Hari berganti minggu dan minggu berganti bulan.Rasa penasaran Adnan berubah jadi kemarahan setelah Hira mengabaikannya, terus menerus. Adnan melakukan berbagai cara untuk mendekati Hira, tapi seribu cara untuk Hira untuk menghindari Adnan. Bagi dokter cantik itu, antara dirinya dan Adnan tidak ada apa-apa, hanya sebatas tetangga. Masa lalu biarlah masa lalu ia akan menjalani hidupnya dengan baik dan melupakan masa lalu. Tetapi tidak demikian untuk Adnan, ia masih berpikir kalau Hira masih masih mencintainya sama seperti dulu. Gadis yang ia pikir akan mengejarnya justru mengabaikannya dan terus menghindar. Bahkan nomor Adnan diblokir sama Hira.“Tidak ada satupun gadis di dunia ini yang menolak pesonaku Hira. Kamu akan jadi milikku bagaimanapun caranya, camkan itu!” Adnan melempar ponselnya ke atas ranjang.Melihat postingan Dikto membagikan fotonya denganHira. Adnan berpikir kalau Hira sengaja membuatnya marah. Padahal tujuan Hirabukan seperti itu ia hanya ingin menunjuk
Masuk Perangkap Penjahat.Apa yang dilakukan Adnan tidak lantas membuat Hira tunduk ataupun berubah. Ia melepaskan cincin yang pakaikan Adnan dan menyimpannya ke dalam laci. Ia tetap saja menghindar dan menghiraukan lelaki tersebut.Hari itu Adnan menemuinya di rumah sakit.Melihat Adnan datang sorot mata Hira sinis, “ada apa datang ke sini? Aku sedang bekerja Adnan. Apa tidak bisa berhenti menggangguku?”Adnan melirik jari-jari Hira tidak memakai cincin pemberiannya, lelaki itu hanya tersenyum kecil, ia jadi ragu dengan kata-kata sesumbar yang pernah diucapkan. Ia pernah berkata kalau Hira akan mengejarnya sama seperti dulu, tetapi sekarang ia mulai meragukan kata-katanya sendiri.“Aku ingin bicara hal yang penting denganmu, tapi jangan di sini.”Tidak ingin membuat masalah di dalam rumah sakit Hira membawa Adnan bicara di taman rumah sakit.“Tadi mau bicara apa?” tanya Hira.“Waktu itu aku sudah memperingatkanmu supaya jangan ikut acara sosial yang diadakan rumah sakit. Ada bahaya
Setelah mendengar suara tembakan Adnan mengendap-endap dan masuk ke sana. Saat ia tiba ia melihat pemandangan yang trr tidak biasa, para dokter dijadikan objek mainan sama kepala penjahat tersebut.Hirara ketakutan tetapi otaknya masih bisa bekerja, ia membuka bolpoin dan menuangkan tinta pena ke tangannya lalu mengoleskannya ke wajahnya rambut dan pakaiannya. Dengan begitu ia beberapa kali dilewati karena wajahnya terlihat kotor.“Aku belum puas,” keluh lelaki tua tersebut saat melihat dokter muda yang digilir itu pingsan, boa penjahat itu tidak merasakan kepuasan. Anak buahnya berjalan ke arah HiraDitengah ketakutannya Hira memohon agar dikirim penolong, ternyata permohonan kecilnya di dengar. Tiba-tiba seseorang muncul menyelamatkannya hidupnya.“Biar saya yang melakukannya,” ucap seseorang, tubuh Hirara bergetar bahkan untuk menoleh yang punya suara ia tidak punya kekuatan lagi. Adnan berjalan melepaskan jubah dokter dan melepaskan pakaian satu persatu, tubuh kekarnya dan t
Hira tidak punya tenaga lagi untuk berdebat, bahkan tidak punya harga diri lagi di depan laki-laki yang sudah merenggut mahkotanya. Hira berpikir sudah perempuan bekas pakai Adnan, lelaki yang sangat ia benci dalam hidupnya.Setelah keduanya berganti pakaian, Hira dan Adnan melanjutkan perjalanan untuk menemukan perkampungan yang bisa menolong mereka berdua. Kini, wanita cantik itu tidak banyak bicara lebih banyak menangis dengan diam, tubuh dan harga diri yang dijaga selama ini hilang begitu saja, tapi menyesal tidak ada gunanya.“Kita istirahat disini dulu, aku akan cari makanan untuk kita.” Adnan meletakkan tas ransel bawaannya di atas batu di dekat sungai.Hira juga meletakkan tas bawaannya. Adnan menggunakan pisau operasi milik dr, Sinta sebagai ujung tombak untuk mendapatkan ikan.Beruntung Alam berpihak pada keduanya, Adnan mendapatkan beberapa ikan besar untuk mengganjal perut. Dalam ransel ia juga menemukan korek dan menggunakan alkohol untuk menyalakan api. Suasana begit
Di sisi lain.Polisi akhirnya berhasil menemukan tempat persembunyian para penjahat yang menjebak para dokter. Sayangnya bos penjahat itu melarikan diri melalui terowongan bawah tanah.Sejumlah dokter yang ditawan berhasil diselamatkan, penggerebekan itu menjadi berita besar karena melibatkan sejumlah dokter dari salah satu rumah sakit besar. Keluarga Hira histeris saat mendengar kabar beberapa dokter ditemukan tewas.“Hira! Hira.” Bunda Hira menangis histeris, ketika tidak menemukan Hira diantara dokter yang dirawat.“Bunda tenanglah, Hira pasti selamat.” Leo membujuk sang Ibunda agar tenang.Ia baru ingat kalau tadi pagi Adnan bertanya tentang kegiatan bakti sosial yang diselenggarakan dari rumah sakit. Lelaki yang berprofesi sebagai pengacara itu , buru-buru menelepon Adnan kan tetapi ponsel Adnan tidak aktif. Hira anak yang beruntung sebab kedua kakak laki-lakinya saat perhatian padanya, saat Hira dikabarkan hilang mereka semua melakukan cara untuk menemukan sang adik. Leo mem
Tidak pernah ada bayangan Adnan akan melewati pengalaman yang menegangkan ketika melihat seorang ibu melahirkan. Adnan sudah melewati banyak kejadian dalam hidupnya bahkan nyaris mati sudah dialami. Karena ia seorang pengacara bos mafia besar. Pertarungan, kematian sudah hal biasa baginya. Namun saat menyaksikan wanita melahirkan dan mengeluarkan banyak darah, ia merasa sangat tegang. Tapi tidak untuk dr. Hira ia begitu tenang membalut tubuh mungil itu dengan bedongan.Karena perjuangan mereka berhasil, Hira tersenyum bahagia dan memeluk Adnan hal itu terlihat begitu tulus dari seorang dokter yang berhasil menyelamatkan nyawa dua orang.“Terimakasih kita berhasil,” ucap Hira masih memeluk tubuh Adnan, detik kemudian ia baru sadar kalau orang yang dipeluk seorang Adnan, buru-buru melepaskan diri. Tetapi gara-gara hal itu, sebuah batu besar yang menutup dada Adnan seakan bergoncang. Ini pertama kalinya ia melihat Hira tersenyum.Beruntung pasangan suami istri itu membawa perlengkapan
Adnan memegang benda yang dijatuhkan Hira, “Hira, aku bertanya apa kamu minum obat ini?”Hira sangat terganggu dengan pertanyaan Adnan, “Aku tidak tahu apa yang kamu maksud.”“Hira …! Aku bertanya.”Saat Adnan mencerca Hira dengan pertanyaan, Zafar datang.“Hira! Apa yang kamu lakukan di luar sini?”Hira berbalik badan, “hanya melihat-lihat saja. Apa Ayah sudah makan?”“Belum aku menunggu putri menemaniku makan.”Hira tertawa bahagia saat ayahnya selalu ada untuknya. Hira mampu menghadapi semua rintangan hidup, karena dukungan keluarganya terutama ayah tercinta.*Besok pagi Adnan kembali datang mengganggunya di rumah sakit.“Apa yang kamu inginkan, sih?” tanya Hira sudah mulai kesal.“Ini untuk calon istriku.” Adnan membawa buket bunga. Hira menerima bunga meletakkannya di sofa.“Sudah pulanglah.”“Aku ingin mengajakmu menikah. Aku tidak mau kalah dengan anak kemarin sore seperti Sean,” ucapnya dengan tatapan tegas.“Ini jam kerjaku, ada banyak pasien yang mengantri kenapa kamu
Adnan duduk di kursi kebesarannya, ia memutar-mutar kursinya sembari menatap kertas di tangannya. Mengetahui kalau Hira sudah menikah dengan Fano ada api membara yang membakar hatinya. Tiga tahun yang lalu ia mati-matian mengejar Hira, pada akhirnya dokter cantik itu harus menikah dengan mantan rekan kerja Adnan . Ada perasaan yang membara dalam hati Adnan.Tiga tahun yang lalu ia sesumbar berkata akan menikahi Hira dengan mudah, ia juga berpikir kalau Hira akan mengejarnya sama seperti mereka remaja dulu. Kini lelaki berwajah tegas itu hanya bisa tersenyum kecut sembari menatap selembar kertas di tangannya.“Kamu mendapatkannya begitu mudah bahkan mereka menjodohkanmu,”Penolakan ayah Hira melintas di benaknya. Adnan tidak sadar kenapa Zafar sampai menolak dan membenci Adnan. Semua itu berawal karena sikap sombong Adnan di masa lalu.Fano, baru satu bulan di kenal Hira saat itu tetapi sudah setuju menikah karena Zafar melihat lelaki itu baik, tapi Adnan yang datang melamar Hira di