Semua Bab Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Bab 111 - Bab 120

148 Bab

Bab 111

Felicia bertanya dengan nada bercanda. Namun, kekhawatiran terlihat dari matanya meski hanya sekejap. Di dalam hatinya, dia mengharapkan suatu jawaban."Kamu harusnya tahu apa yang aku alami. Aku pria yang pernah tersakiti, nggak begitu mudah untuk jatuh cinta. Haha," ujar Afkar sambil mentertawakan diri sendiri.Afkar mengatakan yang sebenarnya. Setelah dicampakkan dan disakiti oleh Freya, Afkar merasa dirinya sudah tidak percaya pada cinta lagi. Satu-satunya kelembutan di hatinya hanya untuk putrinya, Shafa.Afkar juga bukan sepenuhnya tidak memiliki perasaan terhadap Felicia. Namun, sebagian besar yang Afkar lakukan untuk Felicia didasarkan pada rasa terima kasih dan balas budi. Afkar tidak berpikir dia benar-benar memiliki perasaan cinta yang besar terhadap Felicia.Begitu mendengar ucapan Afkar, Felicia terkekeh-kekeh. Entah mengapa hatinya merasa agak gelisah."Kebetulan sekali. Aku juga pernah tersakiti, nggak begitu mudah untuk jatuh cinta. Jadi, ayo kita buat kesepakatan. Hm?"
Baca selengkapnya

Bab 112

Begitu Freya mendengar permintaan Aldo, ekspresinya seketika berubah. Dia bertanya, "Pak Aldo, apa maksudmu?""Sialan! Pak Aldo menyuruhmu bawa anakmu dengan Afkar kemari. Kamu nggak paham?" bentak Rafai dengan kasar sambil memelototi Freya.Di hadapan Aldo, Rafai berusaha untuk menyenangkan sekaligus takut padanya. Dia khawatir sikap Freya akan membuat Aldo kesal dan melibatkan dirinya."Jangan bentak dia. Biar aku bicara pelan-pelan padanya," ucap Aldo melambaikan tangan kepada Rafai.Kemudian, Aldo menyipitkan matanya seraya berujar, "Sudah kubilang aku paling suka anak-anak. Freya, kamu bawa putrimu kemari dan jadikan aku sebagai kakek angkatnya. Gimana?"Mata Freya berbinar-binar. Dia tersenyum dan menjawab, "Oke! Anak itu sangat beruntung bisa punya kakek angkat seperti Pak Aldo. Tapi setelah cerai, anak itu diasuh ayahnya, nggak bersamaku."Benar. Freya cukup kejam. Namun ketika mendengar bahwa Aldo memiliki niat terhadap Shafa, wanita ini sedikit ragu. Freya memang tidak peduli
Baca selengkapnya

Bab 113

Afkar tentu saja ingin mengungkapkan rasa terima kasihnya.Setelah menjawab panggilan, Bayu menyapa dengan ramah, "Haha, Afkar ya.""Pak Bayu, terima kasih atas bantuanmu, Dokter Bian, dan Pak Heru. Begini, aku mau mentraktir kalian makan siang ini. Apa kalian bersedia?" tanya Afkar dengan tulus.Heru selalu bertamu di kediaman Keluarga Subroto. Bian juga diundang Keluarga Subroto dari Bumantra. Itu sebabnya, Afkar langsung menghubungi Bayu. "Afkar, kamu terlalu segan," balas Bayu menolak dengan sopan."Sudah seharusnya," sahut Afkar sepenuh hati."Baiklah. Aku akan kabari Heru dan Dokter Bian," ucap Bayu tanpa menolak lagi. Kebetulan, dia juga ingin lebih dekat dengan Afkar.Kemudian, Bayu menambahkan, "Oh, iya. Afkar, aku khawatir kamu merasa bosan kalau makan bersama kami yang sudah tua. Begini saja. Aku akan panggil beberapa anak muda seusiamu biar lebih ramai. Kamu keberatan nggak?"Afkar menimpali dengan santai, "Boleh. Pak Bayu yang putuskan saja."Bayu tersenyum sembari berkat
Baca selengkapnya

Bab 114

Naufal telah dirawat di rumah sakit selama lebih dari seminggu. Hari ini, dia baru keluar dari rumah sakit.Meskipun saat itu Afkar memberinya Obat Luka Safira Farma, kerusakan pada kerongkongan dan ususnya yang disebabkan spirytus 96% tidak bisa sepenuhnya pulih dengan mudah. Bahkan ada kemungkinan meninggalkan efek samping jangka panjang.Selain itu, suara Naufal mungkin akan seperti ini selamanya. Bagaimana mungkin orang seperti Naufal tidak menyimpan dendam kepada Afkar yang menjadi penyebab semua ini? Naufal sangat marah saat melihat Afkar."Pak Naufal, kamu kenal orang ini?" tanya pemuda beranting dengan gugup. Jika ternyata Afkar adalah teman Naufal, dia akan merasa malu karena sudah bersikap kasar kepada Afkar barusan."Tentu saja kenal! Kak Naufal masuk rumah sakit gara-gara dia!" jawab Izora mengangguk sambil memelototi Afkar.Ada belasan orang yang datang bersama Naufal. Selain seorang wanita yang mencolok, semuanya menunjukkan ekspresi tidak ramah terhadap Afkar.Wanita itu
Baca selengkapnya

Bab 115

"Pak Jackson, ada apa?" tanya manajer dengan hormat.Meskipun Jackson hanya keluarga cabang, dia juga keturunan Keluarga Subroto. Manajer tentu saja sopan kepadanya."Usir orang ini!" perintah Jackson menunjuk Afkar.Manajer mengamati Afkar sekilas, lalu mempersilakannya keluar. Dia menegaskan, "Pak, silakan pergi."Afkar mengangkat alis sembari bertanya, "Kenapa aku harus pergi? Aku juga tamu yang mau makan di sini. Ini cara kalian memperlakukan tamu?"Jackson mendengus dingin sebelum menimpali, "Memangnya kamu pantas jadi tamu? Sriburasa itu pakai sistem member. Kamu nggak lihat di sini cuma ada ruang privat dan nggak ada ruang makan umum? Di sini cuma melayani member. Kamu punya member?"Ketika berbicara, Jackson mengamati pakaian Afkar yang harganya palingan hanya ratusan ribu dengan ekspresi jijik. Rombongannya juga memandang Afkar dengan tatapan merendahkan."Lihat penampilannya. Mana mungkin dia punya member hotel ini?""Member paling rendah di sini minimal harus mengisi saldo r
Baca selengkapnya

Bab 116

Ketika melihat kartu hitam itu, para satpam sontak tercengang. Ekspresi manajer berubah drastis. Dia segera berseru, "Berhenti!"Jackson terbelalak dengan tidak percaya. Aruna pun menatap kartu hitam itu dengan serius, lalu bertanya, "Ini ... kartu VIP untuk seluruh bisnis Keluarga Subroto, 'kan?"Afkar terkekeh-kekeh. "Kira-kira, apa tingkat keanggotaanku kalau punya kartu ini?""Tingkat tertinggi!" sahut Aruna. Hanya saja, sorot matanya masih dipenuhi keraguan saat bertanya, "Apa aku boleh lihat sebentar?"Aruna adalah keturunan keluarga utama. Namun, dia jarang menampakkan diri sehingga manajer hanya mengenal Jackson dan tidak mengenal dirinya.Afkar mengedikkan bahu, lalu menyerahkan kartu itu kepada Aruna. Aruna pun mengamati dengan saksama. Ekspresinya tampak tidak karuan."Gimana? Bukan kartu palsu, 'kan?" tanya Afkar dengan tersenyum."Sepertinya begitu." Aruna mengangguk dan mengembalikan kartu itu kepada Afkar."Itu artinya, aku berhak mengusir anggota yang lebih rendah darik
Baca selengkapnya

Bab 117

"Cepat, kita ikuti dia! Jangan biarkan dia lolos begitu saja! Itu pasti kartu curian!" seru Jackson."Makan di rooftop? Pintar sekali membual! Memangnya dia berani?""Kebetulan Pak Bayu lagi ada acara di rooftop. Kalau dia berani naik, kita buat dia malu di sana!""Tenang saja, dia nggak bakal berani! Aku rasa dia mau kabur dari lantai lain!""Ayo, kita ikuti dia!"Sekelompok orang itu bergegas berlari untuk mengikuti Afkar masuk ke lift. Jackson hendak masuk, tetapi ponselnya tiba-tiba berdering."Kak Farel," panggil Jackson dengan sopan dan ramah. Nada bicaranya yang tidak biasa ini membuat orang merinding mendengarnya.Farel tidak lain adalah salah satu dari dua pemuda terhebat di Kota Nubes. Dia punya kuasa besar, merupakan keturunan resmi Keluarga Subroto. Keluarga cabang seperti Jackson tidak akan bisa dibandingkan dengannya."Kamu sudah sampai?" tanya Farel."Sudah, sudah," timpal Jackson buru-buru."Cepat juga. Kalau begitu, ikut aku tunggu di depan pintu. Kita sambut tamu terh
Baca selengkapnya

Bab 118

Ketika melihat Afkar memasuki ruang privat itu dengan santai, orang-orang merasa makin heran. Afkar begitu tak kenal takut karena punya sokongan atau karena bodoh?Tebersit kecurigaan pada tatapan Aruna. Jangan-jangan, Afkar adalah tamu terhormat itu? Kakek menyuruhnya menemui seorang pemuda. Apa mungkin Afkar orangnya?Jika itu benar, bukannya kakeknya ini terlalu tidak masuk akal? Dari pakaian Afkar, ditambah lagi statusnya sebagai menantu Keluarga Safira, Aruna tidak bisa menerimanya.Aruna dan Naufal bertatapan, begitu juga teman-teman mereka."Jangan-jangan dia memang tamu terhormat itu?""Nggak mungkin! Ini nggak mungkin!""Menantu pecundang Keluarga Safira nggak mungkin adalah tamu terhormat Pak Bayu!"Saat berikutnya, semua orang menatap Afkar dengan penuh keengganan dan berharap dugaan mereka tidak benar."Pak, siapa namamu?" tanya seorang staf wanita dengan sopan saat melihat Afkar menghampiri."Namaku Afkar," sahut Afkar dengan nada datar.Saat ini, pintu ruang privat dibuka
Baca selengkapnya

Bab 119

Heru tertawa terbahak-bahak. "Afkar, biar kuperkenalkan dulu. Ini Pak Johan dari Grup Akasa. Istrinya menderita leukemia akut dan nggak bisa ditolong lagi.""Untungnya, kamu memberiku beberapa sampel obat untuk leukemia. Aku pun memberikannya kepada Pak Johan. Siapa sangka, istrinya berhasil bertahan hidup, bahkan kondisinya nggak pernah sestabil ini."Afkar pun memahami apa yang terjadi. Dia bertanya dengan terkejut, "Kamu Pak Johan, orang terkaya di Provinsi Jimbo?"Pantas saja, Afkar merasa orang ini agak familier. Dia memang tidak pernah bertemu Johan, tetapi sering melihatnya di televisi."Orang terkaya apanya? Aku nggak sehebat itu. Pak Afkar, kamu penyelamat kami. Sebagai bentuk balas budi, aku akan memberimu saham Grup Akasa sebesar 20%. Tolong diterima." Usai berbicara, Johan menyerahkan surat pengalihan saham kepada Afkar.Sebagai orang terkaya di Provinsi Jimbo, Johan berbeda dengan para orang kaya yang memiliki latar belakang. Dia memulai semuanya dari nol. Istrinya juga me
Baca selengkapnya

Bab 120

Izora juga menyadari dirinya salah bicara. Afkar awalnya tidak mengungkit apa-apa. Namun, perkataan Izora malah memancingnya.Afkar bisa memanfaatkan topik pembicaraan ini untuk mengadu kepada Bayu bahwa para anak muda ini menghinanya barusan.Izora seketika ingin menangis. Dia hampir menampar mulutnya yang sulit dijaga ini. Bayu bukan orang yang bisa disinggungnya. Menghina tamu VIP Bayu akan membuat keluarganya bernasib sial.Selain itu, keluarganya punya bisnis batu giok dan perhiasan. Mereka sering berbisnis dengan Grup Akasa. Bisa dibilang bisnis mereka mengandalkan Grup Akasa.Sementara itu, pria di depan mereka adalah Johan, orang terkaya di Provinsi Jimbo. Johan jelas-jelas menyebut bahwa Afkar adalah penyelamatnya, bahkan ingin memberikannya saham. Bisa dilihat betapa Johan menghargai Afkar.Itu artinya, Izora juga telah menyinggung Johan. Bisnis keluarganya mungkin akan terpengaruh. Jika Johan marah, Grup Akasa mungkin akan memutuskan semua kerja sama dengan mereka.Ada pun t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status