Semua Bab Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Bab 91 - Bab 100

148 Bab

Bab 91

Felicia tidak merespons ucapan Afkar. Sementara itu, Harun mendengus dan menyahut, "Dasar bodoh. Kamu kira Keluarga Safira mau melindungimu? Ini cuma kesempatan yang kami dan Fadly perjuangkan untukmu.""Oh." Afkar menanggapi secara singkat, lalu menoleh menatap Felicia.Felicia baru teringat untuk memperkenalkan, "Ini ayah dan ibuku."Afkar tersenyum, lalu membungkuk dan menyapa, "Ayah, Ibu.""Siapa pula ibumu? Jangan sok dekat. Kami cuma nggak mau Keluarga Safira malu. Jangan sampai orang kira kami takut pada Aldo," ucap Gauri sambil mengernyit dengan kesal."Ibu, kamu benaran cantik. Aku kira kamu kakak Felicia. Pantas saja, istriku begitu cantik," sanjung Afkar tersenyum menyipitkan mata. Dia sama sekali tidak marah.Begitu mendengarnya, Gauri termangu sesaat. Kemudian, dia memelototi Afkar. Sebenarnya, dia merasa senang mendengar pujian seperti itu. Wanita mana yang tidak suka dipuji muda dan cantik."Dasar licik!" tegur Harun dengan ekspresi dingin. Hanya saja, tatapannya saat me
Baca selengkapnya

Bab 92

Rico tersenyum mencemooh sambil menatap Afkar. Kemudian, dia mengangguk dan menyetujui, "Oke, aku setuju. Anggap saja aku menghargai keputusanmu."Bisa membuat Afkar berlutut minta maaf dan menampar diri sendiri sudah sangat memuaskan bagi Rico. Paling-paling dia akan mempermalukan Afkar habis-habisan hari ini, lalu mencari kesempatan di lain hari untuk membunuhnya."Ide bagus.""Nenek memang bijaksana.""Dengan cara ini, nama baik Keluarga Safira nggak bakal tercoreng dan kita terhindar dari konflik.""Ya. Lagian, yang berlutut minta maaf cuma seorang pecundang.""Semua orang tahu dia cuma anjing Keluarga Safira. Anjing kita menggigit Pak Rico, jadi harus minta maaf. Yang penting kita nggak menyerahkannya kepada pihak lawan. Ini sudah sangat menjaga harga diri kita."Seluruh Keluarga Safira sibuk berdiskusi. Kali ini, tidak ada yang keberatan dengan keputusan Erlin. Semuanya menyatakan setuju.Harun dan Gauri bertatapan, tetapi tidak mengatakan apa pun lagi. Sementara itu, Viola mende
Baca selengkapnya

Bab 93

Bam! Bam! Seiring terdengarnya suara benturan, Melvin dan King Kong terhempas satu per satu. Seketika, suasana di halaman menjadi sunyi senyap. Tidak ada lagi tawa. Semua orang memelototi Afkar dengan ekspresi membeku.Apa? Kedua ahli bela diri tingkat gulita ditendang oleh seorang pecundang hingga terhempas?Setelah terlempar sejauh belasan meter dan mendarat, Melvin terdorong lagi beberapa langkah sebelum akhirnya berdiri dengan stabil. Saat berikutnya, dia mendengus dan memuntahkan darah.Pemandangan ini membuat semua orang tercengang. Tendangan Afkar berhasil melukai Melvin? Bagaimana mungkin? Seluruh Keluarga Safira memasang ekspresi ngeri."Da ... dasar nggak tahu diri! Paman Melvin membantumu bertarung dengan musuh. Kamu malah melukainya!" sergah Viola dengan galak setelah tertegun sejenak."Benar-benar nggak tahu terima kasih!" bentak Jesslyn."Paman King Kong! Kamu kenapa? Cepat bangun! Jangan menakutiku!" Saat ini, terdengar teriakan panik dari sisi lain.Semua orang memandan
Baca selengkapnya

Bab 94

Dengan demikian, Rico dan bawahannya hanya bisa meninggalkan rumah lama Keluarga Safira dengan membawa jenazah King Kong. Sebelum pergi, Rico tidak lupa memperlihatkan kebenciannya terhadap Afkar."Buset! Kak Afkar, kekuatanmu sudah sampai tingkat apa? Mereka ahli bela diri tingkat gulita. Kamu malah melukai dan membunuh mereka dengan satu tendangan? Luar biasa!" puji Fadly.Sejak Afkar menyembuhkan Gwen, sikap Fadly terhadapnya langsung berubah 180 derajat. Padahal, Fadly terkenal angkuh dan keras kepala. Kini, tatapan Fadly bahkan penuh kekaguman, seolah-olah dirinya adalah adik kandung Afkar.Suasana di rumah lama masih terasa menegangkan. Mereka terus mengatakan Afkar hanya seorang pecundang yang mendapat perlindungan dari Keluarga Safira.Alhasil, Melvin yang merupakan ahli bela diri terkuat di Keluarga Safira tidak bisa mengalahkan King Kong, sedangkan Afkar langsung membunuh King Kong hanya dengan satu tendangan. Apa Afkar membutuhkan perlindungan mereka?Setelah pulih dari kete
Baca selengkapnya

Bab 95

Afkar memanggil Harun dan Gauri dengan sebutan ayah dan ibu karena mereka adalah orang tua Felicia. Selain itu, bisa dilihat mereka masih peduli pada Felicia.Namun, Afkar tidak bisa memanggil Erlin dengan sebutan nenek. Yang ada di mulut Erlin sejak tadi hanya keuntungan, seolah-olah cucunya adalah barang yang bisa ditukar dengan Keluarga Sanjaya untuk mendapat uang.Erlin sama sekali tidak peduli dengan perasaan dan kebahagiaan Felicia. Jadi, orang seperti ini tidak pantas dipanggil nenek.Sebelum Erlin menanggapi, Harun sudah berkata dengan suara rendah, "Oke. Kalau kamu berhasil, kami akan mengakui pernikahan kalian, bahkan membantu kalian mengadakan pesta yang meriah. Gimana?"Felicia tertegun sesaat. Dia menatap ayahnya dengan terkejut. Afkar pun menatap Harun lekat-lekat. Kemudian, dia mengangguk dan menyetujuinya, "Oke, sepakat!""Harun, omong kosong apa yang kamu bicarakan?" bentak Erlin sambil memukul pegangan kursi.Harun menarik napas dalam-dalam sebelum menyahut, "Ibu, man
Baca selengkapnya

Bab 96

"Shafa, ayo sapa Paman Fadly."Pukul 4.30 sore, di depan pintu masuk TK, Afkar menggandeng tangan Shafa sambil menunjuk Fadly.Shafa menyapa dengan agak takut, "Halo, Paman.""Itu juga paman-pamanmu. Ayo disapa." Afkar menunjuk kedua bawahan Fadly."Halo, Paman," sapa Shafa lagi.Jarel dan Elang merespons sambil tersenyum. Mereka mafia, tetapi tersenyum kepada seorang anak kecil. Ini terkesan agak aneh.Fadly berjongkok, lalu menggendong Shafa. "Haha. Ini keponakanku. Sini, cium Paman."Sore hari, Fadly mengikuti Afkar dan Felicia meninggalkan rumah lama Keluarga Safira. Dia bersikeras mengajak Afkar ke Kasino Golden. Jika menang, uangnya menjadi milik Afkar. Jika kalah, Fadly yang akan menanggungnya.Setelah tahu Afkar harus menjemput putrinya, Fadly pun ikut dengan membawa kedua bawahannya. Kata Fadly, kelak Jarel dan Elang yang bertanggung jawab mengantar jemput Shafa. Afkar tidak mungkin butuh perlindungannya, makanya Fadly mengincar Shafa agar hubungannya dengan Afkar bisa lebih d
Baca selengkapnya

Bab 97

Setelah Afkar dan lainnya meninggalkan hotel, mereka menunggu di mobil selama setengah jam. Namun, Fadly masih tidak terlihat."Kenapa lama sekali? Fadly mau minum sebanyak apa?" gerutu Felicia sambil mengernyit."Coba kuperiksa." Afkar menyuruh Felicia menjaga Shafa, lalu dia kembali ke hotel.Sebelum masuk ke ruang privat, terdengar ejekan dari dalam."Fadly, kamu nggak menghargai kami ya? Baru minum beberapa gelas sudah muntah?""Gimana kamu bisa mendapat cinta Gwen kalau cupu begini?"Afkar mendorong pintu dan masuk. Terlihat Fadly bersandar di meja sambil muntah di tong sampah. Di sisi lain, pria bernama Marcel mendorong segelas anggur putih penuh ke hadapan Fadly."Habiskan! Aku minum lebih banyak dari kamu! Jangan pura-pura jadi pria baik di sini!" cela Marcel dengan angkuh."Makanya! Hari ini kamu dan Kak Marcel lomba minum. Yang kalah harus menjauh dari Gwen!""Ayo minum! Gwen paling nggak suka pria lemah lho! Hahaha ...."Kedua pria yang mengikuti Marcel turut memprovokasi Fa
Baca selengkapnya

Bab 98

Sahabat Gwen bernama Izora. Keluarganya punya bisnis batu giok yang besar. Izora sangat dekat dengan Naufal, jadi tentu berada di pihak Marcel."Muntah darah? Kalaupun Marcel muntah darah, aku nggak bakal!" seru Fadly dengan yakin. Tangan di punggungnya memberinya keberanian besar."Oke, kamu yang bilang. Hari ini kalau aku nggak membuatmu sekarat, aku ikut margamu!" Marcel merasa makin tertantang.Di depan Gwen, kedua tuan muda ini tidak akan menunjukkan kelemahan mereka. Afkar pun melirik Gwen. Wanita ini tampak menunduk, seolah-olah kejadian di depan tidak ada urusan dengannya.Afkar tak kuasa menggeleng. Tindakan Marcel dan Fadly ini mungkin hanya lelucon bagi Gwen. Akan tetapi, Afkar tetap akan membantu Fadly. Bagaimana Fadly memenangkan hati Gwen, itu bukan urusannya lagi.Dengan demikian, Fadly dan Marcel melangsungkan kompetisi minum yang sengit. Mereka minum tanpa henti. Sejak Afkar masuk, mereka sudah hampir minum 1 kilogram anggur putih.Wajah Marcel pun mulai memerah. Terli
Baca selengkapnya

Bab 99

"Spirytus? Minum langsung dari botol? Omong kosong apa yang kamu katakan?" Kelopak mata Marcel berkedut."Fadly, ini kakak iparmu? Dia punya dendam denganmu ya? Sepertinya dia ingin membunuhmu." Naufal menunjuk Afkar sambil tersenyum sinis."Mau jadi pusat perhatian ya? Cih!" Izora mencibir. Dia benar-benar meremehkan Afkar."Kamu berani nggak? Kalau nggak berani, minggir sana!" tanya Afkar yang menunjuk Naufal balik.Naufal mencampurkan anggur putih dengan anggur merah jelas karena berniat jahat pada Fadly. Makanya, Afkar tidak akan sungkan-sungkan lagi. Belum tentu mereka yang akan kalah!"Sialan! Memangnya Fadly berani? Kalau dia berani, aku juga berani!" seru Naufal yang menggebrak meja dengan geram."Oke!" Afkar mengangguk, lalu menepuk bahu Fadly sambil bertanya, "Di sini ada minuman keras seperti itu, 'kan? Suruh staf bawakan kemari."Sudut bibir Fadly berkedut. Dia menatap Afkar beberapa saat, lalu akhirnya menggertakkan gigi dan mengiakan, "Oke."Dari tatapan Afkar, Fadly bisa
Baca selengkapnya

Bab 100

Naufal memuntahkan darah. Wajahnya memerah. Dia terlihat sangat kesakitan. Naufal mencengkeram lehernya dengan kedua tangan. Dia merasa kerongkongan hingga ususnya terbakar.Pfft! Lagi-lagi, Naufal memuntahkan darah. Sungguh pemandangan yang mengerikan!"Ah!" Izora berteriak kaget. Gwen juga terkejut hingga menutup mulutnya.Marcel dan Kenzo buru-buru maju untuk memapah Naufal, tetapi Naufal mendorong mereka dan memuntahkan darah lagi. Penampilannya ini terlihat sangat mengerikan."Fadly, kubunuh kamu!" bentak Marcel. Kemudian, dia mengeluarkan pistol dan mengarahkannya kepada Fadly.Fadly terkekeh-kekeh dan bertanya, "Kenapa? Nggak bisa terima kekalahan kalian ya? Tembak saja kalau berani. Ayo. Hari ini, jangan harap kalian bisa keluar hidup-hidup!"Fadly berdecak dalam hati. Dia tidak menyangka spirytus 96% begitu menakutkan. Kini, dia baru memahami rencana Afkar. Fadly merasa kakak iparnya ini benar-benar mengagumkan.Meskipun demikian, Fadly sama sekali tidak bersalah terhadap Nauf
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status