Home / Fiksi Remaja / About Me: Alshameyzea / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of About Me: Alshameyzea : Chapter 21 - Chapter 30

143 Chapters

Bab 13. Dia Lagi

"Takdir punya cara sendiri untuk membawa kita bertemu dengan orang yang tak diingini."°°°°°"Wah, liat Al, mereka udah dateng sepagi ini? Semangat banget," ujar Aline dengan mata berbinar, mengamati keramaian yang sudah mengisi area bawah."Iya," jawabku, menyadari betapa antusiasnya suasana pagi ini.Suasana di SMA Cendana memancarkan semangat yang menggelora di setiap sudut sekolah. Dari lantai dua, aku dan Aline bisa melihat lautan siswa dari sekolah lain yang sudah datang, meskipun matahari baru saja mulai menyapa. Semangat mereka memancar terang, begitu juga dengan rasa bangga kami sebagai tuan rumah acara besar ini. Banner ucapan selamat datang yang megah terpampang di depan gerbang sekolah, menambah semarak suasana."Yuk masuk kelas," aku mengajak Aline dengan penuh semangat, ingin segera mempersiapkan diri untuk tantangan hari ini.Meskipun Aline mengangguk setuju, langkahnya tiba-tiba terhenti di tengah jalan. Matanya terpaku pada dua anak laki-laki yang baru saja memasuki a
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

Bab 13. Dia Lagi (Part 2)

"Dua-duanya dong! Hehe," jawab Aline, wajahnya berseri-seri penuh semangat. Aku menepuk dahiku lagi, merasa sedikit bingung dengan percakapan yang semakin mengalir ini."Lo, lucu ya," ujar Rey pada Aline, senyum tipis di wajahnya menunjukkan bahwa dia menikmati interaksi ini. Aline yang mendengar pujian itu malah senyam-senyum sendiri, senang mendapatkan perhatian."Lebih lucu mana sama kejelasan hubungan kita?" tanya Aline, suaranya dipenuhi nada menggoda yang penuh semangat, matanya menatap Rey dengan rasa ingin tahunya yang besar. Pertanyaan itu meluncur dari bibirnya begitu saja. Rey terkekeh pelan, senyum tipis mengembang di wajahnya, seolah menikmati permainan kata-kata Aline. Namun, di samping Rey, Arshaka tetap berdiri dengan ekspresi beku, seakan menjadi gunung es yang tak goyah. Tatapannya dingin dan tajam, menciptakan aura yang membuatku ingin segera menjauh dari tempat itu.Aku merasakan ketegangan yang kian mengental di udara, seolah ada sesuatu yang menunggu untuk meled
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

Bab 13. Dia Lagi (Part 3)

"Keenan, kamu nggak papa? Muka kamu merah banget loh," aku terus tersenyum ke arahnya, mencoba menenangkan suasana. Kafka, Nevan, dan Abhi terlihat jelas menahan tawa mereka, mata mereka bersinar dengan kebahagiaan yang menulari suasana pagi yang hangat."Dih, pak ketu kalau salting lucu juga ya," ucap Abhi, suaranya penuh kekaguman dan canda.Keenan melotot tajam ke arah Abhi, seolah mempertimbangkan balasan yang tepat."Bales dong bos! Jangan mau kalah," tambah Nevan, membuat hawa sekitarnya semakin memanas meski matahari belum sepenuhnya terbit."Al, lo belajar dari mana trik kayak gitu?" bisik Aline, penuh rasa ingin tahu."Nanti malam ajarin gue ya," tambahnya, tampak serius meski nada bicaranya penuh canda. Aline memang selalu saja bisa memikirkan hal-hal yang tak terduga."Definisi pemain ketemu pelatih," ujar Kafka yang daritadi diam.Tiba-tiba, Keenan menarik tanganku dengan gerakan cepat, membawaku menjauh dari Aline dan teman-temannya. Aku terkejut, dan bisa merasakan tatap
last updateLast Updated : 2024-09-29
Read more

Bab 14. Secercah Cahaya

Langit pagi tampak cerah, seolah kota ini sedang terbangun dari tidur panjangnya, dan aku melangkah keluar dari mini market dengan segenggam kantong belanja di tangan. Udara pagi yang lembut meresapi pori-pori kulitku, menghangatkan wajah meski sinar matahari belum terlalu tinggi. Di tengah keramaian yang perlahan menggeliat, ada sejenis ketenangan yang merayap dalam hatiku. Hari ini, Aline tak ada di sampingku. Demam yang mendadak menghentikan langkahnya pagi tadi, dan aku pun harus menjalankan tugas ini sendirian. Sepotong kertas berisi surat izin untuknya terasa dingin di genggamanku, siap kusampaikan pada Bu Sri esok Senin. Matahari menyapa lembut, seperti teman lama yang akrab, sinarnya menari di antara bayang-bayang gedung dan pepohonan. Di hari libur seperti ini, biasanya aku membenamkan diri dalam kenyamanan selimut, terbaring di dunia maya. Namun, pagi ini terasa berbeda—seolah kehidupan di sekelilingku lebih nyata, lebih hidup. Lalu lalang orang-orang, dari pekerja yang ter
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 14. Secercah Cahaya (Part 2)

Helm full face yang dikenakannya kini terbuka, memperlihatkan senyum yang meski tak diarahkan padaku, tetap mengusik sesuatu di dalam diriku. Senyumnya tulus pada ibunya, tapi bagi diriku, itu hanya wajah yang terlalu akrab, membawa kenangan yang tak selalu ingin kuingat. "Eh, anak bunda sudah datang," ujar ibu itu dengan senyum lembut, memandangi putranya seolah dia adalah dunia yang paling berharga. "Ini anak ibu yang juga sekolah di SMA Cendana," lanjutnya dengan bangga, tangannya menepuk bahu Arshaka. 'Dari sekian banyaknya anak, kenapa harus dia...?' Tatapan Arshaka tak bisa kuartikan. Dia memandangku dalam diam, seperti ada sesuatu yang hendak diungkapkan tapi tetap tertahan. Waktu seolah melambat, meninggalkan kami berdua dalam kekosongan sesaat yang tak terucapkan. Dan di tengah kebingungan, ibu itu memecah keheningan dengan senyum hangatnya. "Gadis cantik ini juga sekolah di SMA Cendana. Kalian sudah saling kenal?" tanyanya sambil mengarahkan tatapan penuh harapan pada kam
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 14. Secercah Cahaya (Part 3)

--"Syukur deh kalo kalian udah saling kenal. Kapan-kapan main kerumah bunda ya, ajak teman cewek kamu nggak papa, biar nanti Shaka yang jemput kalian pake mobil"--'Main kerumah cowok aneh itu?' Aku mengkerutkan dahiku. Yang benar saja, sama ibunya bisa langsung akrab sih, tapi kalau sama anaknya..Tiba-tiba, notifikasi WhatsApp masuk, membuyarkan lamunanku. Melihat jam yang menunjukkan angka 9, aku berpikir, sudah malam, waktunya tidur, siapa sih yang wa malem-malem gini?Aline: Alshaaaaa!Kirain siapa.Alsha: Udah sembuh?Aline: Udah dongggg!! Tapi aku masih gamau masuk besok Senin, lagi menikmati zona nyaman di rumah.Alsha: DihAline: Alll, tau gaaaaa!Alsha: Enggak.Aline: Ihh kebiasaan, aku mau ceritaaa tauuuu!Alsha: Iyaa, kenapaa?Aline: AKU CHATTINGAN SAMA ARSHAKAAA!!! COGANS NOMOR SATU DI SEKOLAH KITAAA! WOYLAHHH!Alsha: OhAline: Ihhh Alshaa! Kok Oh doang sihhhAlsha: emangnya aku harus respon gimana?Aline: Ikut seneng kek liatt temennya senengggg. Bentarr aku ss-in yaa
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 14. Secercah Cahaya (Part 4)

Jam istirahat dimulai. Aku memasukkan buku paket pelajaranku ke dalam tas, lalu mengeluarkan satu buku kesukaanku. Sebenarnya, aku ingin sekali membaca buku di perpustakaan, tapi karena sedang malas turun tangga, aku memutuskan untuk membaca di kelas saja. Saya aku mulai tenggelam dalam alur cerita, tiba-tiba aku dikejutkan oleh suara teman sekelasku yang berteriak histeris."Demi apaaa! Cowok ganteng itu ke kelas kita!!" salah satu temanku berteriak penuh semangat."Ngapain yaa?" sahut yang lain dengan nada penasaran."Ngapelin gue lah!" celetuk temanku yang lain, penuh percaya diri."Ngayal lo!" balas temannya, diikuti gelak tawa."Punya gue ya dia!" teriak yang lain lagi, suaranya terdengar penuh harap.Aku mendongak, mencoba mencari tahu siapa yang mereka maksud. Eh? Ternyata yang mereka bicarakan malah berhenti di depan mejaku. Detik itu juga, suasana di kelas seakan membeku.Arshaka, cowok keren yang selalu tampil rapi dengan jas almamaternya yang tanpa cela. Rambutnya tertata s
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 15. Perubahannya

"Kebencian adalah cinta yang terlalu ragu untuk menunjukkan rasa sayangnya." -Alshameyzea Afsheena °°°°Setelah upacara bendera selesai, seluruh siswa SMA Cendana diminta untuk berkumpul di lapangan, di bawah langit yang memancarkan sinar matahari yang terik, kata Pak Iwan akan ada pengumuman penting yang akan mengejutkan semua orang.Di bawah matahari yang semakin menyengat, kami berdiri di lapangan yang luas, terik dan gerah. Ratusan siswa tersebar di berbagai sudut, ada yang berdiri tegap, ada yang duduk bersila di rumput, beberapa memilih bersandar pada temannya atau yang suka menyendiri memilih untuk bersandar ke dinding beton. Suasana semakin tidak nyaman dengan kehadiran panas yang merembes ke kulit, dan angin sepoi-sepoi yang tidak mampu meredakan rasa gerah.Keluhan mulai terdengar di antara kerumunan. "Pengumuman apa ya?" tanya seorang siswa, suaranya penuh dengan rasa ingin tahu yang jelas. "Katanya sih kejutan," jawab temannya, wajahnya menunjukkan harapan meskipun bibirn
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 15. Perubahannya (Part 2)

Aku terkejut mendengar pertanyaannya. "Eh? Kenapa kamu bilang gitu?"Dia mendekat sedikit, suaranya rendah dan penuh perhatian. "Aku ke rumah kamu buat mastiin, kamu aman." Bisikannya menambah rasa penasaran di hatiku. Aku menoleh, bingung dengan maksudnya."Aku nggak mau terjadi apa-apa sama gadisku," tambahnya dengan nada lembut. Aku melotot, terkejut dengan pernyataan yang tiba-tiba itu, tetapi Keenan hanya terkekeh pelan, tampak puas dengan reaksiku. "Baik anak-anak, perhatikan sebentar. Maaf jika kalian sudah menunggu lama," kata Pak Iwan, suaranya yang tegas dan menguasai lapangan berhasil menarik perhatian kami. Perlahan, riuh rendah di antara kami mulai mereda, menunggu apa yang akan diumumkan setelah penantian panjang.Pak Iwan melanjutkan, "Kami ingin mengumumkan beberapa hal penting terkait agenda sekolah kita. Yang pertama, pemilihan umum ketua OSIS akan dilaksanakan Minggu depan, dan sosialisasi program kandidat ketua OSIS dan wakil ketua OSIS akan dimulai lusa."Seketik
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 15. Perubahannya (Part 3)

Aku melotot, heh! dasar! Akhirnya aku mendekat ke arahnya, tepat disampingnya, jarak kami hanya setengah meter saat ini. Dengan disaksikan oleh seluruh siswa SMAN Cendana. Sebagai siswa berprestasi. Bukan yang lain."Mereka ini berhasil membawa nama baik sekolah ini di ajang OSN (Olimpiade Sains Nasional) dan OMN (Olimpiade Matematika Nasional). Dan sama-sama meraih medali emas dan juara umum tingkat Nasional." Suara Pak Iwan menggema di antara kerumunan, dipenuhi kekaguman dan kebanggaanSorakan dan tepuk tangan memenuhi lapangan sekolah kami, membanjiri udara dengan gelombang semangat dan kebanggaan. Setiap tepuk tangan, setiap teriakan, seolah membangkitkan energi yang membuat momen ini terasa semakin megah. Arshaka dan aku berdiri bersebelahan di depan panggung, merasakan getaran positif dari sorak-sorai teman-teman kami."Selamat ya buat Arshaka dan Alsha, kalian emang luar biasa! Terima kasih juga buat semua yang udah dukung perjalanan sekolah kita sampai sejauh ini." Pak Iwan
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status