Home / Romansa / Sukses setelah ditalak Tiga / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Sukses setelah ditalak Tiga: Chapter 81 - Chapter 90

95 Chapters

Batal!

Met baca 🌿__________Ada keterangan sedikit, ya ; - Alta punya kakak sambung 3, namanya : Cakra (17th), Biru dan Bumi (15 th). Usia Alta sendiri 14 th di kisah ini, ya. Nanti saya edit di awal bab supaya nggak rancu.Markijut, mari kita lanjut!_______"Ayah mau sampai kapan duduk di situ! Ayo ke rumah sakit!" Bhumi sudah bersiap, ia terlihat kesal karena Tomy masih duduk seperti sedang berpikir keras."Berapa usia Alta?" tanya ke Ines yang sudah berdiri di dekat pintu."Empat belas tahun. Mau sampai kapan anda duduk. Anak anda menunggu di sana!" kesal Ines. Tomy mendongak, segera ia menyambar kunci mobil lalu meminta Ines pergi duluan.Saat Ines sudah berlalu dengan mengemudikan mobil Reynan, Tomy menarik tangan Bhumi yang hendak menuju ke posisi penumpang bagian kiri depan mobil SUV mewah itu."Kamu jangan cerita ke Kakakmu," pintanya.Bhumi menyeringai, "Ayah masih ingat sama Kak Cakra? Dia udah pergi dari rumah tiga bulan, Yah! Kita cari nggak ketemu sampai Biru celaka karena n
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Kabar buruk

Met bacaaa 🌿_______"Maksud kamu apa?" Tatiana menahan air mata supaya tak jatuh sedangkan kedua orang tuanya menahan kecewa dan marah terhadap Kemal."Saya tidak bermaksud mempermainkan atau menyakiti Tatiana, Om ... Tante, tapi saya benar-benar minta maaf karena harus ambil keputusan ini." Dengan berani Kemal membatalkan acara pertunangan yang sudah empat puluh persen siap."Siapa perempuan itu, Mal?" Air mata Tatiana jatuh juga, Kemal menunduk sejenak sebelum menjawab."Ines," jawab Kemal jujur. Tatiana membungkam mulutnya, ia patah hati seketika itu juga. Namun, Kemal dan Ines sudah sepakat. Lagi pula ini menjadi cara mereka bersatu."Kurang ajar," geram Tatiana."Saya yang salah karena terlalu jauh bertindak saat kami di Surabaya, saya dan Ines--""STOP!" Tatiana mengangkat telapak tangan, ia tak mau mendengar apa-apa lagi. Ia beranjak pergi menangis berlari menuju ke kamarnya. Kedua orang tua Tatiana mengusir Kemal, ah ... yasudah lah, kesempatan baginya pergi juga.Di rumah R
last updateLast Updated : 2024-11-23
Read more

Rasa bersalah

Met baca 🌿 __________Ines duduk merenung di dalam taksi, ia kembali ke kantor sudah pukul dua siang. Tak ia dapati Kemal, staf lain mengadu jika Kemal buru-buru pergi. Saat ia mau bertanya ke Reynan, sepupunya itu terlihat sibuk bekerja. Akhirnya ia menelpon Kemal tapi tak dijawab.Pulang ke apartemen, ia melihat Kemal sudah di sana. "Kenapa nggak bilang pulang duluan?" tegur Ines sesaat setelah melepas sepatu kerja, ia letakkan di rak khusus. Kemal terlihat bingung.Ines mendekat, menangkup wajah Kemal mendongak ke arahnya. "Ada apa?""Tatiana mau coba bunuh diri."Sudah ditebak, bahkan tadi Tomy juga bilang jika Tatiana ada sifat nekat yang membahayakan dirinya sendiri."Terus?" Jemari Ines membelai pipi Kemal. Pria itu menggenggam jemari Ines yang masih menempel di wajahnya."Keluarganya minta gue tenangin Tatiana sampai ia paham kalau nggak mungkin gue nikahin dia. Tatiana tulus perasaannya ke gue, Nes, dia nikah sama Tomy karena bisnis juga menaikkan popularitas dia. Orang tuan
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Bertemu saingan

Met baca 🌿__________"Keputusan ada di kamu, Mal," ucap Ines setelahnya ia berjalan ke arah kamar. Kemal mendesah, pasti Ines kecewa.Lagi-lagi tak bisa tidur baik Kemal maupun Ines. Menjelang pagi Ines mendengar suara gaduh. Buru-buru ia keluar kamar, Kemal tampak sibuk memakai sepatu kets sambil berdiri. Masih memakai kaos dan celana panjang training untuk tidur."Mau ke mana? Masih jam tiga, Mal?" Ines menghampiri."Rumah sakit, Tatiana nggak sadar lagi. Kamu nanti ke kantor bawa mobil aku yang satunya, ada di garasi apartemen blok A, sebelah kanan. Maaf ya aku buru-buru." Kemal mengecup kening Ines sebelum pergi dari sana.Ines hanya bisa menatap nanar, tak suka sebenarnya dengan kelakuan Kemal yang malah perhatian ke Tatiana walau berlandaskan rasa bersalah.Tak mau rencana yang ia dan Kemal susun berantakan, Ines memutuskan ke rumah sakit saat jam besuk siang hari.Ines menepati janji pada dirinya sendiri, diam-diam ia menemui Tatiana di rumah sakit tanpa sepengetahuan Kemal.
last updateLast Updated : 2024-11-24
Read more

Amarah keluarga

Met baca 🌿__________Kemana Ines pergi? Semua tidak ada yang tau bahkan keluarga. Nomor HP di blok Ines semuanya. Ia duduk di bangku tunggu kereta yang akan membawanya pergi menuju bandara.Ines membawa satu koper pakaian saja, koper lainnya ia titipkan di rumah teman lamanya di Jakarta dengan alasan ia mau pergi liburan. Beruntung Ines masih membawa semua dokumen pribadi, jadi jika dirinya mau ke mana-mana tetap aman.Tatapannya lurus ke arah rel kereta, beberapa kali berdecak meratapi nasib cintanya. Sial sekali rasanya.Ia menyayangi juga mencintai Kemal, sadar betul akan hal itu. Akan tetapi tidak bisa jika ada drama baru yang membuatnya ribet. Usianya sudah mau 37 tahun, Kemal 39 tahun, seharusnya bijak saat mengambil keputusan.Beberapa kali Ines merasa apakah pilihannya pergi seperti anak kecil? Namun ia sadar setelah menelaah. Ini bukan sifat anak kecil, tapi sifat dewasa yang malas dengan keributan lalu memilih menghindari masalah. Ines hanya mau tenang menjalani hidup, le
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Tak mau bertemu

Met baca 🌿_________Tatiana hanya bisa diam saat Kemal memintanya tidak lagi berusaha menghubungi. Kemal mengakui kesalahannya sudah memilih berada di sisi Tatiana. Wanita itu meneteskan air mata, kesedihannya sengaja ditunjukkan supaya Kemal luluh karena rasa bersalah.Namun, Kemal sadar jika Tatiana seorang yang manipulatif. Hal itu pernah diingatkan Ines tapi dianggap angin lalu olehnya. Sekarang Kemal benar-benar tidak akan menoleh ke Tatiana, bahkan ia kembalikan hadiah jam tangan yang bertahun-tahun diberikan sebagai hadiah kelulusannya dari Tatiana."Tomy sudah kasih tau saya juga tentang kamu. Maaf, saya harap kamu tidak mencoba mencari atau menghubungi saya. Semoga lekas sehat." Kemal berjalan meninggalkan kamar rawat Tatiana. Wanita itu menangis histeris, menjerit, menjambat rambutnya begitu penuh emosi. Kemal tak peduli, ia terus melangkah menjauhi ruang rawat itu.Dengan setelan jas mahalnya, Kemal berjalan dengan satu tangan dimasukkan ke dalam saku dan satunya memegang
last updateLast Updated : 2024-11-25
Read more

Terus menghindar

Met baca 🌿___________Suara wajan di atas api yang menyala besar juga kesibukan lain di dapur membuat Ines ingat bagaimana Keira dulu memulai usaha catering yang dirintis dari nol hingga sukses seperti sekarang.Begitu pula ingatan Ines bagaimana awal mula pertemuan dengan Kemal yang ia anggap sombong kini justru menempati ruang hati terdalamnya.Ia berdiri, menunggu pesanan pelanggan siap sambil memeluk nampan coklat. Tiga juru masak berlomba-lomba menyelesaikan masakan untuk dihidangkan, Ines melirik ke sudut dapur, terdapat meja bahan baku yang siap diolah.Hela napas panjangnya membuat salah satu rekannya mendekat. "Ada apa?" tanyanya dengan logat melayu."Tidak ada apa-apa," jawab Ines diakhiri dengan senyuman. Satu juru masak memindahkan makanan dari wajan ke mangkok besar, Ines mendekat seraya meraih selembar tisu dapur. Dirapihkan makanan itu dari noda yang berceceran disekeliling mangkok karena juru masak buru-buru menuangkan.Ines siap membawa pesanan makanan ke meja pelan
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Pengemis dadakan

Met baca 🌿_______Di bawah guyuran hujan, Kemal terus meminta Ines pulang bersamanya. Ines yang berdiri di hadapannya terus menolak. Ines tak terkena air hujan karena berdiri di bawah atap kedai sederhana itu.Tanpa peduli tubuhnya semakin basah, Kemal membujuk. "Pulang, Nes." Kali ini suaranya bergetar pelan. Ines tetap menolak, bahkan ia meninggalkan Kemal begitu saja, Kemal tak bisa apa-apa selain pergi kembali ke hotel.Kemal berendam air hangat di bath up kamar hotel, ia merenungi kebodohannya. Kedua matanya terasa panas, ia sadar jika sedetik lagi air matanya jatuh.Benar saja, ia menangis, membungkam mulutnya dengan telapak tangan kanan. Sesakit ini melihat Ines menjadi menjauh darinya. Semenyengsarakan ini rasanya ditolak Ines yang bertahun-tahun memahami dirinya seperti apa.Apakah kali ini ia menyerah? Membiarkan dirinya menjadi bujangan tanpa mau memikirkan berumah tangga?Menjelang tengah malam, Kemal masih terjaga, ia mengusap tengkuknya saat berkutat dengan pekerjaan
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bahagia itu susah

Met baca 🌿__________"Pisah!" tegas Keira saat kedua insan itu sudah kembali ke Jakarta dan langsung menghadap Keira, Reynan dan om Wisnu."Mbakkk," rengek Kemal lemas."Apa! Mau gue tabok lo! Nggak pantes udah tua!" Sambung Keira sambil berkacak pinggang. Vinka dan Alta yang duduk di anak tangga ke lima sambil Alta memangku Daksa hanya bisa cekikikan melihat om kesayangannya diomelin mama mereka."Lo aja belum dapat restu Bapaknya Ines, masih mau minta Ines tetep tinggal sama lo!" Keira ngamuk. Reynan hanya bisa menyerahkan kuasa sidang itu ke istrinya."Gue udah suruh Bibi dan Pak Darmo beresin barang-barang Ines dari tempat lo barusan. Mereka udah jalan. Ines balik tinggal di sini. Elo ...," tunjuk Keira. "Lo datengin Bapak, lo kejar restu Bapak. Jangan pulang sebelum lo dapat restu!"Om Wisnu tak yakin hal itu terjadi. "Om temani, Mal. Om yang tau Kakak Om itu seperti apa. Kapan mau ke sana?""Sekarang, Om." Kemal tegas menjawab."Oke. Om pesan tiket pesawatnya." Segera Wisnu me
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Belanjaan manten baru

Met baca 🌿_____________Tamu kerabat dekat dan teman kerja sudah pulang sejak beberapa waktu lalu. Tak sampai lima puluh orang yang hadir. Kemal duduk sambil menikmati kopi sore yang dibuat Keira, diam menatap lurus ke tatanan taman bunga yang cantik atas tangan diri Keira."Gue tau perjuangan lo baru dimulai, tapi jangan lihatin ke Ines, kasihan dia." Keira duduk tepat di sebelah Kemal."Salah nggak sih, Mbak? Kalau jadinya begini?""Nggak ada yang salah atau benar, Mal. Udah jalannya dan yang penting lo bisa ubah pelan-pelan. Kapan berangkat bulan madunya?""Tiga hari lagi. Nyamain jadwal terbang Mas Katon, Ines mintanya gitu."Keira merangkul bahu sang adik, lalu ia bersandar pada pundak tegap Kemal. "Ibu bahagia banget. Dari tadi senyum, ketawa dan kelihatan bangga lo nikah juga, Mal. Nggak jadi perjaka tua," kekeh Keira. Kemal pun sama, kedua bahunya bergetar pelan lalu meraih jemari tangan kanan Keira."Mbak, makasih selalu marahin gue kalau gue salah langkah. Maaf lo jadi die
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more
PREV
1
...
5678910
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status