Home / Romansa / Sukses setelah ditalak Tiga / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Sukses setelah ditalak Tiga: Chapter 61 - Chapter 70

95 Chapters

Ceramah akhir pekan

Hai, mulai dari part ini kisahnya lebih ke Kemal ya. Disambungin biar kalian enak bacanya. Terima kasih! *****"Om, dipanggil Mama di dapur," tukas Alta dengan membawa kuas dan palet. Bocah 12 tahun itu sedang asik melukis di kamarnya tau-tau dipanggil Keira untuk panggil Kemal yang semalam nginap di rumah mereka karena sabtu itu diminta Keira mengantar Vinka les renang juga balet.Rasakan. Emang enak masih jomblo diusia super matang. Sangat matang malah. Kemal 36 tahun tapi masih belum mau menikah.Pria gagah, tampan, pintar, tapi dingin terhadap perempuan entah alasannya apa."Iya." Kemal beranjak. Ia berjalan ke dapur menemui sang kakak yang sibuk membuat sarapan pagi jam enam."Apa, Mbak?" tanya Kemal seraya bersedekap lalu menyandar pada pintu dapur."Bunda telepon lo nggak?" Keira melirik, lalu kembali mengecek oven karena sedang memanggang lasagna dipinggan tahan panas ukuran besar."Iya, udah.""Terus mau berangkat kapan? Om Wisnu juga nyuruh lo, kan?""Hm." jawab Kemal denga
last updateLast Updated : 2024-10-30
Read more

Menyusahkan

Hai, mari lanjut šŸƒ_______"Selamat siang, Pak Kemal," sapa seorang pria seraya membukakan pintu mobil SUV hitam saat Kemal sudah berdiri di depan lobi bandara."Siang," jawabnya singkat. Pintu tertutup, sopir itu segera berlari memutar bagian belakang mobil untuk menempati posisinya dibalik kemudi."Langsung ke lokasi, Pak?""Ya."Kemal tak mau banyak bicara, ia sedang menyiapkan tenaga untuk bertemu Ines juga mengatur emosinya.Emosi? Kok emosi?Ya... karena akhir pekannya terganggu dengan urusan sepupu kakak iparnya itu.Lima tahun mereka tak bertemu muka, seperti apa Ines sekarang Kemal juga tak paham. Ia bahkan tidak menyimpan nomor ponsel wanita yang usianya beda dua tahun di bawahnya. Kenapa? Karena Kemal tak mau saja. Ia terlalu sibuk kerja ... kerja ... dan kerja.Bayangkan, sejak kehidupan keluarganya sudah terangkat karena ia dan Keira, Kemal sama sekali tak memikirkan hubungan baik dengan keluarga besar. Jika ada acara keluarga, seringnya ia tak hadir walau kiriman bunga,
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Sidang terbuka

Met baca šŸƒ____________Pesawat mereka akan lepas landas pukul tiga sore. Sopir yang tadi diminta tolong memesan tiket segera memberikan ke Kemal."Pak Kemal butuh sesuatu, saya bisa siapkan?" Sopir itu begitu melayani bosnya."Nggak. Makasih. Ini cukup," jawab Kemal sambil melempar tatapan serius."Kalau gitu saya pamit pulang. Terima kasih pemberiannya tadi, semoga rejeki Pak Kemal semakin lancar.""Sama-sama." Lalu Kemal berjalan ke arah counter check in. Ines tersenyum ke arah sopir yang membalas dengan satu kali anggukan kepala.Koper Ines sudah selesai ditimbang lalu masuk cargo. Ines mengusap lehernya, ia haus."Mal," panggilnya. Kemal menoleh. "Gue mau beli minum, lo tunggu di mana? Apa mau ikut?""Ikut. Gue mau denger semua. Lo harus jujur, Nes." Kemal dan Ines menuju ke tempat menjual kopi, walau Ines tampak ragu mau menceritakan apa yang terjadi dengannya selama ini.***Semua berkumpul di rumah Reynan dan Keira. Bunda, ayah Alex bahkan ada di sana. Om Wisnu beserta istri
last updateLast Updated : 2024-11-03
Read more

Buaya jadi-jadian

Met baca šŸƒ__________Rumah terasa sepi karena Keira sibuk di tempat usaha cateringnya sedangkan Reynan, om Wisnu, istrinya, pergi ke Surabaya untuk mengurus kasus Ines.Makanan sudah tersedia, sebelum Keira berangkat kerja ia pasti sudah masak untuk penghuni rumah."Tante, bisa temenin ke salon nggak? Aku mau potong rambut, nih," pinta Vinka."Oke. Adek mana?""Diajak Mama kerja. Mas Alta masih tidur, kecapean latihan kemarin. Om Kemal mana?" Vinka mencari om tersayangnya."Pulang. Kamu mau sarapan sekarang? Tante siapin, ya." Ines segera ke rak piring tapi Vinka larang."Aku bisa, kok. Tante duduk aja." Bocah kecil itu segera mengambil piring juga gelas lalu kembali duduk di meja makan."Kamu kecepetan mandirinya, Vin." Ines keheranan, namun Vinka segera menjelaskan peraturan di rumah yang berakhir membuat Ines berdecak kagum."Mas Alta gimana? Menang terus ya kejuaran renangnya?" Ia menyendok nasi kuning beserta lauk lainnya."Iya," jawab Vinka dengan mulut sudah ada tempe goreng
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Jadi tumbal?

Met baca šŸƒ__________Ines menikmati hidangan diacara nikahan, bisa dibilang enak-enak kecuali minuman tadi. Kemal makan hanya sedikit, kebiasaannya memang karena Kemal bukan tipikal aji mumpung kalau hadir disatu acara."Lo mau cobain beef welingtonnya nggak, Mal. Enakan mana sama Mbak Kei bikin?" Ines sudah menyendok makanan. Kemal menoleh, membuka mulutnya. "Gue suapin? Jangan aneh-aneh, deh. Lo nggak sadar dari tadi Tatiana merhatiin elo. "Kemal menutup mulutnya lagi lantas menoleh ke arah Tatiana duduk. Benar saja, wanita itu menatapnya seraya melempar senyuman."Bisa kompak ya, Mal. Cewek disekitar lo inisialnya T semua. Ada Tatiana, terus ... Tanara."Mendengar itu Kemal menoleh cepat ke arah Ines."Apa? Kaget gue tau tentang Tanara? Gue punya informan handal," senyum Ines juga menaik turunkan kedua alis matanya. "Bilang single ternyata udah punya cewek. Lo mau jadi buaya?""Ngaco." Sinis Kemal."Lalu?" Ines menyuap makanan ke mulutnya tapi dengan serius menatap Kemal."Manta
last updateLast Updated : 2024-11-04
Read more

Ide yang ditolak

Met baca šŸƒ__________Ines pulang berjalan kaki hingga ke rumah walau Kemal tetap mengikuti dengan mobil secara perlahan dari arah belakang. Terlihat Ines melepaskan sepatu lalu menentengnya masuk ke dalam rumah yang dibuka Keira.Kemal menghela napas seraya menyandarkan kepala pada jok mobil. Ia turunkan kaca mobil saat Keira menghampirinya."Kalian ribut?" Keira membungkuk ke arah Kemal yang tidak turun dari dalam mobil."Salah faham dikit. Mbak, gue mau pulang ke rumah Ibu malam ini.""Ibu pergi, diajak sama keluarga Minah ke Bogor, besok baru pulang. Lo mau di sini? Tidur sama Alta."Kemal malas kembali ke apartemennya malam itu, hatinya gundah."Oke, deh." Saat Kemal hendak melajukan mobilnya masuk ke garasi, Keira menahan dengan tangannya memegang bahu adiknya saat kaca belum tertutup kembali."Mal, Bapak sama Ibunya Ines ngotot mau jodohin dia. Masih dalam bahasan keluarga tanpa Ines tau, menurut lo gimana? Gue kasihan, Mal." Keira begitu sendu. Kemal sendiri hanya mengedikka
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Jauh lebih bego

Met baca šŸƒ___________Ines mengaduk kopi untuknya di pantry, beberapa perempuan datang dengan terlihat grasak grusuk. "Ya, ada apa?" Ines memegang telinga cangkir lantas berdiri menghadap ke arah lima orang staf perempuan di kantor itu."Hai, Bu Ines," sapa mereka bergantian sambil senyam senyum."Iya, kenapa? Kalian dari tadi saya lihat kayak mau tanya sesuatu tapi nggak jadi-jadi." Ines tersenyum ramah."Kita penasaran, Bu Ines ... saudara atau keluarganya Pak Reynan sama Pak Kemal?""Iya. Benar. Pak Reynan sepupu saya dan Pak Kemal adik ipar Pak Reynan. Ada apa, ya?" Ines meneguk kopi perlahan, masih panas soalnya, harus hati-hati."Oh gitu ... nggak, Bu, cuma kok Pak Kemal mendadak hari ini datang tapi bawa aspri baru, nggak pakai seleksi lagi. Ya kami mikir yang enggak-enggak jadinya, kan. Kalau ternyata benar saudara ya wajar ... tetep unsur orang dalam bermain ya, Bu," ujar salah satunya."Iya benar. Saya akui kok saya kerja jadi aspri Pak Kemal tanpa seleksi atau interview a
last updateLast Updated : 2024-11-05
Read more

Sakit apa

Met baca šŸƒ____________Satu minggu berlalu, Ines mengutak ngatik ponselnya melihat media sosial hingga merasa kesal sendiri karena jam sudah menunjukkan pukul enam pagi tapi Kemal belum datang."Nes, Kemal masih belum dateng?" Keira membuka pintu kamar yang ditempati Ines."Belum, Mbak. Tau ke mana adek iparnya Mbak Keira," tukas Ines lalu berjalan ke arah meja rias, ia meraih kunciran rambut. "Aku naik ojol aja, deh, Mbak.""Nggak mau diantar Pak Darmo, sekalian antar anak-anak sekolah.""Nggak, deh, malu. Diantarnya pake mobil mewah gitu." Ines meraih tas kerja, berjalan ke arah Keira yang menggendong anak ketiganya. "Tante kerja ya, ganteng ... nanti malem bobo di sama Tante lagi, ya." Ines menciumi pipi keponakannya lalu menyalim tangan Ines. "Mbak ke kantor?""Nggak, mau ke sekolah Alta, guru olahraganya mau jelasin teknis kompetisi renang sabtu ini. Kamu dateng, ya, support Alta. Masuk semi final dia.""Siap, Mbak. Alta keren banget, bangga aku sebagai Tante kecehnya." Ines be
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Kemal Nakal?

Met baca šŸƒ__________"You freaking me out, Kemal!" geram Ines. Kemal tertawa pelan lalu meringis karena sakit di kepalanya."Sorry, i just try to make a joke karena lo terlalu ... drama.""Drama lo bilang!" teriak Ines. Kemal memejamkan mata dengan kening mengkerut. "Lo pikir omongan lo berkualitas. Kita saling membutuhkan? Kalimat apaan itu!" Ines berjalan ke arah meja kecil kemudian membuka makanan yang ia beli. "Mendingan lo tidur dari pada keluarin kalimat nggak penting."Kemal menghela napas panjang, ide Ines benar juga toh efek obat membuatnya mengantuk.Pukul lima sore, Ines pamit pulang setelah Kemal bangun tidur. Tetapi pria itu melarang, justru meminta Ines menemaninya. Perdebatan alot kembali terjadi, Ines tidak bawa baju ganti juga peralatan mandi."Dompet gue lo pegang, kan? Beli baju dan yang lo butuh di mal, black card gue pake aja."Seketika Ines tersenyum lebar. "Boleh beli apapun?""Hm. Asal jangan lo minta dibeliin mobil atau rumah. Gue siksa lo seumur hidup jadi
last updateLast Updated : 2024-11-08
Read more

Permintaan kemal lagi?

Met baca šŸƒ__________"Yakin kamu?" Keira mencoba kembali bertanya untuk kesekian kalinya kepada Ines saat ia sedang merapikan pakaiannya untuk segera pindah dari sana. Kemal sudah keluar dari rumah sakit dan pulang ke apartemennya lebih dulu."Yakin. Mbak tenang aja, kalau Kemal macam-macam aku udah siap semprotan lada. Aman ...." Ines menutup koper kedua miliknya lalu bersiap menyeret keluar karena pak Darmo sudah menunggu di garasi."Yaudah. Kabarin kalau ada apa-apa, ya. Orang tua kamu tau?""Nanti aku bilang. Sekarang aku masih ngehindar mereka, karena setiap telepon bahas perjodohan itu. Awalnya aku, sih, yang tanya apa bener mereka ada niat begitu. Ternyata ya bener." Ines memakai tas selempang lalu pamit ke Keira yang ikut mengantar ke garasi.Reynan sudah di teras, duduk menunggu. Saat Ines pamit, Reynan berpesan untuk tetap jaga diri, bagaimana juga sebenarnya tak boleh tinggal bersama tanpa ikatan sah. Tak baik dicontoh, ya."Hati-hati, Nes," pesan Reynan. Ines mengangguk.
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status