Semua Bab Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Bab 81 - Bab 90

152 Bab

Bab 81

Afkar sampai terpana melihat wajah Felicia sehingga wajahnya tampak mesum ...."Hei, sudah cukup belum lihatnya? Kalau sudah, cepat jalankan mobilnya." Felicia yang merasa malu ditatap oleh Afkar, langsung memelototinya."Hehehe ... Bibi cantik sekali! Papa itu buaya. Buaya ... hehehe ...," timpal Shafa yang duduk di belakang sambil bertepuk tangan.Afkar langsung tersadar dan merasa canggung. "Apanya yang buaya? Kamu belajar dari mana itu?""Kak Lyra! Katanya, Papa buaya!" jawab gadis kecil itu dengan polos.Afkar mengumpat dalam hati saat mengingat cicit Bayu yang jahil itu. Karena bersekolah di taman kanak-kanak yang sama dengan Shafa, Lyra malah memberi pengaruh buruk pada anaknya!....Dalam sekejap mata, beberapa hari telah berlalu. Selama rentang waktu itu, Afkar dan Shafa telah pindah ke Vila Emperor dan Afkar mempekerjakan seorang pengasuh untuk menjaga Shafa. Pada akhir pekan, Shafa tidak bersekolah dan Afkar ingin memastikan ada seseorang yang bisa merawatnya selama Afkar ti
Baca selengkapnya

Bab 82

"Pak Sutopo, ada apa sebenarnya? Syarat apa yang diajukannya? Aku juga bisa berikan syarat yang sama!" tanya Felicia sambil menggertakkan gigi.Sutopo menggelengkan kepala sambil tersenyum getir. "Bu Felicia, sebaiknya jangan persulit aku.""Bu Felicia, kamu nggak akan bisa ajuin syarat yang sama! Hehe!" ejek David, pengacara Noah."Syarat apa? Coba kamu bilang?" tanya Felicia dengan kesal.David menepuk bahu Sutopo dan berkata, "Anak Pak Sutopo menderita leukemia mielositik kronis dan sekarang sudah memasuki fase akut! Rumah sakit swasta nggak bisa melakukan apa-apa lagi! Tapi, Pak Noah bisa menyelamatkan nyawa anak itu! Menurutmu, siapa yang akan dituruti Pak Sutopo?"Sutopo menghela napas panjang, lalu berkata pada Felicia sambil tersenyum, "Maafkan aku, Bu Felicia! Saat anakku keracunan waktu itu, meskipun dia berhasil diselamatkan, penyakitnya tiba-tiba memburuk dan masuk ke fase akut dengan mendadak.""Aku nggak bisa membiarkan anakku mati. David menghubungkanku dengan seorang ah
Baca selengkapnya

Bab 83

Meskipun Afkar pernah menyelamatkan anak Sutopo secara tidak langsung sebelumnya, insiden itu tidak cukup untuk membuat Sutopo percaya sepenuhnya. Dibandingkan dengan janji-janji Afkar dan Felicia, tentu saja Sutopo akan lebih memilih seorang ahli pengobatan tradisional yang sudah lama terkenal.Bagi Sutopo, Afkar dan Felicia saat ini terkesan seolah-olah hanya berusaha keras untuk mencapai kesepakatan bisnis tanpa memperhitungkan nyawa anaknyaBegitu orang lain mengatakan punya obat mujarab, mereka juga langsung mengklaim hal yang sama. Demi mencapai kesepakatan, mereka bahkan mempertaruhkan nyawa anaknya. Mana mungkin Sutopo akan percaya pada ucapan mereka?Reaksi Sutopo jelas terlihat oleh Felicia dan wajahnya langsung dipenuhi dengan kekecewaan yang mendalam.Di saat itulah, David menerima panggilan telepon. Setelah mendengarkan beberapa kalimat, dia menyerahkan telepon itu kepada Felicia sambil berkata dengan tenang, "Bu Felicia, Pak Noah memintamu untuk menjawab telepon."Felicia
Baca selengkapnya

Bab 84

Afkar yang awalnya ingin menarik Felicia pergi, memutuskan untuk berhenti sejenak. David sudah membuka pintu dan menyambut Bian dengan wajah tersenyum. Sutopo yang sebelumnya marah, segera menyambut Bian dengan penuh hormat."Pak Bian, akhirnya Anda datang juga! Silakan duduk, silakan!" Bian adalah dokter ternama yang sudah lama terkenal, sedangkan nyawa putranya semua bergantung pada dokter ini. Bisa dibayangkan, betapa hormatnya Sutopo pada Bian.Sutopo dan David mengiringi Bian menuju kursi kehormatan, sementara Afkar dan Felicia terdesak ke samping oleh antusiasme mereka. Felicia menarik tangan Afkar dan berkata dengan nada menyindir, "Ayo kita pergi saja, kenapa harus mempermalukan diri di sini?"Namun, Afkar tersenyum tipis dan berkata, "Nggak apa-apa, tunggu sebentar lagi."Afkar menggelengkan kepalanya, sehingga membuat Felicia menatapnya dengan curiga. Bukankah tadi Afkar yang mengajaknya pergi? Kenapa sekarang malah jadi tidak terburu-buru? Sementara itu, Bian telah duduk den
Baca selengkapnya

Bab 85

Brak!Begitu ucapan itu dilontarkan, Bian langsung mendorong gelas teh yang disuguhkan Sutopo dan bangkit berdiri. Air teh yang panas itu langsung tersiram di tubuh Sutopo.Sutopo kebingungan, tetapi tidak berani marah. Dalam hatinya bertanya-tanya, entah apa yang terjadi pada Bian tiba-tiba?Pada saat ini, Bian langsung bergegas menghampiri Afkar dan memberi hormat padanya. Sikapnya ini terlihat seperti seorang murid yang bertemu dengan gurunya. "Pak Afkar, kenapa kamu bisa di sini?"Melihat adegan ini, Sutopo menyeka teh yang membasahi wajahnya dengan hati tersentak. David juga membelalakkan matanya dengan bengong. Apa yang terjadi sebenarnya? Kenapa dokter terhebat di seluruh negeri ini malah bersikap sehormat itu pada seorang anak muda?"Kamu pakai obat yang kuberikan itu pada anak Pak Sutopo?" tanya Afkar dengan nada datar.Bian menjelaskan, "Ya ... benar! Kemarin Pak David mencariku, katanya ada pasien leukimia yang kondisinya semakin memburuk dan bertanya apakah aku bisa mengoba
Baca selengkapnya

Bab 86

Begitu mendengarnya, ekspresi Sutopo menjadi agak canggung. Dia tahu Afkar menyindirnya. Namun, demi putranya, dia terpaksa melakukan ini."Pak Afkar, Bu Felicia, aku benaran sudah tahu salah. Aku janji bakal tulus dalam kerja sama kali ini. Putraku masih kecil. Tolong selamatkan dia! Kumohon! Asalkan putraku selamat, aku bakal turuti keinginan kalian," pinta Sutopo sambil bersujud dan menangis.Ini bukan air mata palsu. Sutopo bahkan ingin bunuh diri saat mengingat putranya celaka karena kebodohannya sendiri.Felicia menarik Afkar. Dia merasa tidak tega pada Sutopo sehingga berbisik, "Afkar, sudahlah. Yang penting dia mau kerja sama. Jangan sekejam ini."Afkar hanya bisa menggeleng melihat Felicia begitu berhati lembut. Dia pun mengeluarkan kontrak dari tas. Hari ini, Felicia ingin tanda tangan kontrak dengan Sutopo, jadi membawa kontrak kemari."Sepertinya harga bahan obatnya terlalu mahal," gumam Afkar.Begitu mendengarnya, Sutopo langsung merinding. Dia tentu memahami maksud Afkar.
Baca selengkapnya

Bab 87

Pada akhirnya, David hanya bisa melarikan diri sejauh mungkin.Sementara itu, Felicia melirik Afkar. Wajah cantiknya menyunggingkan senyuman penuh haru. Jika Noah adalah awan mendung yang menyelimutinya, Afkar adalah sinar matahari yang menembus kegelapan.Saat berikutnya, Afkar merasakan sentuhan lembut di wajahnya. Felicia berkata sambil tersenyum, "Kamu baik sekali."Wanita ini terlihat seperti gadis kecil yang bahagia. Afkar mengiakan, lalu memutar bola matanya. Felicia menciumnya? Kecupan ini terlalu singkat! Afkar belum merasakan apa-apa! Di mana letak ketulusannya?Beberapa menit kemudian, Afkar mendorong selembar kertas ke hadapan Sutopo. "Ini namanya Sumsum Naga. Dengan bahan ini, aku baru bisa menyembuhkan leukemia hingga akarnya. Apa kamu punya benda ini?"Afkar melukis Sumsum Naga sesuai dengan bentuk yang ada di ingatannya. Dia ingin tahu Sutopo pernah melihatnya atau tidak. Sebagai pedagang grosir terbesar di Provinsi Jimbo, Sutopo mungkin punya Sumsum Naga. Selama Shafa
Baca selengkapnya

Bab 88

Afkar tidak mungkin turun tangan mengobati anak Sutopo. Namun, dengan sampel obat khusus yang baru diluncurkan, Bian juga bisa membantu menstabilkan kondisi penyakit putra Sutopo.Dengan begitu, Afkar mengemudikan mobil ke rumah lama Keluarga Safira dengan dituntun oleh Felicia. Di perjalanan, ponsel Felicia bergetar. Fadly mengirim pesan kepadanya.[ Kak, jangan bawa Kak Afkar pulang. Dia memukul putra Aldo. Mereka datang untuk menemui Kak Afkar. Nenek ingin menyerahkan Kak Afkar kepada mereka! ]Begitu melihat pesan itu, wajah cantik Felicia sontak diliputi amarah dan kecemasan. Dia buru-buru memekik, "Hentikan mobilnya! Kita nggak jadi pulang!""Kenapa?" tanya Afkar sambil mengangkat alis.Felicia menunjukkan layar ponselnya kepada Afkar. Afkar membaca pesan itu, lalu berkata dengan suara rendah, "Pulang saja. Aku bisa mengatasi masalahku sendiri."Saat ini, di rumah lama Keluarga Safira. Begitu mendengar ucapan Erlin, Rico langsung tersenyum bangga. "Haha. Bagus kalau begitu. Aku h
Baca selengkapnya

Bab 89

Begitu mendengarnya, Gauri langsung terkekeh-kekeh dan menyindir balik, "Jadi, kalau langsung menyerahkan Afkar kepada mereka, berarti mementingkan situasi keseluruhan? Kamu begitu menghormati Aldo? Bagaimanapun, Afkar adalah menantu Keluarga Safira."Gauri tidak bisa membantah saat Erlin bicara. Namun, Gauri tidak akan membiarkan Renhad sekeluarga bertindak semena-mena.Seketika, anggota Keluarga Safira menjadi berbeda pendapat. Ada yang setuju Afkar diserahkan, ada yang tidak.Selain Fadly, seluruh anggota Keluarga Safira meremehkan Afkar, termasuk Harun dan Gauri. Akan tetapi, jika mereka menuruti keinginan Rico begitu saja, bukankah itu akan mencoreng reputasi Keluarga Safira? Keluarga Safira akan terkesan takut pada Aldo.Fadly sangat menentang keputusan neneknya. Dia sampai menegaskan kepada semua orang. Jika Keluarga Safira tidak melindungi Afkar, dia yang akan turun tangan."Bawa orang kemari. Suruh mereka berjaga di depan pintu." Fadly sampai menelepon bawahannya untuk melindu
Baca selengkapnya

Bab 90

Setelah Afkar dan Felicia masuk, mereka langsung melihat dua sosok bertarung di halaman. Sementara itu, anggota Keluarga Safira dan pihak Rico berdiri di kedua sisi untuk menonton.Yang bertarung dengan King Kong adalah Melvin, ahli bela diri Keluarga Safira. Melvin adalah anak yatim piatu yang diadopsi Keluarga Safira sejak kecil. Makanya, dia sangat setia dan marganya juga Safira. Melvin juga ahli bela diri tingkat gulita tahap awal. Dia bersaing ketat dengan King Kong.Begitu melihat Felicia dan Afkar, tatapan semua orang langsung tertuju pada mereka. Rico sontak memekik dengan galak, "Dasar bajingan! Rupanya kamu berani datang!"Anggota Keluarga Safira juga mengamati Afkar. Selain Fadly dan Renhad sekeluarga, ini pertama kali mereka melihat Afkar.Ekspresi Harun dan Gauri tampak dingin. Mereka tidak menutupi rasa jijik mereka sedikit pun. Meskipun tidak setuju Afkar diserahkan kepada Rico, bukan berarti mereka mengakui status Afkar sebagai menantu.Sekalipun tahu Afkar menguasai se
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
16
DMCA.com Protection Status