Semua Bab Sukses setelah ditalak Tiga: Bab 31 - Bab 40

49 Bab

Gara-gara Jus

Selamat membaca lagi 🍃_______Suara Renan membuat Keira membuka mata, pria itu sudah duduk di kursi meja rias yang tadi bekas diduduki Bastian.Renan masih memakai pakaian kerja walau kemeja sudah tidak dimasukkan ke dalam celana."Masih lemas?" tanyanya dengan raut wajah khawatir. Keira tersenyum getir seraya mencoba bangun. Renan tak berani membantu padahal tangannya gatal ingin memapah lagi tubuh Keira."Aku bawain jus buah naga, kata Ibu, kamu belum makan dari siang? Apa mau di opname aja, Mbak?"Keira menggelengkan kepala. "Jam berapa sekarang?""Delapan malam. Ini ... kamu minum dulu." Renan menyodorkan gelas berisi jus yang ia beli."Ya ampun, aku ketiduran." Tak langsung memegang gelas, ia justru mendesah kesal. "Seharusnya aku siapin bahan masakan untuk besok.""Nggak perlu. Mbak Keira istirahat aja. Cateringan sampai jumat aku udah cancel dan--""Hah!" jerit Keira.Renan menjelaskan jika ia dan Kemal sudah menghubungi pelanggan dan membatalkan cateringan sampai Keira benar
Baca selengkapnya

Sudah jatuh tertimpa ...

Baca lagi yuk, lah 🍃_____Pagi hari kondisi Keira mulai membaik, ia bahkan sudah mandi tapi setelahnya bingung karena ia libur memasak. Hari rabu itu ia jadi luntang lantung tak jelas mau melakukan apa."Mbak Keira udah enakan badannya?" suara ibu terdengar dari depan kamarnya.Keira berjalan menghampiri seraya menganggukkan kepala. Mereka berjalan ke meja makan, terlihat Kemal sedang bersiap sarapan sedangkan bapak meletakkan tas pakaian di dekat lemari hiasan yang menjadi penyekat ruang tamu dan ruang tengah."Lho, Bapak mau ke mana?" Keira mendelik sendiri."Ke kampung sebentar, ya, Mbak Kei. Sabtu besok ada nikahan anaknya sepupu Bapak. Hari minggu pagi pulang naik kereta dari sana."Keira tak tau hal ini. Bahkan bapak dan ibu sudah membeli tiket bis. Mau gimana lagi, Keira hanya menerima kenyataan ia akan ditinggal di rumah. Minah dan Rini juga diliburkan, tetapi semalam Kemal memberikan uang saku selama kedua asisten Keira libur, tak tega juga."Berangkat ya, doain kerjaan Kem
Baca selengkapnya

Dalam zona bahaya

Met bacaaaa ... 🍃_______Reynan melepas pelukannya, Keira beranjak perlahan lalu duduk. Keduanya masih dalam suasana gelap gelapan. Senter HP Reynan dimatikan. Suara gemericik hujan dan letusan petir yang menjadi back sound mereka.Keduanya duduk sambil memeluk lutut di depan dada, bersandar pada dinding yang dingin."Nggak punya lilin?" bisik Keira."Nggak." Reynan menyalakan senter di HPnya yang mulai lowbat juga. Sampai kapan mereka akan begitu, berada di situasi serba salah.Keira beranjak saat mendengar suara beberapa orang berteriak BANJIR!Reynan berdiri di belakang Keira, membuat tubuhnya berdempet dengan Keira yang seketika menegang. Ya jelas, lah, tegang kannn ... nyahahaha ... ups!Reynan keluar ke depan teras seorang diri, ia berteriak kepada warga, banjir dimana?!"Dari depan pintu komplek, Mas! Kali perumahan jebol! Listrik bisa-bisa lama nyalanya!" seru beberapa warga yang tampaknya berkeliling memberikan informasi.Reynan kembali masuk. Ia bersandar pada balik pintu
Baca selengkapnya

Selesai banjir!

Mareee baca 🍃_____"Mbak Kei!" Suara teriakan Kemal membuat Keira keluar lalu berdiri di depan teras rumah Reynan."Mal! Kemal! Gue di sini!" teriak Keira seraya mengangkat tangan melambaikan ke arah adiknya yang memakai jas hujan lengkap."Ngapain lo di sana!" teriak Kemal tapi berjalan perlahan menerjang banjir ke arah rumah Reynan.Duh, gimana Keira menjelaskannya. Apalagi tanda titik di leher belum ia tutupi.Ah, sudahlah, masa bodo. Terlanjur basah, yasudah banjiran sekalian.Kemal terengah-enggah. Ia lepaskan jas hujan lalu meletakkan di lantai teras. "Air masuk ke rumah nggak? Mbak nggak ngecek?""Nggak." Jawab Keira enteng."Ck. Mbak, di depan banjirnya parah. Motor gue titipin di bengkel si Ujang. Gue jalan kaki ke sini, laper, Mbak. Tengah malam gini gue baru sampe. Bos gue mana?" Kemal menerobos masuk melewati Keira. Terlihat Reynan sedang menyeduh kopi. Ada tiga cangkir di atas meja dapur."Pak Bos," sapa Kemal. "Numpang ke kamar mandi, ya.""Hm." Jawab Reynan singkat. P
Baca selengkapnya

Numpang

Yuhu ... 🍃_____Tujuh puluh juta. Total biaya renovasi rumah orang tua Keira. Ia menggigit jari sesaat setelah dijelaskan tukang borongan juga tetangganya yang memang sudah terkenal sering pimpin proyek renovasi rumah."Karena yang atas kita bongkar total, Mbak, kabel-kabel listrik juga harus kami ganti. Nanti saya panggil orang yang tau dan bisa rapihin kabel.""Tapi mahal sekali, Pak, saya belum sanggup. Apa bahan-bahannya semahal itu?" Keira masih coba negosiasi."Bisa, Mbak, tapi saya nggak jamin kokoh. Harga segitu sekaligus ganti genteng, karpetnya, plester anti bocor, dan lainnya. Saya ngecek dinding belakang juga mulai rapuh, Mbak. Maksud saya, sekalian semua aja mana yang harus di renov, sekalian, jadi Mbak Keira nggak bolak balik habisin uang.""Langit-langit rumah, juga kita ganti aja. Di cat ulang semua."
Baca selengkapnya

Satu atap

Hai lagi ... 🍃______"Duh, nggak deh, kalau kita numpang tinggal sama Reynan. Apa kata tetangga, Mal ...!" Keira memprotes hal tersebut. Sementara Kemal miris melihat rumah mereka. Tak bisa ditiduri juga."Ya terus Mbak maunya gimana? Udah mau malam, mau cari kontrakan? Nggak gampang. Mau di hotel? Belagu amat kita stay di sana. Harga semalamnya bisa buat makan tiga hari. Jangan ngaco, deh, Mbak."Benar juga, Keira tak berpikir ke sana. Ia melirik Kemal yang berdiri di garasi masih memakai baju kerja. Koper pakaian mereka sudah rapi dan siap angkut, tapi mau ke mana?"Besok udah mulai renov, Mbak. Lo mau kita ngegembel? Di depan mata ada yang sedia buka pintu lebar buat kita, kenapa harus ditolak? Pacar lo juga, kan? Lo nggak kumpul kebo karena ada gue dan nanti Bapak Ibu. Gratis juga." Kemal menggebu-gebu, jika menuruti gengsi Keira, pasti maunya di hotel, tapi Kemal sadar itu bukan pilihan bijak.Keira menggaruk pelipisnya, berpikir lagi, iya ... nggak ... iya ... nggak ... iya ..
Baca selengkapnya

Bastian lagi

Lanjut kuy 🍃Reynan tak bisa tidur, di kamar lain ada kekasih hati yang terlelap, mungkin.Ia miringkan tubuh, berpikir kapan waktu yang tepat untuk membawa Keira ke bunda. Jika adiknya sudah tau karena Reynan suka cerita saat mereka berteleponan.Reynan mendengar suara pintu terbuka, ia segera beranjak berjalan cepat keluar kamar. Terlihat Keira berjalan ke arah teras, memakai baju tidur celana panjang dengan atas lengan pendek warna marun.Keira berdiri menatap rumah yang akan di renovasi esok hari. Ia takut biayanya jadi membengkak, tak enak hati dengan Reynan."Kenapa?" Kedua lengan kekar itu memeluk bahu Keira dari belakang. Sempat terkejut tapi Keira tak mempersoalkan pelukan itu. Ia butuh dada untuk bersandar."Aku nggak enak sama kamu, Nan. Uangmu pasti keluar banyak nanti. Aku cicil ya, tolong terima."Reynan mengeratkan pelukan, ia tempelkan pipinya di atas kepala Keira lagi."Nan, jawab, dong," cecar Keira.Reynan memejamkan mata, begitu nyaman memeluk janda cantik itu. Ra
Baca selengkapnya

Reynan si manja

Cie cie ... 🍃______Keira menampar keras wajah Bastian. Sembarangan peluk-peluk, kesal sekali Keira jadinya."Pergi kamu!" usir marah Keira. Bastian tak peduli, ia kembali memeluk paksa Keira dan suara Rini menjatuhkan baskom menjadi pemisah pelukan."Bapak jangan sembarangan peluk bos saya, ya! Saya panggil pekerja bangunan di depan biar Bapak disemen, mau!" omel Rini.Keira menatap garang."Sini, Mbak!" Rini menarik mundur Keira kemudian Minah menyiram Bastian dengan segayung air."Pergi Bapak! Nggak tau sopan santun! Mbak Keira kacarnya Mas Reynan! Jangan asal main peluk!" Minah juga tak kalah emosi. Bastian basah kuyup dari wajah hingga pakaian kerjanya lepek. Ia hanya bisa menatap nanar Keira yang begitu menunjukkan kilat kebencian untuknya.Bastian pergi, tak pamitan secara verbal tapi hanya tersenyum masam. Ia usap wajahnya yang basah sambil berlalu. Keira berkacak pinggang, tapi berterima kasih dengan kedua asistennya juga."Ayo kita ke dalam, Mbak, kue siap di panggang. Mba
Baca selengkapnya

Ketauan Bunda

Nah lho ... 🍃______Cinta itu buta, tapi tetap harus pakai logika jika tidak yang ada malapetaka.Supermarket tujuan Keira dan Reynan cukup ramai, ya namanya juga hari sabtu apalagi di Jakarta, ya, kan?Keranjang belanja di dorong Reynan, lelaki itu sangat santai karena memakai kaos lengan panjang warna krem, celana pendek selutut warna hitam dan sandal santai. Sepertinya mulai tertular Keira cara berpakaian sehari-harinya."Mbak, aku mau cerita ke kamu?" Reynan berdiri mepet di sisi kanan Keira yang sedang membaca bagian belakang sereal. Keira memang suka sarapan atau untuk makanan selingan. Sereal, susu plain ditambah potongan buah.Semenjak mulai kerja kantoran makanan itu jadi sering ia konsumsi karena hemat waktu."Cerita apa?" Keira meletakkan kotak sereal bentuk bintang itu ke dalam keranjang belanja. Ia be
Baca selengkapnya

Utang seumur hidup

Met baca 🍃_______Reynan makan malam bersama dengan semua anggota keluarga Keira. Ibu dan Keira memasak, bapak beberes kamar karena kamar Kemal dipakai bapak dan ibu, Kemal jadi tidur bersama Keira dengan kasur lipat di lantai."Makan yang banyak, Nak Reynan, maaf masaknya tumisan dan ikan pesmol. Keira tadi bilang bosen masak daging-dagingan.""Iya, Bu. Jujur aja, saya mau dimasakin apa aja sama Mbak Keira pasti saya makan, nggak mau pilih-pilih."Ines melirik. "Mas Reynan bukannya picky eater, perasaan dulu kalau nggak makan pake daging mogok makan, deh." Kedua alis mata Ines naik turun. Sengaja meledek sepupunya. Reynan mencebik bibir atasnya, kesal dan malu."Oh, gitu," timpal Keira seraya tersenyum penuh makna ke Reynan yang berdeham."Tapi bagus, dong, jadinya sekarang Mas Reynan makan semuanya. Perub
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status