." . . Suara gemericik air pancuran menyambutku di pagi yang cerah ini. Meskipun kemarin tubuhku terkapar karena bola, hari ini aku bangkit dengan semangat. Karena ini adalah hari kedua sosialisasi program OSIS di kelas X. Aku harus tetap hadir ke sekolah, lagian keadaanku saat ini sudah membaik. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Aku segera bersiap, mengenakan seragam lengkap dengan jas almamater hitam yang membanggakan, terukir logo sekolahku yang megah: SMAN CENDANA JAKARTA. Di bawahnya, tertulis harapan dan ambisi: GOLDEN GENERATION. Saat aku membuka jendela untuk menghirup udara pagi yang segar, 'eh?' pandanganku tertuju pada seseorang yang berdiri di bawah sana. Siapa yang berani datang pagi-pagi hanya untuk menungguku? 'Perasaan aku nggak mesen grab.' Aku turun perlahan dari tangga, langkah demi langkah menghantarkan aku menuju lantai bawah. Di dalam hati, pertanyaan muncul seperti teka-teki yang
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

Bab 21. Tuhan itu Baik (Part 2)

Di dalam perpustakaan yang sunyi, suasana hening terasa begitu mendalam, seakan waktu berhenti. Setelah sosialisasi di kelas berakhir, anak-anak memilih menghabiskan waktu istirahat mereka dengan bermain di lapangan, bercengkerama dengan teman sebangku, atau menggosip di kantin. Namun, semua itu terasa membosankan bagiku. Aku menghela napas pelan, merasa sepi tanpa Aline dan Keenan di sisiku. Rasanya, kesunyian ini begitu menyengat. Akhirnya, aku memilih untuk mengungsi ke perpustakaan, tempat di mana aroma kertas dan kesendirian menciptakan suasana yang menenangkan bagi jiwa yang resah. Di antara rak-rak yang penuh dengan buku, mataku tertuju pada sebuah novel yang menarik. Dengan hati-hati, aku mengambilnya dan duduk dengan tenang, membiarkan kata-kata mengantarku ke dalam petualangan yang tak terduga. Tiba-tiba, suara lembut menginterupsi keasyikanku. "Mending baca ini." Seseorang menyodorkan sebuah buku dengan cover berwarna pink. Aku mendongak, terkejut melihat siapa yang datang
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more
PREV
1
...
34567
...
15
DMCA.com Protection Status