Share

Bab 112

Penulis: Russel
last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-12 18:00:05
Begitu Freya mendengar permintaan Aldo, ekspresinya seketika berubah. Dia bertanya, "Pak Aldo, apa maksudmu?"

"Sialan! Pak Aldo menyuruhmu bawa anakmu dengan Afkar kemari. Kamu nggak paham?" bentak Rafai dengan kasar sambil memelototi Freya.

Di hadapan Aldo, Rafai berusaha untuk menyenangkan sekaligus takut padanya. Dia khawatir sikap Freya akan membuat Aldo kesal dan melibatkan dirinya.

"Jangan bentak dia. Biar aku bicara pelan-pelan padanya," ucap Aldo melambaikan tangan kepada Rafai.

Kemudian, Aldo menyipitkan matanya seraya berujar, "Sudah kubilang aku paling suka anak-anak. Freya, kamu bawa putrimu kemari dan jadikan aku sebagai kakek angkatnya. Gimana?"

Mata Freya berbinar-binar. Dia tersenyum dan menjawab, "Oke! Anak itu sangat beruntung bisa punya kakek angkat seperti Pak Aldo. Tapi setelah cerai, anak itu diasuh ayahnya, nggak bersamaku."

Benar. Freya cukup kejam. Namun ketika mendengar bahwa Aldo memiliki niat terhadap Shafa, wanita ini sedikit ragu. Freya memang tidak peduli
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 113

    Afkar tentu saja ingin mengungkapkan rasa terima kasihnya.Setelah menjawab panggilan, Bayu menyapa dengan ramah, "Haha, Afkar ya.""Pak Bayu, terima kasih atas bantuanmu, Dokter Bian, dan Pak Heru. Begini, aku mau mentraktir kalian makan siang ini. Apa kalian bersedia?" tanya Afkar dengan tulus.Heru selalu bertamu di kediaman Keluarga Subroto. Bian juga diundang Keluarga Subroto dari Bumantra. Itu sebabnya, Afkar langsung menghubungi Bayu. "Afkar, kamu terlalu segan," balas Bayu menolak dengan sopan."Sudah seharusnya," sahut Afkar sepenuh hati."Baiklah. Aku akan kabari Heru dan Dokter Bian," ucap Bayu tanpa menolak lagi. Kebetulan, dia juga ingin lebih dekat dengan Afkar.Kemudian, Bayu menambahkan, "Oh, iya. Afkar, aku khawatir kamu merasa bosan kalau makan bersama kami yang sudah tua. Begini saja. Aku akan panggil beberapa anak muda seusiamu biar lebih ramai. Kamu keberatan nggak?"Afkar menimpali dengan santai, "Boleh. Pak Bayu yang putuskan saja."Bayu tersenyum sembari berkat

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 114

    Naufal telah dirawat di rumah sakit selama lebih dari seminggu. Hari ini, dia baru keluar dari rumah sakit.Meskipun saat itu Afkar memberinya Obat Luka Safira Farma, kerusakan pada kerongkongan dan ususnya yang disebabkan spirytus 96% tidak bisa sepenuhnya pulih dengan mudah. Bahkan ada kemungkinan meninggalkan efek samping jangka panjang.Selain itu, suara Naufal mungkin akan seperti ini selamanya. Bagaimana mungkin orang seperti Naufal tidak menyimpan dendam kepada Afkar yang menjadi penyebab semua ini? Naufal sangat marah saat melihat Afkar."Pak Naufal, kamu kenal orang ini?" tanya pemuda beranting dengan gugup. Jika ternyata Afkar adalah teman Naufal, dia akan merasa malu karena sudah bersikap kasar kepada Afkar barusan."Tentu saja kenal! Kak Naufal masuk rumah sakit gara-gara dia!" jawab Izora mengangguk sambil memelototi Afkar.Ada belasan orang yang datang bersama Naufal. Selain seorang wanita yang mencolok, semuanya menunjukkan ekspresi tidak ramah terhadap Afkar.Wanita itu

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 115

    "Pak Jackson, ada apa?" tanya manajer dengan hormat.Meskipun Jackson hanya keluarga cabang, dia juga keturunan Keluarga Subroto. Manajer tentu saja sopan kepadanya."Usir orang ini!" perintah Jackson menunjuk Afkar.Manajer mengamati Afkar sekilas, lalu mempersilakannya keluar. Dia menegaskan, "Pak, silakan pergi."Afkar mengangkat alis sembari bertanya, "Kenapa aku harus pergi? Aku juga tamu yang mau makan di sini. Ini cara kalian memperlakukan tamu?"Jackson mendengus dingin sebelum menimpali, "Memangnya kamu pantas jadi tamu? Sriburasa itu pakai sistem member. Kamu nggak lihat di sini cuma ada ruang privat dan nggak ada ruang makan umum? Di sini cuma melayani member. Kamu punya member?"Ketika berbicara, Jackson mengamati pakaian Afkar yang harganya palingan hanya ratusan ribu dengan ekspresi jijik. Rombongannya juga memandang Afkar dengan tatapan merendahkan."Lihat penampilannya. Mana mungkin dia punya member hotel ini?""Member paling rendah di sini minimal harus mengisi saldo r

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 116

    Ketika melihat kartu hitam itu, para satpam sontak tercengang. Ekspresi manajer berubah drastis. Dia segera berseru, "Berhenti!"Jackson terbelalak dengan tidak percaya. Aruna pun menatap kartu hitam itu dengan serius, lalu bertanya, "Ini ... kartu VIP untuk seluruh bisnis Keluarga Subroto, 'kan?"Afkar terkekeh-kekeh. "Kira-kira, apa tingkat keanggotaanku kalau punya kartu ini?""Tingkat tertinggi!" sahut Aruna. Hanya saja, sorot matanya masih dipenuhi keraguan saat bertanya, "Apa aku boleh lihat sebentar?"Aruna adalah keturunan keluarga utama. Namun, dia jarang menampakkan diri sehingga manajer hanya mengenal Jackson dan tidak mengenal dirinya.Afkar mengedikkan bahu, lalu menyerahkan kartu itu kepada Aruna. Aruna pun mengamati dengan saksama. Ekspresinya tampak tidak karuan."Gimana? Bukan kartu palsu, 'kan?" tanya Afkar dengan tersenyum."Sepertinya begitu." Aruna mengangguk dan mengembalikan kartu itu kepada Afkar."Itu artinya, aku berhak mengusir anggota yang lebih rendah darik

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 117

    "Cepat, kita ikuti dia! Jangan biarkan dia lolos begitu saja! Itu pasti kartu curian!" seru Jackson."Makan di rooftop? Pintar sekali membual! Memangnya dia berani?""Kebetulan Pak Bayu lagi ada acara di rooftop. Kalau dia berani naik, kita buat dia malu di sana!""Tenang saja, dia nggak bakal berani! Aku rasa dia mau kabur dari lantai lain!""Ayo, kita ikuti dia!"Sekelompok orang itu bergegas berlari untuk mengikuti Afkar masuk ke lift. Jackson hendak masuk, tetapi ponselnya tiba-tiba berdering."Kak Farel," panggil Jackson dengan sopan dan ramah. Nada bicaranya yang tidak biasa ini membuat orang merinding mendengarnya.Farel tidak lain adalah salah satu dari dua pemuda terhebat di Kota Nubes. Dia punya kuasa besar, merupakan keturunan resmi Keluarga Subroto. Keluarga cabang seperti Jackson tidak akan bisa dibandingkan dengannya."Kamu sudah sampai?" tanya Farel."Sudah, sudah," timpal Jackson buru-buru."Cepat juga. Kalau begitu, ikut aku tunggu di depan pintu. Kita sambut tamu terh

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 118

    Ketika melihat Afkar memasuki ruang privat itu dengan santai, orang-orang merasa makin heran. Afkar begitu tak kenal takut karena punya sokongan atau karena bodoh?Tebersit kecurigaan pada tatapan Aruna. Jangan-jangan, Afkar adalah tamu terhormat itu? Kakek menyuruhnya menemui seorang pemuda. Apa mungkin Afkar orangnya?Jika itu benar, bukannya kakeknya ini terlalu tidak masuk akal? Dari pakaian Afkar, ditambah lagi statusnya sebagai menantu Keluarga Safira, Aruna tidak bisa menerimanya.Aruna dan Naufal bertatapan, begitu juga teman-teman mereka."Jangan-jangan dia memang tamu terhormat itu?""Nggak mungkin! Ini nggak mungkin!""Menantu pecundang Keluarga Safira nggak mungkin adalah tamu terhormat Pak Bayu!"Saat berikutnya, semua orang menatap Afkar dengan penuh keengganan dan berharap dugaan mereka tidak benar."Pak, siapa namamu?" tanya seorang staf wanita dengan sopan saat melihat Afkar menghampiri."Namaku Afkar," sahut Afkar dengan nada datar.Saat ini, pintu ruang privat dibuka

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 119

    Heru tertawa terbahak-bahak. "Afkar, biar kuperkenalkan dulu. Ini Pak Johan dari Grup Akasa. Istrinya menderita leukemia akut dan nggak bisa ditolong lagi.""Untungnya, kamu memberiku beberapa sampel obat untuk leukemia. Aku pun memberikannya kepada Pak Johan. Siapa sangka, istrinya berhasil bertahan hidup, bahkan kondisinya nggak pernah sestabil ini."Afkar pun memahami apa yang terjadi. Dia bertanya dengan terkejut, "Kamu Pak Johan, orang terkaya di Provinsi Jimbo?"Pantas saja, Afkar merasa orang ini agak familier. Dia memang tidak pernah bertemu Johan, tetapi sering melihatnya di televisi."Orang terkaya apanya? Aku nggak sehebat itu. Pak Afkar, kamu penyelamat kami. Sebagai bentuk balas budi, aku akan memberimu saham Grup Akasa sebesar 20%. Tolong diterima." Usai berbicara, Johan menyerahkan surat pengalihan saham kepada Afkar.Sebagai orang terkaya di Provinsi Jimbo, Johan berbeda dengan para orang kaya yang memiliki latar belakang. Dia memulai semuanya dari nol. Istrinya juga me

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 120

    Izora juga menyadari dirinya salah bicara. Afkar awalnya tidak mengungkit apa-apa. Namun, perkataan Izora malah memancingnya.Afkar bisa memanfaatkan topik pembicaraan ini untuk mengadu kepada Bayu bahwa para anak muda ini menghinanya barusan.Izora seketika ingin menangis. Dia hampir menampar mulutnya yang sulit dijaga ini. Bayu bukan orang yang bisa disinggungnya. Menghina tamu VIP Bayu akan membuat keluarganya bernasib sial.Selain itu, keluarganya punya bisnis batu giok dan perhiasan. Mereka sering berbisnis dengan Grup Akasa. Bisa dibilang bisnis mereka mengandalkan Grup Akasa.Sementara itu, pria di depan mereka adalah Johan, orang terkaya di Provinsi Jimbo. Johan jelas-jelas menyebut bahwa Afkar adalah penyelamatnya, bahkan ingin memberikannya saham. Bisa dilihat betapa Johan menghargai Afkar.Itu artinya, Izora juga telah menyinggung Johan. Bisnis keluarganya mungkin akan terpengaruh. Jika Johan marah, Grup Akasa mungkin akan memutuskan semua kerja sama dengan mereka.Ada pun t

Bab terbaru

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 152

    Setelah menyampaikan pesan tersebut, David langsung pergi lagi dengan angkuh. Setelah dia pergi, atmosfer di dalam aula menjadi tegang dan menyesakkan."Harun, kamu sudah dengar, 'kan? Apa kamu ingin membiarkan Feli menghancurkan keluarga kita? Kalau Keluarga Sanjaya benar-benar ingin bertindak, kita nggak akan mampu menanganinya!" ucap Erlin sambil mengetuk-ngetukkan tongkatnya dengan marah.Keluarga Safira memang keluarga kelas satu di Kota Nubes. Namun, status mereka tidak ada apa-apanya di seluruh Provinsi Jimbo.Sementara itu, Keluarga Sanjaya adalah salah satu dari empat keluarga besar di ibu kota provinsi. Mereka memiliki pengaruh yang sangat besar.Mereka mungkin tidak menyinggung seluruh Keluarga Sanjaya, melainkan hanya Noah seorang. Namun, dengan kekuasaan dan koneksinya sebagai tuan muda keluarga itu, Noah juga bisa menjatuhkan Keluarga Safira dengan mudah."Iya, Kak,! Keluarga kalian nggak boleh terlalu egois!" timpal Jesslyn dengan raut muram.Anak keempat yang hanya diam

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 151

    Beberapa saat kemudian, Afkar membuka matanya dan menggeleng pelan. Saat ini dia tengah bertemu hambatan kultivasi tingkat pembentukan energi.Energi sejati dalam pusat energinya sudah mulai berubah dari gas menjadi cair. Namun, prosesnya belum sempurna.Menurut yang dideskripsikan dalam Teknik Mantra Roh Naga, Afkar membutuhkan harta bernama giok spiritual surgawi untuk menerobos ke tingkat pembangunan fondasi. Energi spiritual yang terkandung dalam batu giok spiritual surgawi ini seratus kali lebih banyak daripada batu giok biasa.Saat ini, energi spiritual di bumi terlalu tipis. Hanya dengan menyerap energi spiritual di harta ini, Afkar bisa menerobos.....Keesokan siangnya, Keluarga Safira mengadakan pertemuan keluarga. Erlin duduk di kursi utama dengan ekspresi muram.Semua anggota inti Keluarga Safira selain Felicia dan Fadly hadir di kediaman utama. Selain Harun dan Renhad, keluarga bibi ketiga dan paman Felicia juga datang. Beberapa anggota keluarga cabang yang penting juga ha

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 150

    "Eh, i ... iya!" sahut Afkar dengan gugup. Dia sedikit ciut menghadapi presdir cantik yang galak ini. Apa boleh buat, dia sudah menjual dirinya pada wanita itu. Jadi, dia harus mematuhi apa pun perintahnya."Huh! Baguslah kalau kamu mengerti. Ada lagi, berhenti tebar pesona pada wanita lain. Statusmu sekarang adalah suamiku. Kalau kamu terlalu dekat dengan wanita lain, reputasiku dan Keluarga Safira yang akan terpengaruh. Siapa yang cemburu padamu? Cih!" ucap Felicia dengan angkuh."Iya, aku mengerti," sahut Afkar sambil mengangguk kaku.Tiba-tiba Shafa mendongakkan wajah mungilnya dan bertanya bingung, "Kalau Bibi Felicia nggak suka Papa, kenapa Bibi mau nikah sama Papa?""A ... aku nggak menyukainya sekarang, tapi kelak mungkin akan menyukainya," jawab Felicia dengan ragu.Felicia tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan bocah kecil itu. Dia tidak mungkin memberi tahu Shafa yang masih polos bahwa pernikahan mereka hanyalah kesepakatan. Selain itu, entah mengapa Felicia juga eng

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 149

    Yuvan tersenyum getir dan memimpin orang-orangnya pergi. Hilang sudah kepercayaan diri dan keangkuhan yang tadi ditunjukkannya.Viola juga ikut pergi. Sebelum beranjak, dia menatap Afkar lekat-lekat. Matanya memancarkan keterkejutan dan dendam.Mengapa pria tidak berguna itu bisa tahu apa yang terjadi? Mengapa dia sepertinya tahu segalanya?Saat itu, Teddy menangkupkan tangannya dan berucap, "Terima kasih, Pak Afkar! Kelak kalau kamu ingin judi batu giok atau beli barang antik, cari saja aku. Aku akan membantumu secara gratis."Teddy benar-benar berterima kasih pada Afkar. Dia tidak menyangka pria itu bersedia membelanya dan menyelamatkan reputasinya dari ambang kehancuran.Ke depannya, Dennis mungkin tidak akan memakai jasanya lagi. Namun, berkat penjelasan Afkar, setidaknya reputasi Teddy terselamatkan."Oh, oke!" balas Afkar sambil mengangguk dan mengusap hidungnya.Teddy tersenyum canggung saat menyadari ucapannya yang sedikit tidak masuk akal. Mana mungkin Afkar yang begitu jitu m

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 148

    "Pak Dennis, bukan begitu. Jangan salah paham. Aku nggak bersekongkol dengan siapa pun untuk menipumu. Aku ... aku hanya salah nilai! Tapi, aku benar-benar nggak bermaksud menipumu!" jelas Teddy dengan gugup.Sementara itu, Yuvan masih terduduk di tanah sambil memandangi batu-batu tidak berharga di sana. Dia bergumam dengan linglung, "Nggak mungkin, nggak mungkin ...."Saat ini, Felicia tersenyum mengejek dan berkata, "Viola, ternyata pacarmu tukang tipu. Untung saja ada Afkar yang membongkar triknya. Seorang wanita harus pintar-pintar cari pacar yang bisa diandalkan. Jangan sampai kamu diperdaya."Kata-kata yang diucapkan dengan ringan oleh presdir cantik ini membuat Viola kesal setengah mati."Ka ... kamu!" Viola sangat marah hingga tidak bisa berkata-kata. Pacar yang tadi dibangga-banggakannya kini terlihat begitu menyedihkan."Nggak bermaksud menipuku? Kalau hanya ada satu atau dua batu gagal, itu mungkin kebetulan. Tapi, kalau semuanya batu gagal begini, mana mungkin itu kebetulan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 147

    Yuvan memandang Afkar dan berkata, "Teruskan taruhannya! Aku bertaruh 20 miliar! Potong batu ini. Aku nggak percaya semua batu-batuku gagal!"Yuvan memilih sebongkah batu mentah seukuran kepala manusia dengan sentuhan warna hijau di permukaannya."Oke! Kita teruskan," sahut Afkar yang sudah menerima uang Teddy sambil mengangguk dan tersenyum. Tidak ada alasan untuk menolak uang gratis!Beberapa menit kemudian, semua orang memandang batu mentah yang sudah terbelah menjadi beberapa bagian dengan beragam ekspresi. Wajah Yuvan memucat, Teddy terlihat tidak percaya, dan Viola memasang raut masam.Izora dan Naufal saling memandang, terlihat sama-sama terkejut. Mungkinkah ucapan Afkar benar? Semua batu mentah ini hanyalah sampah?"Papa ternyata bukan buaya, tapi orang hebat yang punya mata tajam! Hahaha!" ucap Shafa sambil tertawa manis dan bertepuk tangan.Afkar tersenyum masam, lalu mencubit hidung mungil putrinya dan berucap lembut, "Sejak awal Papa memang bukan buaya.""Tolong potong semu

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 146

    Saat mendengar pertanyaan Dennis, Teddy sontak berkeringat dingin. Dia hanya bisa menjawab dengan ekspresi muram, "Kebetulan, ini hanya kebetulan! Batu-batu mentah ini jelas-jelas berkualitas tinggi!""Ya, pasti hanya kebetulan. Lagi pula, hanya satu yang bermasalah. Batu mentah memang sulit diprediksi. Paman Dennis, sisanya pasti nggak ada masalah!" timpal Yuvan buru-buru. Dia juga merasakan kilat curiga dari tatapan Dennis padanya tadi."Jangan banyak bacot. Master Teddy, tolong bayar dulu uangnya. Dua puluh miliar untuk sebongkah batu nggak berharga. Kamu royal juga," cibir Naufal.Sekarang Naufal memihak pada Afkar. Dia sudah menahan kesal dari tadi karena orang-orang ini terus mengejek dan meremehkan Afkar."Iya, cepat bayar! Master apanya? Lihat saja batu nggak berharga ini! Yuvan, apa kamu mau menipu ayahku?" tanya Izora sambil cemberut."Jangan asal ngomong! Ini hanya kebetulan! Lagi pula, akulah yang harus dibayar di sini. Kenapa kalian harus begitu terburu-buru?" balas Yuvan

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 145

    Pada saat ini, Dennis meminta seseorang untuk menempatkan batu mentah tersebut ke mesin pemotong. Batu itu sudah siap untuk dibelah.Afkar berulang kali mengatakan bahwa seluruh batu dalam tumpukan itu hanyalah sampah. Dennis ingin sekali memberinya pelajaran. Lagi pula, dia hanya menyediakan orang dan alat tanpa harus membayar apa pun."Mau dipotong seperti apa?" tanya si tukang potong batu pada Afkar dan Teddy."Mulai dari garis ini, lalu diampelas perlahan-lahan!" ujar Teddy sambil menggambar garis dengan kapur.Sementara itu, Afkar mengerucutkan bibirnya dan berucap dengan tidak sabar, "Aku rasa langsung potong dari tengah saja biar nggak buang waktu!"Mendengar ucapan itu, Viola langsung menyemprot, "Afkar, kamu tahu bakal kalah jadi mau menghancurkan batunya ya? Kamu nggak rela Master Teddy diuntungkan, 'kan?"Teddy menimpali dengan dingin, "Hei, jangan main licik!"Dennis juga mengerutkan keningnya. Tatapannya pada Afkar jadi makin tidak suka. Dia merasa pemuda ini terlalu beris

  • Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku   Bab 144

    Mendengar Afkar menerima tantangan itu dengan santai, Teddy terdiam sesaat sebelum mengejek, "Kelihatannya kamu benaran nggak tahu apa-apa. Jangan memaksakan diri.""Kalau kamu minta maaf sekarang dan mengakui bahwa kamu bicara sembarangan, aku nggak akan mempermalukanmu," tambah Teddy."Dasar bodoh! Batu ini jelas-jelas akan menghasilkan giok hijau. Nggak tahu apa-apa, tapi beraninya kamu menantang Master Teddy!" ejek Viola dengan sinis."Julukan Mata Dewa Master Teddy bukan tanpa alasan. Bahkan tanpa dia, orang yang paham sedikit soal giok pasti tahu bahwa batu ini nggak akan mengecewakan. Ketidaktahuan memang menakutkan. Haha ...," timpal Yuvan sambil tersenyum dan menggeleng.Afkar menatap mereka dengan tenang, lalu berujar, "Pengetahuan umum bukanlah kebenaran mutlak. Bukan cuma batu ini, aku berani bertaruh bahwa setiap batu dalam tumpukan ini kosong!"Mata Felicia berkedip menatap Afkar. Menurutnya batu itu jelas akan menghasilkan giok hijau, tetapi karena Afkar begitu yakin, di

DMCA.com Protection Status