Semua Bab Sukses setelah ditalak Tiga: Bab 41 - Bab 49

49 Bab

Ribut besar

Back again 🍃_______Keira tampil rapi dan sopan, seperti ciri khasnya walau kali ini tak memakai kaos, jeans dan sandal. Pakaiannya cukup menunjukkan sisi dewasanya yang sudah berada diambang angka 29 tahun.Blouse, celana denim coklat muda, sepatu teplek warna hitam, tas tangan, ia jadikan outfitnya sore itu.Ia berdiri di loby kantor, menunggu Reynan yang katanya sudah absen sore.Benar saja, dari kejauhan sudah terlihat tubuh tinggi tegapnya. Berjalan dengan senyum mengembang menghampiri Keira."Cantik banget," pujinya seraya mengusap pelan kepala Keira."Ya, dong. Biar tetap bisa imbangin kamu." Mendengar itu Reynan tertawa. Baru hendak menggandeng tangan Keira, ia dipanggil teman kerjanya, berlari sambil menggendong bayi."Titip anak gue bentar, gue mau ke toilet, kebelet. Eh, halo, Mbak ... calonnya Rey, ya... salam kenal! Sebentar, ya!" Wanita itu terbirit-birit ke toilet. Keira menatap bingung juga aneh."Emang boleh kerja bawa anak?" tanyanya."Boleh. Dia doang, anaknya dir
Baca selengkapnya

Mau tak mau

Met baca 🍃_________"Aku nggak suka sama ide kamu," protes Reynan saat mereka mampir jajan malam hari di roti bakar warung tenda langganan Reynan dekat komplek perumahannya."Nggak setujunya kenapa? Bukannya ini jadi cara aku buat buktiin aku bisa sukses?""Kenapa tolak bantuanku." Lirikan Reynan tajam, tapi Keira tak terpengaruh, ia tau emosi Reynan masih cukup belum matang, beda dengan dirinya."Kamu udah terlalu banyak, Nan. Aku yakin bisa untuk atasi." Reynan diam, ia tak mau berdebat dengan Keira karena akan kalah juga.Akhirnya Reynan ikuti keputusan calon istrinya. Rasa khawatir coba ia kesampingkan juga. Masalah pernikahan, keduanya sepakat akan menunda hingga rumah selesai.Suasana juga sedang panas, ia tak mau tergesa-gesa takut situasi semakin memburuk."Masih sakit bekas tamparan Bunda, Nan?" Jemari Keira mengusap wajah Reynan yang tersenyum tipis."Lebih sakit lihat kamu ditampar Bunda dan dihina." Ia menatap Keira dengan perasaan tak enak hati."Aku nggak apa-apa. Ayo
Baca selengkapnya

Tim Keira

Met baca, ih nggak kerasa udah 40an bab ya 🍃______Buka lowongan menjadi rencana Keira selanjutnya. Rumah yang di renovasi sudah selesai, ia begitu haru dan senang karena bangunan kokoh. Terhitung total biaya tak sampai enam puluh juta, Keira lega karena uang Reynan tak perlu membengkak.Dapur baru yang dibangun di garasi rumah juga apik, pintu sambung langsung ke dalam rumah dari area dapur tersebut juga ada, jadi jika butuh sesuatu tak perlu lewat teras depan."Mas, freezee besarnya kapan sampai?" Keira bicara di ponsel dengan pengantar barang belanjaannya. Ia baru membeli freezeer besar dan show case."Oh, udah di jalan, oke makasih, ya." Kemudian Keira kembali mengawasi Rini dan Minah yang sedang menata makanan untuk catering kantor. Kembali 100 porsi mereka handle.Kali ini Ervan selain menjadi petugas pengantar, juga ikut kerja dengan Keira sebagai salah satu timnya. Ervan yang melepas usaha minuman dan jusnya ke ibu bapak juga sepupunya, begitu senang saat Keira memintanya be
Baca selengkapnya

Jalan terbuka

Met baca 🍃______Bukan hal mustahil, yang tadinya tak bisa menjadi bisa dan yang tak mungkin jadi mungkin.Keira datang ke tempat sewa tenda, ia penasaran ingin mengajak kerja sama. Sudah tiga tempat ia sambangi sebelumnya, mereka semua enggan. Tempat ke empat hasil rekomendasi Boni menjadi harapan terakhirnya.Setelah membayar ongkos ojol, ia masuk ke tempat itu. Cukup luas dengan orang-orang yang sibuk bekerja menurunkan besi tenda dari atas truk."Permisi, mau ketemu Pak Madun bisa? Saya Keira, temannya Boni," ucapnya ramah. Penampilan Keira rapi, ia harus menunjukkan sikap profesionalitasnya juga walau sepatu kets dan celana jeans ia kenakan, sedangkan atas blouse warna hitam."Oh, iya, silakan masuk. Saya panggil suami saya, ya, duduk Mbak silakan."Wanita itu istri Pak Madun, masih muda, Keira jadi curiga, kan. Akan tetapi ia memilih mengabaikan.Tak lama pria tinggi tegap dengan kaos dan celana panjang masuk ke ruangan yang memang itu kantornya."Temannya Mas Boni?" tunjuk P
Baca selengkapnya

Perisai

Met baca 🍃__________Cafe white house disambangi Keira, ia berpakaian rapi kala itu bahkan memakai sepatu hak tinggi. Niatnya, ia mau jujur dengan menunjukkan sisi lain dirinya juga.Bunda sudah duduk menunggunya dengan secangkir kopi juga kue di piring kecil."Selamat--""Duduk." Perintahnya ketus. Keira segera menyeret mundur kursi kemudian duduk anggun. Bunda menatap tak suka, sungguh wanita itu seperti begitu membencinya tetapi Keira tak peduli."Kamu tau saya tidak merestui pernikahan kalian nanti, bukan?" Tatapan sinis terus saja diperlihatkan."Ya. Saya tau. Tetapi kalau boleh tau, apa alasan ... Ibu menolak saya sebagai calon istri Reynan? Saya yakin bukan sekedar karena saya janda. Itu alasan yang ... klise bagi saya."Begitu tegas dan berani juga tenang Keira sampaikan. Bunda melipat kedua tangan di depan dada tak lupa menyunggingkan senyum tipis sinis."Saya tau kamu cuma mau hidup mapan dan nyaman dengan putra saya. Apa kamu pikir saya tidak tau niat itu."Keira membalas
Baca selengkapnya

To be with you

Met baca 🍃_______Segera Keira melangkah ke pekarangan rumah bunda, baru saja ingin masuk ke ruang tamu yang pintunya terbuka, ia sudah melihat Reynan menyeret koper besar lainnya dengan bunda yang duduk tak acuh di meja makan."Kei," lirih Reynan berwajah sembab.Keira tersenyum, ia mengulurkan tangan kanannya. Seketika bunda beranjak, berjalan cepat lalu menatap tajam Keira."Reynan bahagia bersama saya. Sebaiknya Ibu renungi kesalahan masa lalu dan sekarang. Hina saya semau Ibu, karena suatu hari Ibu akan rindu dengan Reynan dan mungkin ... calon cucu Ibu nanti.Terima kasih sudah merendahkan saya, karena itu menjadi pecutan untuk saya semakin membuktikan jika memang piciknya pikiran Ibu karena malu rahasia masa lalu terbongkar.Sekali lagi, Bu. Kami akan menikah, sekalipun Ibu tidak merestui karena Alla
Baca selengkapnya

Sweet honeymoon

"Ini Villanya, nomor lima?" Reynan menatap sekitar. Villa dengan bangunan kayu berada di tengah perbukitan, jauh dari rumah warga dengan pemandangan luar biasa indah baik malam ataupun siang hari membuat Reynan tak bisa untuk tak takjub.Keira melangkah ke teras, terdapat nampan berisi dua welcome drink dan amplop berisi kunci juga voucher makan di cafe dan resto yang ada di sekitar villa."Suka?" Keira menatap Reynan sambil membuka pintu villa. Suaminya masih berdiri dengan koper besar di sisi kanannya."Banget, Mbak ... eh, Kei," ralat Reynan karena saking takjubnya jadi lupa kalau mereka suami istri."Iya, dong. Kita santai-santai di sini, lupain beban di Ibu kota." Langkah Keira semakin masuk ke dalam Villa, Reynan terus mengagumi interior juga penataan barang di sana."Aku mandi duluan, ya, nggak nyaman rambutku kaku gini."Mendengar kata mandi yang terucap dari bibir Keira, berubah menjadi kode keras untuk melakukan hal lain dengan sang istri."Aku nggak ikut mandi, Kei?" tatapn
Baca selengkapnya

Perempuan bermasalah

Met baca 🍃_____Pintu mobil terbuka, mereka bertiga turun bersama-sama. Keira membawa parcel buah dan kue buatannya. Akhirnya, ketiganya menjenguk bunda setelah dua malam opname."Kei, yakin?" Ragu, Reynan bertanya seraya menatap istrinya yang segera menjawab dengan anggukan."Mbak, Bude bisa aja marah lihat Mbak Kei," sahut Ines."Nggak masalah. Yuk." Keira berjalan seraya menggandeng Ines."Bukannya gandeng aku malah Ines," gumam Reynan yang berjalan di belakang kedua wanita itu. Ines menjulurkan lidah meledek kakak sepupunya yang manyun-manyun.Tiba dilantai yang dituju, segera mereka berjalan ke arah kamar rawat bunda.Pintu didorong Ines, ia masuk lebih dulu. Bunda ditemani istri Wisnu, iparnya."Bude," apa Ines. Ia bercipika cipiki, lalu bunda menatap sinis kedua pasangan pengantin baru yang mendekat. Bukannya sapaan hangat tapi bunda bersikap kasar dengan melempar gelas plastik berisi air ke wajah Keira.Reynan melotot, ia menarik tangan istrinya supaya beridiri di belakangny
Baca selengkapnya

Pembuktian diri

Halo apa kabar 🍃________Reynan bersiap berangkat kerja saat Keira sibuk di dapur membuat sarapan. Hari itu ia sengaja tak turun tangan di dapur, Minah dan Rini sudah bisa mengerjakan semua atas arahannya."Kamu bawa bekal kan, Nan?" Keira membawa bubur ketan hitam di mangkuk ke atas meja makan. Tak lupa segelas teh hangat."Iya," jawab Reynan seraya berjalan ke arah meja makan. Ia berdiri di depan Keira sambil mendongakkan kepala. Keira berdecak tapi juga tersenyum."Manjanya dasi aja minta dipakein, biasanya juga sendiri." Sesekali godain suami brondongnya nggak masalah, lah, ya."Biarin," jawab Reynan diiringi lirikan. Keira sudah rapi juga, ia akan menuju ke lokasi pendaftaran pameran pernikahan setelah mendapat informasi dari grup entrepreneur muda yang ia ikuti di sosial media."Nanti naik taksi resmi aja, jangan yang online. Aku habis baca berita jelek. Nggak mau kamu kenapa-kenapa, Kei." Keira mengangguk. Dasi selesai terpasang, Reynan hari itu harus ikut rapat untuk membah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status