Semua Bab Sukses setelah ditalak Tiga: Bab 11 - Bab 20

49 Bab

Belum ada pesanan

Dukung terus karya saya, ya ... terima kasih ❤________[Mbak, Kei, lagi apa?]Pesan pertama masuk yang dikirim Renan, Keira membaca saja tanpa mau membalas. Ia letakkan ponsel lalu kembali sibuk membuat desain banner dan spanduk terbaru. Keira harus membuat konsep usahanya yang baru, ia bahkan menyediakan papan tulis kecil, spidol dan penghapusnya juga.Lima belas menit berlalu, Keira mengabaikan ponselnya yang dipasang mode senyap. Namun, ketika membuka layar kunci, muncul notifikasi pesan masuk dari Renan.[Mbak Kei, balas dong WAnya. Sibuk banget, ya?][Mbak ... Kei ....]Dan belasan chat 'sampah' lainnya, menurut Keira. Jam menunjukan angka sebelas malam, ia memutuskan tidur tanpa membalas pesan singkat. Baru saja akan memejamkan mata, ponsel yang tadinya dalam mode senyap berbunyi.Tangannya meraba-raba ke posisi kanan. Ia raih ponsel. "Ya, halo," jawabnya tanpa melihat siapa yang menghubungi."Mbak Kei, udah tidur?" Keira melotot mendengar ia disapa seperti itu."Ya ampun, Nan,
Baca selengkapnya

Restu dari Kemal

"Jangan sok tau, Nan. Ada kok yang pesan," sanggah Keira menutupi."Bohong. Kata Kemal nggak ada. Sepi-sepi aja."Waduh, Kemal benar-benar sudah menjadi mata-mata Renan. Keira menghela napas, ia memijit pelipisnya."Ya wajar juga, namanya baru mulai usaha. Udah, lah ... bukan urusan penting. Aku balik duluan, ya." Keira melepaskan genggaman tangan Renan, tapi tak jua terlepas."Temenin beli jajanan, ya, Mbak." Dengan santainya, tangan Keira kembali digenggam Renan. Mau sekuat apapun Kei berontak, tetap saja tak bisa. Mau tak mau Keira menuruti Renan, dengan jalan lelaki itu yang pincang-pincang, Keira tak tega juga. "Sini aku bawain keranjangnya. Belanjaan apaan, sih. Cemilan kayak anak kecil semua gini," jeplak Keira seraya meraih keranjang belanjaan dari tangan Renan. "Buat iseng kalau di rumah. Ada kerjaan lain yang harus dipantau dan enaknya sambil ngemil," jawab Renan santai. "Mbak mau apa? Aku traktir," katanya lagi. "Nggak usah pake embel-embel 'mbak'." tegur Keira kesal. Wa
Baca selengkapnya

Jaringan promosi

Dekat dengan seseorang yang punya link banyak tersebar di mana-mana, seharusnya bisa dimanfaatkan Keira tanpa ragu. Tetapi, ia justru tak mau. Gengsi karena ia janda yang dikejar berondong, membuat tembok batasan dibangun Keira sendiri.Dengan dua kali pengantaran ke rumah pemesan, Keira berboncengan dengan Kemal yang seharusnya sibuk ketik skripsi, tapi demi sang kakak ia tanggalkan urusan pribadinya."Udah beres nih, Mbak?" Kemal memberikan helm ke tangan Keira yang segera memakai."Iya. Nih, gocap buat lo, buat beli bensin." Keira memberikan lima puluh ribu ke Kemal yang diterima dengan suka hati.Keira dan Kemal tak langsung pulang, ia membeli es campur dulu untuk orang rumah. Saat mengantri, ponselnya bergetar. Siapa lagi jika bukan Renan yang rajin jarang absen hubungi Keira.[Mbak, lagi apa? Gimana pesanannya?]Keira hanya membaca. Ia kembali fokus melihat penjual es campur membuatkan pesanannya.[Mbak, bales dong. Aku telpon kalau nggak mau bales, ya.]Ya ampun ini bocah. bati
Baca selengkapnya

Jadian, yok!

Hai, terima kasih yang sudah mendukung ya. ____Sudah dua hari Keira berkutat dengan pesanan yang sudah pasti dikerjakan. Walau lelah, ia coba tahan dan jalani bersama kedua orang tuanya juga Kemal."Mbak, ekspansi, lah ... katering kantoran. Lo bisa atur menunya, bagian pengantaran sementara gue nggak masalah."Keira sedang memperhatikan ayam panggang dalam oven besar di garasi. Sekali memanggang enam ekor ayam bisa masuk. Mempersingkat waktu."Bisa, sih, tapi wadahnya gue nggak mau yang cuci-cuci itu." Keira melepas cempal sarung tangan, lalu duduk di ubin teras bersama Kemal."Ya beli yang sekali buang. Jaman sekarang kan banyak. Lo tanya ke tempat langganan.""Gitu, ya?" toleh Keira ke adiknya yang berdecak heran, kadang kakaknya dongdong. Masak jago, soal pengaturan usaha atau konsepnya seperti apa butuh masukan dari orang lain."Lo bayangin kalau dalam satu bulan pegang empat kantor dengan total perhari 100 porsi. Dikali harganya dua puluh lima ribu. Auto kaya raya nggak lo." K
Baca selengkapnya

Bude Ratih

"Ngaco. Resek kamu ya main sosor aja!" omel Keira lalu membuka pintu mobil. Renan tidak menahan, ia justru tertawa sendiri. Ya, Renan punya taktik sendiri untuk membuat Keira memahami arti kehadiran dirinya. Maka dari itu, ia juga tidak mencecar Keira lagi.Mobil melaju pergi meninggalkan rumah Keira. Ia misuh-misuh, tampak kesal lantas berjalan ke kamarnya. Ia meletakkan sling bag dengan melempar ke atas kasur."Resek! Mentang-mentang gue janda jadi bisa seenaknya disosor! Haduh Keira ... harga diri lo tadi ke manaaa...!" pekik Keira kesal kepada dirinya sendiri.Keira ganti baju dan cuci muka, lalu mulai mengatur susunan menu catering minggu depan. List nama sudah di tangan, Keira hanya perlu merekap supaya lebih rapi lagi.Pulpen di tangannya ia mainkan memutar di sela-sela jari. Buku notes sudah ia siapkan, ia berpikir menu apa yang pas dengan harga satu porsi 25 ribu."Ayam bumbu rujak, daging tipis teriyaki paprika, nila bakar bumbu kecap, apalagi, ya ...." Ia mengetuk-ngetuk ke
Baca selengkapnya

Bagas Susmitro Van Dehosf

Bukan kesal lagi, rasanya Keira mau menarik rambut sasak tinggi bude Ratih sekuat mungkin. Ia mengatur napas di dalam mobil menuju ke rumah Ervan karena langsung dikembalikan mobilnya."Mbak, tenang aja, lah. Orang kayak gitu nanti bakal malu sendiri." Kemal mencoba membesarkan hati kakaknya."Iya, paham! Tapi gue kesel aja, Mal. Apalagi lo lihat Bastian. Gue nggak kenal tuh orang lagi. Lo bayangin, lima tahun nikah sama dia, cuma setahun gue bisa nikmatin, Mal. Sisanya, semuaaa ... Bude Ratih yang kasih masukan ini itu. Gue udah protes sama Bastian, tapi gue diminta sabar dan tuh orang ...!" jeda Keira. Ia mengusap wajahnya kesal. "Ternyata dia masih cinta sama mantan pacarnya yang tadi itu! Lalu apa arti lima tahun gue nikah sama dia?!"Keira menggebu-gebu meluapkan amarahnya. Kemal melirik, "lo babunya. Ya babu di rumah juga urusan ranjang. Kepolosan sih, lo."Jawaban menohok Keira membuat ia memukul keras lengan adiknya."Sakit, Mbak! Ya emang lo polos bin dodol. Bastian menang ga
Baca selengkapnya

Kejar Balik!

Selamat membaca! Terima kasih dukungannya 🥰__________"Itu Bagas gebetan lo dulu, kan, Mbak?" tanya Kemal."Iya. Ayo buruan jalan. Jangan sampe dia kejar lagi," cicit Keira."Ya emang kenapa? Dia mau minta nomer WA lo. HP lo ada, kenapa lo tolak?" Kemal juga jadi berjalan cepat dengan wajah panik."Itu namanya taktik, Kemal. Cewek tuh harus gitu. Apalagi gue janda. Jangan gampangan. Nanti dibilang kegatelan, serem tau!" dumal Keira."Oh, gitu. Sebenarnya lo pingin dikejar Bagas juga, toh, tapi pake mode jinak-jinak merpati? Mas Renan gimana, Mbak?"Sontak Keira berhenti berjalan, ia menatap Kemal yang menatap bingung ke arahnya."Kenapa sama Renan? Kita berdua nggak ada ikatan apapun. Masalahnya di mana?!" tantang Keira."Masalahnya dia suka banget sama lo, Mbak dan dia kejar lo kebangetan tapi lo omelin. Lo larang dia ke rumah buat apelin lo dan dia nurut. Bahkan dia kuliah lagi demi elo, kan? Demi memantaskan jadi suami idaman lo.""Ck. Sok tau!" kesal Keira. Ia berjalan duluan, m
Baca selengkapnya

Jalan bareng

Selamat membaca ya .._____Keira mengabaikan WhatsApp dari Renan, ia memilih duduk sambil memperhatikan Bagas bermain basket bersama teman-teman komplek juga.Wajah blasteran Bagas jelas menarik tatapan mata lainnya. Termasuk para suster yang mengasuh anak majikannya. Sesekali Keira menghela napas, ya karena mantan gebetannya itu terlalu keren.Keira melupakan gorengan yang ia beli, napsu ngemilnya hilang sekejap. Apakah ia kembali merasakan percikan asmara kepada Bagas? Sedangkan Renan sedang kurang sehat di kosan menunggu kabar dari Keira.Keira sendiri sadar tak mau memberi harapan besar ke Renan, bahkan ia menolak ajakan Renan berpacaran.Untung gue nolak Renan, kalau gue iyain, gue bisa galau mendadak Bagas dateng ke hidup gue lagi. batinnya bersorak. Keira tak salah, ia wanita bebas tak ada ikatan asmara dengan siapapun, masalahnya di mana, ya, kan?Bagas ngongosan, ia duduk di samping Keira. Berkeringatpun Bagas wangi, Keira memalingkan wajah lalu Bagas mencolek pipi Keira hin
Baca selengkapnya

Tidak setuju

Selamat membaca 😊🥰_________Keira pulang, ia terkejut saat baru turun dari dalam mobil Bagas melihat Renan duduk di depan pagar rumahnya sambil memeluk diri sendiri."Nan?" Keira menghampiri, ia bersimpuh lalu melihat wajah Renan tertunduk pucat. "Panas banget badannya!" pekik Keira. Bagas mendekat, ia membantu Keira memapah Renan yang tak kuat berdiri sendiri."Bentar gue buka pagar dulu, Gas," tukas Keira lalu secepat mungkin membuka gembok pagar.Mereka berjalan sambil memapah Renan, Keira membuka pintu ruang tamu lalu meminta Bagas merebahkan Renan di sofa ruang TV.Renan membuka mata perlahan, bibirnya gemetar, ia menggigil. Keira sendu, dengan cepat mengambil selimut dari kamarnya kemudian menutupi tubuh Renan."Dia siapa?" tanya Bagas tanpa menunda."Yang gue bilang tadi, Gas."Bagas lalu menatap Renan. "Oh, jauh-jauh dari Bandung ke sini buat lo, Kei." Nada suara Bagas terkesan tak suka, sedikit sinis."Gas, jangan bikin ribet. Gue udah jujur sama lo itu yang penting, terse
Baca selengkapnya

Bukan pilihan

Met baca yes ...____Keira sibuk mengaduk adonan kue bolu kukus. Selesai Kemal melakukan pengantaran catering makan siang ke gedung tempat Keira kerja dulu, ia asik obrak abrik resep kue.Pikirannya satu, dari pusing mikirin pasangan atau para lelaki yang mendekatinya, lebih baik ia dekat dengan dapur. Bisa olah makanan dan jadi cuan."Mbak Kei, istirahat dulu," tegur bapak yang di tangannya membawa baskom besar bekas wadah nasi. Bapak mencuci semua wadah juga peralatan masak Keira, ia tak keberatan justru senang karena ada kegiatan."Tanggung, Pak. Nih, mau masuk kukusan kuenya. Nanti Bapak cobain, yang ini bolu kukus mekar rasa blackforest, yang ini bolu kukus motif semangka. Cantik ya, Pak warnanya." Keira membuka tutup kukusan. Ia masukkan dandang yang sudah tersusun 20 cup bolu kukus ke dalam panci air mendidih."Cantik kayak yang buat," tukas bapak lalu menata baskom di pojok dapur. "Kei, Renan sudah sembuh?""Nggak tau, Pak. Kenapa emangnya?" Keira menutup panci kukusan lalu m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status