Share

Memilih Pergi Untuk Menyembuhkan Trauma

Di masa lalu Hira korban bully dari teman sekolahnya, salah satunya Maya dan gengnya.

Dulu kuda hitam itu yang dipaksa Maya untuk menyakiti Hira saat mereka latihan. Wanita itu menyuntikkan sesuatu ke tubuh kuda itu saat Hira menungganginya tiba-tiba ia berlari  dan menjatuhkan Hira.

Hira masih menatap dengan tatapan sinis. Bayangan masa lalu itu pun melintas di benaknya.

“Tolong aku, tolong,” ucap Hira saat kuda itu terus mendekatinya seakan-akan ia adalah kuda betina.

“Kawin saja sama kudanya,” ledek Maya dan teman-temannya, bukannya menolong dia bahkan mendorong Hira ke arah kudah jantan yang sedang horni tersebut. Setelah menjadi dokter Hira akhirnya menemukan obat yang disuntikkan Maya pada kuda jantan itu obat perangsang hewan.

‘Apa aku juga harus melakukan itu padamu agar kamu kawin sama kuda?’ Hira  masih terdiam.

**

Enam tahun lalu

“Tante yang memintaku memberikan padamu.” Seorang anak perempuan  menyodorkan kotak bekal pada  anak laki-laki.  Pemuda itu menatapnya dengan tatapan datar tidak berminat. Ia menghentakkan kakinya dengan marah. “Aku sudah katakan tidak usah bawa-bawa beginian. Kamu itu merepotkan .” Adnan menarik kotak bekal itu dengan kasar.

“Tidak usah, kalau kamu tidak mau,” ujar Hira  dengan kepala menunduk, Adnan berlari kembali ke lapangan basket. “Ini untuk kamu.” Menyodorkan kotak bekal pada teman-temannya

“Wah lumayan ni, dapat makanan enak gratis.”

Hira Falisha hanya menatap dengan sedih  makanan yang dibuat susah payah dengan tangannya yang ingin diberikan pada Adnan. Tapi bukannya dimakan ia malah memberikan pada teman-temannya. Sakit memang melihat hal itu, tetapi Hira hanya bisa menahan perasaannya. Ia meninggalkan lapangan basket dengan sedih. Perhatian yang diberikan Hira pada Adnan mengundang kemarahan  sekelompok gadis populer di sekolahnya.

“Sekali lagi Lu mendekati cowok pujaan hati kita, lu habis.” Para gadis-gadis populer itu   menyeret Hira ke belakang sekolah . Adnan melihatnya, tetapi ia membuang muka tidak menghiraukan Hira.

“Kamu suka dengan Adnan? Kamu sadar gak Adnan siapa? Dia ketua OSIS di sekolah ini, lelaki yang paling tampan idaman semua siswa di sini. Lu siapa? Lu itu hanya  domba kurus yang jelek, anak  manja yang menyedihkan.” Mereka semua tertawa lalu menuangkan minuman kemasan ke atas kepala Hira. Maya dan teman-temannya melakukannya hampir tiap hari di sekolah.

Tubuh  Hirara  mencoba mempertahankan buku diary miliknya.” Berikan padaku,” ucap salah seorang lagi.

“Oh, jadi Adnan cinta pertamamu.” Mereka semua menertawakan dirinya.

Hira berusaha merebut buku diary miliknya , tapi ia ditampar lalu didorong sampai terjatuh.  “Adnan, katanya kamu cinta pertama si domba kurus ini.” Maya  berteriak memanggil Adnan. Teman-teman Adnan  berdatangan dan ikut menertawakannya sembari membaca buku diary milik Hira.

Hira  malang hanya bisa duduk meringkuk, ia melirik Adnan lelaki pujaan hatinya, lelaki itu tidak peduli, ia pergi begitu saja. Maya maju lalu mendorongnya ke dalam  gudang sekolah, sebelum pintu dikunci ia melihat Adnan memohon agar dirinya di bantu. Namun Lelaki yang ia suAdnan dari sejak kecil itu hanya  menatapnya dengan dingin ia dikunci di dalam gudang.

Untung saja Mona sahabatnya dan seorang guru BP datang  membuka pintu. Hira terlihat sangat berantakan  paAdnanan putihnya berubah warna jadi merah dan kuning telur tubuhnya mengeluarkan bau amis.

*

Pulang sekolah orang  tua Adnan  menelepon agar ia membawa Hira ikut  pulang bersamanya, saat Adnan menolak  diancam tidak diberi uang  pegangan.

“Lu, jalan sampai lampu merah, nanti dari sana lu Hirak. Ini paAdnan, tubuhmu bau busuk.” Adnan melempar jaket miliknya. Hira menutupi wajahnya yang dipenuhi jerawat, semakin ia tutupi semakin mereka berlomba untuk muncul di wajahnya. Hira yang dulu sangat jelek dan menyedihkan.

Hira menurut, berjalan sampai ke lampu merah, tidak berapa lama Adnan datang dengan motor  besar miliknya. “Jangan sampai  paAdnananku kotor, menjauhlah di belakang,” ujar Adnan memberi peringatan.

“Baiklah.”

Belum juga pegangan Adnan sudah melajukan motornya alhasil Hira  yang belum siap refleks memeluk tubuh Adnan, hal itu menyebabkan kemarahan besar  dari lelaki tersebut. Ia menurunkan Hira di tengah jalan.

“Adnan, masa kamu tega ninggalin aku di sini,” bujuk Hira memelas.

“Harusnya kamu berpikir sebelum bertindak.”

“Aku minta maaf, kamu yang  mendadak.”

“Bukan  itu Hira, tidak seharusnya kamu mengungkapkan perasaanmu padaku di depan teman-temanku! Kamu membuatku malu. Siapa kamu berani mencintaiku! Kamu hanya domba kurus,” ucap Adnan   marah.

Adnan Mahesa siswa paling berprestasi di sekolahnya, selain pintar, kaya ia juga sangat tampan. Tetapi dibalik paket lengkap yang diborong, ia memiliki sikap yang angkuh dan sombong.

“Jangan pernah suka denganku Hira. Jangan pernah lakukan itu. Kamu tidak pantas denganku,” gertak Adnan

‘Hira terdiam, apa ada larangan untuk menyuAdnan  seseorang? Terkadang perasaan itu bisa datang tiba-tiba tanpa haru punya alasan’ Hira membatin.

Melihat Hira diam Adnan semakin begis, paAdnanan kotor, rambut berantakan, wajahnya berjerawat menambah rasa jijik dimata Adnan.

“Aku muak melihatmu,” ucapnya ketus lalu meninggalkan Hira di tengah jalan.

*

Semenjak ia mengungkapkan perasaan suka pada Adnan, hidup Hira  bagai di neraka, semua orang menghina dan meledeknya menyebabkan mental gadis mudah itu terganggu. Tidak kuat lagi Hira meminta pindah sekolah.

“Hira, kamu sudah  mau lulus untuk apa pindah lagi,” ujar ibunda Hira.

“Apa ada masalah Sayang.” Ayahnya mengusap ujung kepala Hira dan duduk di samping putri bungsunya.

“Tidak ada apa-apa Yah, hanya saja aku malas setiap kali berangkat sekolah ke sana, jauh.” Hirara mencari alasan.

“Bunda, sudah minta Adnan untuk bonceng kamu ke sekolah, jadi tidak usah takut macet lagi kalau Hirak  mobil, supir kamu juga lagi pulang kampung,” ujar Ibundanya sembari ikut duduk di samping Hira.

“Bun, jangan meminta Adnan memboncengku lagi,” tolak Hira memelas.

Kedua orang tua Hira tidak memaksa meminta Hira Hirak ojek ke sekolah agar tidak terlambat. Hira dan Adnan bertetangga sebelah rumah, itu sebabnya orang tua Adnan meminta putra bungsunya membawa Hira berangkat bersama. Adnan sangat keberatan, setiap kali ia membonceng Hira ke sekolah ia akan menurunkannya di tengah jalan.

Pagi itu, Saat Hira ingin berangkat, maminya  Adnan memanggilnya. Hubungan keluarga mereka sangat dekat waktu itu.

“Hira, ikutlah dengan Adnan, dia akan memboncengmu,” ujar Gita ibunda Adnan.

 “Mi, aku sudah bilang-“ Adnan  mencoba protes.

“Kalau kamu menolak aku akan hentikan uang jajan kamu,” ancam wanita berparas cantik itu manatap gemas pada putranya.

“Mami bisanya hanya mengancam.” Sungut Adnan dengan wajah kesal.

“Makanya bawa princessku ini.” ucap Maminya mencubit hidung Hira.

Hira menolak , karena percuma ia juga akan diturunkan di tengah jalan saat orang tua mereka tidak melihat. Karena dipaksa Hira Hirak  ke atas motor. Akan tetapi seperti biasa Adnan akan menurunkannya di tengah jalan di tengah lalu  diminta Hirak angkot.

“Lu Hirak angkot saja.”

“Adnan, aku tidak tahu Hirak angkot, tolong bawa aku sampai ke halte busway aja.”

“Malas. Daripada kamu jadi beban buat orang lain. Kenapa lu gak menghilang saja selamanya” Adnan melengos pergi tanpa peduli.

Mendengar kata menghilang Hira terdiam, hatinya perih mendengar Adnan mengatakan itu.

*

Di sisi lain ayah Hira penasaran dengan sikap putrinya belakangan ini.

Zafar penasaran kenapa belakangan putrinya sering melamun dan meminta pindah sekolah. Bukan hanya itu ia juga penasaran kenapa Hira selalu menolak dibonceng sama Adnan padahal dulu ia paling semangat kalau berangkat bareng Adnan. Ia memutuskan mengikuti  dan memata-matai  putrinya, kali ini ia  melihat kenyataan pahit ternyata selama ini Adnan selalu menurunkannya di tengah jalan akhirnya ayah Hira paham apa yang dialami Hira.

Adnan belakangan ikut-ikutan membenci Hira padahal sebelumnya mereka berteman baik. Karena Adnan menurunkannya di tengah jalan Hira kembali mendapat hukuman jalan jongkok keliling lapangan.  Hira  kembali  mendapat ejekan dan hinaan dari Adnan dan teman-temanya. Dari semua penderitaan yang ia lalui Hira tidak mau  sekolah.

Hira terpaksa pindah sekolah dan ikut neneknya tinggal di Surabaya. Sejak saat itu Hira memendam sakit hati pada Adnan. Hira  tidak pernah cerita pada keluarganya atas apa yang sudah pernah yang dialami. Hanya Mona sahabat satu-satunya yang ia ceritakan dan tahu tentang semuanya.  Hira tidak tahu kalau ayahnya juga mengetahui semuanya dan akan membalas Adnan di masa depan Setelah lulus  sekolah  Hira langsung berangkat ke Jerman untuk kuliah.

Bersambung

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status