"I love you, Davina," bisik Sean sebelum akhirnya terjatuh, tak sadarkan diri."Sean!!" Vina menepuk-nepuk pipi Sean yang bersandar di bahunya, tapi tak mendapat respon. "Pake segala pingsan, lagi!"Vina berdecak, susah payah menyeret Sean menuju kamarnya. Vina menjatuhkan Sean di atas ranjang. Sesaat ia terdiam, melihat wajah Sean yang penuh luka membuat hatinya bertanya-tanya.Digebukin preman?Vina mengambil kotak obat lalu duduk di tepi ranjang. "Lo berantem? Muka udah jelek makin jelek aja," gerutu Vina, tangannya begitu telaten mengobati luka Sean. "Pantes aja Reyvan panik nanyain lo, jadi karena lo berantem. Sama siapa? Jangan bilang sama dia?"Vina menghela napas pendek, ia sudah selesai mengobati luka Sean. Baru saja ia berdiri, tiba-tiba Sean menahan lengannya."Vin," gumam Sean."Malam ini aja, gue izinin lo nginep di sini. Tapi besok-besok jangan harap." Vina melepaskan tautan tangan Sean, namun bukannya lepas Sean justru menariknya sampai Vina terjatuh ke atas tubuhnya."
Last Updated : 2024-07-29 Read more