Home / Fiksi Remaja / About Me: Alshameyzea / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of About Me: Alshameyzea : Chapter 11 - Chapter 20

143 Chapters

Bab 8. Kisah di bawah Cahaya Temaram (Part 2)

"Ih, Keenan, kamu kenapa sih?" Aku memalingkan wajahku, berusaha menyembunyikan pipi yang mungkin sudah memerah lebih dari sebelumnya.Keenan tertawa kecil, tangannya menyisir rambut dengan santai. "Okay, okay," ujarnya. "Kamu kalau jam segini ngapain aja di rumah?"Aku berpikir sejenak, memikirkan rutinitasku di rumah. "Aku biasanya baca buku, atau nonton televisi, atau ngobrol dengan Aline," jawabku, sambil mengenang kegiatan sehari-hariku.Keenan mendengarkan dengan penuh perhatian, senyum lembutnya tidak pernah pudar. "Tidurnya jam berapa emang?" tanyanya, penuh rasa ingin tahu."Jam sepuluh malam," ucapku."Misal aku call kamu, boleh?" Keenan bertanya, nada suaranya mengandung harapan yang membuat hatiku bergetar.Namun, sebelum aku sempat menjawab, Aline sudah mendekat dengan cepat. "Yuk, Al, ikut aku ke kamar mandi bentar," katanya, memegang tanganku.Aku menoleh ke arah Keenan, yang masih duduk dengan tenang. Ali
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 9. Aline Kepo

"Di antara suara tawa dan obrolan, hanya suaramu yang bisa membuatku merasa tenang meskipun jarak memisahkan." -Alshameyzea Afsheena °°°°° Keenan mengetik pesannya dengan cepat, dan ketika aku membacanya, senyumku merekah tanpa bisa kucegah. Keenan Aksara: Sheena, tadi pipi kamu memerah sepanjang jalan. Aku membalas dengan cepat, ingin tahu apakah dia benar-benar memperhatikan. Alsha: Iyakah? Keenan Aksara: Iya, lucu banget kek tomat. Alsha: Enak aja. Keenan Aksara: Hehe, bercanda Sheena. Saat aku sibuk dengan handphone, Aline menghampiri dengan ekspresi penasaran. "Al! Kenapa kamu senyum-senyum sendiri gitu?" teriaknya, membuatku sedikit terkejut. Aku hanya menggeleng sambil tersenyum, lalu memalingkan wajahku darinya. "Pasti lagi chattingan sama si Keenan," kata Aline dengan nada malas, memutar bola matanya yang terlihat sedikit jengkel. Aku tetap tidak menggubris kata-katanya, mataku masih tertuju pada layar handphone, jemariku sibuk membalas pesan dari Keen
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 9. Aline Kepo (Part 2)

Aline mengalihkan perhatian dari ponselnya dan menatapku dengan ekspresi serius. "Duh, Al, meskipun kak Claudia di luar kelihatan wow banget, dia juga gak mau kalah soal cogan. Liat aja Keenan, dia juga diincar, kan? Kalau Kak Claudia tau ada cowok yang lebih ganteng lagi dari Keenan, pasti dia bakal deketin juga," jelas Aline dengan nada penuh keyakinan.Aku mengerutkan keningku, sulit mempercayai penjelasan Aline. "Pernah ada kabar nih," lanjut Aline dengan nada berbisik penuh rahasia, "katanya Kak Claudia pernah ketahuan selingkuh dengan pacarnya sendiri. Dan bukan cuma satu, tapi lima cowok, Al! Bayangin, lima cowok jadi selingkuhannya. Gila banget gak sih, tuh senior.""Aku awalnya nggak percaya, tapi setelah pengakuan dari pacarnya Kak Claudia dan para korban selingkuhannya, aku baru percaya. Berita itu sempet rame di sekolah kita, apalagi di media sosial cowoknya," Aline melanjutkan cerita dengan penuh antusias, matanya berbinar penuh gairah. Sementara itu, aku hanya bisa mende
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 9. Aline Kepo (Part 3)

Aline, dengan mata berbinar, mengangguk dan terus menunjukkan foto itu. Benar saja, di postingan yang ditunjukkan Aline, tampak tiga cowok dengan wajah hampir mirip. "Lihat, mereka benar-benar kembar tiga!" serunya dengan antusias, suaranya membuat telingaku berdenging."Woah! Gila banget, bisa-bisanya kembar tiga tapi ganteng semua!" teriak Aline, suara kagetnya hampir memekakkan telinga."Aline," aku melotot padanya."Sorry, sorry, Al. Tapi ini serius. Mereka kembar tiga?" Aline terus bersemangat, tidak bisa menyembunyikan rasa herannya."Di foto memang keliatan mirip semua sih. Mungkin efek filter kali," jawabku asal, berusaha tetap tenang meskipun dalam hati aku juga terkejut."Entahlah," Aline tetap tak bisa menutupi kegembiraannya. "Yang paling penting, aku udah nemu akun Instagramnya Arshaka!" Dia hampir melompat kegirangan. "Aku bisa lihat story-nya dia, aku bisa kepoin dia. Kalo perlu, aku DM dia!"Aku hanya bisa memandang Aline dengan rasa campur aduk. Malam ini, dia tampakn
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 10. Di Antara Cinta dan Janji

"Jika hidup adalah sebuah buku, maka momen ketika bersamamu adalah bab favorit ku."°°°°°Bel istirahat berbunyi, menandakan waktu bagi para siswa untuk sejenak melepaskan penat dari pelajaran. "Al, ayo buruan temenin aku," desak Aline sambil menarik tanganku dengan tergesa-gesa. Wajahnya penuh semangat dan sedikit cemas, membuatku penasaran."E-eh, bentar, sabar dong, Aline, aku beresin buku dulu," tegurku, mencoba membereskan bukuku yang masih berserakan di meja."Duh, Al, buruan, ayo!" serunya lagi, nada suaranya semakin mendesak."Mau kemana sih? Buru-buru amat," tanya Kafka, yang sedari tadi memperhatikan tingkah laku Aline dengan wajah penuh rasa ingin tahu."Bukan urusan lo!" bentak Aline, matanya melotot. "Ayo, Al, keburu direbut orang nanti." Kali ini Aline menarik tanganku lebih kuat sehingga mau tak mau aku harus ikut dengannya.Kafka hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum tipis, mungkin sudah terbiasa dengan tingkah Aline yang selalu penuh energi.Aline berjalan deng
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 10. Di Antara Cinta dan Janji (Part 2)

Tatapannya dingin dan tajam, seolah ingin menyelidik setiap sudut pikiranku. Dia mengangkat satu alisnya dengan angkuh. "Sama-sama," ucapnya dengan nada ketus sebelum langsung berbalik dan meninggalkan aku.Aku menggigit bibirku, merasa canggung dan sedikit malu. 'Aduh, aku melakukan kesalahan. Ngapain juga aku nyebut nama Keenan.' Aku menepuk dahiku pelan, merasa konyol dengan diriku sendiri."Tunggu," panggilku lagi, suaraku sedikit gemetar namun cukup kuat untuk menghentikan langkah cowok itu.Dia berhenti dan menoleh, mengangkat kedua alisnya. Tatapannya penuh tanya, seolah ingin tahu kenapa aku berani memanggilnya."E-eh, boleh minta tolong ambilkan buku ini nggak?" Aku menunjuk ke buku yang tadinya mau aku ambil, letaknya di rak paling atas, sebelah buku yang jatuh tadi.Dia menghela napas, matanya menyipit sedikit. "Minta tolong aja ke cowok yang namanya Keenan," jawabnya ketus, lalu berbalik hendak pergi lagi."Eh, maaf, tadi aku nggak tau kalo itu kamu," aku masih berusaha me
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 11. Pertandingan Basket

"Kadang, kebahagiaan yang melimpah bisa jadi mengaburkan pandangan, membuat kita kehilangan."°°°°Kantin SMA Cendana dipenuhi dengan kegembiraan setelah bel pulang sekolah berbunyi. Suasana riuh rendah, di mana suara tawa dan obrolan siswa memenuhi ruangan. Meja-meja panjang yang biasanya dipenuhi dengan bekal dan makanan cepat saji sekarang menjadi saksi dari berbagai cerita dan perbincangan yang berlangsung. Cahaya matahari sore menyinari kantin melalui jendela besar, menciptakan pola-pola hangat di lantai. "Al, kamu ngapain beli air mineral? Bukannya tadi udah bawa ya dari rumah?" tanya Aline, melihatku dengan tatapan bingung sambil menggenggam botol air mineral yang baru dibeli."Ini, buat Keenan nanti," jawabku sambil menunjukkan botol air mineral yang baru saja kubeli.Aline menatapku dengan tatapan ingin tahu, wajahnya penuh keinginan untuk menggoda. "Perhatian banget, emang udah jadian?" Dia mengangkat alis dan memperlihatkan ek
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 11. Pertandingan Basket (Part 2)

Sementara itu, pertandingan terus berlanjut dengan penuh intensitas. Keenan, dengan ketangkasan dan keterampilannya, berhasil memasukkan bola ke ring lawan dengan mulus. Setiap kali dia mencetak poin, sorakan dan teriakan dari para pendukungnya menggema di seluruh arena, menambah kemeriahan suasana. Aku baru menyadari betapa banyaknya penggemar Keenan. Di bawah sinar matahari sore yang lembut, gedung olahraga SMA Cendana dipenuhi oleh suasana kemenangan yang meriah. Keenan berdiri di tengah lapangan dengan senyuman lebar, dikelilingi oleh anggota timnya yang bersorak gembira. Suara sorakan penonton bergema di seluruh gedung, menciptakan suasana yang penuh energi dan kegembiraan.Para pendukung Keenan, terutama yang berasal dari kalangan wanita, meneriakkan nama tim mereka dengan semangat. Aku memperhatikan beberapa adik dan kakak kelas yang bergerombol mendekat, membawa minuman dan camilan, siap untuk memberikan hadiah kecil kepada Keenan sebagai bentuk penghargaa
last updateLast Updated : 2024-09-27
Read more

Bab 12. Tenggelam

"Terkadang, yang paling indah dari sebuah rasa bukan bagaimana ia dimulai, tapi bagaimana kita bertahan ketika segalanya tak pasti."°°°°"Haduh, capek banget hari ini." Aline melemparkan ranselnya sembarangan sebelum membaringkan tubuhnya dengan santai di atas kasur. Rumah kami terasa nyaman dan tenang setelah hiruk-pikuk sore tadi. Jam sudah menunjukkan hampir pukul 6, pertandingan bola basket yang sempat meriah tadi terasa seperti kejadian yang baru saja berlalu.Sambil meletakkan barang-barangku dengan hati-hati, aku mulai membereskan barang-barang Aline yang bertebaran di lantai."Aline, tadi kamu kemana pas pertandingan udah selesai?" tanyaku sambil melirik ke arah gadis yang tampak tenggelam dalam dunia sosial media di ponselnya.Aline mendongak sejenak dari layar ponselnya, "Eh? Aku tadi ke kamar mandi, Al. Udah kebelet banget, jadi gak sempet pamitan ke kamu, hehe." dia menjelaskan dengan cengiran nakal, tampak tidak merasa bersalah meskipun tampaknya agak malu.Aku menatapny
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more

Bab 12. Tenggelam (Part 2)

"Nggak ada, cuma scroll chattingan sama Rey aja sih. Lucu banget dia, meskipun chattingan-nya cuma bentar, tapi bikin aku salting brutal, Alll," jawab Aline dengan wajah berseri-seri, sambil meremas lenganku dengan penuh semangat.Aku melongo heran melihat sikap Aline. Jadi, dia ternyata terpaku pada handphone-nya karena salting membaca chatnya dengan Rey? Aduh. Aku menepuk dahi pelan, merasa campur aduk antara heran dan geli."Kamu mau liat gak isi chattingan ku sama Rey?" Aline bertanya dengan kegembiraan, seolah tawarannya adalah sesuatu yang sangat berharga.Belum sempat aku menjawab, Aline sudah menggeser layar handphonenya dan menunjukkan tampilan room chatnya dengan Rey. Aku mencoba membaca chatnya. Di sana, sebuah nama terpampang jelas, begitu familiar dan membuat dahiku berkerut.“Aline, kenapa nama Rey di kontakmu begitu?” tanyaku, tak mampu menahan rasa penasaran yang menggelitik.Aline menoleh, seolah pertanyaanku bukan sesuatu yang aneh. Dengan senyum kecil yang penuh pe
last updateLast Updated : 2024-09-28
Read more
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status