. Besok harinya.“Adnan! Kamu belum bangun jam segini?” teriak Kiya sang kakak“Ada apa?” sahutnya dengan suara malas.“Lima belas menit lagi gue tiba di sana kalau Lu belum bangun akan dobrak pintu apartemenmu,” ancam sang kakak dengan tegas.Adnan hanya mendengus kesal ancaman ala killer itu, ia mengabaikan ocehan sang kakak . Pria bertubuh tegap itu membalikkan tubuhnya menatap jam dinding yang menggantung di kamar, jarum jam pendek bertengger di angka delapan,“ Adnan!”“ IYA!” sahut Adnan ketus.“Jangan iya, iya saja Adnan! Dari kemarin kita sudah janji jam sembilan kita sudah di rumah Mami!” teriak wanita itu dengan kemarahan, “aku datang kesana, kalau kamu belum siap saat aku tiba, awas kamu. Aku bakar apartemenmu,” gertaknya lagi.Mendengar ancaman sang kakak, Adnan Mahesa bangun..Adnan lelaki yang sangat arogan ia tidak pernah memikirkan perasaan siapapun , ia hanya mendengar kata tiga orang ini , Mami dan kedua kakak perempuanya, selebihnya ia akan bersikap bodo amat. Ia b
Read more