Benar saja, Arisa berkata dengan suara dingin, "Justru karena dia nggak tahu diri dan pernah menyinggungku, kalian nggak boleh membunuhnya sekarang."Selesai bicara, nada suaranya berubah tajam. Dia menatap Afkar dan berkata dengan nada tegas, "Mulai sekarang, kamu dan rekanmu ikut denganku.""Ikut denganmu? Kenapa begitu?" Afkar mengerutkan kening, merasa tidak puas dengan perintah semena-mena itu. "Kalau aku nggak mau, gimana?""Nggak mau?" Arisa sempat terdiam sejenak, lalu mendengus. "Kalau nggak mau, akan kubunuh kalian berdua."Mendengar itu, mata Afkar menyipit. Dia menatap tajam ke arah Arisa, lalu akhirnya mengangkat bahu, seolah-olah pasrah. "Ya sudah. Lagian, siapa yang nggak suka ikut cewek secantik Nona Arisa? Hehe ...."Arisa tersenyum penuh makna. Di dalam matanya, ada kilatan mengejek seperti pemburu yang memandang mangsanya.Setelah itu, Cakra dan Logan membawa masing-masing kelompok mereka pergi dengan ekspresi penuh keengganan. Meskipun Logan sebenarnya ingin terus b
Read more